Sekolah Bab 4 Ke 4.docx

  • Uploaded by: Anita Dwi Febrianaa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sekolah Bab 4 Ke 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,380
  • Pages: 16
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ialah cara yang akan digunakan dalam proses penelitian (Hidayat, 2009). Metode penelitian juga dapat disebut sebagai prosedur atau metodologi suatu penelitian. (Hasdianah, dkk, 2015). Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, kerangka kerja, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, masalah etik penelitian, analisis data, lokasi dan waktu penelitian. 4.1 Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian adalah strategi yang digunakan untuk

mengidentifikasi

permasalahan

sebelum

perencanaan

akhir

pengumpulan data serta digunakan dalam mengidentifikasi struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam,2016). Berdasarkan tujuan penelitian, jenis desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mencari Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Di SD Muhammadiyah Ponorogo.

32

33

4.2 Kerangka Kerja Populasi Seluruh ibu siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo sejumlah 153 responden Sampel Sebagian ibu siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo yang mengalami karies gigi sejumlah 38 responden Sampling Proportional Random Sampling Desain Penelitian Cross Sectional Pengumpulan Data Kuisioner perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak sekolah Observasi karies gigi pada anak sekolah Pengolahan dan Analisa Data Analisa Data dengan Uji Chi-Square dengan Signifikasi 𝛼 0,05 Penarikan Kesimpulan Menggunakan kesimpulan Statistik 1. H0 ditolak jika p < α 2. H1 diterima jika p ≥ α

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Di SD Muhammadiyah Ponorogo

34

4.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Sampling 4.3.1 Populasi Populasi ialah keseluruhan subjek atau objek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016:117). Populasi pada penelitian ini ialah seluruh ibu siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo sejumlah 153 responden. 4.3.2 Sampel Menurut Arikunto (2010) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sedangkan sampling adalah proses seleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel , agar keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebagian ibu siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo sejumlah 38 orang Kriteria sampel pada penelitian ini adalah: 1. Siswa kelas 1 dan ibu dari siswa kelas 1 2. Bersedia menjadi subjek penelitian 3. Responden dapat membaca, menulis 4.3.3 Besar Sampel Besar Sampel ialah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam, 2003). Menurut Arikunto (2012) jika populasi <100 maka besar sampel dapat diambil semuanya dan apabila populasi >100 maka diambil antara 10-20% atau 20-25% atau lebih dari

35

jumlah populasi. Besar sampel pada penelitian ini ialah 25% x 153 = 38,25 dibulatkan menjadi 38 responden. 4.3.4 Sampling Penelitian Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini ialah proportional random sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2010). Kemudian dilakukan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, teknik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan mengundi (lotterytechnique) atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number) (Notoatmodjo, 2010). Dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 38 responden di SD Muhammadiyah Ponrogo, yaitu kelas 1 Sidiq, kelas 1 Amanah, kelas 1 Tabligh, kelas 1 Fatanah, kelas 1 Al-Amin. Adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-masing kelas dengan menggunakan rumus Sugiyono (2007). 𝑛𝑖 =

𝑥𝑖 𝑁

𝑥𝑛

Keterangan : 𝑛𝑖

: Jumlah sampel yang diinginkan tiap strata

𝑥𝑖

: Jumlah populasi setiap strata

N

: Jumlah populasi siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo

n

: Sampel Penelitian

36

Berdasarkan rumus diatas, perhitungan jumlah sampel dari masingmasing kelas di SD Muhammadiyah Ponorogo, dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Perhitungan Ukuran Sampel Proporsional No

Kelas

Jumlah Populasi (𝑥𝑖 )

1.

1 Siddiq

30

2.

1 Amanah

30

3.

1 Tabligh

31

4.

1 Fatanah

31

5.

1 Al-Amin

31

Total

N = 153

Jumlah Sampel (n) 30

x38 = 7,45 = 7

153 30

x38 = 7,45 = 7

153 31

x38= 7.69 = 8

153 31

x38= 7.69 = 8

153 31

x38= 7.69 = 8

153

n = 38

Berdasarkan rumus diatas, perhitungan dari jumlah sampel masingmasing ruang kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo, kelas 1 Siddiq sejumlah 7, kelas 1 Amanah sejumlah 7, kelas 1 Tabligh sejumlah 8, kelas 1 Fatanah sejumlah 8, kelas 1 Al-Amin sejumlah 8. Jumlah sampel tersebut sudah termasuk jumlah sampel dari ibu siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah Ponorogo. 4.4 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2016). Variabel juga diartikan sebagai konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas

37

untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2016). Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur, suatu yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian. 1. Variabel Independen (Variabel bebas) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain, dimana biasanya bisa dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi. 2. Variabel Dependent (Terikat) Variabel dependent ialah variabel tergantung atau terikat dan dapat dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2016). Variabel dependent dalam penelitian ini ialah kejadian karies gigi pada anak sekolah. 4.5 Definisi Operasional Definisi operasional ialah yang menjelaskan bagaimana suatu variabel akan diukur serta alat ukur apa yang akan digunakan untuk mengukur. Definisi operasional mendiskripsikan variabel yang bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur, menunjukkan sifat atau macam variabel sesuai dengan tingkat

