Semar Semayaning Aji

  • Uploaded by: Taranderi Arasy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Semar Semayaning Aji as PDF for free.

More details

  • Words: 7,948
  • Pages: 49
5 SEMAR SEMAYANING AJI Taranderi Arasy

Sudah hampir satu tahun Semar dengan ketiga anaknya tinggal dalam gubuk kecil yang dibangun sekedarnya mengahadap ke arah timur dan terletak dua ratus meter dari pintu gua. Tidak ada yang luar biasa dari penampakan gubuk kecil di bawah naungan pohon-pohon dan telah berumur ratusan tahun. Hanya beberapa tombak dari gubuk terdapat sungai kecil yang mengalir ke arah selatan. Suasana sekitar pondok hening dan hanya sesekali dipecahkan oleh riangnya suara burung-burung berkicau yang saling berkejaran di antara pepohonan. Gareng dan Petruk diam saja mendengar keluhan Bagong yang terus mempermasalahkan rasa lapar dan serangan nyamuk. Bagong yang sesekali mengelus dan menekan perutnya tampak gelisah dan mencoba mengingat-ingat apa yang mungkin dapat diolah dan menjadi makanan dengan cepat. Sebenarnya semua bahan makanan sudah disiapkan untuk kebutuhan satu bulan. Masalah yang dihadapi Bagong hanya rasa malas untuk mengambil air, menyalakan api dan memasak. Seperti layaknya sifat 168

manusia pada umumnya, keengganan untuk berbuat sesuatu menjadi tumbuh semakin besar ketika manfaat dari hasil pekerjaan akan dinikmati orang lain yang tidak ikut menyumbangkan sesuatu. Di sisi lain, Gareng dan Petruk yang mengenal dengan baik sifat kakaknya yang tidak tahan lapar hanya diam dan berpura-pura tidur menunggu gerakan Bagong selanjutnya. Dengan kesal Bagong mengambil beberapa potong ayam ungkep, ubi, dan peralatan lainnya untuk mulai memasak. Gareng dan Petruk saling berpandangan dan tertawa kecil kemudian kembali berpura-pura tidur. Tidak terlalu lama, aroma ayam goreng dan ubi rebus mengalir memenuhi ruang tengah ke tempat mereka beristirahat. Semar yang sejak semula memperhatikan perilaku ketiga anaknya beranjak menghampiri Bagong yang masih tampak bersungut-sungut menyiapkan ayam goreng dan ubi rebus di atas tikar rotan. Semar bersila di atas tikar di depan piring yang sudah terisi ayam goreng dan ubi rebus. Gareng mencolek lengan Petruk untuk memberi tanda waktu serangan sudah dapat di mulai. Petruk yang berpura-pura mengucek-ucek kedua matanya beranjak mendekati kakak dan bapaknya yang baru mulai makan. Gareng dengan terpincang pincang mengikuti di belakang

169

Petruk sambil memuji harumnya masakan Bagong yang sudah membuatnya terbangun. Keduanya terkejut ketika tidak ada bagian makanan yang dipersiapkan untuk mereka. Gareng yang tidak mampu menahan hatinya segera menyebut Bagong sebagai manusia pelit dan tidak memiliki perasaan kebersamaan. Bagong diam saja. Diapun mengenal sifat kedua adiknya yang jauh lebih malas darinya dan hanya ingin mendompleng untuk memperoleh manfaat dari orang lain. Dengan rasa kecewa terhadap sikap Bagong, akhirnya keduanya tenggelam dalam kegiatan masak-memasak dengan berbagai kemudahan karena api sudah menyala dan air sudah tersedia. Bagong hanya diam saja mendengarkan Gareng yang terus mengatakan dirinya tidak mampu berfikir efektif dan efisien karena harus mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan satu kali menjadi dua kali pekerjaan. Semar mengeluarkan suara batuk kecil agar Gareng menghentikan ucapan yang terus memojokkan Bagong. Gareng diam sejenak dan kembali mengatakan bahwa Bagong tidak sayang kepada kedua adiknya sendiri. Dengan menahan rasa geli terhadap perilaku ketiga anaknya, Semar menjelaskan pentingnya bergotongroyong antara ketiganya untuk memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Selain itu, gotong royong akan melatih 170

satu keluarga untuk bekerja sama dan terus bekerja sama dengan sesama anggota masyarakat. Kerjasama antar sesama manusia akan menghindarkan fitnah dan tindakan keji lainnya, yaitu ketika semua berfikir dan bekerja bersama-sama secara terbuka dan bertanggung jawab. Semar menambahkan bahwa gotong royong bukan hanya sekedar bekerja sama dalam ukuran badaniah, akan tetapi juga bersama-sama memikirkan satu tujuan dan mampu merasakan kepedihan dan kebahagian bersama. Sedangkan distribusi manfaat yang diperoleh akan ditentukan oleh hak dan tanggung jawab masing-masing pelaku gotong royong Entah mengerti atau tidak, ketiganya mengangguk angguk dan mengiyakan ucapan Semar. Bagong mengangguk angguk karena memang dia tidak mengerti sepenuhnya dengan ucapan Semar yang terlalu panjang dan rumit. Sedang Gareng mengangguk dan mengiyakan bermaksud agar Semar segera berhenti berbicara dan tidak lagi ikut mencampuri masalah anak muda. Petruk mengangguk dan mengiyakan hanya sekedar untuk mempertahankan kepercayaan Semar bahwa dia adalah satu-satunya orang yang memahami seluruh ucapan Semar. Sedangkan sisanya merupakan konsesi kemerdekaan untuk berbuat salah, yang dianggap sebagai atribut kepercayaan yang dapat disiasati. Baginya, kepercayaan yang lahir dari keyakinan manusia terhadap 171

manusia lainnya merupakan modal dasar bagi setiap tindakannya. Kepercayaan manusia kepada manusia tidak bersifat mutlak dan memiliki berbagai variable yang perubahannya mungkin akan menghasilkan berbagai keuntungan bagi diri sendiri. Bagong semakin tidak mengerti ucapan Semar yang mengatakan tumbuhnya gotong royong dalam diri pribadi harus di bangun diatas kerangka fikiran yang selalu berusaha mengingat dan menghargai keberadaan manusia lainnya. Ingatan inilah yang akan menjadi ikatan batin dari satu manusia kepada manusia lainnya dan berkembang menjadi ikatan batin dari satu masyarakat kepada masyarakat lainnya. Pada akhirnya, gotong royong akan menjadi ikatan nurani manusia dalam satuan bangsa dan umat manusia. Semar menutup pembicaraan tentang gotong royong dengan menyebut nama Yang Maha Kuasa sebagai perlambang ketidakberdayaan manusia terhadap kekuasaan tuhan. Kekuasaan tuhan sebagai Yang Maha Pengatur tergambar dengan jelas dari perilaku alam semesta yang mengandung begitu banyak perubahan dan perkembangannya. Semar memandangi sisa tulangtulang ayam dan kulit ubi yang sedang dikumpulkan oleh Bagong. Bagong hanya mampu mencerna keberadaan tuhan sebagai suatu keseharian yang tidak dapat ditolak oleh 172

manusia. Baginya, tuhan telah menjalankan dan menyempurnakan tugas penciptaan yang selanjutnya merupakan tugas manusia sebagai bakti untuk menjaga perjalanan dan kesempurnaan alam semesta. Tuhan tidak marah dengan kehancuran alam oleh umat manusia. Alam yang dibentuk dan sarat dengan janji tuhan akan menghancurkan manusia sebagai bagian dari janji tuhan itu sendiri. Kiamat kecil atau kiamat besar merupakan mekanisme alam untuk menghancurkan kezaliman manusia. Kezaliman yang lahir dari sikap perilaku manusia yang sombong, hianat dan berlebihan. Pemahaman terhadap upaya manusia untuk bergotong-royong di jalan kezaliman akan mempercepat manusia mencapai kebinasaannya. Ketidakpedulian Bagong yang berperut buncit membundar menjadikan dirinya seolah-olah memahami dengan pasti perihal iman akan hari akhir dalam penjabaran pikiran manusia yang penuh daya upaya. Gareng yang terus melirik ke arah Bagong tidak mampu menyelami apa yang sedang difikirkan oleh kakaknya. Pemikiran Bagong menjadi sulit diterka setelah perutnya menjadi kenyang. Kesederhanaan cara berfikir Bagong menjadi sedemikian sederhananya dan terpecah ke dalam butiran halus dalam setiap aliran darah untuk kemudian membangkitkan rasa kantuk yang tidak tertahankan. 173

