ARSITEKTUR MODERN DI BALI DAN SEJARAH ARSITEKTUR MODEREN Sejarah awal arsitektur modern Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan beberapa ciri khas yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih dikenal dengan aliran Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya Arsitektur Modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan akan gaya arsitektur klasik dan kombinasinya pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun 1880-an. Akibat adanya berbagai gagasan baru, salah satunya adalah adanya peran teknologi dalam perancangan bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan sebagainya, mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan baru tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip Arsitektur Modern. Arsitektur Modern dapat dianggap sebagai suatu debat atau argumen terhadap peran arsitektur klasik. Arsitektur Klasik mencerminkan banyak pandangan seperti moral atau ekstravagan, imperialisasi atau republik, bahkan intelektualitas atau militerisme. Tanpa disadari oleh beberapa Arsitek, ada beberapa karya arsitek yang mengaku sebagai hasil cipta klasik tapi mempunyai ciri modern, dan sebaliknya ada juga karya arsitek yang menyatakan sebagai karya arsitektur bergaya modern tapi nyatanya malah bergaya klasik. Salah satu pengaruh terpenting dan terbesar pada arsitektur modern ini adalah gerakan Arts and Crafts, yang ditemukan pada pertengahan abad 18 oleh William Morris di Inggris. Morris mengkritik kualitas artistik yang miskin akan hasil produksi mesin pada saat revolusi Industri. Meskipun Morris tidak merancang bangunan, pengaruhnya memberi motivasi akan kebebasan dan semangat bereksperimen yang mendapatkan peran penting dalam arsitektur. Gerakan modern dipercaya sebagai sesuatu yang baru dan segala bentuk klasik tidak diterima oleh para arsiteknya. Pada umumnya arsitektur modern sengaja menciptakan pandangan yang mencerminkan ide tentang masyarakat industri, berdasarkan kesederajatan dan biasanya mempunyai sikap untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap salah di masa lalu. Pandangan baru tersebut, seperti masyarakat baru, umumnya tidak dimengerti atau belum dapat diterima
masyarakat lain. Sangat ironis apabila gerakan modern ini menolak keberadaan tradisi klasik karena tanpa diduga banyak juga karya arsitektur modern yang terdapat unsur tradisi aristektur klasik di dalamnya, masih mengadopsi beberapa bentuknya, dari urutan sampai pada bentuk kubahnya (dome), dan dengan inilah karya tersebut dapat mengkomunikasikan nilai (pesan) tertentu, sehingga satu sama lain berbeda. Usaha untuk menghilangkan tradisi tersebut sulit memang tidak pernah berhasil. Gerakan modern ini sebenarnya lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty atau keindahan. Di sini semua gerakan di alam dianggap mempunyai konstruksi sehingga menjadi indah. Dinamis tetapi tetap sebuah konstruksi yang kaku tidak lagi statis, selalu dalam keadaan equilibrium namun tidak kaku. Pada saat itu gerakan ini harus internasional atau men-dunia dan dipraktekkan oleh semua arsitek pada saat itu. Semua benda mempunyai bentuk yang pas seperti bentuk bendungan dan bangunan penyimpanan gandum yang bentuknya serupa di seluruh dunia. Bahan-bahan pabrik seperti kaca sangat digemari dimana pada saat itu kaca dapat membentuk sebuah volume ruang. Bagian dalam dapat terlihat dengan menggunakan kaca bagian luarnya menampilkan sebuah kejujuran. Arsitektur modern yang mulai muncul pada sekitar tahun 1750 di Eropa mempunyai beberapa tanda, antara lain : Ø Kehadiran arsitektur modern seiring dengan sedang munculnya Romantic Classicism, istilah populernya adalah Neoklasik. Gaya ini dianggap serius apabila melibatkan emosi yang mengakibatkan prinsip-prinsip arsitektur klasik tidak diterapkan sepenuhnya melainkan cenderung lebih condong memilih (gabungan) gaya yang disukai saja, seperti gaya arsitektur Gothic dan Ionic. Ø Adanya tata kota ideal, karena sejak 1750 timbul suatu masalah yaitu banyaknya tempat kumuh. Hal ini membangkitkan gagasan kota ideal yang menyangkut polis, yang merupakan komponen masyarakat yang diatur sehingga hidup selaras dan seimbang. Bagaimana cara mengatur sebuah lahan menjadi bangunan merupakan bahan pertimbangan pembangunan kota itu sendiri, dengan kata kunci “mandiri” atau self-sufficient. Ø Adanya peran rekayasa dan teknologi. Insinyur sipil mulai banyak, yang kemudian mulai muncul bahan-bahan serta bahan-bahan campuran baru seperti cairan aspal, beton, baja dan sebagainya. Hal ini mempengaruhi pembangunan, terutama pada struktur bangunan sehingga mulai muncul bentuk-bentuk baru baik itu struktur atau penampakkannya.
