LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS DI RUANG IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT) RUMAH SAKIT DUSTIRA TK II
Di Susun oleh : Wahyuni Nur Pratami 211116056 Kelas 3B
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3 STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2019
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. (Suratun SKM, 2010) Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makanmakanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. ( Smelzer 2002) Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998). Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi atau local. (patofisologi : 378 ) Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono, makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping itu penyebab lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks empedu, terapi radiasi ( KMB & vol 2 :1062 )
2. ETIOLOGI Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Gastritis Akut Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik Penyebab
dan
patogenesis
pada
umumnya
belum
diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
3. PATOFISIOLOGI
Gastritis Akut Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obatobatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan
rasa
mual,
muntah
dan
anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan
Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).
4. KLASIFIKASI Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Gastritis akut Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. 2. Gastritis kronis Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal: 188).
5. MANIFESTASI KLINIS a. Gastritis akut Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah. b. Gastritis kronis Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknyatersebar.
Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernahmelewati mukosa muskularis.
Biopsi mukosa lambung
Analisa cairan lambung : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada kliendengan gastritis kronik.
Pemeriksaan barium
Radiologi abdomen
Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah
Feces bila melena
EGD
(Esofagogastriduodenoskopi)
=
tes
diagnostik
kunci
untukperdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi..
Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456)
7. TINDAKAN PENANGANAN
Gastritis Akut Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
Gastritis Kronik Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
8. KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN
Biodata Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
Keluhan utama Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual, muntah?
Riwayat penyakit sekarang Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol?
Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung?
Riwayat kesehatan keluarga Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet atau diet sembarang.
Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan membantu
Aktivitas / Istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
Sirkulasi Gejala : - hipotensi (termasuk postural) - takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- kelemahan / nadi perifer lemah - pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi) - warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah) - kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
Integritas ego Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya. Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
Eliminasi Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida). Haluaran urine : menurun, pekat.
Makanan / Cairan Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal). Masalah menelan : cegukan Nyeri
ulu
hati,
sendawa
bau
asam,
mual
/
muntah
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
Neurosensi Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan. Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
Nyeri / Kenyamanan Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis). Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis. Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
Keamanan Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak mau makan
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang penyakit yang ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit yang diderita
Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak gelisah
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Terlampir
4. Evaluasi No 1
Diagnosa
Evaluasi
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
S : Keluarga menjawab salam dan
keterbatasan informasi tentang penyakit yang
mengerti atas tujuan yang diberikan
ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit
serta
yang diderita
kesehatan
menjawab
salam
petugas
O:
Keluarga tampak percaya kepada petugas kesehatan
Keluarga merasa senang dengan kedatangan petugas kesehatan
Keluarga tampak mau mendengarkan perawat dalam memberikan informasi
A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi - Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang tepat - Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat - Diskusikan
pilihan
terapi
atau
penanganan - Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan - Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat 2
Ketidakseimbangan
nutrisi:
Kurang
dari S :
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake - pasien tidak mengeluh mual dan nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan muntah klien mengeluh tidak mau makan
- Pasien mengatakan makan walaupun sedikit O: - pasien tidak tampak mual dan muntah -
Pasien tidak tampak pucat
-
Pasien
mau
menghabiskan
makanannya walau hanya setengah porsi A : Tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi
Monitor intake nuntrisi
Berikan intake nutrisi yang tepat
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Jadwalkan
pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan
3
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa
S : Pasien mengatakan nyeri yang
lambung yang ditandai dengan klien mengeluh
dirasakan mulai berkurang
nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
O: - pasien tidak tampak menangis -
Raut wajah pasien terlihat lebih
tenang -
Pasien tidak lagi memgang perut
A : tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
4
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan S: Pasien mengatakan tidak merasakan pengeluaran aktif, ditandai dengan mual muntah
mual dan muntah O: Warna kulit , membran mukosa lembab, dan turgor kulit meningkat A: Tujuan dapat tercapai sebagian P: Lanjutkan intrvensi -
Monitor
vital
sign
setiap
15menit – 1 jam -
Berikan cairan oral
-
Dorong
keluarga
untuk
membantu pasien makan dan minum
-
5
Mual berhubungan dengan:Pengobatan: iritasi
Monitor intake dan urin output
S :
gaster, distensi gaster Pasien tidak mengeluh mual dan muntah Pasien mengatakan nafsu makan pasien mulai meningkat O : Pasien tidak mual dan muntah Pasien menghabiskan setengah porsi makanannya Pasein tampak minum air lebih banyak dari sebelumnya A : Tujuan tercapai seluruhnya P : pertahankan kondisi pasien 6
Ansietas berhubungan dengan perubahan status
S:
kesehatan, pengobatan
pasien mengatakan cemas yang
dirasakan mulai berkurang
Pasien
mengatakan
sudah
merasa tenang O:
pasien terlihat lebih tenang
pasien
percaya
dan
mau
mendengarkan kata-kata perawat
keluarga
pasien
mendampingi pasien A
: tujuan tercapai sebagian
P
: lanjutkan intervensi
tampak
Berikan lingkungan tenang untuk istirahat Kelola pemberian obat anti cemas Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
DAFTAR PUSTAKA http://lpmedikalbedah.blogspot.com/2011/08/lp-gastritis-maag.html http://www.pdfcoke.com/doc/48266250/LP-GASTRITIS http://koueh-lover.blogspot.com/2010/01/lp-gastritis.html http://dezlicious.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-kliendengan_30.html Asuhan keperawatan Gastritis di akses pada tanggal 11 desember 2011 di ttp://www.pdfcoke.com/doc/34134791/asuhan-keperawatan-gastritis#archiv Buzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sue, Marion, Meridean, Elizabeth. 2008. Nursing Outcomes Classification Fourth Edition, USA : Mosby Elsevier Joanne&Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA : Mosby Elsevier T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC