Sejarah Abad 15 Kel.1.docx

  • Uploaded by: Ulfa Diana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sejarah Abad 15 Kel.1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,807
  • Pages: 22
HUBUNGAN INDONESIA DENGAN INDIA DAN CINA SEBELUM ABAD XV

Disusun oleh : Kelompok 1 (satu ganjil) Putri Rahayu

1713033001

Ratna Intan Anggraeni

1713033031

M. Dwi Septyo Nugroho

1753033001

Dosen pengampu : Cheri Saputra, S,Pd. M, Pd Mata Kuliah : Sejarah Indonesia sampai Abad Xv

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 1

KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanan-Nya kami dapat di beri kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan, dalam makalah ini kami membahas “Hubungan Indonesia Dengan India Dan Cina Sebelum Abad XV”. Rasa terima kasih kami ucapkan yang begitu besar kepada Bapak “Cheri Saputra, S,Pd. M, Pd” selaku dosen pemampu mata kuliah Sejarah Indonesia sampai abad ke XV, tentunya kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini jika tidak mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran dari beliau. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca : mahasiswa, masyarakat umum, dan khususnya untuk kami selaku penyusun. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak dan semoga bermanfaat. Bandar Lampung, 19 April 2018

Tim Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

1

1.3 Tujuan

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hubungan Dagang Antara Indonesia-India Dan Cina Serta Proses Masuknya Budaya India Ke Indonesia Abad Ke V Masehi.

3

2.2 Hubungan Dagang Indonesia-India

6

2.3 Hubungan Dagang Indonesia-Cina

8

2.4 Proses Masuknya Budaya India Dan Cina Ke Indonesia

9

2.5 Pengaruh Kebudayaan India Dan Cina Di Indonesia

13

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

19

C. Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan India dan Cina dengan Indonesia sudah terjalin sangat lama sekali bahkan jauh sebelum Indonesia itu merdeka, bahkan sampai sekarang hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India masih terjalin dengan cukup baik. Hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India adalah karena awalnya pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur yang dilalui dalam hubungan dagangan Cina dengan Romawi telah mendorong hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk wilayah Indonesia. Karena posisi Indonesia yang stategis ditengah-tengah jalur hubungan dengan Cina dengan Romawi, maka terjadilah hubungan dagang anatara Indonesia dan Cina beseta India. Dari hubungan dagang tersebut para pedagang yang singgah pun membuat hubungan secara tidak lansung dengan Indonesia, dan tampa disadari hubungan tersebut masih terjadi sampai sekarang dan berjalan cukup baik, yang melatarbelakangi hubungan tersebut akan dibahas dalam bab pembahsan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Hubungan seperti apakah yang terjalin antara Indonesia dengan Cina dan India ? 2. Bagaimanakah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India bisa terjalin? Dan bagaimana proses terjadinya? 3. Kapan kah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India terjalin? 4. Apakah dari hubungan yang terjalin atara Indonesia dengan Cina dan

India

membawa

suatu

pengaruh kepada kebudayaan

Indonesia? Jika ada jelaskan!

4

1.3 Tujuan 1. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami bagaimana sejarah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India bisa terjalin dari dulu hingga sekarang. 2. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami bagaimanakah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India bisa terjalin Dan bagaimana proses terjadinya. 3. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami kapankah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India terjalin. 4. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami siapa sajakah tokohtokoh yang memilki pengaruh dalam hubungan antara IndonesiaCina dan India. 5.

Agar penyusun dan peserta diskusi memahami apakah dari hubungan yang terjalin atara Indonesia dengan Cina dan India membawa suatu pengaruh kepada kebudayaan Indonesia.

