MAKALAH PERKEMBANGAN MASYARAKAT DALAM BIDANG SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA DI INDONESIA PADA MASA KEJAYAAN HINDU-BUDHA Dosen pengampu : Cheri Saputra. S.Pd,M.Pd Oleh Kelompok V : 1. Wahyuni Atika
1713033005
2. Dewy Ayuningsih
1713033037
3. Yuliani
1713033055
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN SEJARAH JURAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa yang telah memberikan rahmat dan karunian-Nya kepada kami sehingga bisa menyusun makalah ini Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bhawa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kakmi perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Chery Saputra, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengempu Mata Kuliah Sejara Indonesia Sampai Abad 15 yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada penyusun dan pembaca.
Bandar lampung , April 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .......................................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... BAB III PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Kejayaan Hindu-Budha ............ 2.2 Perkembangan Dalam Bidang Sosial ....................................................................... 2.3 Perkembangan Dalam Bidang Politik ...................................................................... 2.4 Perkembangan Dalam Bidang Budaya .................................................................... 2.5 Perkembangan Dalam Bidang Ekonomi .................................................................. BAB IV KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakanng Munculnya pengaruh budaya India di Indonesia diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 Masehi. Hal ini berkaitan dengan ditemukannya tujuh buah batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan Timur. Yupa yang ditulis dalam bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang kisah Kerajaan Kutai yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Pengaruh hindu dan budha masuk ke indonesia hampir dalam waktu bersamaa. Sebelum bersinggungan dengan pengaruh hindu dan budha, masyarakat indonesia menganut kepercayaan tradional berupa penghormatan terhadap roh leluhur, kepercayaan kepada kekuatan lam semesta, dan kekuatan terhadap benda-benda tertentu ( animisme dan dinamisme). Adapun proses dan waktu kedatangan agama hindu budha di indonesia samapi sekarangmasih menjadi perdebatan diantara sejarawan Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup maju.Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya HinduBudha tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti berikut.
4
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja perkembangan masyarakat di Indonesia pada masa kejayaan Hindu-Budha ? 2. Bagaimana proses terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan Hindu-Budha ? 3. Siapa saja tokoh yang berperan dalam perkembangan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan Hindu-Budha ? 4. Dimana terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan HinduBudha ? 5. Kapan terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan HinduBudha ? 6. Mengapa dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia mengalami kejayaan Hindu-Budha ?
1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui apa saja perkembangan masyarakat di Indonesia. 2. Untuk memberikan pengetahuan terhadap proses terjadinya. 3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan masyarakat di Indonesia 4. Untuk mengetahui dimana saja tempat terjadinya perkembangan masyarakat. 5. Untuk mengetahui kapan terjadinya perkembangan masyarakat di Indonesia 6. Untuk mengidentifikasi apa saja yang menyebabkan kejayaan hindu-budha di Indonesia.
5
BAB II PEMBAHASAN
1.2 Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Kejayaan HinduBudha Proses masuknya agama hindu di Indonesia dikenal dengan proses penghinduan atau hindunisasi, walaupun pengaruh budaya tidak hanya dari Hindu saja, tetapi juga dari agama Budha. Semua itu tumbuh dalam satu kesatuan sinkretisme dalam bentuk siwa Budha. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu dan Buddha Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalanpeninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti berikut. Pengaruh perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aspek-aspek tersebut meliputi bidang 1. sosial, 2. ekonomi, 3. politik, dan 4.
budaya.
6
Kebudayaan India mempengaruhi sistem sosial kemasyarakatan di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal sistem kasta, sistem kekuasaan dan politik pemerintahan. Sistem kasta menurut kepercayaan hindu sebagai beriku : a. Brahmana, berperan sebagai penasihat raja serta pendidik agama. Kasta brahmana terdiri atas pendeta dan pemimpin agama. b. Kestria, terdiri atas penyelenggara dan penata pemerintah serta pembela kerajaan (raja, pembantu raja, dan tentara). c. Waisya, terddiri atas pedagang, perajin, petani, nelayan, dan pelaku seni. d. Sudra, terdiri atas pekerja rendah, buru, budak, dan pembantu. Dalam kerajaan budha, sistem pengkastaan tidak terlalu berperan karena ajaran budha tidak mengenal sistem pengkastaan. Dalam hal ini, masyarakat budha terkenal dengan demokratis dan egalitis oleh karena itu sistem feodal lebih berkembang di kerjaan-kerjaan yang bercorak hindu. Pengaruh hindu terlihat jelas pada sistem kerajaan. Raja dianggap titisan dewa yang memimpin kerjaan secara mutlak dan turun temurun. Tata kota sebuah kerajaan juga meniru tradisi india, misalnya kraton dilengkapi dengan alun-alun, pohon beringin, dan tempat beribadatan. Nama-nama raja disesuaikan tradisi yang berkembang di India, misalnya penggunaan nam Warman dan dewa dibelakang nama-nama raja. Raja-raja di Indonesia
yang
menggunakan
nama-nama
tersebut
anatara
lain
Mulawarman, Purnawarman, Bala Putra Dewa. Penagaruh kebudayaan Hindu-Budha, bangsa Indonesia mengenal karya sastra yang bersumber dari kitab ramayana karna Walmiki dan Kitab Mahabrata karya Wwiyasa. Ketika pengaruh hindu budha masuk seni tari masih dipentaskan dalam acara keagamaan, perkawinan dan pengangkatan raja. Alat-alat bernada mulai dipakai, seperti alat tiup alat petik dan alat gesek. Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besarpengaruh dan perubahannya, karena masyarakatIndonesia telah mengenal aktifitas
7
perekonomianmelalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelummasuknya pengaruh Hindu-Budha.
