BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hal utama dalam industri jasa kesehatan yaitu pelayanan kesehatan. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan seiring dengan perkembangan dunia kesehatan. Setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian intergral pelayanan kesehatan dan menjadi bagian terdepan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit (Nurachmah, 2012). Pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit maka diperlukan manajemen keperawatan yang baik. Manajemen keperawatan merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan prokatif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi, dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan dan organisasi (Grant & Massey, 2002). Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional.
Manajer
keprawatan
dituntut
untuk
merencanakan,
mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuha keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
1
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitaian, yang bertujuan untuk meningkatan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut unutk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara unutk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Mahasiswa Program Studi D-IV Keprawatan Mataram Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI dituntut untuk dapat mengaplikasi langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang IRNA III C dengan arahan dari pembimbing lahan maupun dari pembimbing akademik. Dengan adanya praktik tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen. B. TUJUAN 1. Tujuan umum Setelah melakukan praktik Manajemen Keperawatan selama 2 minggu di Ruang IRNA III C mahasiswa di harapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip manajamen keperwatan primer dalam melaksanakan primer dalam melaksanakan Model Asuhan keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit. 2. Tujuan khusus Dalam praktik Manajamen Keperawatan di harapkan mahasiswa mampu: a. Melaksanakan pengkajian situasi instalasi rawat inap III C Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. b. Melaksanakan analisi situasi berdasarkan Analisa SWOT. 2
c. Menyususn rencana strategi oprasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional (MAKP): Ketenagaan (M1), (sarana pra sarana), (M2), metode (M3), yang terdiri dari: timbang terima, penerimaan pasien baru, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge planning, dokumentasi keperawatan. d. Plaksanaan rencana strategi oprasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional (MAKP): (1) timbang terima, (2) ronde keperawatan, (3) sentralisasi obat, (4) supervise keperawatan, (5) discharge planning, (6) dokumentasi keperawatan, (7) penerimaan pasien baru. e. Melakukan
evaluasi
pelaksaan
rencana
strategi
operasional
ruangan
berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan profesinal (MAKP): (1) Timbang trima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Sentralisasi obat, (4) Supervisi keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan, (7) Penerimaan Pasien Baru dan mutu layanan.
C. MANFAAT 1. Bagi pasien Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang optimal meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi nosocomial dan penurunan resiko jatuh pasie selama dilakukan perawatan. 2. Bagi rumah sakit Hasil laporan ini di harapkan dapat menjadi refrensi uantuk penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang mencakup timbang terima, ronde keperawatanm sentralisasi obat, supervise keperawatan, discharge planning dan dokumentasi keperawatan, 3. Bagi perawat a. Tercapinya tingkat kepuasan kerja yang optimal. b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat. d. Meningkatkan professionallisme keperawatan.
3
D. METODE PENGKAJIAN Dalam melakukan pengkajian di ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram di peroleh dengan cara: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan, inventaris ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien. 2. Wawancara Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan pasien dan proses kegiatan yang dilakukan oleh perawat. 3. Studi dokumentasi Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenaggan, dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan,prosedur tetap tindakan dan inventaris ruangan. E. PRAKTIKAN Mahasiswa Program Studi D.IV Keperawatan Poltekes Kemenkes Mataram kelompok V dan VI : 1. APRINA MIFTASARI 2. ASMANIA NURU L ASYIAH 3. HILDA APRILIA PRATIWI 4. I GEDE DARMA SATRIA UTAMA 5. MADE ANANDAM PRASETYA ADHITYA 6. MAYA PUTRI UTAMI 7. M. SYAM ADDIYAT QODRI 8. NOVITA SARI 9. NUR ITA PRATIWI 10. RISA ERDIAN 11. RIZKITA AYUADA
4
BAB II PEMBAHASAN
I.
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram A. Gambaran Umum Rumah Sakit Rumah sakit adalah jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang bersifat sosial ekonomi, yaitu usaha yang walaupun bersifat sosial namun diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan cara pengelolaan yang profesional (Hasyim, 2005). Rumah sakit merupakan instansi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya majemuk, sehingga diperlukan adanya pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap unit kerja atau bidang kerja. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri pada tanggal 31 Agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 Maret 2010 sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang terletak di Kota Mataram dengan luas lahan 20.473 m2. Rumah Sakit ini mulai beroperasional sejak Maret 2010 berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor: 163/II/2010 tentang Izin Penyelenggaraan Operasional Pelayanan. Sejak 1 Desember 2010, RSUD Kota Mataram menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), berdasarkan SK Walikota Mataram No 565/XII/2010. Pada tahun 2013 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram ditetapkan menjadi Rumah Sakit tipe B. Dengan total sumber daya manusia yang dimiliki 631 orang termasuk PNS, dan pegawai kontrak.
B. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Visi: “Rumah Sakit pilihan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang berstandar Internasional.” Misi: a. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang komprehensif, berkualitas dan profesional b. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang berkelanjutan dan berkualitas 5
c. Meningkatkan kompetensi SDM yang berdaya saing d. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan/karyawati e. Meningkatkan sarana prasarana sesuai standard RS pendidikan dan kemajuan IPTEKDOK Tujuan: a. Terwujudnya pelayanan yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) dengan mengutamakan pelanggan eksternal dan internal b. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan c. Terwujudnya pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman sumber daya manusia secara berkesimnambungan d. Terwujudnya pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang menunjang pelayanan kesehatan Motto:
Senyum
Mutu
Inovatif
Lengkap
Efisien
C. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Ruangan IRNA IIIC Visi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Adalah: Pelayanan Rawat Inap Pilihan Masyarakat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Sangat Memuaskan Yang Berstandar Internasional Misi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Adalah: a. Memberikan pelayanan yang bermutu di rawat inap dan berstandar internasional b. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di instalasi rawat inap yang berdaya saing c. Meningkatkan kerja sama antar instansi di rumah sakit umum daerah kota mataram d. Meningkatkan sarana dan prasarana di instalasi rawat inap di rumah sakit umum daerah kota mataram e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/karyawati rawat inap rumah sakit umum daerah kota mataram 6
Tujuan, instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah kota mataram a. Menciptakan kepuasan bagi semua pasien rawat inap dan karyawan rawat inap di rumah sakit umum daerah kota mataram b. Menjadi rujukan rawat inap yang bermutu di wilayah nusa tenggara barat yang berstandar internasional c. Menjadi instalasi yang memiliki tenaga kesehatan yang berkualitas profesional dan berdaya saing
7
II.
Pengkajian A. M-1 (MAN) 1. Jumlah Tenaga Keperawatan Kualifikasi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan terdapat pada tabel berikut ini Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram 2018 No
Jenis Pendidikan
Jumlah
1
S. 1 Keperawatan + Ners
4
2
S.1 Keperawatan
1
3
D.III Keperawatan
8
4
D. IV Keperawatan
2
Jumlah
15
Sumber : Data Primer 2018
Jumlah Tenaga Keperawatan
13%
27%
S1 Keperawatan + Ners S1 Keperawatan 7%
D.III Keperawatan D.IV Keperawatan
53%
Interpretasi Diagram Total tenaga kerja perawat yang ada di IRNA III C RSUD Kota Mataram adalah 15 orang dengan jumlah tenaga S1 keperawatan+Ners 4 orang (27%), s1 Keperawatan 1 orang (7%), D III Keperawatan 8 orang (53%), D IV keperawatan 2 orang (13%) 8
2. Tenaga Non-Keperawatan No Kualifikasi
Jumlah
1
Ahli Gizi
1
2
Apoteker
1
3
Ast. Apoteker
1
4
Administrasi
3
5
Cleaning Service
3
Sumber : Data Primer 2018
Jumlah Tenaga Non Keperawatan
11% ahli gizi
20%
apoteker 11%
asisten apoteker administrasi
20%
11%
cleaning service
Interpretasi Diagram Jumlah Tenaga Non Keperawatan IRNA III C RSUD Kota mataram sejumlah 9 orang dengan Jumlah Ahli Gizi 1 orang (11%), Apoteker 1 orang (11%), asisten apoteker 1 orang (11%), Administrasi 3 orang (20%), Cleanig Service 3 orang (20%)
9
3. Tenaga Medis No Kualifikasi
Jumlah
1
Dokter Jaga
6
2
Supervisor
1
Sumber : Data Primer 2018
Jumlah Tenaga Medis
15% dokter jaga supervisor 85%
