Penatalaksanaan 1. Menghindari alergen spesifik 2. Pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani telah diketahui berkhasiat dalam menurunkan gejala alergis 3. Terapi topikal dapat dengan dekongestan hidung topikal melalui semprot hidung. Obat yang biasa digunakan adalah oxymetazolin atau xylometazolin, namun hanya bila hidung sangat tersumbat dan dipakai beberapa hari (< 2 minggu) untuk menghindari rinitis medikamentosa. 4. Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala sumbatan hidung akibat respons fase lambat tidak dapat diatasi dengan obat lain. Obat yang sering dipakai adalah kortikosteroid topikal: beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason, mometason furoat dan triamsinolon. 5. Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida yang bermanfaat untuk mengatasi rinorea karena aktivitas inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor. 6. Terapi oral sistemik a. Antihistamin Anti histamin generasi 1: difenhidramin, klorfeniramin, siproheptadin. Anti histamin generasi 2: loratadin, cetirizine b. Preparat simpatomimetik golongan agonis alfa dapat dipakai sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin. Dekongestan oral: pseudoefedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin. 7. Terapi lainnya dapat berupa operasi terutama bila terdapat kelainan anatomi, selain itu dapat juga dengan imunoterapi Konseling dan Edukasi Memberitahu individu dan keluarga untuk: 1. Menyingkirkan faktor penyebab yang dicurigai (alergen). 2. Menghindari suhu ekstrim panas maupun ekstrim dingin. 3. Selalu menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani. Hal ini dapatmenurunkan
gejala alergi. Pemeriksaan penunjang lanjutan Bila diperlukan, dilakukan: 1. Uji kulit atau Prick Test, digunakan untuk menentukan alergen penyebab rinitis alergi pada pasien. 2. Pemeriksaan radiologi dengan foto sinus paranasal.