2.2 Perkembangan Masyarakat Dalam Bidang Sosial Pada Masa Kejayaan Hindu-Budha a. Sistem Kasta Dengan adanya perubahan budaya Hindu, dalam masyarakat yang berlangsung sistem kasta, yang terdiri atas kaum brahmana (pendeta), kesatria (pejabat pemerintahan), waisya (kawula), dan sudra (kawula). Kawula adalah orang-orang yang telah kehilangan kebebasannya dan bekerja untuk kepentingan tuannya sebagai pemiliknya. Meskipun di Majapahit ada beragama macam kasta seperti di India, yang lebih dikenal sebagai catur warna, tetapi hanya menjadi teoritis dalam literatur istana. Pigeaud membedakan dengan sistem empat kasta di India, yaitu golongan pendeta dalam masyarakat Majapahit setingkat atau sederajat dengan golongan kesatria. Di India golongan brahmana atau pendeta lebih tinggi dari golongan kesatria. Pembagian dalam empat kasta antara lain dalam kitab Negarakretagama pupuh LXXXI dan prasasti tembaga Bila II (995 S / 1073 M) dari zaman Raja Anak Wungsu. Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari penggolongan ini tidalk di luar kalangan istana. Di pedesaan, para penduduk terus mengikuti tradisi lokal dan adatnya (Munoz, 2009: 482) 1. Brahmana Brahmana atau pendeta harus menjalankan enam dharma sebagai berikut: mengajar, belajar, melakukan persajian untuk dirinya sendiri, melakukan persajian untuk orang lain, membagi dan meneri role and become leader masyarakat Beberapa upacara yang paling penting sekali bagi kehidupan masyarakat adalah penyucian udara, penyucian tanah untuk pendirian candi dan tempat pemujaan, upacara kelahiran, inisiasi, dan upacara sradha. Para pendeta banyak yang menjadi pekerja baik di pusat maupun daerah. Para kepala agama Siwa dan Buddha masing-masing sebagai dharmadyaksa adalah pejabat tinggi 8
kerajaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja sebagai hakim tinggi dan diberi gelar Dang Acarya. Ada dua dharmadyaksa yaitu dharmadyaksa cincin kasaiwan untuk isi agama Siwa dan dharm madyaksa cincin kasogaton untuk urusan agama Buddha. Mereka tinggal di daerah yang disebut sebagai dharma. Daerah- daerah yag bebas dari campur wajah raaj dain kewajitban membayar pajak Pejabat lainnya lainnya adalh kepala biara (sthapoka), orang orang suci (janggan), dan para resi mereka kepalaku oleh dewaguru atau disebut mantri herhaji 2. Nesatria Kesatria melimpahkan raja dan para pegawai pemerintahan. Tugas putaran adalah melindungi negara. Gela ra pegawai tersebut adalah rokryan, arya, dan dang acaryo Menurut kitab Atonowe kaum kesatria dilantik sesuai peraturan Weda memiliki kewajiban untuk melindungi negara, orang yang hidup tanpa raja dan dalam ketakutan, malka Brahman menciptakan raja yang diberi tugas untuk kemanusiaan manusia. Oleh karena itu, meskipun raja masih sangat muda sekalipun pada hakikatnya bukan sembarang. Struktur sosial dalam masyarakat Majapahit tersusun sesuali dengan tingkat kebangsawanannya dan sesuai dengan hierarki dalam birokrasi. Seseorang dari golongan bangsawan pada umumnya menggelar posisi pemerintahan sesuai dengan tingkat kebangsawanannya. Fungsi-fungsi yang dipegang oleh tiap-tiap kelompok di dalam sistem politik pada umumnya menentukan posisi yang mereka duduki dalam strata sosial (Boedhihartono, 2009: 69) 3. Waisya Waisya merupakan golongan yang memiliki kewajiban berdagang, meminjamkan uang, menggarap sawah dan berternak. Di Majapahit terdapat golongan keluarga bebas (rama) dan anggota komunitas biasa (dapur) yang diperintah oleh para pengetua (buyut). Menurut Sartono (1993: 42) dapurMerupakan bentuk organisasi yang digunakan dan
9
