Sap Gabungan.doc

  • Uploaded by: filza fadhila
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Gabungan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 18,869
  • Pages: 130
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan 1

strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mendapatkan keadaan gambaran derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Batu Aji pada tahun 2017 dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kemampuan manajemen kesehatan secara efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus a.

Diperolehnya informasi tentang gambaran umum Kecamatan Batu Aji Kota Batam yang meliputi data demografi, geografi, dan sosial ekonomi tahun 2017.

b.

Diperolehnya informasi tentang gambaran situasi derajat kesehatan di Kecamatan Batu Aji Kota Batam Tahun 2017, baik mortalitas, morbiditas dan status gizi

maupun usia harapan hidup

masyarakat Kecamatan Batu Aji Kota batam tahun 2017. c.

Diperolehnya

informasi

faktor

lingkungan

yang

mempengaruhi kesehatan tahun 2017. d.

Diperoleh informasi tentang perilaku masyarakat Kecamatan Batu Aji Kota Batam yang mempengaruhi derajat kesehatan.

e.

Diperoleh informasi tentang faktor-faktor hereditair khususnya tentang

kependudukan

yang

mempengaruhi

derajat

kesehatan

masyarakat Kecamatan Batu Aji Kota Batam. f.

Diperolehnya gambaran situasi sumber daya kesehatan berupa sarana dan prasarana di Kecamatan Batu Aji Kota Batam sebagai kekuatan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kecamatan Batu Aji Kota Batam tahun 2017.

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

2

a. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui program-program yang ada di puskesmas b. Mahasiswa mengetahui visi dan misi beserta moto pelayanan puskesmas yang dijadikan tempat praktek c. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan baik didalam dan di luar puskesmas 2. Bagi Puskesmas Batu Aji

Profil kesehatan merupakan hasil kinerja Puskesmas Batu Aji dengan unsur-unsurnya dan dinas/instansi terkait dan bermitra baik pemerintah maupun swasta serta seluruh masyarakat Kecamatan Batu Aji Kota Batam yang dijadikan evaluasi sebagai dasar penyusunan perencanaan untuk peningkatan, perbaikan dan pengembangan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam dimasa depan. 3. Bagi Pemerintah Kecamatan Profil kesehatan dapat dijadikan informasi/bahan bagi stake holder dalam membuat kebijakan untuk pengambilan keputusan dan penetapan konsep pembangunan bidang kesehatan. 4. Bagi Masyarakat. Masyarakat sebagai sasaran dalam pembangunan kesehatan yang dapat merasakan langsung upaya pembangunan kesehatan, sehingga profil kesehatan ini merupakan informasi atas kegiatan program dan upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Batu Aji Kota Batam dan jajarannya dalam peningkatan mutu program baik pelayanan dasar dan lanjutan.

BAB II LANDASAN TEORITIS A. PENGERTIAN PUSKESMAS 3

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010). Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011) Puskesmas

merupakan

kesatuan

organisasi

fungsional

yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

B. TUJUAN PUSKESMAS Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010).

4

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya C. FUNGSI PUSKESMAS Adapun fungsi dari puskesmas ialah : 1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan

dan

memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan 2) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

5

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: a. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. b. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (Depkes RI, 2004). D. PERAN PUSKESMAS Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009). E. VISI DAN MISI a) Visi Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat

6

yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004). Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: (1) Lingkungan sehat (2) Perilaku sehat (3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu (4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan (Depkes RI, 2004). Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat (Depkes RI, 2004). b) Misi Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yak ni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 7

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara

dan

meningkatkan

kesehatan,

mencegah

dan

menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan (Depkes RI, 2004).

