LAPORAN KEGIATAN ROAD SHOW TANGGAL 28 JANUARI 2019
UNIT : INSTALANSI BEDAH SENTRAL (IBS) 1. NS. YOGI WIDIA PUTRA, S.KEP 2. NS. LUH GEDE DWI AMERTHAWATI, S.KEP 3. NI MADE SUPARTINI, AMD. KEP 4. I KADEK SUPARDIANA, AMD. KEP 5. DEWA GEDE SUDIRGAYASA, AMD. KEP
RUMAH SAKIT UMUM GANESHA TAHUN 2019 LAPORAN KEGIATAN ROAD SHOW
Isi Pokok Bahasan
: Etika dan Peningkatan Komunikasi Efektif Keperawatan
Sub PokokBahasan
: Etika Keperawatan dan Kebidanan (Kedisiplinan/Peraturan
Tenaga Keperawatan RSU Ganesha, Kegiatan Harian dan Uraian Jadwal Jaga, Timbang Terima/Operan Perawat Ruangan, Teknik Komunikasi SBAR. Sasaran
: Seluruh perawat RSU Ganesha
Hari/Tanggal
: Senin, 28 Januari 2019.
Waktu
: 15 menit tiap unit.
Tempat
: Setiap unit keperawatan
Penyuluh
: Seluruh Tim IBS
A. Latar Belakang Penyuluhan Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara sembarangan. B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan perawat RSU Ganesha dapat memamhami tentang etika keperawatan. 2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan perawat mampu : 1. Mampu menjelaskan prosedur kedisiplinan / peraturan bagi perawat/bidan di RSU Ganesha. 2. Mampu menjelaskan kegiatan harian dan uraian jadwal jaga. 3. Mampu menjelaskan prosedur timbang terima operan perawat ruangan. 4. Mampu menjelaskan tentang teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR). C. Materi Penyuluhan 1. Prosedur kedisiplinan / peraturan bagi perawat/bidan di RSU Ganesha. 2. Kegiatan harian dan uraian jadwal jaga. 3. Prosedur timbang terima operan perawat ruangan. 4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR).
D. Metode Penyuluhan Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan diskusi E. Alat/Media Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah lembar balik dan SPO F. Sasaran Sasarannya dari penyuluhan ini adalah seluruh perawat di RSU Ganesha. Target jumlah peserta minimal adalah 10 orang. G. Waktu 1. Hari/Tanggal 2. Jam
: Senin, 28 Janjuari 2019 : 08.00 WITA
H. Lokasi dan Seting Tempat 3
2
1 4
Keterangan gambar : Mo 1 Penyaji 1.2
Penyaji
3
Penyaji
4
Penyaji Peserta
I. Proses Kegiatan NO
TAHAP
KEGIATAN PENYULUH
1.
Pembukaan
Salam pembuka
Perkenalan
Menjelaskan tujuan dari kegiatan
( 3 menit )
KEGIATAN PESERTA Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan
road show
2.
Pelaksanaan ( 10 menit )
1. Menjelaskan
prosedur
Keperawatan Peraturan
Etika
(Kedisiplinan/
Tenaga
Memperhatikan
Keperawatan
RSU Ganesha. 2. Menjelaskan
prosedur
Kegiatan
Harian dan Uraian Jadwal Jaga.
Memperhatikan
3. Menjelaskan
prosedur
Timbang Memperhatikan penjelasan
Terima / Operan Perawat Ruangan. 4. Menjelaskan komunikasi
tentang SBAR
penyaji
teknik (definisi, Memperhatikan
keuntungan, metode SBAR).
3.
