Sap Jantung Bu Ines Jadi.docx

  • Uploaded by: Febiyantika Adhi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Jantung Bu Ines Jadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,836
  • Pages: 17
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN OPERASI JANTUNG

Dosen Pengampu : Ns. Innez Karunia M., M.Kep Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kardiovaskuler III

Disusun Oleh : Kelompok 4 S16B

Eki Restiana Saputri

(S16082)

Elham Rochmadhoni

(S16083)

Farras Hanin Lubna W

(S16084)

Febiyanti Adi S

(S16085)

Galih Pulung W

(S16086)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERSIAPAN OPERASI JANTUNG VENTRICULAR SEPTAL DEFECT

Topik

: Keperawatan Medikal Bedah

Sub Topik

: Perawatan Pre Operasi

Sasaran

: 1. Umum : Keluarga Pasien Pre Operasi 2. Khusus : Pasien Pre Operasi

Tempat

: Rumah Sakit Kusuma Husada Surakarta

Hari/tanggal

: Rabu, 30 Mei 2018

Waktu

: 45 menit

A.

Tujuan 1)

Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang perawatan sebelum operasi atau pre operasi.

2)

Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan kelurga dapat; (1) Menjelaskan pengertian perawatan pre operasi (2) Menjelaskan jenis dan tujuan tindakan operasi (3) Menjelaskan faktor resiko pada tindakan operasi (4) Menjelaskan persiapan sebelum operasi (5) Menjelaskan persiapan psikologis (6) Menjelaskan persiapan fisik (7) Mendemonstrasikan tekhnik keterampilan pasca operasi

B.

Materi 1)

Pengertian perawatan pre operasi

2)

Jenis dan tujuan tindakan operasi

3)

Faktor resiko pada tindakan operasi

4)

Persiapan sebelum operasi

5)

Persiapan psikologis

C.

D.

6)

Persiapan fisik

7)

Keterampilan pasca tindakan operasi

Metode 1)

Ceramah

2)

Diskusi

Media 1)

E.

Benner

Organisasi kegiatan

Penyaji materi

: Eki Restiana. S

Moderator

: Galih Pulung. P

Observer

: Farras Hanin L. W

Fasilitator

: Febiyanti Adi. S Elham Rochmadhoni

F.

Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA 1 5 Menit Pembukaan: 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam mengucapkan salam 2. Mendengarkan 2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan 3. Kontrak waktu 4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

2

5. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan 25 Menit Pelaksanaan : Menjelaskan tentang:

Mendengarkan dan memperhatikan

1. Pengertian perawatan pre operasi 2. Jenis dan tujuan tindakan operasi 3. Faktor resiko dalam tindakan operasi 4. Persiapan sebelum operasi 5. Persiapan psikologis 6. Persiapan fisik 7. Mendemonstrasikan keterampilan pasca tindakan operasi dan cara mencuci tangan yang baik dan benar 3

10 menit Diskusi:

Mengajukan pertanyaan

1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian didiskusikan bersama dan menjawab pertanyaan 2. Memberikan leaflet kepada peserta

4

3 Menit Evaluasi : 1. Menanyakan pada Menjawab & menjelaskan peserta tentang materi pertanyaan yang diberikan dan reinforcementkepa da peserta bila dapat menjawab & menjelaskan kembali pertanyaan/materi. 2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendemonstrasikan keterampilan pasca tindakan operasi dan cara mencuci tangan yang baik dan benar.

5

2 Menit Terminasi : 1 Mengucapkan terima kasih kepada peserta 2

Mengucapkan salam

Mendengarkan dan membalas salam

Setting Tempat Penyuluhan A. Rancangan Tempat

Keterangan : : Penyaji : Moderator : Notulen : Fasilitator : Peserta

B. Job Description Moderator Uraian tugas : 1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan tim kepada peserta. 2)

Mengatur proses dan lama penyuluhan.

3)

Memotivasi peserta untuk bertanya.

4)

Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.

5)

Menutup acara penyuluhan.

Penyaji Uraian tugas : 1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta. 2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan. 3)

Menjawab pertanyaan peserta.

Fasilitator Uraian tugas : 1)

Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

2)

Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.

3)

Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.

4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta. 5)

Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta.

Observer Uraian tugas : 1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan. 2)

Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.

3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan. 4)

Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.

G. Evaluasi Standart 1)

Kesiapan materi

2)

Kesiapan SAP

3)

Kesiapan media : Flip Chart dan leaflet

4)

Undangan peserta hadir di tempat penyuluhan

5) 2

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan diadakan H-

6)

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.