8

F. UPAYA PENYELENGGARAAN Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya

Kecamatan

Sehat

Menuju

Indonesia

Sehat,

puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: (1) Upaya Promosi Kesehatan (2) Upaya Kesehatan Lingkungan (3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (4) Upaya Perbaikan Gizi (5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (6) Upaya Pengobatan (Depkes RI, 2004) 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: (1)Upaya Kesehatan Sekolah (2) Upaya Kesehatan Olah Raga (3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (4) Upaya Kesehatan Kerja (5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (6) Upaya Kesehatan Jiwa (7) Upaya Kesehatan Mata (8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut (9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Depkes RI, 2004) Apabila

puskesmas

belum

mampu

menyelenggarakan

upaya

kesehatan pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

bertanggunjawab

dan

wajib

menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu 9

dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di puskesmas dapat

dikembangkan

pelayanan

rawat

inap

tersebut,

yang

dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2004) Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat (Depkes RI, 2004). G. STUKTUR ORGANISASI

a. Unsur pimpinan; Kepala puskesmas b. Unsur pembantu pemimpin; Urusan taat usaha c. Unsur pelaksana ; Unit I,II,III,IV,V VI, VII Tugas pokok puskesmas 1. Kepala puskesmas: Bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas 2. Kepala urusan tata usaha : Mempunyai tugas di bidang kepegawaian , keuangan, Dll 3. Unit 1: Melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi 4. Unit II: Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit 5. Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tenaga kerja dan manula 6. Unit IV: Melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah dan olahraga 7. Unit V: Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan 10

8. Unit VI: Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap 9. Unit VII: Melakukan tugas kefarmasian H. SISTEM RUJUKAN Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun horizontal dalam arti antara strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni: 1) Rujukan upaya kesehatan perorangan Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik hotizontal maupun vertical).Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bias dirujuk kembali ke puskesmas.Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam: a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (missal operasi) dan lain lain. b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen)

untuk

pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap. c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten atau melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas. 2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat 11

dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam: a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, dan bahan bahan habis pakai dan bahan makanan. b) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenanga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam. c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan kabupaten / kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu

12

BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PUSKESMAS 1) Visi Menjadi masyarakat Kecamatan Batu Aji yang mandiri berprilaku hidup bersih dan sehat. 2) Misi 1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkunganya dan terwujudnya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. 2. Mengerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan 3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta lingkungan yang sehat. 4. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima, adil merata dan terjangkau. 5. Mewujudkan manajemen kesehatan yang bermutu 3) Tata Nilai Untuk mencapai Visi dan Misi Puskesmas Batu Aji memiliki tata nilai CERDAS yaitu: C : Cekatan Dimana petugas cepat, mahir, dan tangkas dalam memberikan pelayanan E : Empati Petugas bisa merasakan apa yang yang dikeluhkan pasien /masyarakat tentang masalah kesehatannya sehingga pasien merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaannya. R : Ramah Baik hati manis tutur kata dan sikapnya sehingga menyenangkan bagi masyarakat dan pasien D : Displin Petugas patuh dan taat pada peraturan yang berlaku, serta patuh dan taat pada jadwal yang telah disepakati bersama. A : Amanah Petugas dapat dipecayai pasien/masyarakat dalam meyelesaikan masalah kesehatannya. S : Senyum Selalu senyum dalam memberikan pelayanan kesehatan. 13

1. Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Batu Aji terletak di Kelurahan Buliang, berjarak + 200 M dari jalan Raya RKT - Aviari. Untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, penduduk menempuh jarak dengan perkiraan jarak tempuh terjauh sekitar 8,0 Km dari kelurahan Tanjung Uncang. Meski jarak tempuh yang relatif dekat dari sebagian besar penduduk namun masih diperlukan Pustu dan Polindes sehubungan dengan tingginya tingkat kepadatan penduduk di masing-masing kelurahan. Adapun masih terdapat satu kelurahan yang tidak memiliki sarana Pustu dan Polindes yaitu Kelurahan Bukit Tempayan. Salah satu faktor penting dalam melaksanakan pelayanan kesehatan adalah adanya tenaga kesehatan yang cukup untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Peningkatan SDM tenaga kesehatan baik dari segi kuantitas dan kualitas yang ditempatkan pada sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kelancaran pelayanan tersebut. Wilayah Kecamatan Batu Aji terletak pada posisi sebelah Barat dari Wilayah Pulau Batam. Dan bersebelahan dengan wilayah Kecamatan hasil Pemekaran yaitu : Kecamatan Sagulung atau berada pada posisi : 

60o02 Lintang Utara



10o30 Bujur Timur

a. Batas Kecamatan Batu Aji Berbatasan :  Sebelah Utara

: Kecamatan Sekupang.

 Sebelah Selatan

: Kecamatan Sagulung, Kecamatan Bulang.