Penutup (2 Menit)
Mengakhiri pertemuan mengucapkan salam
dengan Menjawab salam
J. Pengorganisasian 1. Penyaji : Ns. Yogi Widia Putra, S.Kep 2. Penyaji : Ns. Luh Gede Dwi Amerthawati, S.Kep 3. Penyaji : Ni Made Supartini, Amd. Kep 4. Penyaji : I Kadek Supardiana, Amd. Kep 5. Penyaji : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep K. Hasil Kegiatan Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan perawat mampu untuk memahami tentang : 1. Prosedur etika keperawatan (Kedisiplinan/ Peraturan Tenaga Keperawatan RSU Ganesha. 2. Prosedur kegiatan harian dan uraian jadwal jaga. 3. Prosedur timbang terima / operan perawat ruangan. 4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR). L. Rencana Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Alat Diharapkan alat penunjang saat dilakukan penyuluhan tersedia dan sesuai dengan materi yang disajikan b. Laporan Kegiatan Road Show Laporan sudah siap 2 hari sebelum kegiatan c. Materi Penyuluhan Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum pendidikan kesehatan
d. Informasi secara lisan Diharapkan materi penyuluhan ringan dan mudah dimengerti oleh sasaran kegiatan road show. 2. Evaluasi Proses a. Penyuluhan berjalan lancar Diharapkan penyuluhan dan kegiatan road show berjalan dengan lancar, peserta memperhatikan penjelasan perawat, peserta aktif bertanya dan media dapat digunakan secara efektif. b. Kehadiran sasaran sesuai target apa tidak Diharapkan sasaran yang ditentukan hadir sesuai target c. Sasaran tidak ada meninggalkan tempat selama penyuluhan Diharapkan peserta road show tidak meninggalkan tempat pada saat penyuluhan sedang berlangsung. 3. Evaluasi Hasil Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan perawat mampu untuk memahami tentang : 1. Prosedur etika keperawatan (Kedisiplinan/ Peraturan Tenaga Keperawatan RSU Ganesha. 2. Prosedur kegiatan harian dan uraian jadwal jaga. 3. Prosedur timbang terima / operan perawat ruangan. 4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR). M. Lampiran – lampiran 1. Materi 2. Daftar absensi 3. Bukti penyuluhan
LAMPIRAN MATERI A. Prosedur Etika Keperawatan dan Kebidanan (Kedisiplinan/Peraturan Tenaga Keperawatan RSU Ganesha)
1. Peraturan penampilan tenaga keperawatan/ penggunaan baju seragam/dinas dan atribut lainnya di RSU Ganesha. a. Baju seragam dinas hanya dipakai waktu dinas di RS (saat jam dinas tidak keluar memenuhi kepentingan yang tidak berhubungan dengan kegiatan RSU Ganesha dengan menggunakan baju dinas). b. Selama memakai baju seragam penampilan sesuai dengan peran dan fungsinya. c. Penggunaan make up yang wajar dan perhiasan tidak berlebihan (cincin, giwang, kalung tidak mencolok). d. Penggunaan make uap bagi wanita wajar/standar terdiri dari : 1) Pelembab (mouistirizer). 2) Alas bedak (foundation). 3) Lipstik (warna stadar merah/pink). 4) Eye shadow (warna standar : coklat, pink, merah). 5) Blush on (warna minimal standar : merah/pink atau disesuaikan). e. Penggunaan make up tambahan lainnya boleh/dapat dilakukan seperti mascara, eye liner, nose shadow. f. Pakaian dinas tidak dipakai di luar dinas kecuali yang berhubungan dengan kegiatam g. h. i. j.
RSU Ganesha. Bau badan standar minimal wajib wangi (penggunaan parfum tidak mencolok). Pemakaian bros di baju yang standar. Kuku tidak boleh panjang dan warna kutek tidak mencolok. Rambut harus rapi (yang panjang : diikat dan memakai jepit rambut/jaring rambut,
yang pendek : harus rapi). k. Bagi perawat/bidan (wanita) : wajib memakai kap saat jam dinas sampai selesai jam jaga/shift. l. Malam hari kap dilepas setelah pukul 22.00 WITA. m. Saat jaga tidak boleh memakai sandal (apapun jenis sandal tidak diperbolehkan). n. Memakai sepatu dengan warna yang disepakati bersama dan hak sepatu tidak berbunyi keras. o. Perawat laki-laki harus rambut pendek dan rapi. 2. Pembinaan sikap mental. Disiplin waktu kerja : a. Sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. b. Aktivitas selama keberadaannya bertugas sesuai dengan jabatannya sebagai perawat pelaksana (bidan/perawat)/Katim/Karu/Ka.Unit. c. Bila keluar rumah sakit saat jam kerja karena suatu alasan yang sangat penting harus seijin atasan langsung : 1) Pelaksana perawatan seijin Karu/Katim/Ka. Unit. 2) Katim seijin Karu/Ka.Unit/Ka.Bid 3) Karu seijin Ka. Unit/ Ka.Bid
4) Ka. Unit/Ka.Bid seijin Manajer Yan/Manager SDM/Personalia. d. Tidak meninggalkan area tempat kerja tanpa ijin dari atasan sesuai tingkatan hirarki perijinan. e. Tanggung jawab : bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. f. Peduli : cepat dan tanggap terhadap situasi dan kondisi. g. Rajin dan Taat : dapat menyelesaikan tugas sesuai tepat ada dan waktunya sesuai dengan peraturan-peraturan. h. Jujur dalam kata-kata dan perbuatannya. i. Kreatif : mempunyai usaha-usaha untuk kemajuan dan peka terhadap perubahan. j. Rahasia jabatan : status pasien dijaga keamananya, dijaga jangan sampai hilang/tercecer, dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten, keluarga pasien. k. Diagnosa penyakit pasien tidak boleh dibicarakan secara terbuka kecualidiminta oleh dokter/hukum untuk kepentingan pasien.