38

pengukurannya dan menunjukkan kedudukan variabel dalam kerangka teoritis (Hasdianah, dkk, 2015). Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Sekolah Variabel

Definisi

Parameter

Alat Ukur Kuesioner

Independen Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Karies Gigi

suatu tindakan 1. Oral yang dilakukan Hygiene oleh ibu yang 2. Pemilihan dapat diamati dan pasta gigi mempunyai 3. Pemilihan frekuensi, durasi dan dan tujuan, baik pengaturan disadari maupun diet/makanan tidak untuk membantu dalam mencegah terjadi kerusakan gigi pada anak.

Dependen Karies Gigi Pada Anak Sekolah

Masalah yang 1. Timbul bintik Observasi menyerang hitam pada jaringan keras gigi permukaan yang berupa gigi email, dentil, dan 2. Tampak sementum yang adanya mengalami proses lubang pada kronis regresif gigi dan 3. Timbul rasa menimbulkan rasa sakit bila sakit yang dialami gigi oleh anak sekolah kemasukan makanan

Skala

Skor

Nominal

Pertanyaan positif : SL : 4 SR : 3 KD: 2 TP : 1 Pertanyaan negatif : SL : 1 SR : 2 KD: 3 TP : 4 Perilaku Positif T > MT Perilaku Negatif T ≤ MT

Nominal

Kerusakan Gigi Ada = 1 Tidak = 0 Kategori : 1. Karies :≥1 2. Tidak karies :<1

39

4.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoadmodjo, 2012). Untuk melakukan pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data berupa angket atau kuesioner yaitu suatu instrumen riset yang digunakan untuk menetapkan jawaban atas sejumlah pertanyaan melalui formulir yang akan diisi oleh responden sendiri. Angket dan kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka pengumpulan data suatu penelitian. Kuesioner merupakan data pribadi, pengetahuan, sikap maupun keyakinan responden dan adanya fakta-fakta yang terjadi di masyarakat (Nursalam dan Pariani, 2008). 4.7 Waktu dan Lokasi Penelitian 4.7.1 Waktu Persiapan dan penyusunan proposal : September 2018- Maret 2019 Ujian Proposal

: Maret 2019

4.7.2 Lokasi Penelitian ini dilakukan Di SD Muhammadiyah Ponorogo 4.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data 4.8.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data tergantung dari desain penelitian dan teknik instrumen yang

dipergunakan.

Selain

proses

pengumpulan

data

meliputi

memfokuskan pada penyelidikan subyek, melatih tenaga pengumpul data

40

(jika diperlukan). Memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan reabilitas dalam menyelesaikan masalah yang terjadi agar data terkumpul sesuai dengan rencana yang ditetapkan (Nursalam, 2003). 4.8.2 Prosedur Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mengurus perizinan pengambilan data awal tentang karies gigi pada anak sekolah ke Dinas Kesehatan Ponorogo dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universtias Muhammadiyah Ponorogo. 2. Peneliti mendapatkan data awal karies gigi pada anak sekolah yaitu di wilayah Puskesmas Ponorogo Utara. 3. Peneliti mengurus perizinan dari Dinas Kesehatan Ponorogo untuk mengambil data awal SD terbanyak yang mengalami karies gigi ke Puskesmas Ponorogo Utara. 4. Peneliti mendapatkan data siswa SD terbanyak yang mengalami karies gigi dari Puskesmas Ponorogo Utara yaitu di SD Muhammadiyah Ponorogo. 5. Peneliti mengurus perizinan penelitian ke Bankesbang Ponorogo. 6. Peneliti menemui Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Ponorogo dengan membawa surat izin penelitian lalu menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan.

41

7. Peneliti memberi penjelasan kepada calon responden tentang penelitiannya dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent. 8. Peneliti membagikan kuisioner kepada responden dan responden mengisi jawaban pada kuisioner yang telah diberikan. 9. Peneliti meminta kembali kuisioner yang sudah diisi dan memastikan jumlah kuisioner yang diisi sesuai dengan jumlah kuisioner yang diberikan. 10. Peneliti melakukan dokumentasi. 11. Peneliti melakukan pengolahan data (editing, ceoding, scoring, dan tabulating). 4.8.3 Analisa Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan dianalisa secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di tabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti : 1. Editing (Pemeriksaan Data) Editing ialah suatu upaya pengecekan atau pemeriksaan kembali kebenaran data yang telah diperoleh atu dikumpulkan. Menurut Hidayat (2010) editing dilakukan setelah data terkumpul. Jika terdapat data yang belum lengkap dan bila memungkinkan dilakukan pengambilan data ulang. Peneliti mengecek kelengkapan data dan kuisioner responden.