Sebenarnya arsitektur modern baru muncul sekitar tahun 1860-an di Eropa dengan bangunan pertama yaitu Crystal Palace. Bentuk-bentuk yang digunakan merupakan bentukbentuk rasional yaitu kaku biasanya berbentuk kotak terlihat masif dan jarang terdapat ornamenornamen penghias seperti halnya pada gaya-gaya atau aliran-aliran sebelumnya. Penerapan bahanbahan baru dapat terlihat pada bangunan ini seperti penggunaan struktur besi, baja dan kaca serta beton. Sedangkan di Amerika, arsitektur modern mulai muncul sekitar tahun 1880-an, dimana banyak dibangun gedung-gedung bertingkat tinggi dengan struktur yang menggunakan bahanbahan baru hasil fabrikasi terutama bahan baja. Prinsip-prinsip arsitektur modern antara lain : Ø Sistem firmitas atau sistem kekokohan, dimana tiang dan lantai merupakan satu kesatuan atau saling mengikat, ada pondasi dan penghubung lantai dasar sebagai pengikat konstruksi. Jadi pada arsitektur modern ini lebih menonjolkan pada bentuk-bentuk yang dianggap kokoh. Ø Adanya penggunaan bahan hasil pabrikasi untuk penutup atau kulit bangunan. Karena adanya revolusi industri yang banyak menyebabkan penggunaan bahan-bahan pabrik menjadi tren saat itu. Bahan-bahan yang banyak digunakan pada saat itu yaitu bahan-bahan baru seperti besi, baja, beton dan kaca. Para arsitek pada saat itu sednag gemar-gemarnya menggunakan bahan-bahan ini. Ø Terdapat sistem grid pada denah, tidak mempunyai pusat tertentu dan bentuknya biasanya asimetri. Disini denah sudah lebih kaya akan bentuk dan tidak berbentuk simetris seperti pada denah-denah bangunan beraliran klasik sebelumnya. Dan tidak mempunyai pusat-pusat tertentu. Ø Selalu ada bukaan-bukaan (lubang-lubang) karena pada saat itu arsitek sudah mulai memikirkan bagaimana menciptakan bangunan yang sehat yang diantaranya dengan menggunakan banyak bukaan-bukaan (lubang-lubang) sebagai sirkulasi udara agar udara lebih nyaman di dalamnya. Ø Alam dipinjam (dipasang) agar telihat sebagai ornamen tapi tidak menjadi bagian dari bangunan. Di bangunan-bangunan modern penggunaan tanaman-tanaman hias merupakan pengganti dari ornamen-ornamen estetis yang terdapat pada bangunan aliran sebelumnya. Ø Adanya kontak dengan alam baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Alam disini mulai diperhatikan kembali sebagai unsur yang penting baik itu sebagai penunjang kenyamanan maupun kesehatan lingkungan bangunan. Ø Ada keinginan akan sebuah lingkungan yang sehat, jarak antar bangunan berjauhan. Telah saya jelaskan diatas bahwa arsitek beraliran modern mulai kembali memperhatikan kesehatan bangunan salah satunya juga dengan cara memperjauh jarak antar bangunan disamping juga sebagai
penambah unsur keindahan dari bangunan itu sendiri lepas dari bangunan-banguna lain disekitarnya. Ø Arsitektur modern bertulang punggung pada teknologi (dasar semua permasalahan). Pada saat tahun 1850-an muncul sebuah gelar baru yaitu insinyur. Insinyur disini selain ahli bangunan juga bisa membuat bangunan-bangunan tinggi atau pencakar langit juga dapat membuat bangunan dengan struktur-struktur yang panjang seperti jembatan. Sehingga pada akhirnya muncul istilah “ Form Follows Function “ yang dicetuskan oleh Louis Sullivan dimana bangunan yang baik tidak harus indah namun ‘ benar ‘ makna, fungsi dan lain-lainnya. Pada saat itu bangunan –bangunan modern juga sudah mulai berubah bentuknya misalnya pada bangunanbangunan tinggi pada lantai 1 dan lantai 2-nya diberi ruang besar , mezanin dan terdapat tangga utama yang besar. Selain itu untuk memecah kekakuan pada penampakkan fasad-nya diberilah aksen diatas-atas bangunan tinggi tersebut seperti yang dilakukan pada gaya-gaya Art Nouveau. Namun pada saat itu arsitek besar seperti Louis Sullivan tidak banyak mencipatakan sebuah bangunan hanyalah karena bangunan-bangunan ciptaannya banyak ditiru dan dijiplak oleh arsitekasitek lain pada zamannya. Namun kemudian Louis Sullivan menurunkan ilmunya ini kepada muridnya yang akhirnya juga menjadi arsitek besar pula yaitu Frank Loyd Wright. Kemudian arsitek memanfaatkan pengetahuan yang dipunya oleh insinyur. Dan akhirnya arsitek lebih kreatif dan mempunyai konsep pemikiran yang