 Sebelah Barat

: Kecamatan Belakang Padang.

 Sebelah Timur

: Kecamatan Sei Beduk.

b. Geologi Wilayah Kecamatan Batu Aji seperti halnya Kecamatankecamatan lainya di Kota Batam ini, dimana wilayah Kecamatan 14

Batu Aji terbagi menjadi dua wilayah yang terpisahkan oleh satu titik pada persimpangan tempat lampu merah Base Camp atau antara Kecamatan Sekupang dan Sagulung. Permukaan tanah di Kecamatan ini pada umumnya dapat di golongkan datar dengan beberapa variasi perbukitan rendah dengan ketinggian maksimum 110 meter di atas permukaan laut, terdapat juga sungai kecil dengan aliran air yang sangat pelan serta semak belukar yang diselingi hutan muda pada hulunya, sementara pada bagian bibir pantai ditumbuhi hutan mangrove (hutan bakau) muda yang kian hari makin menipis seiring dengan pergeseran fungsi dari lahan tersebut, yang banyak dipengaruh perkembangan ekonomi di Kota Batam. Permukaan tanah pada umumnya :  Datar  Berbukit

: 50 % : 35 %

 Bergelombang

: 15 %

c. Iklim Iklim wilayah Kecamatan ini sama dengan wilayah yang segaris dengan lintangnya yakin tropis dengan suhu (temperature) minimum pada Januari 2008 berkisar antara minimum 21,00C sampai dengan maksimum 31,30C. dengan suhu (temperature) ratarata sepanjang bulan Januari 2008 mencapai 26,5 0C sedangkan tekanan udara mencapai sekitar 1.006,5 sampai dengan 1.016,1 MBS, (milli bar per second) atau dengan rata-rata tekanan udara sebesar 1.012,1 MBS. Kecepatan angin di wilayah ini mencapai sebesar 20 Knot dari arah timur laut atau dengan rata-rata mencapai 7 Knot

(1

knot = 1.8 Km) dengan arah utara dengan kategori kecepatan lambat (sehat). Selanjutnya jumlah hari hujan di Wilayah Kecamatan Batu Aji pada tahun 2008 mencapai 220 hari dengan rata-rata perbulan mencapai 18 hari hujan sehingga dengan letak, struktur tanah dan iklim di Wilayah Kecamatan Batu Aji maka wilayah ini kurang cocok bila di kembangkan menjadi wilayah 15

pertanian pangan atau padi sawah akan tetapi lebih cocok kepada pengembangan tanaman perdu semusim atau tanaman holtikultura. Tabel 1 Jarak Antara Ibukota Kecamatan Dengan Ibukota Kelurahan Jarak Ibukota Kecamatan/ Kelurahan

Lurus (KM)

-

Bukit Tempayan

3

-

Buliang

1

-

Kibing

4

-

Tanjung Uncang

7

Tabel 2 Batas-Batas Kelurahan Diperinci Per Kelurahan Di Kecamatan Batu Aji No

Kelurahan

Utara

Selatan

Barat

Timur

1

Bukit Tempayan

Tg. Riau

Kibing

Buliang

Sagulung

2

Buliang

Sagulung

Tg. Riau

Bk.Tempayan

Kibing

3

Kibing

Buliang

Tembesi

Hutan

Lindung

Kucing, Tiban Baru

Mata

Tembesi, Dam

Muka

Kuning 4

Tanjung Uncang

Bulang

Sagulung

16

Buliang,Sagulung

Tg. Riau

Tabel 3 Luas Wilayah Kelurahan Diperinci Per Kelurahan No

Kelurahan

Luas Wilayah (Km2)

1

Bukit Tempayan

1,738

2

Buliang

2,789

3

Kibing

14,535

4

Tanjung Uncang

42,87

Jumlah

Ket

61,936

d. Kependudukan/Demografi

Dalam penyusunan profil kesehatan Kecamatan Batu Aji tahun 2017 ini, kami menggunakan data kependudukan pertanggal 1 Januari 2017 yang berjumlah 128,459 jiwa sebagai perhitungan target/sasaran indikator program Puskesmas Batu Aji Kota Batam tahun 2017. Berikut gambaran demografi Kecamatan Batu Aji tahun 2017 dengan berbagai variabel. Gambar 1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Batu Aji Kota Batam tahun 2017

17

Sumber : Dinas Kependudukan & Capil Kota Batam tahun 2017 Jumlah penduduk Kecamatan Batui Aji Kota Batam tahun 2017 adalah 128,459jiwa dengan kelompok umur terbanyak yaitu usia 30-34 tahun dengan rasio jenis kelamin 96.27.

