Scenario Pbl 1 Blok 12 Pertemuan 2.docx

  • Uploaded by: Dea Rachnadewi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Scenario Pbl 1 Blok 12 Pertemuan 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,089
  • Pages: 7
Scenario PBL Merumuskan masalah 1. Interpretasi hasil pemeriksaan objektif? Sondasi : untuk mengetahui adanya kavitas dan untuk mengetahui kedalaman kavitas, untuk mengetahui rangsang taktil, apabila (+) berarti ada kavitas di dentin yang sudah terekspose dimana di dentin terdapat tubulus dentinalis dan pasien merasakan ada rasa ngilu yang tajam ketika disondasi. Perkusi : untuk mengetahui adanya inflamasi pada ligament periodontal. Ada teknik vertical (lesi, jar Karies) dan horizontal (ligament periodontal). Palpasi : untuk mengetahui adanya pembengkakan jaringan di sekitarnya atau tidak, mendeteksi adanya abnormalitas pada periapikal, jika respon positif bisa mengindikasikan peradangan periapikal. Untuk menentukan sejauh mana inflamasi telah meluas secara periapikal (dengan mengaplikasikan tekanan, menekan mukosa pada bagian akar, kalau hasilnya positif/ada rasa nyeri berarti ada peradangan di bagian apical). Palpasi tidak harus ada pembengkakan  sumber : Cohen Pathway of the Pulp Kalau palpasi positif menunjukan adanya inflamasi pada jaringan periodontal Tes vitalitas : jenisnya ada tes thermal kalau (+) berarti pulpa masih vital. Tes thermal ada banyak caranya, yang biasa digunakan yang dingin, menggunakan CE yang disemprotkan pada cotton palette yang diaplikasikan pada area midfacial gigi atau mahkota, ukuran cotton palette sebesar cotton roll atau #2 karena kalau terlalu kecil maka bagian yang mengenai gigi akan kurang. Di berikan pada gigi yang ada lesinya atau di atau di CEJ

(bagian yang enamelnya paling tipis), sensitivitas kadang rancu karena di gigi masih ada pulpa yang normal sehingga harus dibandingkan dengan gigi yang sehat, dibandingkannya pada tempat yg sama. 24 gigi masih vital, tidak ada pembengkakan, ada inflamasi di ligament periodontal, kavitas sampai dentin. Radiograf : pelebaran pada ligament periodontal (perkusi positif) Sondasi : ada rangsang taktil Perkusi : ada inflamsi jaringan periodontal Palpasi : tidak ada pembengkakan 36 gigi masih vital, kavitas sampai dentin, tidak ada inflamasi pada ligament periodontal, tidak ada pembengkakan Hasil tes vitalitas dapat dibuat pertimbangan dalam diagnosis(karena waktu sakitnya berbeda) Pada radiograf radiolusen mendekati tanduk pulpa  kariesnya sampai dentin Kavitas bagian oklusal dengan kedalaman dentin Sondasi : ada sensitivitas Perkusi : tidak ada inflamasi pada jaringan periodontal Palpasi : tidak ada pembengkakan, tidak ada inflamasi pada periapikal 2. Diagnosis dari kasus pada scenario? 24 : karies media disertai pulpitis irreversible symptomatic dan periodontitis apikalis akut karies media disertai dengan pulpitis irreversible (sakitnya kontinyu, rasa sakitnya lebih lama, dan spontan) simptomatik (tes thermal : rasa sakit selama 1 menit) dan periodontitis apikalis

(ada pelebaran ligament periodontal pada pemeriksaan radiograf dan ada rasa sakit). Di radiograf ada pelebaran ligament periodontal tapi palpasi negative kemungkinan asimptomatik Kemungkinan pulpitis reversible, karena kalau pulpitis irreversible itu sakitnya sampai bermenit-menit  Dea : Periodontitis apikalis : palpasi (+) 36 : karies media disertai pulpitis reversible dan normal apical tissue karies media (karena kedalaman dentin) disertai pulpitis reversible (karena belum ada sakit spontan, pemeriksaan CE linu selama 2 detik, masih ada normal apical tissue, perkusi negatif) Pulpitis reversible disertai normal apical tissue tidak ada area radiolusen di jaringan periapikalnya Pulpitis reversible ada yang iritasi dan hiperemik Untuk yang hiperemik : berdasarkan casteluci ketika dilakukan tes thermal pasien masih merespon sakit Di pulpa ada saraf a delta (menghasilkan nyeri yang tajam) dan c fiber (menghasilkan nyeri yang tumpul dan berdenyut) 3. Diagnosis banding? 24 - Pulpitis reversible disertai periodontitis apikalis akut - Chronic pulpitis 36 - Pulpitis irreversible asimptomatik - Karies media dengan pulpa normal - Pulpitis reversible disertai chronic periradicular periodontitis