lebih dalam daripada insinyur, karena arsitek juga mempunyai pengetahuan tentang ilmu seni yang tidak dipunyai oleh insinyur yang hanya mempunyai ilmu teknik yang paten. Kemudian pada sekitar tahun 1920-an muncullah suatu periode yang disebut dengan Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu sudah berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-ornamen disini berfungsi sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan ornamen-ornamen. Di sini massa-massa bangunan juga dibuat ekspresif namun menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga mempunyai ekspresi yang khas contohnya penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight. Periode ini juga ditandai dengan keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang menyebabkan munculnya berbagai macam aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana bangunan pada saat itu harus berfungsi sebagai monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme yang mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu secara teknis mengikuti bentuk-bentuk
bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-karya arsitektur haus monumental dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur mengikuti perkembangan mekanisasi yang terjadi sedangkan Will to form yaitu bahwa perancangan bangunan diserahkan sepenuhnya oleh arsitek yang merancangnya. Pada tahun 1920 hingga 1930 bangunan yang diciptakan kebanyakan adalah bangunanbangunan tinggi atau bangunan pencakar langit. Karena pada saat itu ada anggapan bahwa semakin tinggi sebuah bangunan semakin hebat. Di Jerman pada saat itu ada istilah Neve Sachlichkeit atau Neuwe Zakelijaheid di Belanda yaitu sebuah sifat objektif yang baru. Dan di daerah Skandinavia yang pada saat itu tidak tersentuh oleh dinamika politik yang tengah memanas di Eropa Tengah mengakibatkan gerakan modernnya berbeda dengan di daerah Eropa tengah tersebut, bentukbentuk bangunan di sana mengalah pada lansekap atau alam. Akibat rasa optimis yang tinggi dan sikap yang idealis dari masyarakat modern, arsitektur modern mulai menandakan tanda-tanda kegagalannya. Para arsitek dari gerakan modern mempunyai suatu tujuan yaitu untuk menciptakan suatu gaya internasional atau Internasional Style, yang diterima secara internasional dan seragam. Internasional Style sebenarnya merupakan perumusan ide-ide dari para pionir arsitektur modern seperti Hoffmann, Loos, Frank Loyd Wright, dan Walter Gropius. Ciri khas bangunan bergaya internasional adalah penerapan bentuk-bentuk geometri, dinding berwarna polos (putih), dan atap yang datar, serta biasanya terdapat taman di sekitarnya. Banyak karya-karya arsitektur yang mengadopsi dari revolusi industri. Prinsip-prinsip bangunan bergaya International yaitu : Ø Volume metrik Ø Regularity Ø Anti ornamen terapan Internasional style masih tetap populer ke seluruh dunia hingga sekitar tahun 1950-an. Pada saat itu banyak arsitek muda yang menentangnya. Mereka percaya bahwa gaya ini tidak mempunyai banyak variasi dalam desainnya karena keterikatannya pada bentuk geometri yang sederhana dan kurangnya dekorasi. Sehingga pandangan industri yang diterapkan pada semua bangunan menjadi dasar permasalahan yang sering dikritik. Penerapan ini gagal menampilkan kepentingan akan fungsi dari berbagai bangunan, seperti perumahan, gedung perkantoran dan institusi-institusi baik pendidikan maupun kebudayaan, memiliki bentuk yang mirip sehingga
terlihat sama, dan yang hanya dapat menandakan fungsinya adalah penggunaan skala yang berbeda. Kelompok arsitek pertama yang menentang gaya tersebut menamakan diri the Brutalists. Mereka mendasari desainnya pada pekerjaan akhir Le Corbussier, dan membuat bangunan yang polos dan masif dengan bahan campuran / konkrit yang kasar serta kuat. Pemimpin kelompok ini adalah Kenzo Tange (Jepang), J. Sterling dan Gowan (Inggris), dan Paul Rudolf (Amerika). Sekitar tahun 1970-an dunia telah berubah dan kesemuanya diatur oleh Amerika. Kemudian timbul Perang Dingin yaitu antara Blok Barat yang lebih menekankan industrialis dan Blok Timur yang sangat tertutup sehingga disebut dengan Tirai Besi. Namun pada saat itu