3. Pembinaan etika keperawatan Etika keperawatan merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap perawat. Tingkat pemahaman serta kemampuan untuk menerapkan etika perawatan akan mewarnai kepribadian seorang perawat dalam mengemban misi profesinya. 4. Etika Keperawatan/Kebidanan diterapkam dengan menjunjung tinggi kaidah-kaidah yang berlaku dengan cara : a. Berbicara yang sopan dan ramah. b. Berusaha memberi salam kepada siapapun terlebih kepada pasien dan kepada orang yang lebih tua. c. Melakukan tugas keperawatan/kebidanan sesuai jabatan yang diduduki (perawat pelaksana/Katim/Karu/Ka.Unit). d. Tidak meninggalkan tempat tugas tanpa ijin atasan langsung. e. Jadwal jaga yang telah disusun harus dilaksanakan dan jika ada penukaran jadwal jaga harus memnita ijin terlebih dahulu dengan Karu/Katim/Ka.Unit/Ka. Bidang Keperawatan. f. Menyampaikan permintaan maaf secara sportif bila melakukan kesalahan dan tidak mengulanginya lagi. g. Melaksanakan semua kegiatan keperawatan/kebidanan dengan jujur, ikhlas dan penuh tanggung jawab.
h. Tidak membedakan (pilih kasih) terhadap status pasien yang dilayani (ekonomi, suku, ras, agama, social, dll). i. Berusaha tidak meminjam barang-barang teman sejawat dan bila terpaksa harus ingat mengembalikan dengan kodisi sama sebelumnya. j. Tidak membiasakn diri membicarakan masalah orang lain. k. Hal-hal yang tidak terpuji dilakukan perawat adalah berbicara keras-keras atau tertawa terbahak-bahak atau bergurau di ruangan/di depan pasien yang sedang dalam keadaan kritis/terminal, kesakitan, istirahat tidur karena pasien ingin suasana yang tenang. l. Menerima telepon atau menelepon seseorang seharusnya berbicara dengan sopan dan seperlunya saja. m. Perawat harus mencatat pesan pasien dan menyampaikan dengan benar sesuai dengan isi pesan kepada orang yang dituju. n. Perawat dapat dipercaya dan memegang tegush rahasia pasien/jabatan yang o. p. q. r.
dipercayakan kepadanya. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam tim kerja. Perawat dapat menjaga penampilan dirinya dengan baik. Harus menerapkan 3S antar rekan sejawat/profesi lain dan pasien/keluarga pasien. Merupakan sikap yang kurang baik bila perawat : 1) Tidak bersedia mendengar keluhan pasien/mengabaikannya. 2) Tidak tanggap terhadap panggilan pasien. 3) Tidak minta ijin bila melakukan tindakan keperawatan. 4) Bersikap cemberut di hadapan pasien. 5) Berbicara tidak menentu (ngedumel) di hadapan pasien. 6) Berbicara kasar/membentak pasien atau keluarganya. 7) Tidur pada saat bertugas (harus disesuaikan dengan jam tidur yang telah
disepakati bagi yang disepakati bagi yang shift malam). 8) Meninggalkan area tempat kerja dalam waktu yang lama. s. Merupakan sikap tidak terpuji dan melanggar hukum bila perawat : 1) Tidak memberikan obat atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan program perawatan/ medis. 2) Mengambil ataua mengurangi yang menjadi hak pasien. 3) Tidak memelihara atau mempertanggung jawabkan barang-barang milik pasien yang tidak sadar dana tau tidak ada keluarga. 4) Meminta imbalan pribadi kepada pasien atau keluarga pasien. 5) Menggiring pasien untuk dirawat di luar RS untuk kepentingan pribadi atau pihak lain. t. Perawat tidak diperkenankan meminjam barang-barang milik pasien. u. Merupakan suatu perbuatan melanggar etik, hukum, dan moral bila perawat segera tidak melapor bila telah melakukan asuhan atau pelayanan keperawatan.