Interpretasi Diagram Tenaga Medis di ruang IRNA IIIC RSUD KOTA MATARAM berjumlah 7 orang, dokter jaga berjumlah 6 orang 85% supervisor 1 orang 15% 4. Pembagian Dinas Perawat Ruang IRNA III C Tenaga
Dinas Pagi
Kepala
Libur
Siang
Malam
1
Ruanagan PP
1
1
1
1
PA
4
2
2
2
Ahli Gizi
1
-
-
-
Administrasi
1
1
-
1
Sumber : Data Primer 2018
10
Interpretasi Tabel Pembagian Dinas Perawat Ruang IRNA III C RSUD KOTA MATARAM. Kepala ruangan dinas pagi 1 orang, ketua tim masing-masing dinas pagi, siang, malam 1 orang dan libur dinas 1 orang. Perawat asosiate yang dinas pagi berjumlah 4 orang, masing-masing dinas siang dan malam 2 orang dan libur dinas 2 orang. Ahli gizi berjumlah 1 orang dinas pagi. Bagian administrasi masing-masing dinas pagi dan siang 1 orang dengan libur dinas 1 orang. 5. Masa kerja Perawat di IRNA III C Masa kerja perawat < 2 tahun 2 orang, dan yang lebih dari 3 Tahun 13 orang 6. Pengaturan ketenagaan a. Perhitungan Tenaga Menurut Depkes RI 2005 Jumlah tenaga yang diperlukan menurut Permenkes 56 Tahun 2014 Pasal 33 ayat (1) Jumlah tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf c sama dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap. Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan ruangan IRNA III C menggunakan perhitungan tenaga menurut perhitungan kebutuhan tenaga kerja metode Depkes RI 2005 Menggunakan BOR Berdasarkan Nursalam (2016) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 52 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 3ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 Ʃ 𝑇𝑇 𝑥 𝐵𝑂𝑅 42 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 40 𝑗𝑎𝑚
+ Koreksi 25% =W
Keterangan W : Jumlah Kebutuhan Perawat TT: Tempat Tidur 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 52 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 3 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 Ʃ 𝑇𝑇 𝑥 𝐵𝑂𝑅 42 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 40 𝑗𝑎𝑚 7 𝑥 52 𝑥 3 𝑥 30 𝑥 84% 42 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 40 𝑗𝑎𝑚
+ Koreksi 25% =W
11
+ Koreksi 25% =W
27516 1680
+ koreksi 25% = 16 + koreksian 25% = 20
Jadi, berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan Rumus DEPKES RI 2005
jumlah tenaga perawat di Ruang IRNA III C belum
mencukupi b. Perhitungan Tenaga Menurut Douglas Kualifikasi pasien Tingkat
Jumlah kebutuhan tenaga
Jumlah Pasien
Pagi
Sore
Malam
Ketergantungan Minimal
10
10 x 0,17 = 1,7
10 x 0,14=1,4
10 x 0,07 = 0,7
Parsial
14
14 x 0,27 = 3,78
14 x 0,15 = 2,1
14 x 0,10 = 1,4
Total
3
3 x 0,36 =1,08
3 x 0,3 = 0,9
3 x 0,20 = 0,6
6,56
4,4
2,7
7
4
3
Jumlah
Pagi
= 7 orang
Sore
= 4 orang
Malam
= 3 orang 14 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari =
86 x 14 279
=
1204 279
= 4,31 (dibulatkan menjadi 4)
Keterangan: Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang IRNA III C adalah 14 orang + 4 orang Lepas dinas + 2 orang tenaga : kepala ruangan dan wakil = 20 0rang. Jadi, berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan Rumus douglas jumlah tenaga perawat di Ruang IRNA III C belum mencukup 12
B. M2-MATERIAL: SARANA DAN PRASARANA 1. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Ruangan Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram dengan uraian denah sebagai berikut. a. Sebelah utara berbatasan Ruang CSSD b. Sebelah selatan berbatasan Ruang Poli Paru c. Sebelah barat berbatasan dengan Taman d. Sebelah timur berbatasan dengan Ruang Poli Kulit Kesimpulan : Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram berbatasan dengan, sebelah utara berbatasan dengan ruang CSSD atau ruang sterilisasi, sebelah selatan berbatasan dengan Ruang Poli Paru RSUD Kota Mataram. Kemudian sebelah barat berbatasan dengan Taman, dan sebelah timur berbatasan dengan Ruang Poli Kulit.