setiap negara mempunyai program-program pembangunannya sendiri. Pada saat itu di Amerika terdapat 3 karakter yang mempengaruhi karya-karya arsitektur diantaranya adalah formalis seperti Paul Rudolf yang lebih mengutamakan ekspresi bentuk kemudian perfeksionis seperti I.M.Pei dimana lebih mengutamakan kesempurnaan setiap detail dan bentuk. Sedangkan yang terakhir yaitu produktivitas yang lebih mengutamakan pada kemajuan teknologi, efisiensi dan optimalisasi. Di Belanda arsitek-arsitek disana kembali meneruskan gaya arsitektur modern lama, metabolisme dan split level seperti yang dilakukan oleh Le Corbussier dan Van der Grough. Di Prancis banyak menggunakan teknologi logam seperti pembangunan menara Eiffel jadi anggapan disana bahwa bangunan yang menarik yaitu bangunan yang bisa dirakit. Di Jerman lebih mengutamakan pengekspresian bentuk-bentuk manufaktur, bangunan yang bisa dirakit serta mengutamakan bentuk-bentuk yang ekspresif. Di Skandinavia, Alvaro Alto sebagai arsitek penggerak disana lebih mengutamakan bentuk-bentuk konservatif dan bangunan harus mempnyai unsur-unsur alam. Di Asia seperti di Jepang lebih mengutamakan bentuk-bentuk formalis dan metabolis yang digerakkan oleh Kenzo Tange. Sedangkan di India dipengaruhi oleh LeCorbussier dan Charles Korea yang mengutamakan bangunan-bangunan arsitektur tropis. Pada tahun 1970-an itu pula terbitlah sebuah buku yang berjudul “Complexity and Contradiction”. Dan ada anggapan bahwa bangunan harus kompleks dan ramai tidak ada lagi regularity dan simetris. Ornamen-ornamen bangunan timbul karena fungsi seperti adanya antena sebagai sebuah sculpture. Charles Jenks menilai pada saat itu ada enam situasi penciptaan karyakarya arsitektur yaitu situasi historis, stylish, tradisional, urban, super modern dan situasi adhoc. Kemudian timbul pula aliran baru yang bernama aliran kalsik pasca modern yang berkembang karena situasi historis pada tahun 1980-an. Maksud dari pasca modern disini yaitu sebuah upaya
untuk menghadirkan lebih dari sebuah pemahaman dari sebuah karya arsitektur. Kebanyakan karya-karya arsitektur, gaya dan tipe berasal dari Barat, namun kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, ini semua tergantung dari berkembangnya teknologi di bidang komunikasi. Mungkin sekarang, gerakan arsitektur yang dikenal dan paling kontroversial adalah PostModernism. Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1960-an di Amerika. Gerakan ini tidak mempunyai gaya atau teori umum tertentu. Mereka bergabung hanya karena menentang internasional style. Salah satu arsitek terkenal pada saat itu adalah Robert Venturi. Sebagian besar arsitek Post-Modern mengembalikan gaya-gaya terdahulu (klasik), yang sempat diabaikan oleh arsitek-arsitek modern awal, dengan menerapkan unsur tradisi gaya tersebut pada karya-karyanya. Ketertarikan akan gaya-gaya dahulu didasari akan keinginan untuk memelihara / menjaga gedung-gedung tua dan mengadaptasinya untuk dipergunakan sebagai sesuatu yang baru atau dengan kata kata lain bangunan tua tersebut akan memiliki fungsi baru. Sebagian besar karya arsitek Post-Modern adalah bangunan-bangunan berukuran kecil seperti rumah dan toko. Kesimpulannya adalah bahwa sebenarnya arsitektur modern tidak sepenuhnya mati karena arsitektur modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang. Sehingga banyak karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur modern, meskipun dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti gaya klasik-Renaissance, Neoklasik, dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur modern masih dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya pada desain suatu bangunan. Masa kedatangan arsitektur modern dalam makalah ini membahas tentang arsitektur modern, Arsitektur moderen pertamkali muncul dan dikenal dibarat bersamaan dengan revolusi industri (1760-1870), selain berdampak terhadap perkembangan tehnologi juga berdampak pada perkembangan budaya dan sosial-politik. Dalam penerapannya era perkembangan arsitektur ini disesuaikan dengan warna dan corek arsitektur yang sesuai dengan zaman tersebut. Masa era arsitektur moderen juga bisa disebut masa peralihan, yaitu