digunakan untuk memasak, yaitu anggota dari keluarga petani, dan para herhoy duduk asli daerah itu, dan anak keturunan cikal-akan desa 4. Sudra / Kawula Berbeda dengan mereka sebelumnya, kaum sudra hamba saja. Menurut kitab Manawa bidang tugas kaum sudra adalah mengabdi, terutama untuk kaum brahmana. DiMajapahit lapisan yang disebut kawula. Ada empat macam hamba atau kawula yang dikenal pada masa Majapahit, yaitu: a. Hamba yang kehilangan kebebasannya karena menjadi tawanan perang (dwajaherta) b. Hamba yang kehilangan kebebasannya akibat kelahirannya (grehaja) c. Orang yang menghamba karena makanan (bhaktadasa) d. Orang yang menghamba karena harus membayar hutangatau denda (dandadasa) Keempat macam hamba yang harus tinggal di tempat tuannya. Semua keturunan yang lahir selama mereka menjadi hamba sebagai hamba dan disebut anak besi. Hamba adalah hak penuh dari pemiliknya, oleh karena itu hamba dapat diperjualbelikan, diwariskan, dan diberikan oleh pemiliknya kepada orang lain tanpa persetujuan hamba yang sama. Kebebasan hamba dapat diperoleh kembali setelah biaya tuannya dan kerja yang diperhitungkan oleh tuannya dan diatur oleh undang-undang. Uang tebusan dapat dibayar oleh sanak saudara hamba yang bersangkutan hamba yang disebut atau oleh orang lain (Mulya na, 1979: 206). Selain keempat kasta di atas, di Majapahit juga dikenal kelompok di luar kasta yang disebut candala, mlecha, dan tuccha. Kelompok ketiga ini merupakan kelompok yang rendah, nista dan hina dalam struktur masyarakat Majapahit.
Kaum candala adalah orang-orang yang lahir dari perkawinan campuran antara ibu dari golongan brahmana
10
dan ayah dari golongan sudra dan statusnya lebih rendah dari kaum sudra. Menurut Mulyana (1979: 206-207)
Kaum mlecha kewajiban adalah para pedagang asing dari India Kamboja, Campa, Siam, dan Cina yang tidak menganut agama Hindu yang tinggal di kota-kota pelabuhan.
Kaum tuccha adalah orang-orang yang tidak berguna dan menambah masyarakat atau penjahat.
Bukti perkembangan masyarakat dalam bidangsosial pada masa kejayaan Hindu-Budha terjadi dibeberapa kerjaan, yaitu sebagai berikut : 1. Kutai Dalam bidang sosial masyarakat ( budaya dan agama), dari semua bukti yang ada tentang kerjaan kutai hampir tidak ada yang mengungkapnya. Sulitnya gambaran mengenai masyarakat kutai disebabkan oleh prasastiprasasti yang tidak sedikitpun membicarakan keadaan masyarakat. Sebagai penduduk kutai yang hidup dalam suasana peradaban budaya India, mengingat bahwa sansekerta terutama adah’i bahasa Resmi ( dalam masalahmasalah keagamaan), maka hal itu dapat memberi gambaran bahwa pada masa itu telah ada sekolompok masyarakat yang menguasai bahasa sansekerta. 2. Kerajaan Tarumanegara Dibidang sosial budaya, kerajaan Tarumanegara telah dipengaruhi kebudayaan India dengan beberapa bukti berupa kata-kata wisnu pada prasasti Ciaruntem, Brahmana pada Prasati Tugu, Airawata pada psasti Kopidan Katacandra Baga. 3. Kerajaan Sriwijaya Dalam buku Chau-Ju-Kua dan kitab Chu-Fan-Chi ditlis bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan terkemuka dan terkaya. Dimana penduduknya hidup terpencar diluar kota dan tinggal diatas rakit-rakit beratap alang-alang. Dimana penduduknya hidup terpencar-pencar tetapi tetap satuhal ini dapat dilihat dari mereka dapat menaklukkan musuh-musuhnya.
11
4. Kerjaan mataram dan Medang kerjaan mataram adalah masa pembangunan candi-candi yang bercorak agama hindu dan budha. Walaupun pembuatan candi-candi di Indonesia mendapat pengaruh dari India, namun corak bangunan tidak semata-mata meniru corak candi India. Setelah melalui pengolahan dan penyesuaian, menjadi seni bangunan yang berorak Indonesia. Rakai pakitan dan Promadhani merupakan pasangan suami istri yang mungkin masing memerintahkan untuk membuat candi dengan berbagai corak, pembuatan itu mungkin merupakan adanya kerukunan beragama atau adanya penghormatan teeerhadap kedua agama tersebut yaitu Hindu-Budha. 5. Kerajaan Singosari Keadaan sosial masyarakat dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya orang-orang memakai kain sampai kebawah lutut , sedangkan rambutnya diurai, rumah-rumah sampai rapat dan bersih, lantainya adalah berwarna kuning dan hijau. Hukum badan tidak ada, yang bersalah dikenakan denda dengan membayar dengan emas, kecuali pencuri dan perampok yang kalau tertangkap langsung dibunuh. Untuk perkawinan keluarga anak perempuan menerima mas kawin berupa emas. Orang yang skait bukan diobati dengan obat, tetapi memohon sembuh kepada dewa dan kepada budha tiap bulan sekali. 2.3 Perkembangan Masyarakat dalam Bidang Politik Pada Masa Kejayaan Hindu-Budha Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha Masa Hindu dan Buddha.