1)

Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

2)

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Proses

3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 4) 5)

Suasana penyuluhan tertib Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

Hasil Peserta dapat menjelaskan: (1) Menjelaskan pengertian perawatan pre operasi (2) Menjelaskan jenis dan tujuan tindakan operasi (3) Menjelaskan faktor resiko pada tindakan operasi

(4) Menjelaskan persiapan sebelum operasi (5) Menjelaskan persiapan psikologis (6) Menjelaskan persiapan fisik (7) Mendemonstrasikan tekhnik keterampilan pasca operasi

MATERI PENYULUHAN Perawatan Pre Operasi (Persiapan Sebelum Operasi) A. Pengertian Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang dimulai saat klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan berakhir ketika klien berpindah atau berada di ruang operasi. B. Jenis & Tujuan Tindakan Operasi 1) Diagnostik, yaitu jenis operasi yang dilakukan untuk memperoleh infomasi dalam menegakkan diagnosis pasti dari suatu penyakit. 2) Paliatif, yaitu tindakan operasi yang dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi nyeri atau gejala penyakit dan tidak menyembuhkan. 3) Ablatif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan bagian tubuh yang berpenyakit untuk proses penyembuhan, contoh amputasi. 4) Konstruktif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi atau penampilan yang telah hilang atau menurun, contoh implantasi payudara, dagu, hidung, dll. 5) Transplantasi, yaitu tindakan pembedahan yang mengganti struktur tubuh yang tidak berfungsi, contoh transplantasi ginjal.

C. Faktor Resiko Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik. Masalah kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor penyebab ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi, gangguan fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan penyakit lain yang menjadi kontraindikasi tindakan operasi. D. Persiapan sebelum Operasi 1) Formulir Persetujuan / Informed consent Informed consent merupakan formulir persetujuan yang membuktikan bahwa klien dan keluarga benar membutuhkan tindakan operasi, dan bersedia untuk dilakukan tindakan operasi terhadap klien. Formulir ini disediakan oleh pihak rumah sakit, dan ditanda tangani jika klien dan keluarga telah mendapat penjelasan yang jelas dari petugas (dokter atau perawat) tentang tindakan operasi yang akan dilakukan. 2) Hasil Pemeriksaan Penunnjang Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi seperti pemeriksaan darah, urin, dahak, dan lain lain harus menunjukkan hasil yang normal. Hasil pemeriksaan lain sepert foto rontgen, USG, EKG, dan lain lain juga harus disiapkan sebelum tindakan operasi dilakukan. 3) Persiapan Khusus Pemeriksaan golongan darah anggota keluarga merupakan persiapan yang sangat penting untuk mempersiapkan kebutuhan darah bagi klien jika klien membutukan transfusi darah pasca tindakan.

E. Persiapan Psikologis Empat dimensi tindakan perawatan sebelum operasi yang mampu mengatasi kebutuhan psikologis klien adalah : 1). Informasi Informasi yang jelas tentang persiapan operasi merupakan kebutuhan utama yang dapat mengatasi kecemasan klien. Informasi yang dimaksud meliputi apa yang akan dialami klien, berapa biaya yang dibutuhkan, kapan tindakannya dilakukan, siapa dokter penanggung jawab, apa yang akan rasakan klien pasca tindakan, dan apa yang harus dilakukan klien dan keluarga. 2) Dukungan psikosial Keberadaan orang terdekat selama perawatan pra operasi sangat penting dalam upaya mengatasi kecemasan klien. Keberadaan petugas kesehatan (perawat atau dokter) juga merupakan dukungan sosial yang penting yang sangat dibutuhkan klien selama perawatan pra operasi. 3) Peran klien dan keluarga Peran klien dan keluarga meliputi melaksanakan semua peraturan pra operasi dan bertanya kepada perawat atau dokter yang merawat jika mengalamai kesulitan dan membutuhkan bantuan informasi. 4) Pelatihan keterampilan Pelatihan keterampilan sangat penting dilakukan untuk mengatasi kecemasan klien pasca tindakan operasi yang dialami. Pelatihan keterampilan ini meliputi mobilisasi dini pasca operasi, latihan napas dalam, latihan batuk efektif, cara menyokong luka operasi yang benar.

F.

Persiapan Fisik 1) Pembatasan Nutrisi dan Cairan Program puasa merupakan program penting sebelum operasi dilakukan. Puasa dilakukan karena obat obatan anastetik diyakini dapat menekan fungsi gastrointestinal dan akan berbahaya jika klien mengalami muntah dan aspirasi selama pemberian anastetik umum.