masa peralihan dari primitive, tradisional, neo klasik (abad ke-20) menuju masa corak design arsitektur yang lebih maju (abad ke-21). Masa peralihan ini pun nantinya akan terus belanjut dari satu era corak arsitektur yang satu ke masa arsitektur yang lainnya (yang lebih pas atau cocok dengan zamannya). Era arsitektur moderen ini ditandai dengan penyederhanaan ide-ide design dari ideide design yang berbentuk yang rumit dan bertele-tele. Karena design ini lebih simple dan mencantumkan setruktur yang kokoh maka pada era perang dunia ke dua, ide design ini banyak sekali diminati dan menjadi trend sampai sekarang ini. Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function). Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya pengertian tentang bagaimana tersebut
bekerja). Contohnya diJepang sejarah desain parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo Tange. 1. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari hasil akhir Le Corbusier. 2. Dan dari segi lain; mirip dengan gerakan super sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional) Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut). Masa jaya arsitektur modern Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 – 1890) seiring dengan dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah proses produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan pabrik-pabrik besar, sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besar-besaran guna mencapai hasil yang sesuai diinginkan dan mempersingkat proses penyelesaian pembanggunan. Masa ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama adalah memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran yang ke-dua adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi struktur dan kontruksi. Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat produksi dan menghemat tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia senang karena penggunaanya yang disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan manusia, yang memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa yang dibuat didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya. Dikatakan masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya manusia itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri. Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini. Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosial dan politis. Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton
· ·
· · · ·
menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar. Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru. Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama. Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya arsitektur modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern terbesar adalah Le Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Negara Jerman. Mies van der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang menangani gaya Bauhaus. Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan pameran MOMA, Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh Philip Johnson dan kolaborator Henry-Russell Hitchcock. Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function). Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang sejarah desain parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo Tange. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan super sensualis (yang menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional). Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut). Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya arsitektur modern, yaitu sebagai berikut : Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan perkembangan teknologi, politik, sosial, ekonomi. Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi; ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan dan pelaksanaan. Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya Menolak gaya lama; Menolak bordiran atau ukiran dalam bangunan; Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu; Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil bangunan
·
· · · ·
Memandang bagunan sebagai mesin.
Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern Form follows function, yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough (Louis Sullivan); Less is more, yang diumumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe; Less is more only when more is too much, yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright; Less is a bore, yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern. Arsitektur modern Indonesia Sejak awal tahun 1960-an, literatur barat mulai masuk ke dunia pendidikan arsitektur di Indonesia. Karya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsitek terkemuka seperti Walter Gropius, Frank Llyod Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normatif dalam diskusi di kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya menjadi lebih akademis. Iklim politik pada saat itu sangat berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap teori dan konsep arsitektur modern, karena pada masa ”Demokrasi Terpimpin” (1957-1965) di bawah Presiden Sukarno, ”modernitas” diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada persatuan dan kekuatan nasional. Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah postmodern?[1] Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia" dengan karakter sebagai beriku. 1. Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuni. 2. Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan. 3. Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang. 4. Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya). 5. Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
Periode Sejarah Arsitektur Modern
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan pada bangunan. 2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya. 3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah. Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960 . Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain: Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor, stasiun, dsb). Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya dibuat, direncanakan di dalam Pabrik. Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran, publikasi dan perdebatan. Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak. Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu: 1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi / struktur bangunan (1775 – 1939). 2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3.
Perubahan
dalam
kebudayaan
yang
menyangkut
gaya
neoklasik
(1750
–
1900)
Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut: 1. PERIODE I (1900 – 1929) Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal. Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal. Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus. Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux
d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut: 1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya. 2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa ornamen). 3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki. 4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud. Tokoh pada periode I ini antara lain adalah: Ø Louis Sullivan. Ø Frank Lloyd Wright Ø Le Corbusier Ø Walter Gropius Ø Ludwig Mies van de Rohe 2. PERIODE II (1930-1939). Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipetipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat. Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya gagalnya perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan disalah artikan. Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah: Ø Alvar Aalto Ø Arne Jacobsen Ø Oscar Niemeyer. Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya. 3. PERIODE III (1945 – 1958) Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan perlu ditolak. Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni: a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas Negara
dan
budaya,
sehingga
dapat
dianggap
bersifat
Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya. 2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong kosong. 3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda. 4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?) 5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neoklasik/pramodern. 6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy. Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas: Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja. Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama dengan dinding kaca sebagai penutup. Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi, sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat kenasionalan. Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh: 1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang
disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ). 2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang). 4. PERIODE III fase I (1949 – 1958). Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim). Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak. Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu: v Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika). v Dilihat dari metode produksi (efisiensi). Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah: 1. Penggunaan bidang kaca yang lebar. 2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial. 3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme). 4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas. Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an): 1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis bangunan. ( tokohnya : Miesvan de Rohe). 2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto). 3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan ke dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright). 5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam- langgam dari
masa
lalu
yang
sudah
dipermodern
dan
disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki). 5. PERIODE III fase II (1958 – 1966). Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu: 1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu: Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan etika dari pada estetika. Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika. Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin). 2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan fungsinya. Slogan “Form follows function” dirubah menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya: Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence, kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph). Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan penyusunan ruangnya sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak, namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien. Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan mempunyai ciri sebagai berikut: Ø Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia. Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya. Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat. Ø Konstruksi diperlihatkan. Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel tempel. Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal. Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan. Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut: · Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan. · Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas. · Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi. · Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang, facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan. · Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik. Arsitektur Bali dan Bali Modern Arsitektur Bali adalah arsitektur yang diwariskan secara turun temurun di Bali. Arsitektur Bali Modern, yang merupakan gabungan antara arsitektur Bali dengan penambahan unsur modern, adalah gaya arsitektur vernakular dimana arsitek atau pembuat desain memanfaatkan bahan-
bahan lokal untuk membangun bangunan, struktur, dan rumah-rumah, serta mencerminkan tradisi lokal. Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali termasuk batu bata, kayu kelapa, jerami atap, bambu, kayu jati, batu alam. Banyak rumah di Bali dan villa mewah menggunakan filosofi yang nyata dari arsitektur Bali. Menggunakan alam secara optimal untuk menciptakan bangunan buatan dengan suasana santai dan tropis, rumah Bali dan villa Bali menyediakan hunian yang selaras dengan lingkungan. Meskipun saat ini pada umumnya menggabungkan gaya tradisional dan modern dalam arsitektur di rumah Bali modern dan vila pribadi, arsitek Bali masih menempatkan filosofi arsitektur Bali sebagai prioritas utama. Ada beberapa filosofi Arsitektur Bali, namun salah satu yang kami adopsi saat ini adalah filosofi rumah memiliki kepala badan kaki menyerupai manusia.