6. Dan tujuan utamanya adalah agar setelah memahami kita semoga bisa berguna untuk dikemudian hari.

BAB II PEMBAHASAN

5

2.1

HUBUNGAN DAGANG ANTARA INDONESIA-INDIA DAN CINA SERTA PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA KE INDONESIA ABAD KE V MASEHI. Indonesia mulai memasuki zaman sejarah abad ke-V masehi atau kurang lebih 400, dengan ditemukannya sumber-sumber tertulis di daerah Kutai di Kalimantan Timur dalam suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 1940. dalam penelitian itu diketemukan tujuh buah yupa, yaitu semacam tugu batu yang menyerupai menhir dan memuat tulisan dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta, tersusun dalam bentuk bahasa puisi. Melihat bentuk dan jenis huruf Pallawa yang digunakan tersebut diperkirakan berasal dari zaman permulaan abad ke-V Masehi. Berdasarkan penelitian di oleh para ahli sejarah. yang kita dapat mengetahui adanya peninggalan benda-benda yang mengandung ciri-ciri dan menunujukkan adanya hubungm antara kepulauan dengan berbagai kawasan di daerah Asia Tenggara. Menurut para ahli, hubungan itu dilakukan dalam bentuk hubungan dagang yang masih sangat sederhana, dalam arti belum terdapat hubungan dagang seperti sekarang ini. Hubungan dagang itu baru mengalami perkembangan dalam masa Indonesia kuno terutama dengan India dan Cina. 1

2.1.1 Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan di Perkembangan Perkembangan palayaran penguasaan perairan membuat kerajaankerajaan di Nusantara mampu melebarkan kekuasaannya. Pembentukan armada laut yang kuat guna melakukan pengawasan alur dan invasi-invasi menjadi aktor penting untuk menguasai jalur perdagangan dan daerahdaerah strategis, Keamanan di perairan dan terdapatnya komoditas membuat para pedagang dengan senang hati untuk datang dan berdagang. 1

Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 71-72.

6

Di masa Sriwijaya dan Majapahit kemampuan penguasaan perairan mendapat perhatian yang sangat baik. Hal itu mendorong terjadinya penyatuan politik dan wilayah yang dipisahkan oleh lautan.Pemerintahan pusat dapat dengan melakukan pangawasan wilayah kekuasaan dan melakukan kontrol politik. Sriwijaya dan Majapahitlah yang memiliki andil besar dalam penyatuan antarpulau di Nusantara. Perkembangan penguasaan perairan lambat laun membentuk jaringan antar daerah. Daerah-daerah yang tidak dikenal dan kerajaankerajaan kecil yang sebenarnya mengahasilkan komoditas perdagangan mulai mendapat perhatian. Di daerah-daerah penghasil komoditas mulai dibangun pelabuhan-pelabuhan kecil, Komoditas dari daerah kemudian dikirim ke pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi pusat perdagangan. Pedagang luar negeri dapat mudah mendapalkan barang dagangan yang diinginkan di pelabuhan besar. Akhirya berkembang jaringan perdagangan dan pengawasan yang berada di Nusantara. Jaringan ini mengakomdir perdagangan dan pemerintahan. Hubungan pemerintah terjadi berupa hubungan saling menguntungkan. Keuntungan penguasa pusat mendapat pengakuan sebagai penguasa, pajak atau upeti yang masuk ke kerajaan, dan suplai barang dagangan yang diperlukan untuk meramaikan pelabuhan dalam perdagangan Internasional. Kerajaan kecil atau daerah kekuasan mendapat keuntungan berupa perlindungan, keamanan, kebanggan karena menjadi bagian kekuasan yang besar, dan tentu saja dapat memasarkan hasil alamnya. Jalur Sutera yang dianggap tidak efektif lagi membuat jalur perdagangan antara Cina dan India dipindahkan melalui jalur laut. Perdagangan keduanya merupakan bagian dari perdagangan internasional. Dari India barang-barang dagang yang didapatkan dari Cina disalurkan lagi ke Eropa. Karena peralihan jalur perdagangan yang menggunakan perairan membuat penduduk Nusantara mendapatkan berkah tersendiri. Nusantara yang di lewati kapal-kapal pedagang harus diintegrasikan dalam

7

jalur perdagangan internasional tersebut. Selat Malaka menjadi gerbang penting bagi perdagangan internasional. Di samping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat selama masa Hindhu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya antar kepulauan di Indonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa hingga knpulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar Selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus. Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional di Nusantara. Para pedagang Cina dan India mulai mengenal barang-barang komoditas Nusantara. Barang-Barang komoditas Nusantara ternyata juga laku diperdagangan internasional. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala. Banyak pedagang Cina dan India biasanya hanya singgah di Malaka mulai masuk lebih jauh ke pedalaman Nusantara untuk mendapatkan barang dagangan. Terkadang barang dagangan dari bandarbandar di Nusantara dikirim ke Malaka guna dibawa oleh para pedagang India dan Cina. Perkembangan selanjutnya adalah para pedagang Nusantara juga banyak yang berdagang ke Cina dan India, Sejak saat itu jaringan dagang dan jaringan budaya antarkepulauan Indonesia terhubung dengan jaringan ekonomi dunia. Nusantara Berdasarkan catatan perjalanan Cina, muncul beberapa nama kerajaan di Nusantara. Kerajaan-kerajaan inilah yang disinyalir aktif dalam perdagangan Internasional. kerajaan itu adalah Melayu dan Sriwijaya yang berada di Sumatra. Di Jawa terdapat empat kerajaan yang dikenal pedagang-pedagang Cina, yaitu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman, di Jawa Tengah terdapat Kalingga, dan di Jawa Timur