Bagong sudah tertidur pulas di samping Semar. Tinggal Gareng dan Petruk yang termangu-mangu dalam kekosongan bobot kepentingan yang hancur lebur oleh nasehat ayahnya. Petruk meragukan keyakinan akan utuhnya kepercayaan Semar terhadap semua yang telah dan yang akan dilakukannya di kemudian hari. Petruk merasa Semar sudah tidak dapat lagi dijadikan sebagai batu loncatan untuk mendekati pejabat-pejabat istana. Artinya, dengan menurunnya kepercayaan Semar sedikit banyaknya akan menurunkan perolehan manfaat yang bisa diperoleh dari istana. Petruk memandang bergantian tubuh Semar dan Bagong yang berbaring miring seperti orang berbaris. Kedua kakinya dilipat sampai pahanya hampir menempel di bawah perutnya. Petruk menjadi tidak sabar menunggu waktu datangnya pagi untuk membicarakan konsep barunya tentang keunggulan pribadi dalam bekerja. Gareng yang merasa geli melihat Petruk berkalikali tenggelam dalam lamunan dan melirik kearah Semar dan Bagong, perlahan bergeser mengendap endap untuk mengagetkan Petruk. Ular ... ular, Teriak Gareng sambil melemparkan lilitan kain kepala yang dibentuk seperti ular kepada Petruk. Seketika Petruk meloncat terus berlari sambil menengok ke belakang. Gareng terpingkal-pingkal melihat reaksi adiknya pontang-panting berlari ke luar 174

kamar. Semar yang juga terbangun akibat jeritan Gareng menatap anaknya yang berusaha menahan tawanya. Semar beranjak ke luar kamar terus bersila di beranda gubuk sambil memperhatikan arah mulut gua. Dibiarkannya minuman jahe panas yang disuguhkan Gareng tetap ditempatnya. Tampak jelas perilaku Gareng yang berusaha meminta maaf dan menyenangkan hatinya agar tidak marah. Dalam suasana seperti ini Bagong, Gareng, Petruk tidak berani duduk di samping atau di hadapan Semar. Lama Semar terdiam sambil tetap memandang ke arah mulut gua. Semar menjelaskan kepada ketiga anaknya perihal ketentuan manusia yang dilarang untuk mengejutkan orang lain. Keterkejutan akan berakibat menghilangkan ingatan manusia kepada tuhannya walaupun hanya sejenak. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa keterkejutan akan memutus ketenangan manusia yang diwajibkan berfikir secara tenang dan bersahaja. Terputusnya ingatan manusia terhadap tuhan dan terputusnya ketenangan manusia akan memudahkan iblis memasuki relung hati manusia. Sedikit manusia yang menyadari bahwa akal dan pikiran manusia dianugerahkan tuhan kepada manusia agar manusia mampu membentengi diri dari godaan setan. Dalam keadaan terkejut manusia akan mudah menjadi takut, berani, sedih, senang, dan perasaan lainnya yang 175

bercampur aduk dan membuat manusia tidak mampu berfikir untuk waktu sejenak atau beberapa lama. Jin dan setan akan membuat manusia terkejut ketika secara tiba-tiba mereka muncul dalam pandangan manusia. Alangkah baiknya dalam keadaan seperti itu manusia dengan tenang menyebutkan kebesaran tuhan. Umumnya manusia dengan seketika akan menjeritkan kata-kata setan atau hantu, lalu lari terbirit-birit untuk menghindarinya. Keterkejutan akan menunjukkan kualitas kepercayaan manusia terhadap tuhannya dan atau ketenangan manusia dalam menghadapi masalahnya. Keterkejutan manusia sepenuhnya merupakan hak badaniah manusia yang dengan cepat meningkatkan kemampuan inderawi setinggi mungkin dan berujung kepada terlambatnya fikiran untuk mengarahkannya. Cara berfikir tenang lebih sering dilahirkan oleh kemampuan inderawi yang mengantarkan informasi ke dalam akal dan fikiran secara sederhana, bertahap, dan disertai oleh pemusatan fikiran yang tinggi. Sebaliknya keterkejutan akan menghancurkan pemusatan pikiran dengan mengabaikan tahapan penyampaian informasi yang mampu diterima indera dan akal manusia. Petruk semakin merasa tersudut mendengar penjelasan Semar tentang keterkejutan yang menentukan kualitas iman manusia. Bagaimana mungkin dirinya mampu membuat Semar kembali menaruh kepercayaan 176

yang besar setelah melihat dirinya pontang-panting sangking terkejutnya. Diliriknya Gareng yang dianggapnya telah merugikan dan merusak kepercayaan Semar terhadap dirinya. Gareng membalas lirikan Petruk sambil sedikit mencibir dan kembali berpura-pura mendengarkan petuah ayahnya. Tidak pernah disadari oleh Gareng bahwa kebiasaan berpura-pura telah menutup dan menghalangi kemampuan inderawiah untuk mencapai ketenangan sejati yang begitu didambakan manusia. Kenampakan sejati dari ketenangan dipancarkan oleh jiwa dan ditampilkan oleh tubuh dan akal fikiran yang dengan sadar mampu bergerak cepat sebagai reaksi terhadap keniscayaan alam. Keterkejutan merupakan salah satu cara alam untuk membangkitkan kemampuan maksimal manusia untuk berfikir dan bertindak dengan cepat dalam menghadapi perubahannya. Keterbatasan akal dan fikiran manusia ditunjukkan oleh bagaimana manusia mensikapi perasaan terkejutnya dan kemampuan untuk berserah diri kepada kuasa tuhan Yang Maha Gaib. Batas akhir rasionalitas manusia sekaligus merupakan titik awal batas wilayah kekuasan gaib. Tidak ada satupun upaya manusia yang mampu memikirkan rasionalitas kegaiban tanpa kehendak Yang Maha Kuasa. Hanya penyerahan diri sepenuhnya kepada ketetapan tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan pintu masuk bagi manusia untuk 177

masuk dan mengenali wilayah kegaiban alam semesta yang merupakan janji tuhan. Ketidakpastian alam semesta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ketidakpastian alam yang semula hanya dibentuk berdasarkan peluang binom dalam penciptaan mahluk yang berpasangan, berkembang dengan cepat ke dalam sekian banyak kombinasi kemungkinan yang tidak mampu difikirkan manusia di jamannya. Bagaimana mungkin alam semesta menjadi terbatas dalam sebatas asumsi, sedangkan tuhan menciptakan manusia dengan fikiran merdeka yang terus berkembang untuk mempelajari kekuasaan-Nya. Ruang semesta merupakan perkara gaib sebagaimana jika membayangkan hamparan bima sakti dan berbagai bima sakti yang terikat satu sama lainnya. Akal fikiran manusia hanya mampu mengasumsikan ruang dan waktu dalam sifat yang terbatas. Tidak pernah terfikirkan oleh kebanyakan manusia bahwa sesungguhnya asumsi adalah upaya manusia membatasi pemikiran mereka sendiri karena ketidakmampuannya untuk mengetahui perubahan alam semesta. Kegaiban waktu hanya mungkin dapat dicerna oleh manusia ketika mendapati dirinya masih hidup pada keesokan harinya atau puluhan tahun kemudian. Rasionalitas manusia yang hanya didasarkan pada sistem operasi jika, dan, atau, serta jika hanya jika akan 178

membatasi fikiran manusia itu sendiri ke dalam kegaiban alam semesta. Dengan segala keyakinan yang penuh kesombongan, kegaiban yang meliputi perkara yang belum dapat dibuktikan akan digolongkan oleh manusia ke dalam cara berfikir irasional. Kesombongan manusia yang sebagian besar memuja rasionalitas akan mengatakan manusia yang meyakini irasionalitas sebagai kelompok yang sesat dan merugi. Tidakkah mereka menyadari bahwa keyakinan yang disombongkan hanya merupakan hasil dari kemampuan untuk membatasi peluang yang kemudian dimutlakkan ke dalam postulat. Celakanya kesombongan manusia yang terbentuk dari keyakinan hidup, secara perlahan dan tidak terasa akan menurunkan derajat tuhan pencipta alam ke dalam tuhan-tuhan baru. Begitu banyak postulat yang satu persatu rubuh dan tidak pernah teringat lagi oleh manusia. Tidak disadari oleh manusia bahwa tuhan Yang Maha Pencipta telah memberikan rejeki dan rahmatnya bagi kehidupan dan perikehidupan manusia. Rejeki yang diperoleh manusia sejak awal kehidupannya dimulai dari diberikannya pemikiran sederhana kepada seorang bayi untuk mendapatkan makanan dan penjagaan. Bagaimana mungkin seorang yang tumbuh menjadi pemikir besar mampu menjelaskan keniscayaan ibu bapak mereka yang tiba-tiba menjadi sayang kepada bayi mereka yang baru dilahirkan. 179