12
Adapun sistem-sitem politik yang terjadi pada kejayaan Hindu-Budha terjadi pada beberapa kerajaan, sebagai berikut : 1. Kerjaan Kutai Raja pertama Kutai Kudungga. Diyakini dia belum dipengaruhi agama Hindu. Hal ini dapat terlihat dari namanya yang masih asli Indonesia. Nama Kudungga mirip nama Bugis yaitu, Kudunggaa. Kudungga merupakan seorang pemimpin suku setempat yang mendirikan kerajaan pada saat pengaruh Hindu dan Budha. Paa masa pemerintahan Aswawaran yang merupakan putra Kudungga, wilayah kutai semakin diperluas. Hal ini diketahui dari pelaksanaan upacara aswameda. Lalu pada masa kekuasaan Mulawarman Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah pemerintahannya sampai seluruh wilayah kalimantan Timur. 2. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Tercatat Luas Kerajaan Tarumanagara hampir sama dengan luas daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu Raja Purnawarman juga menyusun pustaka yang berupa undang-undang kerjaana, peraturan angkatan perang, siasat perang serta silsilah dinasti Warman. Raja Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya. 3. Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini mempunyai wilayah kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia Tengggara, diantaranya adalah Jawa, Sumatera, Semenanjung, Malay, Thailand, Kamboja, Vietnam dan juga Filipina. Kerajaan yang berbasis di pesisir ini terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai disegani oleh lawan-lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat. Kerajaan Sriwijaya menggunakan sistem perekonomian pesisir dimana pendapatan diperoleh
13
dari biaya penyeberangan dan juga bea cukai barang dagangannya. Ratarata penduduk kerajaan Sriwijaya bermata pencaharian sebagai nelayan dan pedagang. Saat itu Sriwijaya adalah salah satu jalur emas perdagangan Eropa dan Asia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan melalui ekspor impor sangat mudah dilakukan di sana. Bahkan banyak dari para saudagar India dan Cina menggunakan Sriwijaya sebagai gudang penitipan barang yang dibeli dari daerah Jawa dan Semenanjung Malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya memiliki hasil bumi yang beragam mulai dari kapur barus, cengkeh, kayu cendana, kayu gaharu, pala, gambir, kapulaga, dan masih banyak lagi. 4. Kerajaan Mataram dan Medang Dalam masa kerajaan Medang yang terpenting adalah masa pemerintahan
masa
Kerajaan
Dharmawangsa
dan
Raja
Airlngga.Dharmawangsa memerintah dari tahun 991-1009 M dan Airlangga memerintah dari tahun 1019-1024 M.Dharmawangsa dalam masa pemerintahan menitikberatkan pada politik luar negerinya,sedangkan Airlangga lebih banyak perhatiannya dalam pembangunan dalam negeri.Maka dari itu Raja Airlangga dapat menyatukan daerah yang terpecah-pecahyang merupakan bekas kerajaan Medang selesai pada tahun 1037 ML ibukota kerajaan yang semula di Watan Mas dipindah ke Kahuripan.Tahun 1041 M Airlangga membagi Kerajaannya menjadi dua bagaian kepada dua Putera Mahkota,hal ini dilakukan untuk mencegah perebutan tahta di kemudian hari. 5. kerajaan Singasari Pada awal perkembangan kerajaan Singosari yakni pada pada masa pemerintahan Ken Arok belum dampak bahkan belum ada struktur pemerintahan yang rapih dan terorganisir.Tetapi pada pemerintahan Kertanegara struktur birokrasi pemerintah disempurnakan.Memang dari raja-raja Singosari Kertanegaralah yang paling banyak diketahui riwayat dan struktur pemerintahannya.Dan juga dari gambaran dari masa pemerinthan Wisnuwarman maka dapat dikatakan pada masa itu telah nampak adanya tatanan pemerintah yang lebih baik.
14
6. kerajaan Majapahit Adanya kekuasaan yang bersifat teritorial dan desentralisasi dengan
birokrasi
yang
terperinci.Dalam
melalaksanakan
kekuasaannya,raja dibantu oleh sebuah pembantu yang merupakan pejabat-pejabat birokrasi kerajaan.ada suatu stuktur birokrasi yaitu :
Raja
Yuwaraj,pejabat yang diduduki putra-putri mahkota.