18

3. Fasilitas/Sarana dan prasarana Sarana kesehatan adalah salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pembangun kesehatan, karena sarana kesehatan mampu menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Bila Dilihat dari Jumlah penduduk Kecamatan Batu Aji Kota Batam kondisi 31 Desember 2017 berjumlah 180.680 jiwa menunjukkan bahwa berdasarkan situasi saat ini Sumber Daya Kesehatan seperti rasio fasilitas kesehatan pemerintah di Kota Batam belum memenuhi secara kwantitas, namun dengan adanya sarana kesehatan dari pihak swasta seperti RS. Swasta, Balai Pengobatan/klinik, BPS dan lainnya dapat membantu memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan, pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Batu Aji Kota Batam. Sarana kesehatan pemerintah yang ada di Kecamatan Batu Aji Kota Batam meliputi Rumah sakit, Puskesmas, Pustu, sarana upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dan sarana kesehatan swasta menunjang sarana kesehatan pemerintah untuk pemerataan pelayanan kesehatan di Kecamatan Batu Aji Kota Batam yang mencakup RS. Swasta, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, BPS, Apotik, Toko Obat dan pedagang besar farmasi.

19

Table 4 Sarana dan Prasarana Puskesmas Batu Aji Tahun 2016. no 1

Sarana dan prasarana Bangunan

Jumlah 1 unit

Kedaaan Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit

Baik

1 unit 5 unit 1 unit 1 unit 1 unit 14 unit 8 unit 8 unit

Baik

a.Bangunan/lantai 1 1. Ruang pendaftaran 2. Ruangan tunggu 3. Ruangan pemekriksaan umum 4. Ruangan lansia 5. Ruangan KIA/KB 6. Aptotek/ Gudang Obat 7. Ruangan UDG 8. Ruangan pemeriksaan gigi 9. Ruangan pemeriksaan anak 10. Ruangan imunisasi 11. Dapur 12. Wc b. Bangunan/lantai 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Laboratorium Ruang Program Ruangan Keuangan Tata Usaha Ruangan Pertemuan Ruangan Kapus Gudang

Bangunan Puskesmas Pembantu Kendaraan Roda 4 Kendaraan Roda 2 Komputer Server Komputer Laptop Printer AC Kipas Infocus Genset 20

1 unit

Table 5 Data sarana dan prasarana Puskesmas Batu Aji Tahun 2016. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16

17 18 19 20

Keterangan Tempat Tidur Periksa Tempat Tidur Perawatan Tempat Tidur Gynocolog Bidan KIT Incubator PHN KIT Dental Unit USG Otoskop THT Set Sterilitator Basah Starilitator Kering Dopler Vacum Ekstraktor Partus Set ECG Pulse Oxymetri Oksigen Lengkap Tensimeter

Stetoskop Emergency Set Nebulizer Kursi Roda

Jumlah 5 unit 9 unit 2 unit 1 unit 3 unit 1 unit 2 unit

Kondisi Baik Baik Baik Kurang baik Rusak Kurang baik 1 baik, 1 kurang

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 unit

baik Rusak Ruasak Baik Baik 3 baik, 2 kurang

1 unit 2 unit

baik Baik 1 baik, 1 kurang

1 unit 3 unit 20 buah 25 buah

baik Baik Baik Baik 18 baik, 2

28 buah

kurang baik 5 rusak berat 20 baik, 8 rusak

2 buah

berat 1 baik, 1 kurang

2 buah

baik 1 baik, 1 kurang baik

Table 6 Data Sarana dan Prasarana Penujang Medis Puskesmas Batu Aji Tahun 2016.