Ketidakberdayaan manusia menjadi semakin lengkap ketika terbukti bahwa manusia dapat hidup dan bertahan hidup karena ada kepastian yang diberikan tuhan. Selanjutnya untuk membuktikan kemulyaan manusia dibanding mahluk lainnya adalah bagaimana manusia berfikir untuk memecahkan masalah yang bersumber dari ketidakpastian hidup. Setiap manusia yang hidup di dalam masyarakatnya wajib untuk memahami empat hal, sambung Semar sambil menatap wajah ketiga putranya bergantian. Pertama, setiap manusia wajib untuk terus menerus belajar selama hidupnya. Pengetahuan yang satu dan pengetahuan lainya akan saling terkait dan membentuk sistem yang mampu meningkatkan dan menurunkan kepentingan manusia. Pengetahuan untuk meningkatkan kepentingan akan bertemu dengan pengetahuan untuk menurunkan kepentingan pada satu titik optimal, dimana manfaat yang diperoleh akan lebih besar tanpa menimbulkan kemudharatan yang berarti dalam satu periode waktu tertentu. Meskipun pengetahuan seringkali memanipulasi kebutuhan yang sesungguhnya, meningkatnya kemampuan akal untuk mempelajari perilaku alam semesta akan menjadikan manusia semakin bertambah arif. Selanjutnya meningkatnya kearifan akan diiukuti oleh peningkatan kesantunan perilaku kesehariannya. Sampai pada pemahaman seperti ini, kearifan yang tinggi 180

akan menghindarkan manusia dari cengkeraman nafsu yang akan mewujud di dalam keseharian perjalanan hidupnya. Semar bergerak membelakangi ketiga putranya. Kesedihannya semakin menjadi-jadi jika mengingat kelakuan ketiga anaknya yang hampir tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Kewajiban manusia yang kedua adalah bekerja di jalan yang tidak melanggar peraturan agama, budaya, dan negara. Penerapan peraturan agama, budaya, dan negara di dalam bekerja akan menghindarkan diri dari timbulnya kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat, Lanjut Semar sambil tetap membelakangi ketiga putranya. Peraturan agama berfungsi mengatur pembentukan dasar pemikiran dan perasaan manusia sebagai bagian dari alam. Dengan berpegang teguh kepada peraturan agama, seseorang yang beragama tidak akan pernah kehilangan pegangan ketika berbagai masalah keseharian datang menghancurkan perasaan dan pemikirannya. Dengan demikian, seorang yang beragama akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bangkit kembali dari kehancuran pemikiran dan perasaannya dibandingkan dengan orang yang tidak beragama. Tanpa sadar Bagong menatap wajah Semar dengan mulut terbuka. Tidak diketahui dengan pasti tentang ucapan Semar yang mana yang tidak dia mengerti. Hanya 181

saja penjelasan yang panjang membuat dirinya kesulitan untuk mencerna dengan baik. Apakah seorang manusia perlu berbagai alasan untuk kembali bangkit dari kehancurannya pak ? Tanya Petruk yang melihat celah untuk bertanya, sekaligus untuk mencairkan perasaan kaku di antara mereka. Semar tidak langsung menjawab. Dipandangi ketiga putranya bergantian seolah ingin menakar kemampuan ketiga dalam mencerna perkataanya. Sebenarnya yang menentukan seseorang mampu bangkit kembali dari kehancurannya hanya ditentukan oleh kekuatan kepercayaan diri sendiri. Banyak alasan yang dapat dipakai manusia untuk kembali bangkit dari kehancurannya. Masalahnya apakah suatu alasan akan cukup memberi motivasi bagi seseorang untuk bangkit kembali jika tidak terdapat rasa kepercayaan yang memadai untuk menjadikan alasan tertentu sebagai tonggak kebangkitannya. Kehancuran pikiran dan perasaan hanya terjadi ketika seseorang kehilangan keyakinannya terhadap berbagai perhitungan inderawiah di kepalanya. Semakin tinggi kekuatan keyakinan seseorang akan perhitungannya, akan semakin berat baginya untuk kembali bangkit dari kehancurannya. Tingginya kekuatan keyakinan seringkali menipu dan membuat manusia lengah dalam kesempurnaannya. 182

Keyakinan yang berlebihan akan membuat manusia merasa sebagai mahluk yang sempurna, sebaliknya dengan semakin tingginya kepercayaan manusia terhadap agamanya akan membuat seseorang merasa tidak berdaya dan selalu terarah untuk berbuat yang lebih baik. Ketidaktahuan dan kesombongan manusia yang meletakkan keyakinan pemikiran dan perasaan sebagai kepercayaan, telah meninggalkan kepercayaan agamanya di dalam ruang terkunci dan meletakkan anak kucinya ditempat yang tidak mudah untuk diingat. Pembentukan rasa kepercayaan kepada tuhan akan membantu manusia melatih kepercayaan manusia untuk mamahami kejadian kejadian alam yang dihadapi dalam kesehariannya. Sampai suatu batas tertentu dalam pemikiran manusia, hanya kekuatan kepercayaan manusia yang mampu membimbing keyakinan pemikiran manusia untuk memberi tanda di dalam ruang pemikiran yang tidak tercerna sebelumnya. Kali ini tidak hanya Bagong yang membiarkan mulutnya ternganga, bahkan Gareng dan Petrukpun membiarkan mulutnya ternganga sambil kedua matanya tidak berkedip mendengar penjelasan Semar yang semakin sulit dimengerti. Semar tersenyum melihat perilaku ketiga anaknya. Semakin geli hatinya membayangkan sikap dan perilaku Petruk dan Gareng yang merasa lebih pandai dari Bagong, yaitu ketika mereka mengetahui bahwa kepandaian dan kebodohan 183

akan tampak sama di dalam pemahaman yang tidak pernah dikenali sebelumnya. Keyakinan terhadap pemikiran dan perasaan yang baik hanya lahir jika disertai oleh kepercayaan yang lahir dari kepercayaan terhadap tuhannya. Dalam prosesnya, perhitungan manusia yang menghasilkan keyakinan pemikiran akan memberi peluang terjadinya kegagalan pemikiran yang bersumber pada keterbatasan manusia. Dengan demikian seseorang dapat menghindarkan terjadinya pemutlakan pemikiran dalam pembentukan keyakinan melalui ingatan akan lemahnya dan kecilnya manusia di hadapan tuhan. Disinilah letaknya kewajiban manusia untuk terus belajar, Sambung Semar menjelaskan keterkaitan antara kewajiban manusia yang pertama dengan yang kedua. Dengan terus belajar maka manusia tidak akan terjebak dalam pembentukan kepercayaan yang membungkus perhitungan dari pemikiran dan perasaan yang salah dan selalu salah. Tampak Bagong mengangguk-angguk seolah sudah mengerti dengan apa-apa yang dijelaskan oleh Semar. Anggukan kepalanya baru terhenti ketika dilihatnya Petruk dan Gareng memandang geli kearahnya. Bagong sudah mulai mengerti pak, cetus Bagong rikuh sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Seketika Gareng dan Petruk terpingkal-pingkal melihat raut wajah Bagong 184

yang sama sekali tidak memancarkan sebuah pengertianpun. Semar balas mengangguk sambil menanyakan sampai sejauhmana pengertian Bagong terhadap penjelasannya. Bagong menjelaskan bahwa seseorang akan memutlakkan pemikiran dan perasaannya jika kepercayaan terhadap tuhan rendah. Semar membenarkan penjelasan Bagong sambil terus menanyakan pendapat Petruk dan Gareng. Dengan cepat Petruk menjawab bahwa keyakinan manusia akan tumbuh sejalan dengan perkembangan pemikirannya. Berbagai perhitungan pemikiran akan banyak membantu manusia memecahkan masalah yang dihadapi dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Sampai pada situasi tertentu, yaitu pada saat perhitungan pemikiran tidak mampu lagi menjawab permasalahan manusia, maka kepercayaan akan membantu pemikiran membuat berbagai ekstrapolasi kemungkinan yang didasarkan pada pendekatan intuitif. Pada saat seperti ini, manusia akan memerlukan kepercayaan yang terlatih sejalan dengan pelatihan keyakinan terhadap perhitungan pemikiran itu sendiri. Semar diam mendengarkan penjelasan Petruk yang tidak kalah panjangnya dengan penjelasannya sendiri. Agak sedikit lama dari selesainya penjelasan Petruk, Semar baru mengalihkan pandangannya kepada Gareng untuk menjelaskan pemahaman yang diperoleh. 185