Menurut Crenshaw dan Winslow (2002) dalam Kozier (2010) program puasa mempebolehkan : 1. Sarapan ringan (mis. Teh dan roti) diperbolehkan 6 jam sebelum prosedur. 2. Makan malam yang lebih berat 8 jam sebelum pembedahan. 3. Untuk mengatasi rasa haus selama periode puasa, basuh mulut dengan kain atau kasa basa. 2) Eliminasi ; Pengosongan Usus dan Kandung Kemih Pengosongan isi perut dan kandung kemih dilakukan untuk mencegah cidera yang tidak perlu pada kandung kemih dan mencegah penyebaran infeksi dari isi usus selama pembedahan. 1. Pengosongan usus dengan enema harus dilakukan pada klien yang akan menjalani pembedahan usus. 2. Pemasangan kateter retensi harus dilakukan untuk memastikan bahwa kandung kemih telah kosong. 3) Higiene (kebersihan diri) Kebersihan diri sebelum tindakan operasi harus dilakukan untuk menurunkan resiko infeksi luka. 1. Mandi disore hari atau dipagi hari sebelum pembedahan dilakukan. 2. Mencukur bulu atau rambut pada area yang akan dilakukan operasi jika ada. 3. Menggunting kuku . 4. Menggunakan kap kepala untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari rambut.

5. Melepas semua perhiasan dan prostesis (bagian tubuh palsu) seperti gigi palsu, lensa kontak, kacamata, wig, bulu mata palsu, dan lain lain. 6. Mengenakan baju atau gown khusus untuk operasi. 4) Istirahat dan Tidur Istrahat yang cukup harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembedahan. Istirahat yang adekuat membantu klien mengatasi stres pemebdahan dan membantu penyembuhan. 5) Medikasi (obat-obatan) Pastikan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan atau diresepkan harus sudah disiapkan dengan lengkap sebelum klien berangkat keruang operasi.

G.

Tekhnik Keterampilan Pasca Operasi

1)

Mobilisasi dini Mobilisasi dini dilakukan 2 atau 3 setelah kilen sadar dan berada diruangan perawatan. Mobilisasi dini dilakukan dengan cara : 1. Posisi klien terlentang atau semifowler. 2. Kedua kaki ditekuk dengan posisi kedua telapak kaki rata. Hitung selama 1 – 3, kemudian kaki diluruskan kembali. 3. Gerakkan jari jari kaki mengahadap ke bagian tubuh atas atau ke arah kepala. Hitung selama 1 – 3, kemudian rilekaskan kembali. 4. Tekukkan kaki kiri diatas tempat tidur, dan angkat kaki kanan secara rata (lutut tidak ditekuk), hitung selama 1-3 dan rileks kembali. Lakukan pada kaki yang berlawanan.

2)

Napas dalam Napas dalam dilakukan saat klien mengalami rasa ketidaknyamanan seperti sesak atau sulit bernapas, merasa tidak puas saat bernpas, atau merasa nyeri pasca tindakan operasi. Napas dalam dilakukan dengan cara : 1. Posisi klien setengah duduk ( semi fowler) 2. Letakkan kedua telapak tangan diatas dada tepatnya dibawah batas tulang rusuk. 3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang penuh. 4. Tahan napas selama 2 – 3 detik. 5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut denga posisi bibir seperti bersiul.

3) Batuk efektif Batuk efektif dilakukan jika klien mengalami ketidaknyaman pada tenggorokkan. Batuk yang tidak efektif dapat menimbulkan nyeri pada luka pembedahan teutama luka operasi pada area dada dan perut. Batuk efektif dilakukan dengan cara : 1. Cuci tangan dengan langkah yang benar. 2. Letakkan tangan pada dada, perut, atau pada area luka pasca operasi (dengan tekanan lembut) 3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang penuh. 4. Tahan napas selama 2 – 3 detik. 5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan panjang melui mulut dengan posisi bibir seperti bersiul. 6. Ulangi tekhnik dapas dalam (c,d,e) selama 2 sampai 3 kali. 7. Pada napas dalam yang ke 3, tahan napas 2-3 detik, dan batukkan secara perlahan.

Daftar Pustaka

1. Kozier, Barbara, dkk, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik, Edisi 7, Volume 2. EGC : Jakarta

Related Documents


More Documents from "Polyanne Aguiar dos Santos"