No Keterangan 1 Microskop

Jumlah 3 unit 21

Kondisi Baik

2 3 4 5 6 7 8

Bone Densitometer Hematology Analizer Contrifuge Rotator Cold Chain Electrolit Potometer Diagnostik Tes

1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 3 unit

Baik Baik Baik Baik Baik

(GDS,Cholestrol, Asam Urat) a) Rumah Sakit Rumah sakit di Kecamatan Batu Aji Kota Batam baik yang dikelola oleh Pemerintah maupun swasta sampai

tahun 2017

berjumlah 4 unit yaitu di kelurahan buliang terdidi dari 2 unit Rumah Sakit Swasta di Kelurahan Bukit Tempayan terdiri dari 1 unit Rumah Sakit swasta dan 1 Rumah Sakit Pemerintah. b) Puskesmas Tahun 2017 jumlah Puskesmas yang telah beroperasi sebanyak 1 Puskesmas yaitu Puskesmas batu Aji. Puskesmas merupakan sarana kesehatan umum dengan rasio 1 : 30.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk di Kecamatan Batu Aji Kota Batam yang mencapai 180.680jiwa maka masih dibutuhkan 2-3 unitPuskesmas di Kecamatan tersebut. Untuk itu pembangunan Puskesmas guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan masih diperlukan. c) Pustu dan Puskes Puskesmas Pembantu berfungsi sebagai perpanjangan tangan Puskesmas memberikan pelayanan kepada masyarakat, tahun 2017 ini di Kecamatan Batu Aji Kota Batam jumlah Puskesmas pembantu ada sebanyak 5 unit yang tersebar di Kelurahan Buliang, Kibing dan Tanjung Uncang. Sesuai pedoman yang ada rasio 1 pustu : 3000 penduduk, begitu juga dengan Puskesmas Keliling sebagai sarana transportasi penunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh Puskesmas, saat ini yang masih beroperasional berjumlah 1 unit terdiri dari Puskel darat (roda 4). d) Polindes/Poskesdes Idealnya setiap desa/kelurahan memiliki 1 Polindes, dengan rasio 1 : 2500 penduduk, dalam rangka memudahkan jangkauan pelayanan

22

kesehatan terutama program kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat. Saat ini Kecamatan Batu Aji Kota Batam belum memiliki polindes/Poskesdes, dilihat dari jumlah kelurahan yang ada di Kecamatan Batu Aji Kota Batam sebanyak 4 kelurahan, keberadaan polindes pada setiap kelurahan masih perlu penambahan guna mendukung program desa siaga sehingga berdaya guna optimal. Pembangunan

Kesehatan

merupakan

tanggung

jawab

dari

Pemerintah,swasta dan masyarakat, agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal. Fasilitas kesehatan yang berbasis masyarakat yang dikenal dengan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) merupakan bentuk peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan, seperti Posyandu, Usaha Kesehatan

Kerja (UKK), Pondok bersalin Desa

(Polindes)/Pos kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Obat Desa (POD). Adapun sarana kesehatan bersumber daya swasta adalah Balai Pengobatan umum/khusus, BPS, Pengobatan Tradisional (BATRA), Rumah Bersalin (RB) dan lain-lain. a) Posyandu Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling dikenal dan sudah cukup memasyarakat dan diakui telah memberi kontribusi yang besar dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Posyandu merupakan suatu wadah milik masyarakat sebagai wujud partisipasi masyarakat dibidang kesehatan, yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dengan pelayanan minimal melaksanakan 5 program pokok yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Imunisasi, KIA dan Penanggulangan Diare. Saat ini dalam perkembangannya yang terdiri dari 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama, Mandiri. Tingkat pertumbuhan posyandu di Kecamatan Batu Aji Kota pada tahun 2016 dan 2017. b) BP, RB , Prakter Dokter/ BPS Bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola oleh pihak swasta berupa Balai Pengobatan/ klinik dengan jumlah 23 unit sedangkan Bidan Praktek Swasta perorangan yang terdaftar 39 BPS, angka