Gareng yang sejak tadi sudah menyiapkan penjelasannya, memulai penjelasanya secara terputusputus. Semar dengan sabar menunggu Gareng menenangkan sikapnya yang terbiasa dengan cara bergurau. Kebenaran yang ada saat ini belum tentu merupakan kebenaran yang berlaku di kemudian hari. Perhitungan pemikiran manusia akan selalu berkembang memperbaiki dan menyempurnakan pemikirannya dalam memecahkan pernik-pernik masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya kepercayaan akan memberikan kebenaran yang bersifat umum yang membatasi pemikiran manusia untuk tidak keluar dari jalurnya. Semar terdiam lama sambil terus menatap sesuatu di kejauhan. Kesedihan dan kegembiraan manusiawi bercampur aduk dalam perasaannya ketika mendengar penjelasan ketiga anaknya. Sangat nyata bagi Semar bahwa setiap manusia akan memberikan jawaban sesuai dengan cara berpikir seseorang. Tidak pernah terbayangkan oleh ketiganya bahwa kepercayaan akan membantu pendengaran manusia untuk menangkap seluruh materi penjelasan orang lain. Bagong yang sudah mulai gelisah sejak lama, perlahan berjalan mengendap endap ke arah dapur untuk mencari makanan dan minuman. Semar membiarkan Bagong dan

186

tetap menahan Petruk dan Gareng untuk tidak beranjak dari tempatnya karena pembicaraan belum selesai. Peraturan agama diturunkan kepada manusia sebagai satu himpunan aturan untuk menata pikiran dan perasaan manusia secara internal di dalam diri seorang manusia. Dalam mekanisme penataannya, peraturan agama memberikan cara berkomunikasi dengan subjek dan objek-objek pemikiran sesusai dengan ketentuanketentuan agama yang dianutnya. Bermula dari pengendalian diri pribadi, agama membawa setiap pemeluk agama yang sama ke dalam cara yang sama dalam mensikapi perkembangan eksternal. Dengan demikian, dari sekian banyak heterogenitas manusia, seluruhnya akan menyatu ke dalam homogenitas sikap dan perilaku manusia dalam satu agama. Ketentuan sikap dan perilaku secara perorangan secara perlahan akan diterima oleh satu kelompok manusia yang beragama sama untuk kemudian dijadikan ketentuan sikap dan perilaku bagi kelompok masyarakat yang lebih besar. Gejala perluasan ketentuan yang semula merupakan ketentuan terhadap sikap dan perilaku pribadi, pada gilirannya akan menjadi komponen yang menentukan dalam perkembangan budaya suku bangsa. Suku bangsa yang sejak ribuan tahun telah mengembangkan aturan budayanya, secara berangsur187

angsur berinteraksi dengan peraturan agama sehingga terbentuk budaya yang berbasiskan kepercayaan agama secara perseorangan. Perbedaan yang mendasar dalam peraturan agama dan budaya hanya terletak pada ketentuan-ketentuan terhadap kebutuhan dan keinginan manusia terhadap komponen alam yang bersifat mengikat dan tidak dapat di tawar. Sebaliknya, budaya terdahulu yang masih hidup di zaman ini lebih merupakan himpunan aturan yang menawarkan kompromi terhadap berbagai kebutuhan dan keinginan manusia sebagai suatu mekanisme untuk menekan konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau kelompok terhadap pengelolaan suatu sumberdaya tertentu. Terus mengapa orang-orang beragama saling berperang dengan kelompok agama lainnya ? Tanya Gareng lugu. Semar menatap Gareng sejenak sambil terus menjelaskan bahwa peperangan antar pemeluk agama yang berbeda merupakan kesalahan manusia, yaitu ketika mereka membandingkan kebenaran yang mereka yakini terhadap kebenaran dari agama lainnya. Kepercayaan terhadap suatu agama dalam diri manusia tidak dapat dibandingkan dengan keyakinan perhitungan dalam pemikiran manusia yang memperdebatkan agama. Kepercayaan ini akan tumbuh dan bekerja dengan cara yang berbeda antara satu 188

manusia dengan manusia lainnya. Apabila timbul adanya ketersinggungan manusia yang diakibatkan oleh tindakan pelecehan terhadap apa yang mereka percayai, maka secara langsung akan menimbulkan konflik yang dapat dengan cepat melebar dalam pertempuran antara hidup dan mati. Tidaklah bijaksana jika seseorang melecehkan kepercayaan orang lain, karena setiap manusia meletakkan nilai kepercayaan mereka di atas nilai nyawanya sendiri. Sedikit dari pemeluk agama yang memahami bahwa kepercayaan seorang manusia terhadap agama hanya untuk dirinya sendiri dan mengeluarkan upaya pihak lain yang mencoba masuk ke dalamnya. Dengan demikian agama adalah hak seseorang untuk mempercayai apa yang dipercayainya dan memiliki kemampuan untuk mengeluarkan hak orang lain di dalamnya. Tidak ada satupun agama yang memiliki kepercayaan untuk membunuh manusia lainnya atau menyarankan disegerakannya kerusakan alam. Hanya keyakinan manusia dalam menafsirkan ketentuan agamanya yang membuat manusia terperangkap dalam jargon-jargon yang tidak mampu ditafsirkan dalam kebenaran sejati dalam kepercayaan. Penyelesaian peperangan yang mungkin timbul antar pemeluk agama, akan mengetengahkan peran budaya 189

sebagai aturan tidak tercatat akan dapat meredam ketegangan antar pemeluk agama. Budaya yang terbentuk sebagai kristalisasi seluruh norma-norma agama, akan memfasilitasi setiap upaya manusia untuk mengekspresikan kepercayaan agamanya sehingga terbentuk rasa saling hormat menghormati. Terbentuknya mekanisme saling menghormati seringkali merupakan hal yang tidak pernah dapat dijelaskan secara pasti oleh para cendikiawan dari bidang keilmuan. Saling hormat menghormati tidak lebih merupakan upaya budaya manusia yang meletakkan harkat kepercayaan manusia pada nilai yang tertinggi yang sekaligus merupakan atribut dari keperiadaan manusia di dalam masyarakatnya. Kebudayaan yang lahir dari aturan agama merupakan gambaran sedemikian kuatnya penerapan keagamaan dalam suatu kelompok masyarakat yang besar. Dalam pelaksanaannya, peran dan fungsi budaya akan sangat efektif mengatur perilaku hubungan masyarakat dalam kesehariannya. Akan tetapi jika terjadi perkembangan agama lain yang secara kolektif memerlukan beberapa perubahan terhadap peraturan budayanya, maka secara perlahan budaya dengan ciri utama agama tertentu akan berubah ke dalam budaya yang telah dikompromikan. Dari peran dan fungsi budaya, jelas terlihat bahwa budaya merupakan sikap terbuka dari suatu kelompok 190

masyarakat terhadap kepercayaan dan keyakinan yang baru. Sebaliknya, kepercayaan agama akan bersifat tertutup karena telah disempurnakan bagi setiap perorangan. Dengan kata lain tidak ada peperangan dalam diri seseorang yang timbul karena perbedaan agama, akan tetapi mungkin akan timbul peperangan antara dua penganut agama ketika ada pihak yang mengesampingkan dan menghilangkan budaya yang menjembatani kedua kelompok masyarakat penganut suatu agama. Terus mengapa peperangan antara dua penganut agama masih terjadi meskipun pemahaman kedua pemimpin agama sudah pada titik yang sama ? Tanya Petruk memotong penjelasan Semar. Semar menarik nafasnya perlahan. Diliriknya Bagong yang sudah mulai terkantuk-kantuk mendengarkan pembicaraan yang sudah sangat sulit untuk dihentikan. Para pemimpin agama yang seperti ini telah melupakan bahwa tuhan telah menyempurnakan keputusanNya dalam janji-janjiNya yang terkandung dalam setiap bentuk nyata dan abstrak di dalam alam semesta. Dengan demikian, apabila manusia taat menjalani aturan agamanya, maka akan sampailah mereka pada kehendakNya yang tidak berubah oleh waktu dan perkembangan zaman.