4. Etiologi dari kasus? - Karena adanya iritan dari bakteri dan ada invasi bakteri melalui tubulus dentin dan berefek ke jaringan periodontalnya - Erosi servikal, kesalahan dalam procedure operatif, kuretase periodontium yang dalam. Fraktur email yg menyebabkan tubulus dentin terluka - Secara umum etiologi pulpitis ada 3 yaitu iritan mikroba (bakteri), kimia (kesalahan prosedur), dan mekanik (fraktur) - Thermal - Secara umum etiologi pulpitis dibagi menjadi 3 yaitu fisik (terbagi menjadi mekanik, thermal, dan elektrik), kimia, dan bakteri - Iritan kimia : bahan bahan desensitikasi, larutan irigasi, obatobatan intrakanal, bahan obturasi saluran akar 5. Macam-macam pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kasus? - Dengan pemeriksaan Subjektif (CC  biasanya untuk penyakit endodontic pasien datang karena ada rasa sakit, swelling, karies, diskolorisasi, fracture, dan nafas bau ; PI  penting menanyakan apakah sakitnya terstimuli atau spontan untuk menentukan diagnosisnya ; Riwayat medis dan gigi), Objektif (IO  bite test, cavity test, selective anastesi, pemeriksaan periodontal dengan tes mobilitas & EO  facial asimetri, pembengkakan, redness, fistula, dan limfadenopati  dilakukan palpasi, kalau ada inflamsi maka ada pembesaran di limfanya), Radiograf (lebih dari 2 jenis radiograf supaya hasilnya lebih jelas)

- Selective anesthesia : digunakan ketika pasien bias menunjukkan tempat sakit kanan atau kiri tetapi tidak tahu gigi mana yang sakit. Caranya di anastesi di intra ligament urut dari gigi paling posterior, ketika yang disuntik tidak sakit, berarti itu gigi yang non vital. - Bite test : untuk mengetahui keadaan jaringan periodontal, digunakan ketika tes erkusi menunjukkan hasil yang berbeda, biasanya gigi molar - Cavity test : dilakukan yang paling akhir karena dapat merusak gigi, caranya gigi di bur hingga pulpa - Tes thermal : awalnya diaplikasikan pada oklusal, kalau tidak ada respon baru diaplikasikan pada servikal atau CEJ # tes mobilitas ada 3 derajat Derajat 1 < 1mm Derajat 2 > 1 mm Derajat 3 > 1 mm dan bisa bergerak secara vertical, biasanya pada penderita DM - Pemeriksaan khusus pulpitis  Pulp test (thermal test ada panas dan dingin, panas menggunakan gutta perca, dingin menggunakan CE ; digunakan untuk mengetahui reversible atau irreversible), electric test (dengan pasta gigi untuk mengetahui sensitifitas pulpa), laser droppler flowmetry (mengukur aliran darah di pulpa) pulse oximetry (untuk mengukur kadar oksigen) 6. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan selain pemeriksaan radiograf?

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) : teknik penggambaran dimana struktur dalam tubuh kita divisualisasikan atau digambarkan dengan merekam hasil refleksi dari gelombang ultrasonic yang diarahkan ke jaringan. Kelebihannya bias secara langsung membedakan lesi periapikal, USG juga dapat menyediakan informasi secara akurat mengenai sifat dari lesinya. 7. Kenapa yang sakit giginya tetapi rasa sakit sampai ke kepala dan telinga? Mungkin karena saraf trigeminus yang memiliki 3 cabang yaitu optalmicus, maxillaries, dan mandibularis. Rasa sakit ada yang referred pain (menyebar) : sakit yang dirasa bukan odontogenik tapi sumbernya odontogenik (atau sebaliknya). Jadi sumber rasa sakit itu jauh dari bagian yang dirasakan. Saraf yang menstimulasi rasa sakit itu yang c fiber yang mana rasa sakitnya intens, tumpul Di pulpa ada serabut-serabut saraf (a delta dan c fiber) serabut a semula tidak aktif tetapi akan menjadi aktif ketika ada peradangan 8. Rencana perawatan pada kasus? - Untuk pulpitis irreversible bisa dengan PSA, pulpectomy, pulpotomy - Untuk pulpitis reversible dengan caping pulpa - Kalau pulpanya normal cukup ditumpat

LO

1. Semua

Related Documents

Pbl 1 Blok 6.2.docx
November 2019 11
Pbl Blok 10 (1).docx
June 2020 10
Pbl Blok 19 - 1.docx
June 2020 11
Scenario 12
May 2020 0
Pbl Blok 26.docx
May 2020 11

More Documents from "Nanda Prima"