Yang dimaksud Kepala adalah atap bangunan, Badan adalah badan bangunan dan Kaki adalah peninggian bangunan yang kita buat dan kolom-kolomnya. Selain itu arsitektur Bali identik dengan penambahan ornamen seperti ukiran, patung dll pada bagian-bagian rumah seperti atap dan kolom-kolomnya. Adopsi modern pada arsitektur Bali ini utamanya ada pada pengurangan atau penghilangan ornamen ukiran dan penggunaan batu alam yang disesuaikan dengan daerah tempat rumah akan dibangun. Desain bali dengan unsur modern ini memiliki kelebihan, dimana tidak semua orang akan menyukai gaya bali Desain rumah bali tradisional. Adopsi Desain Bali modern juga dapat terlihat dari fasadnya yang menggabungkan gaya minimalis. Untuk unsur tropisnya, kami mengadopsi gabungan unsur batu alam, kayu dan kaca dengan bukaan lebar. Tujuannya adalah agar pencahayaan dan pengudaraan maksimal untuk tiap ruangan sehingga harapannya penggunaan
AC dapat diminimalkan. Unsur tropis juga bisa kita lihat dari penggunaan atap tritisan, atap yang identik digunakan pada arsitektur tropis.
Aplikasi gaya Bali Modern secara spesifik pada tiap bagian rumah Berikut adalah beberapa aplikasi desain Bali Modern pada desain-desain kami: Atap
Aplikasi Atap Limasan Pada atap kami lebih banyak memakai atap dengan bentuk limasan, sesuai dengan desain bali dan desain tropis yang banyak memakai limasan. Untuk kemiringan atap berkisar antara 35 derajat sampai 60 derajat. Untuk sisi adopsi gaya modern pada atap, ornamen Bali yaitu murda dan ikut celedu dihilangkan pada bentuk atap ini. Jadi bentuk atap menjadi lebih simpel dibandingkan dengan gaya Bali tradisional. Leheran
Aplikasi Leheran Adopsi Leheran adalah untuk estetika dan pelengkap atap. Sesuai badan manusia pada filosofi arsitektur Bali, maka diantara kepala dan badan ada leher. Badan bangunan Di badan bangunan kami memasukkan unsur batu alam seperti halnya arsitektur tradisional tapi tidak murni gaya Bali. Untuk gaya Bali tradisional batu alam yang digunakan batu paras, batu bata, dan batu karang. Pada aplikasinya kami membuatnya lebih modern menjadi andesit, serai,
palimanan. Untuk batu alam sendiri sesuai lokal, untuk khusus di Jakarta dan luar Bali kami lebih banyak menggunakan pasangan andesit karena batu ini relatif mudah dijumpai.
Aplikasi Batu Alam (Andesit) pada Badan Bangunan Pepalihan, atau bisa dikatakan profilan pada badan bangunan fungsinya untuk mempercantik dan sebagai unsur bali yang menyimbolkan buana agung ( makrokosmos), alam tengah dan mikrokosmos sesuai filosofi Tri Angga (selengkapnya disini). Terdapat beberapa bagian yaitu bagian besar dan bangian yang kecil dengan ukuran setengah dari yang besar.
Aplikasi Pepalihan Ornamen berupa ukiran paras agar unsur Bali lebih kental dan terasa
Aplikasi Ukiran Angkul – angkul adalah pintu masuk khas bangunan bali, yang bentuknya telah dibuat lebih modern dan simpel dibandingkan angkul-angkul pada desain Bali tradisional.
Aplikasi Angkul-Angkul
Pilar / Saka, sebagai simbol kaki yang kokoh. Biasanya terdiri dari kayu diatas dan batu di bagian bawahnya sebagai penopang kayu.
Aplikasi Pilar/Saka Untuk interior, diterapkan penebalan ornamen batu alam seperti misalnya di belakang rak TV atau penambahan ukiran-ukiran pada interior lainnya seperti dining dan living room.
. Sember : http://fatthulyasirftarsitektur.blogspot.co.id/2015/05/makalah-arsitektur-klasik-dan-asr.html https://gedemahaputra.wordpress.com/tag/sejarah-arsitektur/