191

Janji tuhan telah terangkai sedemikian rupa dan hanya bisa dibuktikan dengan hukum sebab akibat. Kerumitan yang panjang dalam rangkaian janji tuhan membuat pemimpin agama yang kurang pandai memahaminya akan membawa pengikutnya ke dalam peperangan antar agama. Selain itu, untuk kita ketahui bersama bahwa tuhan tidak memerlukan campur tangan manusia untuk menentukan kapan kematian sesorang akan datang kepadanya. Mekanisme tuhan untuk menghantarkan kematian seseorang sudah berjalan dengan sendirinya. Apakah sesorang akan mati melalui sebuah peperangan, sakit penyakit atau mungkin mati dalam tidur di atas pembaringannya. Peperangan yang sesungguhnya hanya terjadi dalam hati manusia, yaitu ketika seseorang berupaya untuk menghilangkan keyakinan seseorang untuk berjalan di jalan kebenaran. Peperangan seperti ini tidak membuat manusia mati berdarah darah dan membuat seluruh manusia menangisi perilaku zaman di dalam perjalanan waktu di masa datang. Kebenaran dalam suatu kepercayaan tidak memerlukan pembuktian dari kepercayaan lainnya, karena kebenaran antar dua kepercayaan akan saling memahami kebenaran yang satu dengan lainnya. Lho tapi mengapa sampai saat ini masih banyak terjadi peperangan ? celetuk Bagong yang mengagetkan Petruk dan Gareng. Tidak pernah terbayangkan oleh 192

Petruk dan Gareng bahwa Bagong masih menyimak pembicaraan mereka dalam keadaan mata yang terkantuk-kantuk. Semar tersenyum kecil dan sedikit mengeluarkan suara berdehem ketika mendengar ucapan Bagong yang ditanggapi oleh keterkejutan adik-adiknya. Pertanyaan kalian bertiga sama saja, hanya karena masing masing mempunyai latar belakang pemikiran yang berbeda sehingga menyebabkan penjelasan yang satu dan lainnya belum tentu akan mampu menjawab suatu pertanyaan yang sama dari sudut pandang yang berbeda. Jawaban untuk pertanyaan Bagong hanya dapat dijawab oleh pertanyaan dan bukan oleh penjelasan, jawab Semar dengan lebih menekan setiap perkataannya. Pertanyaan yang menjadi jawaban pertanyaan itu adalah apakah tuhan yang diyakini oleh setiap individu suatu pemeluk agama yang sama juga sama ? Apakah tidak mungkin bahwa tuhan yang diyakini sama oleh masing-masing individu telah bias dalam tuhan-tuhan yang terbentuk karena saratnya kepentingan manusia. Hanya sedikit dari suatu pemeluk agama tertentu yang memiliki tuhan yang sama antara satu dengan lainnya, yaitu ketika atribut kepentingannya yang terikat dalam kehidupannya telah lepas dan seluruhnya dipasrahkan kepada tuhan agamanya. Sampai di titik ini tidak ada pemeluk agama yang memiliki tuhan yang sama akan berfikir untuk berperang dengan penganut agama lainnya. Mereka mengetahui dengan pasti bahwa perang 193

kepercayaan hanya berada di dalam diri manusia itu sendiri dan bukan untuk diperangkan dengan penganut agama lainnya sebagai suatu perang keyakinan. Seseorang akan mampu memisahkan kepercayaan dan keyakinan dalam pikiran dan perasaannya ketika mereka memahami tentang atribut hak yang menjadi dasar peraturan agama, budaya, dan negara. Jika kepercayaan dan keyakinan manusia dipandang sebagai sumberdaya yang dibutuhkan manusia, maka kepercayaan merupakan sumberdaya yang ketersediaannya bersifat tidak terbatas. Sebaliknya keyakinan merupakan sumberdaya yang bersifat terbatas. Dalam peraturan agama, hak perseorangan merupakan subjek dan sekaligus objek dari kepercayaannya. Sebagai subjek, setiap manusia pemeluk kepercayaan berhak untuk memperoleh segala manfaat kebatinan yang mungkin diperoleh dari agamanya. Sedangkan sebagai objek, setiap manusia pemeluk kepercayaan wajib melakukan syariah yang ditetapkan agamanya sebagai jalan terpendek untuk memperoleh manfaat kebathinan. Jadi buat apa diperlukan lagi peraturan negara jika peraturan agama dan budaya sudah cukup ? Tanya Gareng yang belum melihat analogi adanya kepentingan peraturan negara dalam perikehidupan manusia.

194

Setelah kepercayaan manusia terhadap agama mampu menguatkan bathin perseorangan, serta telah terbentuknya peran dan fungsi budaya yang mengatur hubungan antar manusia dengan baik, maka peraturan negara diperlukan untuk mengatur perilaku manusia dalam upaya mencapai kesejahteraan rakyat secara singkat dan berkelanjutan. Peraturan negara merupakan seperangkat aturan yang dibentuk oleh rakyat yang disampaikan secara kolektif dalam setiap tahap perkembangan pencapaian kesejahteraan rakyat untuk melaksanakan penyelenggaraan negara. Seseorang atau sekelompok pemeluk agama yang sama tidak diperkenankan menghakimi pemeluk agama yang berbeda, karena perbedaan dasar kepercayaan yang dianutnya. Untuk menyelesaikan hal ini diperlukan hukum negara yang berlaku universal dalam penyelenggaraan negara untuk menghindarkan terjadinya konflik penerapan hukum dari suatu agama yang berbeda. Mengenai siapa dan beragama apa dari pelaksana hukum yang akan melaksanakan penegakan hukum negara, itu tidak menjadi masalah. Kewajiban manusia yang ketiga adalah setiap manusia harus mampu menjaga kepercayaan yang diamanatkan kepadanya. Kemampuan seseorang untuk menjaga kepercayaan yang diamanatkan kepadanya merupakan cermin sikap manusia untuk tetap belajar dan mentaati peraturan. Kewajiban ini merupakan komitmen 195

antarmanusia, sehingga dalam pelaksanaan suatu kegiatan tidaklah perlu seseorang mengenal pribadi lainnya secara historis, yaitu jika setiap manusia memegang teguh kewajiban yang ketiga ini. Banyak keluhan masyarakat yang mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap perilaku wakilwakil rakyat yang duduk di dalam dewan dan majelis. Semua ini bermula dari perilaku wakil-wakil rakyat yang tidak mampu menjaga kepercayaan rakyat. Wakil rakyat yang semula diharapkan mampu memperjuangkan kepentingan rakyat secara keseluruhan, seringkali terlena oleh kekuasaan yang menjadi atribut amanat kepercayaan rakyat yang dipegangnya. Adanya kekuasaan yang tinggi dari seorang wakil rakyat seringkali dilingkari oleh berbagai kelompok yang berusaha mendahulukan kepentingannya masing-masing. Dengan demikian akan menjadi sulit bagi seorang wakil rakyat untuk melihat ke dalam hati nurani rakyat yang dibatasi oleh tembok kepetingan yang melingkarinya. Hanya wakil rakyat yang tetap menjaga kesadarannya yang mampu menjaga kewajiban menjaga kepercayaan rakyat. Selebihnya hanya berpestapora dalam gemerlapnya kekuasaan. Kewajiban manusia yang keempat adalah selalu berupaya membela kaum yang lemah. Kewajiban ini akan membantu seseorang untuk selalu berada dalam 196

kelompok masyarakat yang membutuhkannya. Pada hakikatnya, setiap manusia atau kelompok akan memiliki dinamika kelemahan yang bergerak menguat dan melemah. Ketika kelemahan perorangan atau kelompok mencuat, maka sudah sepatutnya setiap manusia memposisikan diri untuk memberi kekuatan pada kelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Sebaliknya pada saat kelemahan itu berkurang, akan lebih baik bagi perorangan dan kelompoknya untuk mengingat kelemahan pihak lain, sehingga terbentuk sikap tolong menolong yang menjadi dasar budaya bermasyarakat dan bernegara. Apakah hanya itu saja pak ? Tanya Bagong lugu. Semar tersenyum sambil melirik kearah Gareng dan Petruk yang masih sibuk mencari kemungkinan kewajiban lainnya yang memang harus dilakukan manusia. Masih banyak yang lainnya, Jawab Semar singkat. Akan tetapi keempat kewajiban bagi manusia tersebut sudah mampu mendasari hubungan antarmasyarakat untuk berinteraksi dalam pembangunan. Semuanya terdiam dalam fikirannya masing-masing. Bagong yang merasa tidak mampu mengingat sedemikian banyak perkara, hanya membatasi pemikirannya untuk tetap mengingat kata kuncinya saja. Lain halnya dengan Gareng yang mencoba mencari kemudahan-kemudahan 197

dalam pelaksanaan kewajiban sehingga tidak perlu harus bersusah payah untuk memenuhinya. Hanya Petruk saja yang masih berputar-putar memikirkan setiap aspek kewajiban untuk dapat diceritakan kembali sebagai bentuk kinerja pemikiran yang dalam. Sadar atau tidak, ketiganya tidak dapat melepaskan seluruh ucapan Semar yang sudah tertidur di dalam kamar. Bagong yang sejak tadi sudah memejamkan matanya masih hanyut dalam pemikiran bagaimana mungkin kedua adiknya dan para ksatria istana dapat dengan mudah mencerna setiap penjelasan yang disampaikan kepada mereka. Fikirannya sibuk mencaricari kemungkinan untuk mendapat sedikit pencerahan dalam meningkatkan kemampuan berfikirnya. Belum lagi terpuaskan rasa kantuk mereka, Semar sudah terbatuk-batuk membangunkan ketiganya karena matahari sudah muncul di ufuk timur. Seperti biasa, dengan disertai perang mulut ketiganya beringsut menuju pancuran yang berada tidak jauh dari gubuk. Dan seperti biasa juga, Gareng dengan cepat sudah kembali ke gubuk bersama Petruk. Baru setelah sekian lama Bagong datang sambil bersungut-sungut. Tidak terlalu lama, ketiganya telah selesai menyiapkan minuman hangat disertai sarapan pagi. Ketiganya berusaha untuk diam agar tidak memancing Semar melanjutkan nasehat yang tidak ada habisnya dari hari ke 198

