SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR NUSANTARA Kelompok : Anggota : • Citra Annisa (052001700030) • Febiyanti (052001700047) • Fikri Rachman Fauzi (052001700051) • Haidar Zufar Sulaksono (052001700062)
Animisme
Kata animisme berasal dari bahasa latin, yaitu anima yang berarti 'roh'. Kepercayaan animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Keyakinan ini banyak dianut oleh bangsabangsa yang belum bersentuhan dengan agama wahyu.
• Sebagai tempat bersemayamnya r oh para raja & ratu dan untuk me ngenang raja atau ratu yang telah wafat. Ataupun dengan hal-hal yan g berhubungan dengan kematian. • Sebagai tempat pemujaan bagi par a bangsawan dipercayai sebagai m anifestasi dari dewa-dewa (titisan para dewa yang berada di bumi), maupun kepada para dewa.
Candi Bentar Gerbang Kerajaan Majapahit
Banyak kepercayaan animisme yang berkembang di masyarakat seperti : • Kepercayaan masyarakat Nias yang meyakini bahwa tikus yang sering keluar masuk rumah adalah jelmaan dari roh wanita yang meninggal dalam keadaan melahirkan. Atau, keyakinan bahwa roh orang yang sudah meninggal bisa masuk kedalam jasad binatang lain, seperti babi hutan dan harimau.
Kepercayaan semacam ini hampir sama dengan keyakinan reinkarnasi. Reinkarnasi sendiri tidak lain adalah pemahaman masyarakat Hindu dan Budha yang percaya bahwa manusia yang sudah mati bisa kembali lagi ke alam dunia dalam wujud yang lain.
Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan. Definisi dari dinamisme memiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan. Contohnya seperti penyembahan masyarakat Jepang terhadap matahari. Mereka sangat mengagungkan dan menghormati matahari karena mereka percaya bahwa matahari-lah yang pantas disembah disebabkan kekuatan sinarnya yang memancar ke seluruh dunia. Karena sebab itulah, mereka menyembah sesuatu selain Allah. Mereka menyembah Allah karena mereka bodoh dan jahil dalam mengenal Tuhan.
Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Ada suatu masa, masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini disebut sebagai zaman yang belum mengenal tulisan. Disaat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi. Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti tentang baik dan buruk. Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab suci atau undangundang yang menuntun kehidupan mereka. Tidak ada yang istimewa pada zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme.
Dari kepercayaan inilah, mereka membangun sebuah masyarakat. Mereka mengangkat seorang kepala adat sebagai pemimpin. Baik pemimpin kemasyarakatan ataupun pemimpin dalam proses-proses ritual. Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah menjalin interaksi dengan mereka. Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari ajaran Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir dari ajaran bangsa Aria. Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekuatan luar biasa. Misalnya, mereka sudah percaya pada kekuatan matahari dan bulan atau disebut dengan kepercayaan pada Adityachandra.
Teori-Teori Animisme dan Dinamisme
Banyak para pemikir atau kalangan intelektual yang berbicara tentang teori-teori animisme dan dinamisme. Mereka menjadikan paham atau aliran ini sebagai bahan perbincangan dan penelitian sehingga animisme dan dinamisme mendapatkan perhatian di tingkat akademisi seperti perguruan tinggi.
Pemikiran Animisme
Sigmund Freud, psikolog sekuler, mengatakan bahwa Animisme menjelaskan konsep-konsep psikis teori tentang keberadaan spiritual secara umum. Animisme sebenarnya berasal dari wawasan bangsa-bangsa primitif yang luar biasa tentang alam semesta dan dunia. Bangsa-bangsa primitif menempati dunia bersama-sama dengan begitu banyak roh. Bangsa primitif ini mampu menjelaskan keterkaitan proses gerakan alam dengan gerakan roh-roh ini.
Pemikiran Dinamisme
Manusia mulai menganalisa setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Sebelumnya, manusia primitif mulai mengeluarkan teoriteori tentang hakikat benda atau materi. Ia mulai menggabungkan antara keberadaan ruh manusia dengan keberadaan benda lain seperti air, udara, api, dan tanah. Mulai dari sini, manusia primitif menyimpulkan bahwa setiap materi yang memiliki sifat yang sama, maka memiliki substansi yang sama pula. kemudian manusia diyakini memiliki ruh, maka pepohonan, binatang, laut, api, matahari, bulan, dan materi-materi lainnya pun memiliki ruh seperti manusia.
Paganisme
Kepercayaan kuno Paganisme mengandung banyak hal-hal mistis. Terwujud dalam ritual dan asitektur, halhal mistik tersebut merupakan usaha manusia awal untuk menyatu dengan alam. Kuil Pagan sebagai bentuk arsitektur sacral merupakan manifestasi dari keberadaan dewa dewa. Tulisan ini berisi tentang bagaimana konsep kepercayaan Pagan diwujudkan dalam bentuk ruang, terutama dalam arsitektur sakral. Elemenelemen alam menjadi pedoman dalam perancangan arsitektur.
Banyak yang melakukan studi literature dan membandingkannya dengan arsitektur gereja sebagai ruang sakral bagi kepercayaan Kristen yang terkait dengan Paganisme. Pengaruh latar belakang dan kebudayaan sangat mempengaruhi kasus. Meskipun demikian, didapati bahwa memang dalam arsitektur gereja terdapat adaptasi dari kepercayaan Pagan yang merupakan pemujaan terhadap alam.