Rakryan Mahamarti Kartini
Rakyan Mahamantri RI Pakira-kira,sekelompok pejabat tinggi berfungsi sebagai pelaksana pemerintah
Dharmadyaksa,yang bertugas dalam bidang keagamaan
Dharmapatti,sekelompok cendekiawan dan pujangga.
2.4 Perkembangan Masyarakat dalam Bidang Budaya pada masa Kajayaan Hindu-Budha a. Bentuk-bentuk kebudayaan hindu- buddha yangmasuk ke indonesia Masuknya pengaruh
kebudayaan
India
terhadapperkembangan
keIndonesia
kebudayaan
di
telah
membawa
Indonesia.Bangsa
Indonesia yang sebelumnya memilikikebudayaan asli, banyak mengadopsi danmengembangkan budaya India dalamkehidupan sehari-hari. Namun, masyarakattidak begitu saja menerima budaya-budayabaru tersebut. Kebudayaan yang datang dariIndia mengalami proses penyesuaian dengankebudayaan yang ada di Indonesia yangdisebut dengan proses akulturasi kebudayaan.Dalam bidang agama juga lahir sinkretisme, yaitu perpaduan antara agamaHindu-Buddha dengan kepercayaan yang telah ada dan berkembang di masyarakatIndonesia pada saat itu. Sehingga agama Hindu-Buddha yang dianut olehbangsa Indonesia pada aman kerajaan-kerajaan sangat berbeda dengan agamaHindu-Buddha yang ada di India. Masuknya agama Hindu dan Buddha tidakserta merta menghilangkan
unsur
budaya
lama
yang
telah
berkembang
dalammasyarakat Indonesia. Salah satu contoh yang sangat mencolok
15
dalam kehidupanmasyarakat Hindu di Indonesia misalnya dalam sistem kasta. Sistem kastadi Indonesia yang mengadopsi dari agama Hindu tidak sama dengan systemkasta yang berkembang dari tanah kelahiran agama tersebut yaitu India. Baikdari ciri-ciri maupun keketatannya tidak menggambarkan keadaan sepertisistem kasta di India. Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta,tetapi tidak memindahkan
wujudnya
seperti
yang
berkembang
di
India,
melainkandisesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku sebelumnya.Beberapa unsur kebudayaan yang berkembang pada aman kerajaanHindu-Buddha antara lain, seni bangunan, seni ukir, seni sastra, dan senipatung. Salah satu hasil seni bangunan yang paling penting dalam perkembanganseni bangunan di Indonesia adalah candi. Demikian juga halnya dalam senipembuatan candi yang merupakan pengaruh dari India, akan tetapi dalampenerapannya menggunakan unsur-unsur budaya yang telah berkembang sebelumnya di tanah Indonesia. Pembuatan candi yang secara teoritismenggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab Silpasastra
akan
tetapipada
tahap
pelaksanaan
dan
hasilnya
memperlihatkan corak budaya asli Indonesia. Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjukuntuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunanTerdapat perbedaan fungsi candi antara agama Hindu dan Buddha. Dalamagama Hindu, candi adalah tempat penguburan abu jena ah. Di Bali upacarapembakaran mayat dinamakan Ngaben. Di dalam candi Hindu biasanya terdapatpatung-patung dari para penguasa (raja) atau orang-orang terkenal yangdijelmakan sebagai dewa. Dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagaitempat pemujaan. Arca yang ada dalam candi Buddha bukanlah arca perwujudandari raja.Candi-candi yang bercorak agama Hindu-Buddha banyak ditemukandi Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali.
16
1. Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta Di Jawa Tengah dan Yogyakarta banyak ditemukan candi, baik yanbercorak Hindu maupun Buddha, di antaranya sebagai berikut. a. Candi Borobudur terletak di desa Budur, Magelang. Candi ini bercorakBuddha dan didirikan oleh keluarga Syailendra pada aman MataramLama. Bentuk candi Borobudur yang berupa punden berundak-undakmenggambarkan adanya akulturasi antara budaya India dengan budayaasli Indonesia dari aman megalithikum. b. Candi Mendut dan candi Pawon terletak tidak jauh dari candi Borobudur. Kedua candi ini bercorak Buddha dan merupakan candi tiga serangkaidengan candi Borobudur. Ketiga candi ini terletak pada satu garis lurus,hal ini sengaja dilakukan berdasarkan ajaran
Buddha
Mahayana.