2. Fasilitas a. Tabel 2.1. Fasilitas untuk pasien No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Ideal
Persentase
1
Tempat Tidur
30 bed
30
0
1:1
100%
2
Meja Pasien
30 buah
30
0
1:1
100%
3
Kursi
22 buah
20
2
1:1
66,7%
4
Kursi Roda
1 buah
1
0
2-3/ruangan
50%
5
AC
6 buah
6
0
1/Kamar
100%
6
Jam Dinding
6 buah
6
0
1/Kamar
100%
7
Timbangan
2 buah
1
1
1/ruangan
100%
8
Kamar Mandi dan WC
6 buah
6
0
1/Kamar
100%
Sumber : Nursalam, 2016 Kesimpulan: Dari 8 fasilitas yang di sediakan rumah sakit untuk pasien di ruang IRNA III C ada dua fasilitas yang kurang yaitu kursi (66,7%) kurang 2 dan Kursi Roda (50%) kurang 1 untuk fasilitas yang lain sudah mencukupi
13
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan a) Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat. b) Kamar mandi perawat/WC ada 1 c) Nursing station berada berada di depan ruangan, (lokasi pos perawat atau nurse station sebaiknya tidak jauh dari ruang rawat inap yang dilayaninya sehingga pengawasan terhadap pasien menjadi lebih efektif dan efisien) d) Adanya ruang istirahat untuk perawat e) Gudang berada di sebelah nursing station. f) Ruang tindakan berada di sebelah gudang. g) Spoel Hook belum ada
c. Alat kesehatan yang tersedia di ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram Tabel 2.2. Alat kesehatan yang ada di ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Ideal
Presentase
1
Stetoskop
3 buah
3
0
2/ruangan
100%
2
Com stainless/Cucing
1 buah
1
0
2/ruangan
50%
3
Tabung O2 Mobile
1 buah
1
0
2/ruangan
50%
4
Bak instrument kecil
1 buah
1
0
2/ruangan
50%
5
Bak instrument sedang
5 buah
5
0
2/ruangan
100%
6
Tensimeter
3 buah
3
0
1:10
100%
7
Pinset anatomi
1 buah
1
0
2/ruangan
50%
8
Pinset cirugis
3 buah
3
0
2/ruangan
100%
9
Safety Box
3 buah
3
0
10
Gunting
3 buah
3
0
2/ruangan
100%
11
Bengkok
2 buah
2
0
2/ruangan
100%
12
Gelas ukur
4 buah
4
0
13
Kereta obat/Troli
5 buah
4
1
14
Klem
13 buah
13
0
15
Standar infuse
37 buah
37
0
1:1
100%
16
Ambu bag
2 buah
2
0
2/ruangan
100%
17
Tourni Quet
1 buah
1
0
14
18
Termometer digital
1 buah
1
0
5/ruangan
20%
19
Urinal
4 buah
4
0
1/ruangan
100%
20
GDS
1 buah
1
0
21
Humidifier
22 buah
22
0
22
Mortir (Penggerus Obat)
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
Sumber : Nursalam, 2016 Kesimpulan : Alat-alat medis yang tersedian di Ruang IRNA III C berjumlah 22 jenis dan terdapat 117 buah degan kondisi baik berjumlah 116 buah dan kondisi rusak berjumlah 1 buah. d. Alat Non Medis yang tersedia di Ruang IRNA III C Tabel 2.3. Alat non medis yang tersedia di Ruang IRNA III C No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Ideal
Presentase
1
Sprei
45 buah
45
0
1:1
100%
2
Sarung bantal
43 buah
43
0
1:1
100%
3
Sarung guling
61 buah
61
0
1:1
100%
4
Selimut
8 buah
8
0
1:1
5
Tempat tidur pasien
30 buah
30
0
1:1
100%
6
Lemari pasien
33 buah
33
0
1:1
100%
7
Kamar mandi dan WC
7 buah
7
0
1:5
100%
8
Kulkas obat
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
9
Meja perawat
2 buah
2
0
10
Meja computer
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
11
Kursi plastic
22 buah
20
2
1:1
66,7%
12
Kursi busa
6 buah
6
0
13
Telepon
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
14
Rak sepatu
8 buah
8
0
1:5
100%
15
Bak sampah non medis
6 buah
6
0
16
Bak sampah medis
1 buah
1
0
17
Bak sampah botol infus
1 buah
1
0
18
Ember linen
4 buah
4
0
19
Korden
55 buah
55
0
1:2
100%
15
20
Guling
8 buah
8
0
21
Hand rub
8 buah
8
0
22
Waslap
1 buah
1
0
23
Computer
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
24
Bantal
30 buah
30
0
1:1
100%
25
Wastapel
2 buah
2
0
26
Box file
5 buah
5
0
27
Kloset
7 buah
7
0
1:5
100%
28
AC
8 buah
8
0
1:5
100%
29
Kipas angin
3 buah
2
1
30
Alat pel
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
31
Troli pel
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
32
Sapu
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
33
Skop sampah
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
34
Gayung
8 buah
8
0
1:5
100%
35
Keset
14 buah
14
0
36
Sepatu boot
1 buah
1
0
37
Lemari obat
2 buah
2
0
2/ruangan
100%
38
Timbangan
2 buah
1
1
1/ruangan
100%
39
Bak cuci rambut
1 buah
1
0
40
Papan tulis/white board
3 buah
3
0
1/ruangan
100%
41
Alat pemadam kebakaran
2 buah
2
0
1/ruangan
100%
42
Pengharum ruangan
13 buah
13
0
Sumber : Nursalam, 2016 Kesimpulan : Alat non medis yang tersedia di ruang IRNA III C sebanyak 42 jenis dan jumlah seluruh alat-alat terssebut sebanyak 458 buah dengan kondisi baik sebanyak 454 buah dan dengan kondisi rusak sebanyak 4 buah.