8

terdapat Singasari dengan rajanya bemama Kertanegara, dan Majapahit dengan rajanya bernama Hayam Wuruk. 2 2.2 HUBUNGAN DAGANG INDONESIA-INDIA Menurut J.C Van Leur dan O. W Wolters bahwa hubungan dagang antara Indonesia dengan India lebih dahulu berkembang, daripada hubungan dagang Indonesia Cina. Untuk mengetahui awal dimulainya hubungan antara Indonesia dengan India sangatlah sulit, karena tidak adanya sumber-sumber tertulis mengenai adanya hubungan dagang tersebut. Jika pun ada bukti, maka itu kurang akurat. Untuk meneliti kembali tentang adanya hubungan dagang antar Indonesia dengan India, digunakan sumber-sumber yang datangnya dari luar, yaitu: 1. Sumber-sumber dari India. Yakni sumber-sumber yang berupa kitab-kitab sastra yang sebenarnya tidak bertujuan untuk menguraikan tentang hubungan dagang Indonesia dengan India. Kitab-kitab tersebut antara lain: a. Kitab Jataka yaitu sebuah kitab yang menguraikan kisahkisah

hidup

sang

Budha,

tetapi

di

dalmnya

ada

menyebutkan sebuah nama Suwarnabhumi (pulau Sumatra), yang berarti negeri emas, yaitu sebuah negeri yang memerlukan perjalanan penuh bahaya. b.

Kitab Ramayana, yaitu sebuah kitab yang mengisahkan kepahlawanan Rama dalam membebaskan kekasihnya Dewi Shinta dari cengkraman Rahwana, tetapi didalamnya terdapat nama Yawadwipa (pulau Jawa), yang berarti pulau emas

dan

pulau

perka

serta

menyebutkan

pula

Swannadwipa (pulau Sumatra) yang berarti pulau emas.

2

Putra Nugraha, Bahan Ajar, 2013, Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK kelas X,

Surakarta:Zamrud. Hlm 17-18.

9

Namun kedua kitab tersebut tidak menyebutkan dengan jelas hubungan dengan tempat-tempat di Indonesia. Salah satu kitab sastra India lainnya yang dapat memberikan petunjuk kedatangan masyarakat India ke Indonesia sejak abad ke-3 adalah kitab Mahanidessa. 3

2 Sumber-sumber dan Barat.

Dalam usaha untuk mengetahui awal hubungan India dengan daerah-daerah yang ada di sebelah Timuniya, para peneliti mengkaji sumber-sumber Barat zaman kuno. Kitab-kitab tersebut: antar lain: a. Periploustes Erytas Thalasses, yaitu sebuah kitab kitab pedoman untuk berlayar di lautan Erythrasa (Samudra Indonesia). Dalam kitab inilah ditemukan keterangan lengkap mengenai jalur pelayaran antar Asia Barat dan India. Namun daerah yang letaknya agak jauh ke Timur sangat samar-samar, Suatu yang menarik dalam kitab ini juga, yaitu mengenai hubungan orang India dengan suatu tempat disebut Chrisye yang berarti emas. Karena itu mengingatkan

kita

pada

masa

swarnabhumi

dan

Swarnadwipa. b. Geographike Hyphegenesis, yaitu kitab petunjuk membuat peta yang disurun oleh Cladius Ptolemeus pada abad ke-II Masehi. Dalam kitab-kitab tersebut di tulis nama-nama logam mulai, seperti Argyre Chora (negeri perak), Chryse Chora

(negeri

emas)

dan

Chryse

Chersonessos

(Semenanjung emas). Kitab ini menyebutkan pula nama 3

Ririn Darini, S. S., M. Hum, 2013. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA MASA HINDU

BUDHA, Yogyakarta: Ombak Dua. Hlm 25.