23

ini meningkat, hal ini menunjukkan adanya peningkatan peran serta c)

pelayanan kesehatan dari pihak swasta. Pengobatan Alternatif Pengobatan alternatif merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat non medis, saat ini pengobatan alternatif yang telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Batam berjumlah 1 unit yang tersebar

dibeberapa kelurahan di kecamatan Batu Aji di Kota Batam. d) Apotik/ Toko Obat Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya yang menunjang pelayanan kesehatan pada tingkat lanjutan seperti apotik dan toko obat, pada tahun 2017berjumlah 18 unit apotik, banyaknya apotik dan toko obat yang ada di Kota Batam menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dengan kata lain sarana tersebut dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan e)

dalam hal obat-obatan bagi masyarakat. Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan merupakan kekuatan yang menggerakkan roda pembangunan di bidang kesehatan. Terlaksananya pelayanan kesehatan yang optimal sangat dipengaruhi tenaga kesehatan baik kwalitas maupun kwantitasnya. Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan jenis ketenagaan baik yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta terlihat seperti pada gambar berikut: Tabel 7 Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Batu Aji Tahun 2017 No

Jenis Ketenagaan

Jumlah

1

Dokter Umum

4

2

Dokter gigi

1

3

Perawat Gigi

1

4

Bidan

15

5

Perawat

12

6

Ahli Gizi

2

7

Ahli Sanitasi

1

24

8

Apoteker

1

9

Analis Laboratorium

1

Jumlah

38

Sumber : Bagian Kepegawaian Puskesmas Batu Aji Tahun 2017

Jumlah tenaga kesehatan ini tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat jika di hitung dalam bentuk rasio. Rasio tenaga kesehatan merupakan ketersediaan tenaga kesehatan secara kwantitas dibandingkan dengan 100.000 jiwa penduduk. Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Batu Aji Kota Batam tahun 2017 dengan rasio masing-masing jenis ketenagaan masih ada tenaga kesehatan yang belum memadai seperti dokter, apoteker, bidan, perawat, kesmas, nutrisionis dan sanitarian. Peningkatan SDM kesehatan terutama dari pihak pemerintah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang ditempatkan pada sarana kesehatan adalah dalam rangka terlaksananya pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat. B. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Puskesmas 1. Program yang sudah dilaksanakan Program yang telah dilaksanakan di UPT Puskesmas Batu Aji terdiri dari 2 program yaitu: a) UKP UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan perorangan.Berikut

penyakit adalah

serta

memulihkan

kegiatan-kegiatan

kesehatan

UKP di

UPT

Puskesmas Batu Aji yang terdiri dari pelayanan: 1) Poli Umum Kegiatan di poli umum adalah tempat pelayanan yang bertugas melakukan penanganan dan perawatan medis serta

25

seleksi terhadap pasien. Pengunjung dilayani oleh perawat dan dokter umum yang bertugas melakukan anamnesa, diagnose awal terhadap pasien. Pemeriksaan dilakukan oleh seorang dokter umum, di Puskesmas Batu Aji dokter ada 2 orang. Poli umum dibuka sesuai jam layanan Puskesmas yaitu jam 08:00 s/d 14:30 WIB. Pelayanan:Pelayanan

kesehatan

dengan

kasus

penyakit

bersifat umum, konsultasi, pemeriksaan fisik, mengobati pasien dan melayani pemeriksaan kesehatan keperluan administrasi Tenaga Pelaksana: Dokter umum dan perawat 2) Poli Anak 3) Poli Gigi Sarana dan prasarana serta pelayanan yang maksimal di poli gigi terus ditingkatkan.Berikut jenis pelayanan di poli gigi yang sudah dilakukan. Pelayanan :Melakukan tindakan pencabutan gigi, pemeriksaan kesehatan gigi, pengobatan gigi dan mulut. Tenaga Pelaksana:Dokter gigi dan perawat gigi 4) Poli KIA dan KB Keluarga Berencana(KB)

merupakan

suatu

program

pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program KB oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan bangsa di harapkan menerima norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bias dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang di beriksn di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai Rumah Sakit Pemerintah maupun fasilias pelayanan kesehatan 26

swasta.Tujuan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah sebagai berikut: a) Pengawasan kesehatan ibu hamil yang dapat dilihat dari kunjungan K1 dan K4. b) Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. c) Penanganan terhadap ibu hamil yang resiko tinggi. d) Penanganan edan evaluasi kesehatan terhadap bayi yang baru lahir dan bayi berat badan lahir rendah(BBLR) Pelayanan : Memberikan penyuluhan dan konseling, pelayanan post natal care, pelayanan antenatal care, pelayanan kolaborasi rujukan dengan tenaga medis lainnya, memberikan penyuluhan atau konseling, baik individu maupun kelompok, pelayanan TT bagi calon pengantin, pelayanan KB(suntik KB, pil KB, implant dan IUD), penyuluhan dan konseling KB. Tenaga Pelaksana: Bidan 5) Laboratorium Laboratorium kesehatan di puskesmas merupakan salah satu bagian pelayanan utama yang menunjang kegiatan pelayann