v. Membuat ataua menulis laporan perkebangan pelaksanaan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan kenyataan. w. Adalah sangat tidak etis bila perawat merawat jenazah dengan benar sesuai dengan martabat dan kepercayaannya. 5. Etika keperawatan/kebidanan wajib
ditaati
oleh
seluruh
tenaga
keperawatan
(perawat/bidan). B. Prosedur Kegiatan Harian dan Uraian Jadwal Jaga 1. Kegiatan harian. a. Shift pagi Uraian tugas : 1) Meneriam operan jaga (timbang terima). 2) Persiapan pasien untuk tindakan asuhan keperawatan. 3) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuia dengan kebutuhan pasien. 4) Visite dokter. 5) Dokumentasi program terapi dokter dan melaksanakan konsul jika ada. 6) Tindakan keperawatan (pengukuran vital sign, pembagian obat oral, dll). 7) Dokumentasikan asuhan keperawatan. 8) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis di ruangan termasuk RM keperawatan. 9) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi. 10) Menata dan merapikan ruangan. 11) Persiapan operan jaga (timbang terima). b. Shift siang (13.00-19.00 WITA). 1) Menerima operan jaga. 2) Melaksanakan asuhan keperawatan. 3) Dokumentasikan asuhan kepewrawatan. 4) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis di ruangan termasuk RM keperawatan. 5) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi. 6) Menata dan merapikan ruangan. 7) Persiapan operan jaga (timbang terima). c. Shift malam (19.00-07.00 WITA). 1) Menerima operan jaga. 2) Melaksanakan asuhan keperawatan. 3) Dokumentasikan asuhan kepewrawatan. 4) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis di ruangan termasuk RM keperawatan. 5) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi. 6) Menata dan merapikan ruangan.
2. Uraian jadwal jaga. a. Jadwal jaga di semua unit keperawatan dibuat selama 1 bulan sesuai dengan perhitungan perbandingan perawat dengan pasien yang teriri sari katim dan anggota tim dengan jumlah disesuaikan dengan perhitungan. b. Jam istirahat/makan tenaga keperawatan diatur berdasarkan situasi dan kondisi secara bergiliran dengan tetap bertanggung jawab terhadap tugas jaga shift. c. Apabila terdapat kekurangan jumlah tenaga pada satu shift maka katim akan menghitung
kebutuhan tenga dengan menggunakan rumus Douglass dan
diperkenankan memanggil tenaga oncall. C. Prosedur Timbang Terima/Operan Perawat Ruangan 1. Timbang terima rekam keperawatan/dokumentasi keperawatan oleh perawat jaga dengan perawat jaga baru. 2. Konferensi terhadap pasien-pasien yang mendapat perhatian, persoalan khusu baik askep maupun tuga kolaborasi. 3. Timbang terima dilakukan lisan dan terulis secara langsung kepada pasien. 4. Katim/Karu melakukan timbang terima langsung ke kamar pasien, sekaligus 5. 6. 7. 8.
memperkenalkan diri dan menerima operan langsung tentang kondisi pasien. Untuk perawat anggota tim juga mengikuti timbang terima langsung ke kamar pasien. Timbang terima alat-alat dan obat-obatan ruangan. Timbang terima administrasi ruangan bangsal. Melaksanakan tugas dengan metode tim pada pasien sesuai dengan rencana.
D. Teknik Komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR) 1. Definisi SBAR adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan di RS yang terdiri dari Situation, Background, Assesment dan Recommendation. 2. Keuntungan Metode SBAR a. Komunikasi perawat lebih efektif. b. Dokter percaya terhadap analisa perawat karena perawat menunjukkan paham terhadap kondisi pasien. c. Meningkatkan keamanan pasien. 3. Penggunaan Teknik SBAR Penggunaan teknik SBAR dilakukan pada saat : a. Saat perawat melaporkan paien kepada dokter. b. Saat timbang terima pasien antar unit. c. Saat timbang terima perawat antar shif jaga, laporan. 4. Pelaksanaan Teknik SBAR
a. Situation (S) Di dalam situation dijelaskan tentang kondisi terkini yang terjadi pada pasien. 1) Mengucapkan salam, nama pelapor, nama pasien, jenis kelamin, tanggal lahir/umur, di rawat di ruang (nomor), nama dokter yang merawat, diagnose medis dan tanggal masuk. 2) Diagnosa keperawatan (saat timbang terima antar shift perawat ) atau diagnose keperawatan atau diagnose kebidanan (saat timbang terima antar shift bidan). 3) Kondisi pasien saat ini yang dilapor dengan menyebutkan masalah utam pasien. 4) Hasil pemeriksaan TTV termasuk skala nyeri. b. Background (B) Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. 1) Riwayat pasien (awal masuk). 2) Riwayat alergi dan obat-obatan yang masuk termasuk infus. 3) Jelaskan tentang kesadaran pasien (GCS). 4) Data penunjang (Lab yang terkait dengan masalah pasien). 5) Tindakan kolaboratif/keperawatan yang sudah atau sedang dilakukan terkait masalah utama pasien. c. Assesment (A) Hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini. 1) Pengkaji/pelapor melakukan pengkajian/prognosis keadaan pasien. 2) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian seperti status mental, kondisi kulit, saturasi oksigen, dll. d. Recommendation (R) Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga. 1) Terapi secara umum (tertemtu saja) terkait masalah utama pasien. 2) Permohonan kepada dokter untuk datang jika kondisi pasien memburuk dan membutuhkan penanganan yang cepat. 3) Saran pelapor/pengkaji, misalnya : pemindahan pasien ke critical care, konsul ke dokter lain, 4) Menyarankan pemeriksaan tambahan. 5) Menanyakan tentang terapi yang didapat/tindakan yang telah dilakukan. 6) Jika ada perubahan tindakan atau pengobatan dapat ditanyakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA Aditama.(2013). Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi II Jakarta: Press. Bahtiar.(2012). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga. Berthiana.(2012). Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan KetepatanPengisian Dokumentasi Asuhan
Keperawatan
Di
Ruang
Rawat
Inap
RSUD
Buntok.