10

pulau Sumatra atau bagian dari Pulau Sumatra. Jadi bukan untuk menyebutkan Pulau Jawa adalah dengan kata Jawa adalah Prasasti Canggal yang berangka tehun 654 saka atu 732 Masehi, dalam prasasti tersebut terdapat perjanjian untuk Dwipa Yawa.

2.3 HUBUNGAN DAGANG INDONESIA-CINA Hubungan dagang antara Indonesia dengan Cina hanyalah hubungan pelayaran langsung antar kedua tempat, Hubungan pelayaran Hu dapat merupakan bagian dari hubungan pelayaran antara Asia Barat dengan Cina, tetapi juga dapat merupakan hubungan tersendiri antara Indonesia dengan Cina, kalau Menurut Wolters, bukti-bukti yang menunjukan bahwa niaga melintasi laut Cina Selatan untuk pertama kalinya terjadi antara abad ke-III Masehi dan abad ke-V Masehi. Tetapi bukti yang pasti mengenai pelayaran antara Indonesia dengan Cina berasal dari abad ke-V masehi. Keadaan pelayaran itu dapat disimpulkan dari perjalanan dua orang pendeta beragama Budha, yaitu: 1. Perjalanan Fa-Hsien, sumber ini isinya antara lain bahwa Fa-Hsien bertolak dari Srilanka pada tahun 413 Masehi Ia menempuh perjalanan kembali ke Cina dari Yeh-Po-T’i. dalam laporannya mengenai perjalanan itu telah melampaui batas waktu berlayar yang lazim untuk mencari kanton dari Yeh-Po-T’i. para penumpang merasa khawatir dan mereka menduga bahwa kapal mereka telah kehilangan arah, sedangkan batas waktu untuk berlayar yang lazim, yakni kurang lebih 50 hari. Pada waktu itu mereka telah melampaui batas waktu tersebut selama berhari-hari. Menurut para ahli, Yeh-Po-T’I diartikan sebagai Yawa Dwipa (pulau Jawa). 2. Perjalanan Gunavarman, sumber ini berisi antara lain bahwa Gunavarman bertolak dari She-P’o yaitu untuk singgah di sebuah

11

kerajaan kecil, yaitu pulau Jawa tetapi karena cuaca baik maka diputuskan untuk berlayar langsung. Sebuah berita Cina lain yang menerangkan tentang hubungan Indonesia Cina adalah berita mengenai datangnya utusan dari Ho-Co-Tan, sebuah negeri di SheP’o dalam tahun 430 Masehi. 2.4 PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA DAN CINA KE INDONESIA Proses masuknya budaya India ke Indonesia dikenal dengan istilah penghinduan atau Hinduisasi, walaupun pengaruh budaya itu tidak sematamata dari Hindu saja, tetapi juga dari agama Budha. Semua itu tumbuh dalam bentuk satu kesatuan sinkretisme dalam bentuk Siwa Budha.4 Perjumpaan dengan budaya India dan Cina tidak dapat Indonesia dipungkiri,telah berpengaruh besar dalam budaya membangun di Indonesia. Budaya India dengan Hinduisme dan Budhisme telah memengaruhi kehidupan sehari-hari dibeberapa daerah terutama Jawa yang jumlah penduduknya merupakan mayoritas di Indonesia. Cara membangun bangunan ibadah seperti candi dan pura, meletakkan dasardasar arsitektur bangunan ibadah dan bertebaran di berbagai pelosok Indonesia. Hinduisme bahkan mendapatkan bentuk baru di Bali yang kita kenal sebagai Hindu-Bali, membentuk suatu ciri tersendiri yang membuktikun kekuatan semangat lokal dalam menggarap budaya yang dihadapinya. Penataan ruang melalui tata letak dan sosok bangunan di Bali berangkat dari kaidah kaidah budaya membangun Hinduisme, namun menghasilkan suatu corak kuat. Budaya

Cina juga

menurunkan pengetahuan pertukangan,

makanan, dan seni tata letak yang populer kita kenal sebagai fengsui(adalah ilmu topografi kuno dari Cina yang mempercayai bagaimana manusia dan surga (astronomi), serta bumi (geografi) dapat 4

Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 72-76.