16
e. Consumable (obat-obatan dan bahan habis pakai) f. Administrasi penunjang-RM No Nama
Ada
Tidak Ada
1
Buku Injeksi
√
2
Buku Observasi
√
3
Lembar Dokumentasi
√
4
Buku Observasi Suhu dan Nadi
5
Buku Timbang Terima
6
SOP
√
7
SAK
√
8
Buku visite
√
9
Buku Dalin
10
Leaflet
√ √
√ √
Sumber : Nursalam, 2016 Kesimpulan : Administarasi penunjang RM yang tersedia di Ruang IRNA III C adalah sebagi berikut, Buku Observasi Suhu dan Nadi, SOP, SAK, Buku Visite, dan leaflet, yang tidak tersedia adalah sebagi berikut buku injeksi, buku observasi, buku timbang terima, dan buku dalin.
17
C. M3-METODE (metode pemberian asuhan keperawatan ) 1. Penerapan pemberian asuhan keperaatan ( MPKP) Model yang diterapkan diruang IRNA IIIC adalah MPKP TIM 2. Timbang terima Timbang terima berdasarkan hasil observasi 12-14 maret 2018 timbang terima IRNA IIIC dilakukan setiap prgantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing-masing shift. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima diruang IRNA IIIC adalah terkadang timang terima dilaksanakan di nurse stations saja tanpa kunjungan ke pasien. Proses timbang terima yg efektif dan terstruktut akan memperkuat status professional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern ( Davies dan Priestly 2006) Adanya interaksi dan klarifikasi tentang timbang terima yang dilakukan terhadap pasien saat dilakukannya validasi kekamar masing-msing pasien menambah keakuratan kondisi pasien. Namun , timbang terima yang dilaksanakan diruang IRNA IIIC masih banyak membahas masalah medis dan tindakan medis yang akan dilakukan sdangkan masalah keperaatan dan tindakan keperawatan masih kurang dibahas. 3. Ronde keperawatan Ronde keperawatan belum pernah dilakukan karna keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masing-masing tim kesehatan yang terkait ronde keperawaan belum dapat dilaksanakan secara berkelanjtan padahal adanya fasilitas ruangan untuk ronde keperawatan 4. Supervise keperawatan Supervise di lakukan oleh petugas management Rumah sakit secara berkala dan kepala ruangan secara langsung melalui pengamatan terhadap pelaksanaan Tugas perawat kepala rungan mengamati pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian memberikan evaluasi kepada perawat yang bersangutan. Belum ada instrument yang tersndiri dalam melakukan supervise sehingga belum ada alat ukur yang jelas dalam kegiatan penctatan hasil evaluasi
18
5. Discharge planning Discharge planning sudah dilaksanakan tetapi pelaksanaannya belum optimal perawat ruangan memeberikan penyuluhan kesehtan pada pasien dan keuarga saat merawat pasien dan pada saat pasien pulang tanpa adanya leaflet dan terdokumentasinya didalam buku rekam medis pasien. Hal- hal yang disampaikan meliputi : obat, control, dan nutrisi. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di ruangan untuk pasien pulang, adanya kartu kontrol pulang untuk pasien, perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada pasien atau keluarga selama di rawat atau pulang tetapi pendidikan kesehatan belum terdokumentasi.