Menurutajaran
agama
Buddha
Mahayana, untuk mencapai tujuan terakhir (moksa),yaitu mencapai kedudukan sebagai Buddha harus melalui jalan secarabertahap. Tahap-tahap tersebut terdiri atas dua bagian yaitu Dasyabodhisatwabhumi disebut tingkat lokattara (tingkat di atas dunia), sebelumsampai ke tingkat lokattara lebih dahulu harus menjalani tingkat persiapan. c. Candi Prambanan dikenal pula dengannama Candi Lorojonggrang, bercorakHindu dan terletak di desa Prambanan.Relief candi Prambanan mengambil kisahRama dari kitab Ramayana. Relief iniditatahkan pada dinding lorong di atascandi pertama, yang mengelilingi kaki candikedua. d. Kelompok candi Dieng, yang terdapat di Pegunungan Dieng letaknya sekitar 25 kilometer dari kota Wonosobo. Candi-candi ini bercorak Hindu.Di dataran tinggi Dieng terdapat beberapa buah candi antara lain CandiBima, Candi gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi,Candi Puntadewa, dan Candi Subadra. e. Candi lainnya adalah Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Latu, KarangAnyar, Candi Sarjiwan terletak di selatan Prambanan,
17
Candi Lumbungdi selatan Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi Bendah lokasinyatidak jauh dari Candi Kalasan. 2. Candi-candi di Jawa Timur Begitu pula halnya di Jawa Timur, banyak ditemukan candi, di antaranyasebagai berikut. a. Candi Badut terletak di Desa Dinoyo, sebelah barat laut Malang, merupakancandi bercorak Hindu yang didirikan sekitar abad ke-8 M. CandiSingosari terletak di Desa Candinegoro sekitar 10 km dari kota Malang.Candi ini berasal dari abad ke-14 dan dihubungkan dengan Raja Kertanegaradari Kerajaan Singhasari. b. Candi Jago (Candi Jajaghu) terletak 18 kilometer dari kota Malang.Candi ini merupakan candi bercorak Siwa-Buddha dan bentuknya berundak-undak tiga buah serta di halaman candi terdapat beberapa patung Buddha.Candi ini dibangun pada masa Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari. c. Candi Kidal terletak sekitar 7 kilometer sebelah tenggara dari candijago. Candi ini merupakan bangunan suci untuk memuliakan raja AnusapatiRaja Singhasari. d. Candi Panataran terletak sekitar 11 kilometer dari kota Blitar. CandiPanataran merupakan kompleks candi yang terbesar di Jawa Timur danmerupakan candi Siwa. e. Candi Jajawa (Candi Jawi) terletak di Gunung Welirang yang merupakanmakam Raja Kertanegara. f. Candi Singhasari yang terletak 10 kilometer dari kota Malang. Candisebagai
tempat
pendarmaan Raja Kertanegara
yang
digambarkan sebagaiBhairawa (Siwa-Buddha) g. Candi Rimbi terletak di Desa Pulosari, Jombang yang merupakan peninggalanKerajaan Majapahit pada abad ke-14. h. Candi Bajang Ratu yang merupakan gapura di daerah Trowulan bekaspeninggalan kerajaan Majapahit. i. Candi Sumber Awan bercorak Buddha sebagai penghargaan ataskunjunganRaja Hayam Wuruk ke daerah kaki Gunung
18
Arjuna.Apabila dibandingkan antara kelompok-kelompok candi yang terdapatdi Jawa Tengah dengan Jawa Timur terdapat hal-hal yang sangat menarik. j. Kelompok candi di Jawa Tengah seperti Borobudur, Pawon, Mendut
danPrambanan
yang
sebagian
besar
merupakan
peninggalan kerajaan Mataramadalah kelompok bangunan candi yang difungsikan sebagai tempat pemujaankeagamaan, baik Hindu ataupun Buddha 3. Candi di Jawa Barat Di Jawa Barat ditemukan candi yangbercorak Siwa, yaitu candi Cangkuang terletakdi daerah Leles, Garut. Candi ini bentuknya sangatsederhana dan diperkirakan berasal dari abadke-8 Masehi. Selain itu, di daerah Jawa Baratditemukan beberapa arca dan bangunan suci,baik yang berbentuk bangunan teras berundak,altar maupun percandian seperti Batu Kalde diPantai Pangandaran, Batujaya dan Cibuaya diKarawang, Astana Gede di Kawali danBojongmenje di daerah Cicalengka, KabupatenBandung. 4. Candi-candi di luar Jawa Di luar Jawa terdapat juga candi-candi, seperti berikut ini. a. Di pulau Sumatra terdapat beberapa candi seperti Candi Muara Jambidi Jambi yang memperlihatkan corak Buddha Mahayana. Ada juga CandiMuara Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan terdiri atas beberapabangunan stupa). Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candiseperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian(stupa) lainnya adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak diSumatra Utara dan bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuliterdapat komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha. b. Di Kalimantan Selatan ditemukan sebuah candi yaitu Candi Agung didaerah Amuntai. c. Di Bali terdapat Candi Padas atau CandiGunung Kawi yang terletak di desaTampaksiring Kabupaten Gianyar. Candiini
19
dipahatkan pada dinding batu yangkeras dan merupakan tempat pemujaanRaja
Anak
Wungsu
putra
terakhir
dariRaja
Udayana.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari b. peninggalan-peninggalan hindu budha 1. Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia.Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang
di
Indonesiamasih
bersifat
animisme
dan
dinamisme. Masyarakat pada saat itumelakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatanbendabenda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatankekuatanalam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kepercayaan asli bangsaIndonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha. Halini terbukti dari beberapa upacara
keagamaan
Hindu-Buddha
yangberkembang
di
Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketatatau mirip dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India. Kondisiini menunjukkan bahwa dalam tatacara pelaksanaan upacara keagamaa mengalami proses sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-Buddhadengan kebudayaan asli bangsa Indonesia. 2. Bidang politik dan pemerintahan, pengaruhnya terlihat jelas denganlahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelummasuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belummengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahanyang berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakupdaerahdaerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang kepalasuku bukanlah seorang raja. Dengan masuknya pengaruh India, membawapengaruh terhadap terbentuknya kerajaankerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan bercorak Hindu antara lain Kutai,Tarumanagara, Kediri,
20
Majapahit dan Bali, sedangkan kerajaan yangbercorak Buddha adalah
Kerajaan
Sriwijaya.
Hal
yang
menarik
di
Indonesiaadalah adanya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan, Mataram lama. 3. Bidang pendidikan membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembagapendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhanadan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembagapendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. 4. Bidang sastra dan bahasa. Dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada amankejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain, a.
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun
pada masa pemerintahan Airlangga. b.
Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
disusun padaaman kerajaan Kediri. c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaanKediri. d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusunpada aman kerajaan Majapahit. e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaanMajapahit. f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusunpada aman kerajaan Majapahit.
5. Bidang seni tari. Berdasarkan relief-relief yang terdapat pada candicandi, terutama candi Borobudur dan Prambanan memperlihatkan – adanyabentuk tari-tarian yang berkembang sampai sekarang. Bentuk-
21
bentuk tarian yang digambarkan dalam relief memperlihatkan jenis tarian seperti tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan (tari topeng).Tari-tarian tersebut tampaknya diiringi dengan gamelan yang terlihat darirelief yang memperlihatkan jenis alat gamelan yang terbatas seperti gendang,kecer, gambang, saron, kenong, beberapa macam bentuk kecapi, seruling dan gong. 6. Seni relief.Pada candi yang kemudian menghasilkan seni pahat. Hiasanpada candi atau sering disebut relief yang terdapat pada candicandidi Indonesia didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang dalamkesusastraan yang bercorak Hindu ataupun Buddha. Pemilihan epik sebagaihiasan relief candi dikenal pertama kali pada candi Prambanan yangdibangun pada permulaan abad ke-10. Epik yang tertera dalam reliefcandi Prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam ceritaRamayana. Hiasan relief candi Penataran pada masa Kediri mengambilepik kisah Mahabharata. Sementara itu, kisah Mahabharata juga menjadiepik yang dipilih sebagai relief pada dua candi peninggalan kerajaanMajapahit, yaitu candi Tigawangi dan candi Sukuh. 7. Seni Arca dan Patung, Sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwahleluhur dengan agama Hindu-Buddha maka beberapa keluarga rajadiperdewa dalam bentuk arca yang ditempatkan di candi makam. Arca-arca dewa tersebut dipercaya merupakan lambang keluarga raja yangdicandikan dan tidak mustahil termasuk di dalamnya kepribadian danwatak dari keluarga raja tersebut. Oleh karena itu, arca dewa tersebutsering diidentikkan dengan arca keluarga raja. Seni arca yang berkembangdi Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal, sehinggabukan merupakan bentuk peniruan dari India. Beberapa contoh rajayang diarcakan adalah Raja Rajasa yang diperdewa sebagai Siwa dicandi makam Kagenengan, Raja Anusapati sebagai Siwa di candi makamKidal, Raja Wisnuwardhana sebagai Buddha di candi makam Tumpang,Raja Kertanegara sebagai
22
Wairocana Locana di candi makam Segaladan Raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makamSimping.Patungpatung dewa dalam agama Hindu yang merupakan peninggalansejarah di Indonesia, antara lain: a. Arca batu Brahma. b. Arca perunggu Siwa Mahadewa. c. Arca batu Wisnu. d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang. e. Arca perwujudan Tribhuwanatunggadewi di Jawa Timur. f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa ilmupengetahuan. 8. Seni
pertunjukan,
terutama
seni
wayang
sampai
sekarang
merupakansalah satu bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia.Seni wayang beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek,dan wayang orang. Seni pertunjukan wayang tampaknya telah dikenaloleh bangsa Indonesia sejak aman prasejarah. 2.5 Perkembangan Masyarkat dalam Bidang Ekonomi pada Masa Kejayaan Hindu-Budha Dalam menjalani kehidupan perlunya sebuah kebutuhan untuk bertahan hidup setiap individu dan kelompok pasti memiliki sebuah cara untuk bertahan hidup dalam masa Hindu Budha keadaan ekonomi dapat dijelaskan masing-masing kerajaan yang berkembang pada masa HinduBudha yaitu sebagai berikut: 1. Kerajaan Kutai Perekonomian masyarakat Kutai ditopang oleh sektor pertanian, baik sawah maupun ladang. Dengan letak kerajaan yang berada disekitar sungai Mahakam, diperkirakan masyarakat Kutai mengunakan sungai besar tersebut sebagai jalur transportasi. Perdagangan masyarakat Kutai pun cukup ramai 2. Kerajaan tarumanegara
23
Masyarakat
tarumanegara
mengandalkan
sektor
pertanian
dan
peternakan. Informasi diketahui dari isi prasasti tugu tentang pembangunan atau pengalian saluran gomati yang panjangnya 6.112 tombak(12km) dan selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai pengalian, Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah seribu ekor sapi kepada brahmana. Karena dianggap dapat berguna sebagai sarana pengairan. 3. Kerajaan Mataram kuno Wilayah Mataram yang tertutup dari luar menyebabkan kerajaan ini sulit berkembang aktivitas ekonominya. Akan tetapi dengan kondisi tanah yang subur Mataram mampu kerajaan bercorak agrasis dan mengembangkan
aktivitas
ekonomi
dengan
pesat.