12

hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi dialirkan oleh angin dan berhenti ketika bertemu dengan air. Qi baik, disebut juga dengan istilah napas kosmik naga. Jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rezeki dan nasib baik. Namun, ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi, yang dipercaya sebagai pembawa nasib buruk. Terdapat berbagai aliran feng shui, di antaranya yaitu bintang terbang, waktu, dan topografi. 5 Pertukangan kayu yang ditawa para pendatang orang Cina dan keturunannya memberi warna (tersendiri Perumahan di tempat yang kita kenal sebagai Pecinan di hampir seluruh pelosok kota-kota di seluruh Indonesia juga membentuk suatu ciri tersendiri di dalam kehidupan bermukim di Indonesia. Meski bentuk dari daratan Cina tampaknya keadaan

lokal

memberi

tantangan

sehingga

terdapat

perubahan

sebagaimana kita saksikan di kota-kota pesisir Jawa dan Sumatra. 6 2.4.1

SIKAP

BANGSA

INDONESIA

DALAM

MENANGGAPI

KEBUDAYAAN INDIA. Dalam menerima pengaruh budaya India, bangsa Indonesia memiliki sikap antara lain: 1. Pasif, yaitu sikap dimana bangsa Indonesia menerima pengaruh budaya India itu apa adanya Pendapat ini sulit diterima dengan kenyataan, karena budaya yang ada di Indonesia tidak sama seperti di India misalnya masalah kasta di Bali. Penggolongan masyarakat Bali dalam bentuk kasta bukan pengaruh dari India, tetapi sebagai pengaruh Imperialisme Barat yang ingin memecah belah bangsa Indonesia khususnya di Bali. 5

6

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feng_Shui

Mukhlis PaEni, dkk, 2009, SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA , Jakarta : PT. Grafindo Persada. Hlm 159.

Raja

13

2. Aktif, yaitu suatu sikap menerima budaya India secara selektif, yakni tidak menerima apa adanya. Pendapat ini dapat diterima, karena anggapan ini sesuai dengan sikap bangsa Indonesia yang tidak menerima secara langsung budaya yang datang dari India. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia bersedia untuk menerima pengaruh budaya India asalkan tidak meninggalkan keaslian budaya Indonesia yang ada telah berkembang pada waktu itu. A. PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA Ada beberapa hipotesa mengenai masuknya proses masuknya budaya India ke Indonesia yang dikemukakan para ahli, antara lain: 1. Anggupan pertama Menurut para ahli bahwa proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia melalui kolonisasi orang India ke Indonesia.

Berdasarkan

anggapan

ini,

maka

yang

paling

berpengaruh dan berperan dalam masukan budaya ini adalah golongan prajurit. Oleh sebab itu Bosch menyebutnya sebagai Hipotesa Ksatria. Hipotesa ini sulit diterima oleh para ahli lainnya dengan alasan: Ia menganggap bahwa kolonisasi di Indonesia tidak pemah ada. Sebab yang namanya koloniosasi itu disertai dengan bukti penaklukan dari India di Indonesia sudah tidak ada sebab itu kalau ada minimal Indonesia ada proses pemindahan nilai-nilai sosial budaya, social masyarakat, nilai seni atau bentuk pemerintahan dari daerah penakluk. Misalnya di Indonesia tidak ada pola rumah yang dipengaruhi dari India begitu juga mengenai penggunaan bahasa yang ada di Indonesia tidak sama dengan yang digunakan di India. Karena yang melakukan kolonisasi itu para prajurit maka hipotesisis ini masih diragukan, sebab secara umum para prajurit memiliki keahlian dalam bidang keprajuritan, bukan dalam bidang bidang kultur yang ada tetapi sedikit saja dari India ini sangat kecil