6. Pendokumentasian keperawatan Sistem pendokumentasian diruang IRNA IIIC berdasarkan SOR (source oriented record ) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehtan misalnya dokter, perawat, ahli gizi, dll. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap seperti: status nyeri, respon pasien setalah perawatan, D. M4 Money Pegawai Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram di Ruang IRNA III C, mendapatkan pendapatan dari rumah sakit yaitu gaji pokok dan pendapat tambahan dari jasa pelayanan medik seperti pendapatan Jasa Pelayanan BPJS dan Umum. Setiap bulan akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah pasien yang menggunakan jasa pelayanan medik di Rumah Sakit
19
D. M5- MUTU PELAYANAN 1. Bed Occupancy Ratio (BOR) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur). BOR menurut Huffman (1994) adalah “The ratio of patient service days toinpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indicator ini diberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Kelas III C
: 30 bed
Jumlah pasien tanggal 12 s/d 14 Maret 2018 : 26 orang pada tanggal 12 Maret 2018, 25 orang pada tanggal 13 Maret 2018 dan 23 orang pada tanggal 14 Maret 2018 Jumlah Hari Perawatan
: 55 hari
Periode perawatan : 3 hari Jumlah tempat tidur : 30 bed BOR pasien di ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram Tanggal 12 Maret 2018 No Sift
Ruang 1
Ruang 2
Ruang 3
Ruang 4
Ruang 5
Ruang 6
BOR
1
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
27/30 x 100%
0 kosong
0 kosong
0 kosong
0 kosong
1 kosong
2 kosong
= 90%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
27/30 x 100%
0 kosong
0 kosong
1 kosong
0 kosong
1 kosong
1 kosong
= 90%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
26/30 x 100%
0 kosong
0 kosong
0 kosong
0 kosong
3 kosong
1 kosong
= 86,7%
2
3
Pagi
Siang
Malam
BOR Pasien pada tanggal 12 maret 2018 = =
jumlah persentase bor setiap shift jumlah shift 90%+90%+ 86,7% 3
= 88,9 % 20
BOR pasien di ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram Tanggal 13 Maret 2018 No Sift
Ruang 1
Ruang 2
Ruang 3
Ruang 4
Ruang 5
Ruang 6
BOR
1
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
27/30 x 100%
0 kosong
0 kosong
0 kosong
0 kosong
3 kosong
0 kosong
= 90%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
23/30 x 100%
1 kosong
2 kosong
0 kosong
2 kosong
0 kosong
2 kosong
= 76,7%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
25/30 x 100%
1 kosong
0 kosong
1 kosong
2 kosong
0 kosong
1 kosong
= 83,3%
2
3
Pagi
Siang
Malam
BOR Pasien pada tanggal 12 maret 2018 = =
jumlah persentase bor setiap shift jumlah shift 90%+76,7%+83,3% 3
= 83,3 % BOR pasien di ruang IRNA IIIC RSUD Kota Mataram Tanggal 14 Maret 2018 No Sift
Ruang 1
Ruang 2
Ruang 3
Ruang 4
Ruang 5
Ruang 6
BOR
1
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
26/30 x 100%
1 kosong
0 kosong
1 kosong
2 kosong
0 kosong
0 kosong
= 86,7%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
23/30 x 100%
1 kosong
0 kosong
2 kosong
3 kosong
1 kosong
0 kosong
= 76,7%
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
5 bed
23/30 x 100%
2 kosong
0 kosong
2 kosong
1 kosong
1 kosong
1 kosong
= 76,7%
2
3
Pagi
Siang
Malam
BOR Pasien pada tanggal 12 maret 2018 = =
jumlah persentase bor setiap shift jumlah shift 86,7%+76,7%+76,7% 3
= 80,3 % BOR selama 3 hari = =
persentase bor per hari periode 88,9%+83,3+80,3 3
= 84,1% 21
Kesimpulan : Untuk perhitungan Bed Occupation Rate atau BOR untuk Jumlah hari perawatan dengan jumlah bed pasien di Ruang IRNA III C sebanyak 30 buah dalam periode selama 3 hari di dapatkan persentase Bed Occupation Rate (BOR) IRNA III C sebesar 84.1%.
2. Average Length Of Stay (AVLOS) AVLOS (average length of stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat). AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indicator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI, 2005). Jumlah hari perawatan
: 55 hari
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) : 17 orang Jumlah lama dirawat
AVLOS = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) 55
= 17 = 3,23 (dibulatkan menjadi 3) Kesimpulan : Untuk perhitungan Average Length Of Stay (AVLOS) untuk jumlah Hari sawat selama 55 hari dan jumlah pasien yang pulang atau meninggal sebanyak 17 orang dalam periode 3 hari didapatkan 3 hari. 3. Turn Over Interval (TOI) TOI (Turn Over Interval = Tegangan Perputaran). TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah disini ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Jumlah tempat tidur
: 30 bed
Periode perawatan
: 7 hari
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
: 17 orang
Jumlah hari perawatan
: 55 hari
22
TOI =
(Jumlah tempat tidur x periode)− Hari perawatan Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
=
(30 x 3)−55 17
= 2,06 (dibulatkan menjadi 2) Kesimpulan : Untuk perhitungan Turn Over Interval (TOI) untuk jumlah tempat tidur sebanyak 30 bed, periode selama 3 hari, lama hari perawatan dan jumlah pasien yang keluar atau meninggal didapatkan tempat tidur yang kosong yang kosong berkisaran 2 hari. 4. Bed Turn Over (BTO) BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran Tempat Tidur). BTO menurut Huffman (1994) adalah “the net effect of charged in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
: 17 orang
Jumlah tempat tidur
: 30 bed
BTO =
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) Jumlah tempat tidur 17
= 30 = 0,56 dibulatkan menjadi 1 Kesimpulan : Untuk perhitungan Bed Turn Over (BTO) untuk jumlah tempat tidur sebanyak 30 bed, periode selama 3 hari, dan jumlah pasien yang keluar atau meninggal didapatkan satu tempat tidur rata-rata dipakai 1 kali selama periode 3 hari.
