OCTAVIENA AGNES PASULLE H22114304
Periode Letusan G. Soputan yang terpanjang adalah 47 tahun dan yang terpendek adalah 1 tahun. Sifat letusan G. Soputan umumnya dalam satu periode terjadi beberapa kali letusan dengan selang waktu antara beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Tahun 1785 – 1890 terjadi letusan dari kawah puncak Tahun 1901 terjadi letusan samping Tahun 1906 (17 Juni – September) letusan samping menghasilkan lava. Terbentuk kerucut parasit Aesoput. Tahun 1907 (5-23 Juni) terjadi letusan di
Aesoput
Tahun 1908-1909,1910(Januari – Juni) letusan di Aesoput menghasilkan aliran lava
Tahun 1911,1912 (November-April) letusan di
Aesoput menghasilkan aliran lava
Tahun 1913 (April-Juni) letusan di Aesoput
Tahun 1915 (April-Juni) terbentuk kubah lava Aesoput
Weru dan aliran lava ke tenggara
Tahun 1917 (November) letusan di Aesoput
Tahun 1923-1924 (27 November – 18 Januari) letusan di Aesoput.
Tahun 1947 (22 – 27 Agustus) letusan di Aesoput.
Tahun 1984 letusan dari kawah puncak.
Tahun 1991,1995,2000
Disertai beberapa
pertumbuhan jam
menjelang
kubah letusan
lava, 13
Mei
2000, tremor vulkanik terekam secara menerus
dengan
amplituda
berkisar
antara
5
-
31 mm. Tremor letusan terekam hingga di sta siun seismik G. Lokon (yang berjarak lk. 25 km
utara G. Soputan), dengan amplituda maksimum mencapai 20 mm.
Hal
serupa
terjadi
berulang-
ulang (letusan pada tanggal 1, 6, 25 dan 30 Juli
2000),
setiap akan terjadi letusan, selalu
didahului oleh tremor vulkanik selama 3 - 6 jam. Amplitudanya semakin lama semakin besar hingga beberapa menit menjelang letusan amplitudanya
mencapai 45 mm.
Tahun 2007 (25 Oktober) menyemburkan
abu setinggi lebih dari ±1000 m di atas puncak,
disertai
dengan
guguran
lava
pijar ke arah barat sejauh ± 1000 m.
Kejadian tersebut berlangsung selama ± 2 minggu. Pada pertengahan November 2007,
aktivitas G. Soputan menurun.
Tahun 2008 5 Juni : terekam 14 kejadian gempa guguran, 9 kejadian gempa vulkanik dan 2 kejadiangempa tektonik, secara visual gunung tertutup kabut.
6 Juni : Pukul 00.00 – 10.00 terjadi peningkatan jumlah gempa yang mencolok, masingmasing terekam 116 kejadian gempa vulkanik dan 120 gempa guguran. Pukul 08.53 Mulai terekam tremor menerus dengan ampituda antara 5-30 mm.
Pukul 11.07 Terjadi letusan yang disertai guguran awan panas hampir kesegala arah
dengan jarak luncur lk. 1500 m. Tinggi asap letusan mencapai lebih dari 2000 m. Abu letusan tertiup angin ke arah barat, tersebar hingga mencapai Kotamobagu
Pukul 17.00 – 19.00Terlihat sinar api dan kilatan petir di sekitar puncak dengan tinggi lebih dari 250 m. Suara gemuruh dan dentumannya terdengar hingga di Pos Lokon di Tomohon yang berjarak ±30 km
7 Juni : tidak terjadi letusan, namun guguran lava masi h terjadi. Pada malam hari terlihat titik–titik sinar api di sekitar puncak. 26 September – 6 Oktober : Secara visual aktivitas vulkanik yang tampak dari Pos PGA di Maliku berupa hembusan asap kawah berwarna putih tipis setinggi 25 – 50 meter dari puncak Tanggal 6 Oktober 2008 pukul 00:00 – 06:00 WITA terekam sebanyak 2 kali gempa V ulkanik Dalam dengan amplituda antara 5 – 15 mm dan lama gempa 7,5 – 10 detik, serta gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 – 4 mm.
Pada pukul 22:02 WITA kembali terjadi letusan yang disertai guguran lava pijar k e arah barat sejauh 1000 meter. Pada pukul 22:37 WITA terjadi letusan strombolian dengan ketinggian antara 100 – 150 meter dari puncak. 7 Oktober 2008 : secara visual teramati asap berwarna putih tebal dengan ketinggian antara 500 – 1500 meter dari puncak. Sinar api teramati dengan ketinggian 50 – 150 meter. Guguran lava pijar teramati mencapai jarak luncur 500 meter dari pusat kegiatan ke arah barat dan baratlaut. Dari rekaman seismograf menunjukkan terjadi 7 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum antara 7 – 16 mm dan lama gempa antara 20 – 65 detik. Gempa tremor menerus terekam dengan amplituda maksimum berfluktuasi antara 0,5 hingga 40 mm.
Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Soputan memastikan letusan kecil masih terekam tremor amplitudo 42 mm dengan energi cukup tinggi. Dari pantauannya, erupsi ditandai dengan keluarnya asap putih tebal bercampur abu mencapai ketinggian 1.000 meter. Letusangunung ini merupakan letusan besar kedua sepanjang 2015 dengan semburan debu mengarah ke Tenggara. Letusan kali ini mencapai 4.500 meter.
Hari senin tanggal 4 januari 2016 pada malam hari, dengan mengeluarkan lava dan awan panas, serta semburan material vulkanis yang mencapai ketinggian hingga minahasa Tenggara.
Gunung Soputan terakhir kali meletus pada 4 Januari 2016. Gunung itu terbentuk pada masa Kuarterner di tepi selatan kaldera Tondano, dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Sulawesi. Gunung Soputan yang berada di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, sejak Sabtu siang, 11 Februari 2017, mengalami peningkatan aktivitas. Dari puncak gunung terlihat kepulan asap setinggi 1.000 meter dan suara gemuruh.