14

2. Anggapan Kedua Menurut Krom, masuknya pengaruh India di Indonesia dilakukan melalui golongan pedagang, karena itu kasta Waysa, maka disebut hipotesisi Waysa. Alasannya karena pedagan selain untuk berdagang ada juga yang menetap di Indonesia dan ada juga yang melalui perkawinan. Melalui hal-hal di atas itulah pedagang memasukkan budaya India ke Indonesia. Van Leur sangat berat meneria alasan di atas alasan: Sebab walaupun para pedagang India itu ada yang menetap di Indonesia, tetapi dalam keadati menetap orang-orang India tersebut tidak mungkin membaur dengan sembarangan membaur dalam masyarakat luas tetapi membuat perkampungan sendiri, terbukti dengan ditemukannya nama-nama kampung khas India seperti Kampung Keling. Jadi, berdasarkan hal tersebut orang India sulit berasimilasi dengan orang Indonesia. Karena pedagang yang datang ke Indonesia pada umumnya para pedagang keliling, jadi bukan orang yang demikian pada umunya pula tidak memiliki keahlian dalam bidang budaya. 3. Anggapan Ketiga Menunut Van Leur proses masuknya pengaruh budaya India di Indonesia yang benar adalah melalui golongan-golongan yang memang menguasai budaya India, yaitu golongan Brahmana, oleh sebab itu pendapat ini dikenal dengan hipotesis Brahmana. Adapun prosesnya berpangkal dari adanya hubungan antar Indonesia dan India sehingga timbul suatu keinginan bagi masyarakat Indonesia untuk mengethui nilai- nilai budaya India. Untuk itu masyarakat Indonesia melakukan dua cara, yaitu: a. Berusaha untuk mengetahui nilai-nilai budaya India dengan mengundang Para ahlinya ke Indonesia untuk

15

menyiarkan budaya-buaya India kepada masyarakat yang ada di Indonesia. b.

orang Indonesia dengan sengaja pergi ke India untuk melihat secara langsung keadaan yang ada di India.

Kedua cara ini oleh Soekmono disebut Teori Arus Balik ,sebagai kesimpulan, teori masuknya budaya India ke Indonesia yaitu berdasarkan pada Hipotes Brahmana, dengan alasan : a. Karena golongan Brahmana adalah orang yang paling mengetahui akan budaya India sehingga tidak diragukan lagi akan kemampuan dari golongan Brahmana ini dalam memasukkan pengaruh budaya/agama Hindu-Budha dari India ke Indonesia. b.

selain itu, Hipotesa Brahnmana ini sangat dapat diterima sebab

di

dalam

meng-Hindukan

seseorang

harus

melakukan upacara khusus yang hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana, bukan dari golongan Waysa atau Kesatria. c.

Untuk memperoleh pengetahuan tentang budaya India, masyarakat Indonesia dapat mendatangkan ahlinya dari India (golongan Brahmana atau orang Indonesia Bendiri yang datang ke India. Hal ini tidak menutup kemungkinan atau sudah semestinya dilakukan oleh rakyat Indonesia, mengingat hubungan India dan Indonesia sudah terjalin.

B. PROSES MASUKNYA BUDAYA CINA Orang Cina datang ke kawasan Asia Tenggara sudah sejak awal sejarah untuk menukarkan barang-barang Cina seperti sutra dan porselin dengan rempah-rempah, obat-obatan dan barang-

16

barang yang aneh dan langka dari kawasan Asia Tenggara ini. Pada abad ke- 16 dan awal abad ke 17, ketika orang Barat datang ke kawasan Asia Tenggara, mereka mendapatkan saudagarsaudagar Cina berjumlah sedikit tetapi tersebar luas di kawasan ini. Dalam beberapa abad kemudian, mereka bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja sebagai buruh serta produsen berskala kecil. Ketika

jumlah

mereka

semakin

membesar,

mereka

lalu

mendominasi perekonomian pasar di kawasan ini Berdasarkan catatan sejarah, hubungan dagang antara Cina dengan Jawa telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak abad ke 5 Masehi. Hubungan tersebut ditopang pula oleh jalur-jalur pelayaran yang telah dikenali oleh orang orang Cina untuk sampai dan singgah di kepulauan Nusantara. Peningkatan aktivitas di bidang perdagangan dan pelayaran di daerah kepulauan Nusantara, mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya tempat atau pos-pos pedagang Cina yang kemudian menjadi pemukiman-pemukiman khusus orang Cina (pecinan) di sejumlah daerah di kepulauan Nusantara. Akibat lebih lanjut, sudah tentu tejadi interaksi sosial budaya antara orang (pedagang) Cina dengan orang setempat (pribumi). Latar belakang tersebut, yang mendorong penelitian ini dilakukan dengan fokus masalah pada pengaruh budaya Cina pada daerah pesisir utara Jawa dan Madura Tujuan yang dikehendaki adalah terungkapnya dan teridentifikasinya pengaruh budaya Cina serta latar sejarah keberadaan unsur-unsur budaya Cina tersebut. Upaya mengungkapkan budaya Cina tersebut dilakukan melalui kajian arkeologis historis dengan sasaran penelitian pada aspek tinggalan arkeologisnya yang terdapat pada daerah yang diteliti yaitu