23
5. Net Death Rate (NDR) NDR (Net Death Rate = Angka Kematian 48 jam Setelah Dirawat). NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Jumlah pasien mati ˃48 jam
: 0 orang
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
: 17 orang
Jumlah pasien mati ˃48 jam
NDR = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) x 100% =
0 17
= 0% Kesimpulan : Untuk perhitungan Net Death Rate (NDR) untuk jumlah jumlah pasien meninggal >48 jam dan jumlah pasien yang keluar atau meninggal didapatkan persentase kematian untuk >48 jam 0% selama periode 3 hari. 6. Gross Death Rate (GDR) GDR (Gross Death Rate = Angka Kematian Umum). GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Jumlah pasien mati seluruhnya
: 0 orang
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
: 17 orang
Jumlah pasien mati seluruhnya
GDR = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) x 100% 1
= 17 x 100% = 0,059% (0) Kesimpulan : Untuk perhitungan Gross Death Rate (GDR) untuk jumlah jumlah pasien meninggal seluruhnya dan jumlah pasien yang keluar atau meninggal didapatkan persentase kematian untuk pasien meninggal selurunya 0% selama periode 3 hari.
24
7. Keselamatan a.
Kejadian dekubitus
Tabel 7.1. Kejadian Dekubitus Pasien di Ruangan IRNA III C RSUD Kota Mataram
No
Nama Pasien
Skor Kejadian Dekubitus (Tanggal) 12-03-2018
13-03-2018
14-03-2018
1
Wahid
17
17
17
2
Masiah
19
19
19
3
Rina Sriati
17
17
17
4
Huriah
19
19
19
5
H Dahri
16
16
16
6
Saat
19
19
19
7
Ahmad Alus
20
20
20
8
Rosdiana
20
20
20
9
Ayunah
20
20
20
10
Ahmad muliadi
20
20
20
11
Sahra
20
20
20
12
Suyatni
20
20
20
13
Nursilam Ali
18
18
-
14
Nyoman sari
19
19
19
15
Haryanto
18
18
18
16
Devina
15
15
15
17
Zainudin
20
20
20
18
Sahuri
18
18
18
19
Ahmad rosidi
20
20
20
20
Arifin
19
19
19
21
Sahdi
18
18
18
22
Sinrang
16
16
-
23
Raedatun
20
20
20
24
Alif
13
13
-
25
Mahnep
8
8
8
25
26
Sholeh
10
10
10
27
Saodah
12
12
12
28
Muhnan
20
20
20
Keterangan: Nilai maksimum = 20 Nilai minimum = 5 Pasien berisiko dekubitus jika nilai < 14 No
Variabel
Tanggal 12-03-2018
1
Jumlah Kejadian
13-03-2018
14-03-2018
0
0
0
3
3
3
Dekubitus 2
Jumlah Pasien berisiko terjadi dekubitus
Jumlah kejadian dekubitus
Angka Kejadian Dekubitus = Jumlah pasien berisiko terjadi dekubitus x 100% 0
Angka Kejadian Dekubitus = 3 x 100% = 0% Interpretasi Tabel: Dari hasil pengamatan tanggal 12-14 Maret 2018 jumlah pasien yang di rawat di IRNA III C RSUD Kota Mataram sebanyak 28 pasien dengan angka Kejadian Dekubitus sebesar 0%
26
b. Kejadian Flebitis Kejadian Flebitis Pasien Di Ruangan IRNA III C RSUD Kota Mataram
No
Nama Pasien
Skor Kejadian Flebitis (Tanggal) 12-03-2018
13-03-2018
14-03-2018
1
Wahid
1
1
1
2
Masiah
1
1
1
3
Rina Sriati
1
1
1
4
Huriah
1
1
1
5
H Dahri
1
1
1
6
Saat
1
1
1
7
Ahmad Alus
2
2
2
8
Rosdiana
0
0
0
9
Ayunah
0
0
0
10
Ahmad muliadi
0
0
0
11
Sahra
0
0
0
12
Suyatni
0
0
0
13
Nursilam Ali
0
0
-
14
Nyoman sari
0
0
0
15
Haryanto
0
0
-
16
Devina
0
0
0
17
Zainudin
0
0
0
18
Sahuri
0
0
0
19
Ahmad rosidi
0
0
0
20
Arifin
0
0
0
21
Sahdi
0
0
0
22
Sinrang
0
0
-
23
Raedatun
0
0
0
24
Alif
0
0
-
25
Mahnep
0
0
0
26
Sholeh
0
0
0
27
Saodah
0
0
0
27
28
Muhnan
3
3
3
Keterangan: 0
= Tidak ada tanda Flebitis
1-2