hari. Akan tetapi bukan Semar jika tidak mengenal perilaku anaknya masing-masing. Diliriknya Petruk yang termenung memandang lurus ke arah pegunungan, sementara Gareng tersenyum-senyum sambil bersenandung perlahan. Ada apa Gong, Kok kamu seperti orang yang kebingungan ? Tanya Semar ke arah Bagong yang tersipusipu. Sambil memperbaiki letak duduknya Bagong menjelaskan ketidakmampuannya untuk dapat berfikir cepat seperti Gareng, Petruk dan para ksatria istana lainnya. Gareng yang semula geram karena melihat kakaknya tidak menghindar dari pertanyaan Semar, seketika tersenyum geli mendengar pertanyaan yang seharusnya tidak dipertanyakan. Semar tersenyum tidak kalah gelinya. Gareng dan Petruk semakin merasa geli ketika Semar menjelaskan bahwa orang yang tidak tahan lapar atau makan terlalu kenyang akan menurunkan kecepatan berfikir. Keduanya mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan otak untuk berfikir harus dialirkan ke bagian perut karena harus menahan lapar dan atau mengolah makanan yang memadati seluruh lambung. Biasanya orang yang dalam keadaan lapar tidak memiliki konsentrasi yang cukup untuk berfikir memecahkan masalah, sedangkan orang yang kekenyangan akan cepat mengantuk.

199

Yang kedua, rendahnya perhatian seseorang terhadap apa yang terjadi disekelilingnya menyebabkan rendahnya kecepatan berfikir. Semakin tinggi kemampuan seseorang untuk mengingat apa yang dilihat dan didengar maka orang tersebut berpotensi untuk dapat berfikir dengan cepat. Akan tetapi potensi berfikir dengan cepat ini tidak banyak artinya jika orang tersebut tidak mampu menganalogikan atau mengkaitkan sebab akibat dari ingatannya. Artinya jika seseorang rajin melatih ingatannya dan mengkaitkan satu persoalan dengan persoalan lainnya, maka orang tersebut akan mampu berfikir dengan cepat. Semar berhenti sejenak sambil menatap ke arah Bagong yang tidak berhenti menatap kearahnya sambil membiarkan mulutnya ternganga. Yang ketiga, kecepatan berfikir menjadi tidak berguna ketika orang tersebut tidak mampu membahasakan atau menuliskannya dengan baik. Membahasakan atau menuliskan seluruh pemikirannya dengan baik merupakan dasar dalam membentuk komukasi antara manusia dengan manusia lainnya. Baru kemudian apabila seseorang mampu membahasakan dengan baik dan cepat, maka akan meninggikan derajat kepintarannya. Apakah cukup hanya baik dan cepat ? Bukankah seharusnya mengandung kebenaran yang tinggi ? Tanya Petruk terpancing untuk menanggapi. Semar terdiam sejenak baru kemudian dijelaskan bahwa lebih 200

diutamakan untuk menyampaikan hasil pemikiran yang baik dengan tingkat kebenaran yang memadai. Perlu diingat bahwa untuk mencapai kebenaran dalam suatu pembicaraan singkat akan menjadi sulit dicapai. Hasil pemikiran yang baik lebih didasarkan pada manfaat yang mungkin dari persoalan, sedangkan pemikiran yang benar lebih didasarkan kepada hakikat dari persoalan. Penyampaian pemikiran yang dibatasi seluruhnya pada kebenaran semata belum tentu akan dapat dibahasakan dengan baik. Selain itu, kebenaran akan menjadi relatif jika dua atau sekelompok manusia berbicara tanpa acuan terhadap kebenaran itu sendiri, tambah Semar dengan suara datar. Kebenaran akan menjadi mutlak ketika semakin banyak manusia mengakui dan mempertahankan kebenaran yang telah melembaga dan membudaya. Membahasakan kebenaran lebih diperlukan ketika seseorang berbicara dalam konteks penyelesaian masalah, sedangkan dalam pembicaraan sehari-hari hanya diperlukan kandungan kebenaran yang secukupnya. Kriteria cukup merupakan ukuran bagi seseorang untuk menyampaikan kebenaran seperlunya dalam membahasakan pemikirannya, sedangkan kriteria memadai merupakan ukuran bagi seseorang untuk menakar kebutuhan orang lainnya terhadap kebenaran dalam membahasakan pemikirannya. Jadi kecepatan 201

berdikir akan sangat bermanfaat jika seseorang mampu menyampaikan dengan baik yang disertai pertimbangan cepat terhadap kebenaran pemikiran yang cukup dan atau memadai. Membahasakan pemikiran dengan baik seringkali dicederai oleh sikap yang sombong dari seseorang. Kesombongan ini lebih sering timbul ketika seseorang dengan secara sepihak memaksakan kebenaran mutlak yang difikirkannya dan mengabaikan penyampaian pemikiran dengan baik. Dalam hal ini, kesombongan itu sendiri merupakan ciri bahwa orang tersebut tidak mampu memperhatikan apa saja yang ada dan terjadi dalam kesehariannya. Oleh sebab itu, pemikiran yang cepat perlu disertai dengan sikap yang santun. Kesantunan adalah kemampuan seseorang untuk menjaga sikap terhadap siapa yang dihadapi dan akan berbeda dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Jadi orang yang sesungguhnya mampu berfikir cepat dengan baik adalah orang tergolong orang yang santun. Bagong terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya begitu memahami jawaban pertanyaan yang membuat dirinya tidak dapat tidur sepanjang malam. Seseorang yang berfikir cepat seringkali disebut orang yang pintar. Dala kesehariannya, kepintaran dikelompokkan ke dalam kepintaran yang bersifat cerdik, 202

cerdas, dan tangkas. Kepintaran yang bersifat cerdik adalah kepintaran seseorang yang mampu secara cepat membuat siasat dalam mengatasi persoalan, sedangkan kepintaran yang bersifat cerdas merupakan kepintaran seseorang yang mampu membahasakan pemikiran secara baik, tepat, dan disertai dengan kebenaran yang tinggi. Selain itu, kepintaran yang tergolong tangkas adalah kepintaran yang dibahasakan oleh gerakan tubuh dan anggota badan. Akan tetapi mengapa orang yang berfikir cepat, baik, dan santun tidak menjadi sangat kaya raya, Tanya Gareng secara tiba-tiba tanpa latar belakang pemikiran yang jelas. Sebenarnya orang yang berfikir cepat, baik, benar, dan santun akan mendapat teman yang banyak. Kebaikan, kebenaran, dan kesantunannya akan membentuk silaturahmi yang bermuara kepada pertambahan rejeki yang mungkin diperolehnya. Pemikiran yang baik, cepat dan santun akan memposisikan pendapatan dan pengeluaran seseorang kepada titik harmonis, dimana sampai titik tertentu kelebihan pendapatan akan dikeluarkan sebagian kepada temannya. Dengan demikian seseorang yang berfikir cepat, baik, benar, dan santun hanya hidup dalam kecukupan yang disyukuri sebagai rahmat tuhan. Rahmat merupakan rejeki dalam bentuk manfaat yang diperoleh manusia dalam kesehariannya, sedangkan 203

keberuntungan merupakan hidayah dalam bentuk manfaat yang belum tentu diperoleh manusia satu kali dalam hidupnya. Di satu sisi rahmat merupakan hasil pemikiran dan kegiatan manusia untuk memperoleh manfaat. Di sisi lainnya, keberuntungan merupakan hasil luar pemikiran dan kegiatan, serta merupakan ketidaksengajaan sehingga terjadi kebetulan dalam memperoleh manfaat. Sebagai contoh, orang yang buta matanya karena terkena panah sewaktu perang mengatakan masih untung tidak mati. Artinya, keberuntungan dari kebutaan adalah diberikannya kesempatan oleh tuhan untuk melakukan tobat sebelum mati, sehingga dimungkinkan untuk memperoleh sorga setelah mati. Sama halnya dengan orang yang beruntung memiliki anak laki-laki dan perempuan yang penurut dan soleh. Keberuntungan ini merupakan hidayah dari tuhan yang tidak semua orang mendapatkan kemudahan seperti yang diperolehnya. Keberuntungan yang sering ditemui oleh manusia adalah ketika mendapat anak, baik perempuan atau lakilaki. Keberuntungan seperti ini sering dilupakan oleh kedua orang tua dan anak itu sendiri, yaitu ketika anak perempuan ingin seperti laki-laki dan sebaliknya laki-laki berperilaku seperti perempuan. Tidak pernah disadari oleh kedua orang tua dalam mendidik dan menjaga anak ketika membiarkan anak204