Cirebon,

menunjukan

Semarang,

bahwa

Gresik

orang-orang

dan Cina

Madura. total

Hasilnya dijumpai

keberadaannya diseluruh Jawa dan Madura sejak masa lampau. Mereka bermukim di kota-kota pelabuhan di daerah pesisir atau muara muara sungai besar yang menjadi pasat perdagangan dan

17

sarana transportasi yang menghubungkan daerah pantai dengan pedalaman. Pilihan lokasi atau tempat tinggal orang Cina di suatu kota, mungkin tampaknya berkaitan dengan kegiatan usaha di sektor perdagangan. Keberadaan orang Cina di daerah pesisir ditandai pula dengan hadirnya pemukiman Cina (Pecinan). Pengaruh budaya Cina tampak kentara dijumpai pada sejumlah tinggalan arkeologis yang ditemui di daerah yang menjadi lokasi penelitian.7 2.5

PENGARUH KEBUDAYAAN INDIA DAN CINA DI INDONESIA

2.5.1 Kebudayaan India Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar dan begitu mudah diterima diIndonesia karena kebudayaan di Indonesia dan kebudayaan yang datangnya dari India hampir memiliki persamaan unsur kebudayan asli orang Indonesia. Contoh kebudayaan yang ada

di Indonesia dan

memiliki persamaan dengan kebudayaan Indonesia antara lain adalah : 1. Punden Berundak yang menyerupai Candi-Candi Dalam kebudayaan Indonesia ada Punden Berundak yang menjadi cikal bakal sebuah candi tempat beribadah orang-orang India.

(pugung Raharjo)

7

http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-75741.pdf

18

( Candi Borobudur)

2.5.2

Kebudayaan Cina Kebudayaan Cina yang ada di Indonesia berupa kebudayaan dari agama Tiong Hoa, dalam bentuk-bentuk bangunan dan cara berpakaian,

19

(baju koko orang cina yang sering digunakan orang Indonesia)

( kebaya Encim )

( tempat Ibadah orang-orang Cina).

20

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hubungan Indonesia dengan Cina dan India berawal sekitar abad ke-5, dan itu jauh sebelum Indonesia seperti sekarang ini bahkan masih jauh saat kepada kemeerdekaan dan terbentuknya negara Indonesia. Dahulu sebelum kemerdekaan nama yang digunakan untuk menyebut negara ini adalah Wilayah Nusantara. Hubungan awal antara ketiga negara ini (Indonesia-Cina-India) adalah karena wilayah Jalur Sutera yang dianggap tidak efektif lagi membuat jalur perdagangan antara Cina dan India dipindahkan melalui jalur laut. Perdagangan keduanya merupakan bagian dari perdagangan internasional. Dari India barang-barang dagang yang didapatkan dari Cina disalurkan lagi ke Eropa. Karena peralihan jalur perdagangan yang menggunakan perairan membuat penduduk Nusantara mendapatkan berkah tersendiri. Nusantara yang di lewati kapal-kapal pedagang harus diintegrasikan dalam jalur perdagangan internasional tersebut. Selat Malaka menjadi gerbang penting bagi perdagangan internasional. Hubungan Indonesia dengan India dan Cina bermula dar para pedagang yang berjualan atau berniaga di Indonesia, setelah itu para pedangang menyebarkan kebudaya-kebudayaan negara-negara mereka dan sana mulailah terjadinya akulturasi antara kebudayaan bangsa Cina dan India dengan Indonesia.

21

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Ririn Darini, S. S., M. Hum, 2013. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA MASA HINDU-BUDHA, Yogyakarta: Ombak Dua. Putra Nugraha, Bahan Ajar, 2013, Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK kelas X, Surakarta : Zamrud. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feng_Shui

Mukhlis PaEni, dkk, 2009, SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA , Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

22

Related Documents

Abad Ke
June 2020 28
Sejarah
May 2020 28
Sejarah
April 2020 49

More Documents from ""