42

2. Coding (Memberi Kode) Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka (Notoatmodjo, 2013). Pada penelitian ini pengkodean dilakukan untuk data demografi dan kuisioner. 3. Scoring (Memberi skor) Scoring ialah member skor terhadap item-item yang perlu diberi skor (Sulistyaningsih, 2011). Peneliti memberi skor pada variabel yang diteliti. a. Perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi dipergunakan skor T = Pernyataan Positif SL = 4, SR = 3, KK = 2, TP 1. Pernyataan Negatif SL = 1, SR = 2, KK = 3, TP 4. b. Karies gigi pada anak sekolah berdasarkan kerusakan gigi, jika Ada = 1 dan Tidak Ada = 0 4. Tabulating (Meringkas Data) Tabulasi adalah suatu proses meringkas data yang termasuk dalam table-tabel yang telah dipersiapkan (Notoatmodjo, 2013). Berdasarkan jenis data, data dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Data Umum (data demografi) Data umum berisi karakteristik responden yang digunakan untuk pertimbangan peneliti dalam menilai karakteristik responden. Data akan dianalisa dengan rumus prosentase sebagai berikut :

P

f N

x100%

43

Keterangan : P : Prosentase N : Jumlah populasi F : Frekuensi jawaban Adapun hasil pengolahan data diinterpretasikan menggunakan skala : 100%

: seluruhnya

75% - 99%

: hampir seluruhnya

51% - 74%

: sebagian besar

50%

: setengahnya

25% - 49%

: hampir setengahnya

1% - 24%

: sebagian kecil

0%

: tidak satupun.

b. Data Khusus 1. Variabel independen Untuk variabel independent perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak sekolah dipergunakan Skala Likert terdiri dari 2 jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut :Pertanyaan positif SL = 4, SR = 3, KD = 2, TP = 1. Pertanyaan negatif SL = 41, SR = 2, KK = 3, TP = 4. Skala pengukuran perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan Skala Likert adalah Skor-T, yaitu: Dengan rumus:

X  X  T = 50+10    S 

44

Keterangan : X = skor responden X = nilai rata-rata kelompok

S = deviasi standar (simpangan baku) kelompok Rumus untuk simpangan baku (Sugiyono, 2004)

(X  X )

S

2

n

Keterangan : S

: Simpangan baku

X

: Skor responden

X

:Nilai rata-rata kelompok

N

:Jumlah sampel

Dengan nilai MT : MT =

T n

Keterangan : MT : Mean T

T : n

rerata T

: responden.

Untuk mempermudah penilaian maka hasil prosentase variabel perilaku, peneliti mengintepretasikan menjadi 2 kategori yaitu: T >MT : Positif T ≤ MT : Negatif

45

2. Variabel Dependen Untuk variabel dependent tentang kejadian karies gigi pada anak sekolah berdasarkan kerusakan gigi anak sekolah. Jika Ada nilai : 1, jika tidak ada nilai : 0. Untuk kategori karies : Karies :≥ 1, Tidak Karies : < 1. Rumus yang digunakan N = Sp x 100% Sm Keterangan : N

: Nilai yang didapat

Sp

: Skor yang didapat

Sm

: Skor maksimal (Arikunto, 2012)

Untuk mengetahui Hubungan Perilaku Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah dengan skala nominal dapat dicari denganujistatistik Chi-Squarekarena dalam table silang atau table kotingensi dijumpai banyak nilai ekspektasi yang kecil,maka beberapa kolom atau baris harus digabung atau digunakan uji statistic dengan perhitungan nilai P secara eksak atau melakukan uji Chi-Square. Kaidah keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau 2 ditolak dengan membandingkan harga x hitung dengan harga tabel

pada taraf signifikan 5% dan DK = 2. Ha dterima Ho ditolak jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel

46

Ha dtolak Ho diterima jika χ2 hitung < χ2 tabel Menurut Sugiyono (2008) makin besar nilai berarti hubungan antara dua variabel makin erat, nilai berkisar 0-1,00. Interpretasi terhadap besarnya nilai sebagai berikut : Antara 0,80 - 1,00 : sangat tinggi Antara 0,60 - 0,79 : tinggi Antara 0,40 - 0,59 : cukup Antara 0,20 - 0,39 : rendah Antara 0,00 - 0,19 : sangat rendah. 4.9 Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mengadakan penelitian dengan menekankan etika meliputi: 1. Lembar persetujuan (informed consent) diberikan kepada subyek yang akan diteliti, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset dilakukan, serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika subyek bersedia diteliti maka menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Tanpa nama (Anonimity) Informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin kerahasiaannya. Peneliti tidak mencantumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan nomor kode pada masing-masing jawaban.

47

3. Kerahasiaan (confidentiality) Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subyek peneliti dijamin oleh peneliti hanya kelompok satu tertentu yang akan disahkan atau dilaporkan pada hasil penelitian. (Hidayat, 2007).

Related Documents

Sekolah Bab 4 Ke 4.docx
December 2019 2
Sekolah Bab 2 Ke 1.docx
December 2019 3
Ke Sekolah, Anakku!
November 2019 36

More Documents from ""