anaknya dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga dalam pertumbuhannya cenderung untuk mengidentifikasi sebagai lawan jenisnya. Sebaliknya dalam diri si anak itu sendiri tumbuh kekuatan bathin yang kemudian menutup mata hatinya untuk masuk membentuk dirinya sebagai lawan jenisnya. Tidak pernah terfikirkan bahwa secara genetik setiap bagian dari sel mereka mempunyai ciri yang berbeda terhadap lawan jenisnya. Lalu kemudian setelah mereka mampu berfikir, secara serta merta mengatakan tuhan yang salah mencipta. Dalam hal ini yang dapat disalahkan sepenuhnya adalah lingkungan yang membentuk kepribadian anomali dari seorang wanita kedalam kepribadian pria dan sebaliknya. Namun demikian, setelah kepribadian tersebut terbentuk dan menjadi sulit untuk kembali, jangan lupa bahwa tubuh dan kepribadiannya hanya milik dunia, sedangkan jiwa mereka tetap milik Yang Maha Kuasa. Suara Semar terdengar lemah dan menggiris bagi yang mendengarnya, ketika mengatakan bahwa jiwa sepenuhnya milik yang maha kuasa. Jiwa yang bertaburan di alam semesta dan menetap di dalam tubuhnya tidak lagi mampu mengatakan kebenaran yang pernah dikenalnya sebelum tubuhnya dilahirkan dan bahkan setelah dimatikan. Tidak satupun dari pemikiran yang sehat sekalipun mampu mengenali jiwa yang pada 205

saatnya nanti akan menyinarkan sinar insaniah untuk menunjukkan jalan pulang kepada tuhannya. Sedikit dari wanita yang menyadari betapa roh bersama amal ibadahnya yang kemudian disebut jiwa, pernah merasa tersanjung ketika di dalam tubuhnya ditiupkan roh oleh tuhannya bagi kehidupan anaknya. Begitu mulianya roh seorang ibu yang berkali-kali bersinggungan dengan kemuliaan tuhannya di dalam tubuhnya. Lantas bagaimana mungkin hanya untuk sebuah kesetaraan dunia kemudian mengorbankan jiwa itu sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki hak terhadap alat reproduksinya. Tidakkah pernah disadarinya bahwa alat reproduksi dari seorang wanita adalah tempat mulia dimana tuhannya datang meniupkan roh bagi anaknya. Tidakkah mereka mengetahui bahwa roh di yang hidup di dalam tubuh seorang laki-laki akan begitu menginginkan untuk menjadi jiwa yang hidup di dalam tubuh seorang wanita, ketika mereka mengetahui betapa mulianya tubuh tempat tinggal roh seorang wanita. Akan tetapi yang terjadi bukanlah sebagaimana kodrat keberadaan roh dalam tubuh wanita atau pria. Dalam kesehariannya mereka berlomba mengikuti pemikiran untuk mencapai kesetaraan masing-masing dimana sang jiwa tertatih-tatih mengikuti pergerakan pemikiran yang tanpa arah. 206

Manusia telah membawa dirinya berperang melawan alam hanya untuk sebuah ruang dimana tubuhnya dapat diistirahatkan setelah lelah, yaitu kelelahan dalam meperjuangkan hak dan kewajibannya. Apakah mereka pernah mengetahui sebelumnya bahwa jiwa yang ada di dalam tubuhnya tidak pernah sekalipun bersinggungan dengan jiwa manusia lainnya, baik selama hidup dan atau sesudah mati. Bukankan masing-masing jiwa telah memiliki ruang yang dicukupkan bagi sebuah jiwa itu sendiri. Beranjak dari asumsi bahwa setiap manusia memiliki jiwa yang sama dan dunia yang sama, maka pemikiran manusia yang sering merasa terancam melahirkan pengarusutamaan kesetaraan antara wanita dan pria. Mungkin sah-sah saja jika kesetaraan tersebut hanya terbatas dalam hak untuk menyampaikan pendapat atau memperoleh pekerjaan sebagai jaminan hidup bagi perikehidupannya. Akan tetapi bagaimana mungkin jika kemudian kesetaraan memisahkan tanggung jawab antar perorangan, seolah olah tidak pernah ada kehidupan sosial. Bagaimana kesetaraan tersebut akan mampu menjawab jika suatu kali berkembang menuju pelepasan tanggung jawab kepada anak yang baru dilahirkan. Apakah kemudian anak-anak yang mereka lahirkan seketika akan menjadi yatim piatu, sementara kedua orang tua mereka masih hidup dalam kebebasan 207

dunianya masing-masing. Atau bagaimana mungkin seorang wanita mampu memenuhi komitmennya terhadap pasangannya ketika alat reproduksinya sepenuhnya milik pribadi wanita. Anehnya, keduanya selalu lupa ketika berhubungan badan. Baru kemudian setelah adanya kemungkinan kehidupan baru tumbuh di dalam tubuh wanita, kedua ribut saling menekan untuk meningkatkan hak masing-masing dan meningkatkan kewajiban lawan jenisnya. Pada saat seperti ini, baik pria maupun wanita akan merasa dikorbankan hidupnya oleh pasangannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan sang pria akan mencari alat reproduksi lain dan sang wanitapun menyerahkan alat reproduksinya kepada orang lain secara diam-diam tanpa bermaksud untuk mengugurkan komitmen dengan pasangannya. Artinya bentuk hubungan seperti ini hanya mencari keindahan hubungan badaniah dengan dalih perbedaan hak dan kewajiban. Tatanan dunia akan menjadi rusak oleh pengarus utamaan kesetaraan wanita dan pria seperti ini, yaitu jika mereka belum memahami dengan baik tentang apa dan bagaimana kesetaraan itu sendiri. Kesetaraan akan menjadi mulia ketika masing-masing fihak kembali meningkatkan secara bersama-sama kualitas kewajiban dan haknya masing-masing di dalam komitmen yang dibuatnya. 208

Untuk jiwa yang menangis di dalam tubuhnya, hanya doa kepada Yang Maha Kuasa yang dapat mengembalikan pemikiran untuk tidak lari berputarputar. Sementara kesetaraan konotatif akan tertinggal dalam kehinaan ketika pemikiran manusia kembali kepada aturan agama yang menjanjikan kesetaraan secara proporsional sesuai kodratnya. Kesetaraan konotatif tidak dihasilkan oleh orang-orang yang mendalami agama secara mendalam, akan tetapi lebih merupakan terobosan bagi manusia di zamannya yang ingin sejenak terlepas dari batas-batas keagamaan yang menyesakkan rongga dadanya. Bagong, Gareng, dan Petruk terdiam seribu bahasa mendengar penjelasan tentang kesetaraan yang menurut mereka sangat bersifat pribadi. Bagi ketiganya, membicarakan kesetaraan dengan Semar akan terasa mengerikan dan hanya akan diperoleh sedikit manfaat jika dibandingkan dengan kesetaraanyang dapat difungsikan sebagai alat untuk berdalih sebagaimana umumnya. Lama keempatnya terdiam. Hanya sesekali terdengar suara angin yang menggerakkan daun yang ada di sekitar gubuk. Keempatnya sibuk dengan pemikiran dan perasaannya masing-masing setelah sampai kepada pembicaraan yang panjang selama berhari-hari. Semar hanya sekilas menatap ketiganya, kemudian terus berjalan 209

ke arah gua tempat pertapaan Arjuna yang tidak jauh dari tempat mereka bicara. Arjuna segera bangun dari semedinya ketika dilihatnya Semar masuk ke dalam gua. Dipersilakan Semar untuk dimana saja yang ia suka. Kedengarannya pembicaraan dengan Bagong, Gareng dan Petruk seru sekali kakang ? Tanya Arjuna sambil terus menanyakan tentang bagaimana seharusnya pemuka negara memandang kesetaraan pria wanita dalam administrasi pemerintahan. Semar berusaha menolak untuk menjawab pertanyaan Arjuna dengan maksud agar Arjuna beristirahat sejenak setelah menjalani pertapaan selama seminggu berturut-turut. Pemuka negara harus memandang dan merumuskan kesetaraan pria dan wanita sebagai bentuk tanggung jawab yang berkesinambungan tanpa membedakan oleh jenis kelaminnya dan diukur melalui ketawakalannya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, Jawab Semar setelah merasa tidak dapat mengelak untuk menjawab pertanyaan Arjuna. Dalam perjalanannya, kesetaraan konotatif akan mengakibatkan persaingan antara suami istri di dalam rumah tangganya dengan meninggalkan sebagian tanggung jawab dengan melemparkan tanggung jawab tersebut kepada pasangannya. Sampai pada titik tertentu, saling lempar tanggung jawab ini akan bermuara kepada 210