From
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/ 950/1002 diakses 26 Januari 2019. Buheli.(2012).Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Penerapan Tindakan Keperawatan
DAFTAR HADIR PESERTA ROAD SHOW NO
NAMA
ALAMAT
NO. HP/TELEPON
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN RSU GANESHA Hari/Tanggal Waktu Tempat Topik Peserta
: Sen : 09.00 - 09.30 WITA : Lobi lantai II RSU Ganesha : Katarak : Pengunjung dan keluarga pasien RSU Ganesha
A. Tahap Persiapan Adapun tahap persiapan dari kegiatan penyuluhan ini meliputi : 1. Menentukan topik penyuluhan dengan persetujuan dari tim PKRS RSU Ganesha. 2. Pembuatan SAP penyuluhan kesehatan. 3. Konsultasi SAP dengan tim PKRS RSU Ganesha terkait penyuluhan yang akan dilakukan. 4. Waktu dan tempat didiskusikan dengan tim PKRS RSU Ganesha sehingga didapatkan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada Selasa, 12 Juni 2018 pukul 09.00 WITA di lobi lantai II RSU Ganesha. 5. Persiapan peserta penyuluhan. B. Tahap Pelaksanaan Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada Selasa, 12 Juni 2018 pukul 09.00 WITA tempat di lobi lantai II RSU Ganesha dengan jumlah peserta penyuluhan adalah 25 orang. Tim penyuluhan terdiri dari : 1. Moderator : Made Juliartini, Amd. Kep 2. Penyaji : Ns. Luh Gede Dwi Amerthawati, S.Kep 3. Notulen : Ns. I Ketut Sutrisno, S. Kep 4. Observer : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep 5. Fasilitator : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep
Adapun susunan acara pada kegiatan penyuluhan katarak adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan Acara dimulai pukul 09.00 dengan pembukaan oleh moderator. Moderator membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, memperkenalkan nama anggota yang lain, menjelaskan tujuan dari kegiatan dan melakukan apersepsi “apa itu katarak” kepada peserta penyuluhan untuk menggali pengetahuan peserta sebelum diberikan penyuluhan. Observer bertugas mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir. 2. Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan diawali dengan penyampaian materi oleh penyaji kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi atau tanya jawab yang dipimpin oleh moderator. Selama proses fasilitator mendorong peserta untuk bertanya jika tidak ada yang dimengerti. Di akhir sesi dilakukan pembagian leaflet untuk semua peserta penyuluhan. 3. Evaluasi a. Evaluasi Struktur Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan, kontrak waktu dengan peserta penyuluhan. b. Evaluasi Proses Peserta yang hadir berjumlah 25 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan lancar, peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji dan moderator, serta sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan. c. Evaluasi Hasil Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tim penyuluhan tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan. Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain : 1) Apakah akibatnya apabila katarak tidak segera ditangani ? 2) Kenapa harus makan sayur serta buah-buahan untuk mencegah katarak ? 3) Apakah operasi Phaco ditanggung oleh BPJS ?
Jawaban yang diberikan : 1) Apabila katarak tidak segera ditangani akan mengakibatkan kebutaan. 2) Sayur dan buah-buahan seperti wortel, apel, anggur, tomat, brokoli karena banyak mengandung vitamin A yang sangat baik untuk mata. Vitamin A berfungsi untuk memperlancar metabolisme sel di mata. 3) Operasi Pacho sendiri ditanggung oleh BPJS.
DOKUMENTASI