Pada
masa
pemerintahan raja balitung aktivitas perhubungan dan perdagangan Mataram dikembangkan melalui sungai Bengawan solo. Pajak merupakan sumber kekayaan kerajaan Mataram. Barang-barang yang dikenai pajak antara lain adalah hasil bumi, tanah, perdagangan,dan usaha kerajinan. 4. Kerajaan Sriwijaya Sriwijaya berhasil menyelesaikan Selat Malaka yang menjadi urat nadi perdagangan di Asia Tenggara. Dengan bekerja sama Selat Malaka, Sriwijaya menguasal perdagangan nasional dan internasional karena letak Selat
Malaka
yang
strategis
di
jalur
perdagangan
India-
TiongkokAPenguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka memiliki arti yang sangat penting untuk mengembangkannya sebaga keraaan martm kapal asing singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan metakukan perdagangan . Semakin lama, Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dengan keuntungan yang besar dari pendapatan dan pendapatan dari Sriwijaya. Contohnya, barang-barang yang dijual Sriwijaya sebagai berikut: 1. Kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, gading, timah, eboni, rempah-rempah, dan kemenyan merupakan komoditas perdagangan Sriwijaya dengan bangsa Arab. 2. Gading, air mawar, kemenyan, buah-buahan, gula putih, kristal, gelas, kapur barus, batu karang pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu
24
masak, dan obat-obatan merupakan komoditas perdagangan Sriwijaya dengan bangsa Tiongkok. 5. Kerjaan Kediri Penghasilan yang diperoleh adalah beras tersebar di pulau Jawa, komoditas
perdagangan
yang
diperjualkanbelikan
saat
itu
ada
emas,perak,gading, dan kayu Cendana, menarik pajak kepada rakyat melalui hasil bumi seperti beras dan palawija. 6. Kerajaan Singasari Penduduk
Singasari
pada
umumnya
hidup
dari
bertani,
berdagang,dan kerajinan tangan. Ada pula masyarakat hidup berburu atau pelayan. Kegiatan berdagang dilakukan lima hari pasaran pada tempat berbeda (legislatif, payung, pon, dan Kliwon). 7.
Kerajaan Majapahit Dalam bidang ekonomi masyarakat Majapahit bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan sarana prasarana Majapahit memiliki pelabuhan yang besar antara lain di Surabaya, Gresik, dan Tuban. Barang dagang yang dijual belikan meliputi beras, rempah-rempah dan kayu Cendana.
BAB III KESIMPULAN 1.3 Kesimpulam Berkembangnya pada masa kejayaan hindu-budha berupa adanya sisitem kepercayaan seperti menyembah dewa dan sistem kerajaan yang dipengaruhi
25
oleh penyebaran agama hindu-budha, preoses perkembangan masyarakat pada masa hindu-budha berpengaruh dapat dilihat dengan adanya kerajaan-kerajaan yang membangun sebuah pemerintahan dan mencapai kejayaannya pada masa itu.Perkembangan masyarakat yang hindu-budha banyak terjadi pada masa kerajaan-kerajaan diman itu terletak dibeberapa wilaya seperti jawa dan sumatera, dengan pemimpin yang kuat serta dalam penyusunan startegi untuk memajukan wilayah yang dipimpinnya maka keadaan dari segi politik ekonomi dan sosial budaya ikut serta berkembang.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ririn Darini,S.S., M.Hum.Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindhu Budha.2013.Yogyakarta : Penerbit Ombak. Drs.Maskun,M.H.Sejarah Indonesia Sampai Abad Ke XV.2017.Lampung : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Paeni,Mukhlis.Sejarah Kebudayaan Indonesia.2009.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Rahata,Ringo.Fenetiruma,Bagas,Malkisedek.Fauziah,Shifa,Mutiara.Sejarah Kelas XI Semester 1.2015.Jawa Tengah : PT Intan Pariwara. M. Tarunasena., Sejarah SMA/MA Kelas XI. 2009. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
27
28
29