perceraian yang akan memisahkan anak dari salah satu orang tuanya, atau keduanya. Tidaklah dapat dibenarkan bagi sepasang suami istri untuk bercerai tanpa mempertimbangkan hak anak untuk tetap memiliki kedua orangtuanya dalam masa sebelum dewasa. Akan tetapi akan sangat dibenarkan terjadinya perceraian apabila hubungan suami istri sudah akan merusak jiwa anak. Pembenaran perceraian akan bersifat sensitif terhadap aspek-aspek kepemilikan yang semula merupakan kepemilikan bersama dan kemudian berubah sepenuhnya kepada kepemilikan masing-masing. Akan sangat disayangkan terjadinya perceraian hanya karena masingmasing pasangan suami istri tidak mampu lagi menahan diri dan menempatkan hak anak lebih tinggi dari hak mereka sendiri. Bukankah akan lebih indah jika pada titik ingin bercerai keduanya menjadikan pertengkaran meraka sebagai babak baru dalam memahami bahwa separuh hak yang mereka miliki merupakan milik anak-anaknya. Bahkan dalam sisa hidupnya, pasangan ini hanya memiliki separuh hak dari keseluruhan hak yang pernah mereka miliki sebelum mereka menikah. Jika hak anak merupakan irisan antara masing-masing himpunan kedua orang tuanya, maka yang terjadi setelah perceraian adalah hak anak terhadap ibu akan tersubstitusi oleh hak anak kepada ayah, dan sebaliknya. 211

Akan tetapi hal ini tidak berarti akan semakin meningkatkan jumlah hak anak karena pertambahan jumlah hak anak terhadap ibu dan hak anak terhadap ayahnya. Anehnya, dalam diri pasangan yang telah bercerai merasa bahwa hak yang dimiliki akan semakin bertambah ketika pasangannya berupaya menekan haknya. Entah Arjuna mengerti atau tidak, Semar tidak berusaha menjelaskan bagian akhir dari perkataannya. Dianggapnya Arjuna yang memiliki banyak isteri tidak pernah akan dapat memahami apa yang ia katakan. Meskipun setiap isteri Arjuna merasa haknya telah dipenuhi oleh Arjuna, akan tetapi perempuan lain yang tidak suka menjadi isteri ke dua, ketiga, atau keempat akan melecehkan pemikiran yang dianut oleh perempuan seperti ini. Lantas bagaimana cara memecahkan masalah kesetaraan antara pria dan wanita ini kakang, Tanya Arjuna yang memahami fikiran Semar. Semar terdiam beberapa saat sambil memandangi tembok gua mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan kepada Arjuna. Mufakat, jawab Semar tegas. Sudah selayaknya dan sepatutnya setiap suami isteri akan selalu bermusyawarah terhadap berbagai persoalan dan saling mencoba memahami pemikiran masing-masing untuk kemudian bermufakat satu sama lain demi anak-anaknya. Kedua 212

orang tua tidak lebih merupakan perwakilan setiap anakanak mereka untuk selalu memusyawarahkan berbagai masalah yang mereka hadapi. Perlu difahami bahwa sebuah rumah tangga merupakan bentuk negara kecil yang bersama-sama rumah tangga lainnya secara keseluruhan membentuk sebuah negara. Artinya, jika sebuah negara merupakan bentukan multifaset dari rumah tangga, maka tidak dapat dipungkiri bahwa negara terbentuk dari budaya universal dari sebuah rumah tangga. Budaya universal inilah yang menjadi tolok ukur dalam menentukan kesetaraan pria dan wanita dalam suatu negara, yaitu budaya bertawakal kepada yang maha kuasa. Bentuk aturan main yang menggambarkan ketawakalan setiap warganegara perlu disusun secara cermat oleh penyelenggara negara agar tidak menjadi sumber konflik yang panjang dan tidak pernah terselesaikan. Apapun agamanya, manusia akan bertawakal kepada tuhannya. Ini adalah kunci dalam membentuk kesetaraan, jawab Semar menutup penjelasannya. Terdengan lapatlapat suara Bagong yang menyanyikan lagu dandang gula yang menceritakan tentang sepasang suami istri yang bersama-sama menjalani kesusahan dan kemudian sering berkelahi setelah keluarganya maju.

213

Arjuna masih mencoba untuk mencermati bentuk musyawarah yang merupakan proses terjaganya kebebasan untuk berpendapat, berdiskusi, dan berdebat untuk meletakkan hak rakyat di atas segala kepentingan pribadi atau golongan. Hasil kompromi terhadap musyarah tersebut merupakan mufakat yang merupakan ketentuan yang mengikat bagi setiap rakyatnya. Pertanyaan yang kemudian muncul dalam pemikiran Arjuna adalah bagaimana membedakan penerapan metode musyawarah dengan metode pemungutan suara jika beberapa kelompok besar bersikeras untuk memenangkan usulannya. Semar tersenyum mendengar pertanyaan Arjuna yang diucapkan dalam kata-kata yang penuh keraguan. Perbedaanya hanya terletak pada kebenaran yang mendasari usulan yang diajukan oleh masing-masing kelompok. Dalam penggunaan metode musyawarah akan tampak kebenaran pendapat walau hanya diucapkan oleh satu orang, sedangkan dalam metode pemungutan suara cenderung akan melupakan penelusuran kebenaran yang mungkin hanya diucapkan oleh satu suara saja, jawab Semar dengan suara berat. Pembenaran suatu pendapat yang didukung oleh orang banyak belum tentu berisikan kebenaran hakiki yang diucapkan oleh satu orang. Perbedaannya terletak pada bobot kepentingan kelompok yang mengajukan suatu pendapat, sehingga melakukan pembenaran yang 214

mengandung banyak unsur kesalahan di dalamnya. Dengan demikian, dalam penerapan hasil mufakat yang dihasilkan oleh pemungutan suara belum tentu akan sesuai dengan budaya masyarakat yang menerima dan menjalankan hasil mufakat tersebut. Sebaliknya dengan bermufakat terhadap kebenaran yang hanya diucapkan oleh satu orang akan menghasilkan penerapan kebijakan yang sesuai dengan budaya masyarakat. Masalahnya adalah apakah orangorang yang bermusyawarah memang cukup memiliki pengetahuan sehingga mampu membedakan kebenaran hakiki yang diucapkan oleh satu orang dengan kebenaran yang dimiliki sejumlah orang yang sarat dengan kepentingan. Secara teknis, budaya merupakan kristalisasi fungsi struktur akar pohon yang secara empirik menggambarkan rangkaian dampak yang panjang dari suatu kebijakan terhadap ketahanan dan keamanan ekonomi politik dalam sisi perikehidupan rakyat. Meskipun secara potensial kelompok yang semakin besar akan semakin mudah membentuk aliran dampak dari suatu kebijakan, akan tetapi dalam pelaksanaannya, pemikiran kelompok ini akan tertutup atau dibelokkan oleh berbagai kepentingan kelompoknya. Kepentingan inilah yang akan menutup dan mengabaikan kemungkinan adanya arah dan interaksi dampak kebijakan tertentu. 215

Arjuna tampak mengangguk-anggukan kepalanya untuk menujukkan kepada Semar bahwa dirinya dapat memahami seluruh penjelasan Semar. Terbayang di dalam pemikirannya untuk membentuk suatu kelompok ahli yang mampu mengkaji setiap pendapat yang diusulkan sebagai dasar pembentukan kebijakan. Kelompok ini merupakan sekumpulan mpu-mpu yang mendalami bidang sosial budaya, ekonomi, politik dan pertahanan keamanan. Tidak terbayangkan oleh Arjuna sebelumnya bahwa budaya memiliki sedemikian besar kemampuan untuk menghubungkan sinar bintang dilangit dengan masa depan rakyat, atau hembusan angin yang menerpa daun waru dengan terciptanya peningkatan pendidikan di bumi pertiwi.

216

Related Documents

Aji-aji Kesaktian 2
June 2020 32
Aji Panca.docx
December 2019 36
Aji Tfg_martin_aguero
June 2020 19
Skripsi Aji
June 2020 19
Aji Kliping.docx
October 2019 32

More Documents from "Nur Ayu"