Sasbel 3.docx

  • Uploaded by: Nia Damayanti
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sasbel 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,049
  • Pages: 4
TEMPOROMANDIBULAR JOINT DISORDER Definisi dari kelainan temporomandibular merupakan kelainan pada bagian sendi temporal dimana hal tersebut menyebabkan terjadinya ke abnormalan pada fungsi dan antomi dari sendi temporal tersebut. Etiologi kelainan sendi temporomandibular 

Makro trauma Tekanan yang terjadi secara langsung pada bagian yang mengalami kerusakan yang menyebabkan perubahan pada bagian diskus dan kondilaris secara langsung. Makro trauma dapat juga terjadi ketika gigi bersamaan atau dapat juga menyebabkan perubahan pada kondilus dengan fossa ketika mulut di buka. Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.





Mikro trauma Dimana trauma ini merubah posisi diskus dan kondilus secara perlahan-lahan.Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot. Kondisi oklusi Dulu oklusi selalu dianggap sebagai penyebab utama terjadinya TMD, namun akhir-akhir ini banyak diperdebatkan



Stress emosional Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otak mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem limbik adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat emosional individu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting pada TMD.



Deep pain input Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaan-kebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari.

Klasifikasi TMD 

Kelainan letak pada sendi temporomandibular

Disc displacement Permukaan posterior dari disc menipis dan inferior retrodiscal lamina dan lateral distal dan lateral ligamen memanjang, maka disc akan bergeser melalui permukaan artikularis dari kondilus. 

Degenerative joint disease atau inflamasi

Kelainan ini jarang di temui pada penderita kelainan pada sendi temporomandibularnya.perawatan Obat anti inflamasi. Untuk mengurangi inflamasi (peradangan) dan rasa sakit, dokter gigi anda mungkin akan menyarankan aspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen (Advil, Motrin, dll) 

Dislokasi Dislokasi dari TMJ seringkali timbul dan disebabkan oleh hipermobilitas dari mandibula. Subluxation (dislokasi parsial dari sendi) menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan medis. Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi ke anterior di depan articular eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat timbul secara spontan ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan, atau pada saat prosedur perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebih dari beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menibulkan kejang otot parah.



Internal derangement Merupakan salah satu kelainan intraartikular sendi temporomandibular,dimana terdapat hubungan yang tidak harmonis antara diskus artikularis dengan kondilus, baik itu bersifat unilateral ataupun bilateral. Jika perlekatan meniscus pada kutub processus condylaris lateral mengendur atau terputus, atau jika zona bilaminar mengalami kerusakan atau degenerasi akibat trauma atau penyakit sendi (terutama stratum superior, yaitu serabut elastic), atau keduanya, maka stabilitas sendi akan terganggu. Akibatnya akan terjadi pergeseran discus ke arah anteromedial akibat tidak adanya penahan terhadap musculus pterygoideus lateralis superior. Berkurangnya pergeseran ke arah lateral anterior yang spontan dari discus ini akan menimbulkan “clicking” yang khas, yang akan terjadi bila jarak antar insisal meningkat. Sumber “clicking” sendi ini berhubungan dengan pergeseran processus condylaris melewati pita posterior meniscus yang tebal. Dengan memendeknya pergeseran anterior dari meniscus, terjadi “clicking” berikutnya. Pada tahap inilah diskus akan bersifat fibrokartilagenus, yang mendorong terbentuknya konfigurasi cembung-cembung. Terdapat 2 klasifikasi dalam internal derangement: 1. Dengan reduksi 

cliking opening dan closing (reciprocal cliking)



pembukaan mulut normal



rasa sakit



deviasi mandibula

2. tanpa reduksi





tidak adanya cliking



keterbatasan membuka mulut



pain



mandibular deflection



mandibular deflection

CLOSED LOCK Merupakan akibat dari pergeseran diskus ke anterior yang terus bertahan. Bila pita posterior dari diskus yang mengalami deformasi tertahan di anterior processus condylaris, akan terbentuk barier mekanis untuk pergeseran processus condylaris yang normal. Jarak antar insisal jarang melebihi 25mm, tidak terjadi translasi, dan fenomena “clicking” hilang. Closed lock dapat terjadi sebentar-sebentar dengan disela oleh “clicking” dan “locking”, atau bias juga bersifat permanen. Pada kondisi persisten, jarak antara insisal secara bertahap akan meningkat akibat peregangan dari perlekatan posterior discus yang disertai dengan osteoarthritis pada processus condylaris dan eminentia articularis. Terdapat juga keadaan dimana closed lock bersifat akut yang mana keadaan closed lock yang akut biasanya diakibatkan oleh trauma yang menyebabkan processus condylaris terdorong ke posterior dengan akibat terjadi cedera pada perlekatan posterior. Rasa sakit atau tidak enak yang ditimbulkannya dapat sangat parah, dan keadaan ini kadang disebut sebagai discitis. Discitis ini lebih menggambarkan keradangan pada perlekatan discus daripada keadaan discus yang avascular/aneural.



Ankylosis

Merupakan penyakit yang menyebabkan keterbatasa pada saat pembukaan mulut yang di sebabkan pleh kelainan dari TMJ.dimana ankylosis terbagi atas 2 yaitu: 1. Extracapsular ankylosis 2. Intracapsular ankylosis 

Fibrous ankylosis



Bony ankylosis

Intracapsular ankylosis. Intracapsular ankylosis, atau penyatuan dari sendi, dapat menyebabkan pembukaan/depresi pada mandibula berkurang. Intracapsular ankylosis timbul akibat penyatuan dari kondilus, disk, dan kompleks fossa, juga merupakan hasil dari pembentukan jaringan fibrosa, penyatuan

tulang, atau kombinasi keduanya. Penyebabnya yang paling umum mencakup macrotrauma, paling sering berhubungan dengan fraktur kondilar. Penyebab lain dari ankylosis juga karena sebelumnya menjalani perawatan surgical yang menimbulkan bekas/goresan dan juga infeksi. Extracapsular ankylosis. Ankylosis tipe ini biasanya melibatkan prosessus koronoid dan otot temporalis. Penyebab yang paling sering dari ankylosis extracapsular antara lain, pembesaran dari prosessus koronoid, atau hiperplasia, dan trauma pada area lengkung zygomatic. Infeksi di sekitar otot temporalis juga dapat menghasilkan ankylosis extracapsular.Pasien ini biasanya mempunyai pembatasan pada pembukaan mulut dan penyimpangan pada sisi yang kena. 

Neoplasia

Neoplasma pada TMJ sangatlah jarang. Kadang-kadang menimbulkan restriksi/pembatasan pada pembukaan rahang dan sakit pada sendi.Tumor di dalam TMJ mengakibatkan kelainan pada kondilus dan hubungan fossa serta dapat mengakibatkan ankylosis intracapsular. Gejala umum kelainan TMJ Gejalanya biasanya lebih dari satu, yaitu : 1. Nyeri di sekitar sendi rahang 2. Nyeri kepala 3. Gangguan pengunyahan 4. Bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut → dapat disertai atau tanpa rasa nyeri 5. Terbatasnya buka mulut 6. Selain gejala diatas, mungkin juga terjadi gejala lain, seperti : 

Nyeri otot terutama otot leher dan bahu



Nyeri telinga



Telinga berdengung



Vertigo: sakit kepala

Related Documents

Sasbel Anamnesis.docx
May 2020 20
Sasbel 3 Anamnesis
August 2019 24
Word Sasbel 3.docx
May 2020 21
Sasbel Sk 1 Kedkel.docx
October 2019 18
Sasbel 3.docx
June 2020 11

More Documents from "Rizki"