= Tahap awal flebitis
3-4
= Awal Tromboflebitis
5
= Stadium lanjut tromboflebitis
Kejadian Flebitis = 8 pasien Berisiko terkena Flebitis = 28 pasien
No
Variabel
Tanggal 12-03-2018
13-03-2018
14-03-2018
1
Jumlah Kejadian Flebitis
8
8
8
2
Jumlah Pasien berisiko
28
28
28
terjadi Flebitis
Jumlah kejadian flebitis
Angka Kejadian Flebitis = Jumlah pasien berisiko terjadi dekubitus
x 100%
8
Angka Kejadian Flebitis = 28 x 100% = 28,57%
Interpretasi Tabel: Dari hasil pengamatan tanggal 12-14 Maret 2018 jumlah pasien yang di rawat di IRNA III C RSUD Kota Mataram sebanyak 28 pasien dengan angka Kejadian Flebitis sebesar 28,57%
28
8. Kepuasan Pasien
No
Tingkat Kepuasan
1
Sangat puas
8
2
Puas
14
3
Tidak puas
2
4
Sangat tidak puas
0
Tingkat kepuasan = Sangat Puas =
Puas =
14 24
Jumlah pasien
8 24
Jumlah Pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan Jumlah pasien yang dilakukan survei pada periode tertentu
x 100% = 33,33%
x 100% = 58,33%
Tidak Puas =
2 24
x 100% = 8,33%
Sangat tidak Puas =
0 24
x 100% = 0%
Diagram tingkat kepuasan pasien di ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram 8%0%
Sangat Puas
33%
Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas
59%
29
x 100%
Interpretasi Tabel: Dari hasil survey menggunakan kuesioner kepuasan pasien dengan responden sebanyak 24 orang di dapatkan hasil 59% pasien merasa puas dengan mutu pelayanan Ruangan IRNA III C RSUD Kota Mataram dan 33% pasien merasa sangat puas, 8,33% pasien tidak puas dan 0% pasien merasa sangat tidak puas.
30
9. Kecemasan pasien selama di rawat di Rang IRNA III C
No
Variavel
1.
Jenis Ringan
sedang
Berat
Tidak Cemas
Kecemasan
7
0
0
16
Total
7
0
0
16
Jumlah pasien Cemas
Angka kecemasan = Jumlah pasien yang di Rawat x 100%
Ringan =
Sedang =
Berat =
o 23
7 23
0 23
x 100% = 30,43%
x 100% = 0%
x 100% = 0%
Tidak Cemas =
16 23
x 100% = 69,56%
Diagram Tingkat Kecemasan pasien di Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram Ringan
sedang
berat
tidak cemas
30% 0%
70%
0%
31
Interpretasi Tabel: Dari hasil survey menggunakan kuesioner kepuasan pasien dengan responden sebanyak 23 orang cemas di Ruangan IRNA III C RSUD Kota Mataram di dapatkan hasil 70% pasien merasa tidak cemas dan 30% pasien merasa cemas rigan,0% pasien merasa cemas sedang dan 0% pasien merasa cemas berat. E. M6 – MESIN Tabel 6.1 Daftar Mesin Yang berada di Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak
Ideal
Presentase
1
EKG
1 buah
1
0
1/ruangan
100%
2
Suction
1 buah
1
0
2/ruangan
50%
3
Syring pump
9 buah
9
0
4
Infuse pump
7 buah
7
0
5
Nebulizer
3 buah
3
0
6
Oksimetri
1 buah
1
0
Kesimpulan : Jumlah mesin elektrokardiogram atau mesin rekam jantung sebabyak 1 buah dengan kondisi baik, ideal 1 mesin per ruangan persentase 100%. Jumlah Mesin Suction sebanyak 1 buah dengan kondisi baik, idealnya 2 buah per ruangan persentase 50%. Jumlah Mesin Syringe Pump sebanyak 9 buah dengan kondisi baik, idealnya . Jumlah Mesin Infuse Pump sebanyak 7 buah dengan kondisi baik, idealnya . Jumlah Mesin Nebulizer sebanyak 3 buah dengan kondisi baik, idealnya. Jumlah Mesin oksimetri sebanyak 1 buah dengan kondisi baik, idealnya. Tetapi tidak ada ruangan khusus untuk alat kesehatan.
32