kesehatan

di

setiap

puskesmas.Peranan

laboratorium di puskesmas saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan menegakkan diagnose penyakit telah banyak mensyaratkan untuk di dukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium.Pengelolaan laboratorium kesehatan puskesmas didasarkan pada peraturan Mentri Kesehtan Republik Indonesia No.37 Tahun 2012. Menurut peraturan ini,yang dimaksud dengan laboratorium puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di puskesmas yang melaksanakan pengukuran,penetapan,dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk menentukan jenis penyakit,penyebaran penyakit,kondisi kesehatan,atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan

27

dan masyarakat.Adapun jenis pemeriksaan labor yang ada di Puskesmas Batu Aji adalah sebagai berikut: a) Hematologi rutin terdiri dari

pemeriksaan

HB,gol.darah,malaria. b) Urinelisis terdiri dari pemeriksaan protein urine,glucose urine,PH urine,Pregnancy Test. c) Kimia klinik terdiri dari gula darah puasa,gula darah sewaktu,kolestrol dan asam urat. d) Imunoserologi mencakup pemeriksaan anti HIV,DBD. 6) Ruang Tindakan atau Instalasi Gawar Darurat(IGD) Tindakan yang bias dilakukan diruang tindakan ini diantaranya adalah serangan asma menggunakan nebulizer, inseckbite, sinkop, serangan hipoglikemi, EKG dan tindakan pertolongan pertama,pada kecelakaan diantaranya bedah minor, perawatan luka dan tertusuk benda tajam. Setiap tindakan yang tidak bisa dilakukan di Puskesmas langsung di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah atau Rumah Sakit lainnya. b. UKM Di puskesmas Batu Aji sasaran yang di tuju dalam UKM ialah: a) Calon Pengantin b) Bumil dan Bufas c) Akeptor KB d) Bayi dan balita e) PAUD f) Anak sekolah dasar g) Remaja atau PKPR(SMP&SMA) h) Usia produktif(15-59 tahun) i) Lansia (> 59 tahun) Program UKM di UPT Puskesmas Batu Aji terdiri dari 2 program yaitu: 1) Upaya Kesehatan Esensial a. Promosi Kesehatan(Promkes) Upaya promosi kesehatan meningkatkan

kemampuan

pembelajaran

dari,

oleh,

adalah

upaya

masyarakat untuk

dan

untuk melalui

bersama

masyarakat,agar mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan

kegiatan

yang

masyarakat sesuai budaya setempat. 28

bersumber

daya

b. Kesehatan Lingkungan(kesling) Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang di lakukan oleh puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan penyuluhan suatu penyakit dimasyarakat. c. Kesehatan ibu,anak dan keluarga berencana(KIA-KB) Upaya kesehtatan primer yang menyakngkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yan berkualita serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi,balita dan anak usia pra-sekolah dalam proses tumbuh kembang Keluarga berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. d. Gizi Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat secara optimal dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktiv lintas sector,perangkat setempat dan masyarakat. e. Pencegahan dan pengendalian penyakit

Suatu upaya untuk mencegah agar penyakit menurar tidak menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan,surveilens,dan imunisasi. 2) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan a. Kesehatan Jiwa Upaya kesehatan jiwa dalah menjamin setiap orang dapat menapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan jiwa yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan

29

dan gangguan jiwa yang lain, yang dapat mengganggu kehatan jiwa . b. UKGS dan UKGM Upaya kegiatan untuk mengupayakan kegiatan , pemeliharaan kesehatan gigi dan anak sekolah. c. Kesehatan Tradisional Program pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional

dan

cara

pengobatan

tradisional.yang

dimaksudukan dengan pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dialakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal, jamu, alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan( pijat, patah tulang), Toga adalah

seluruh

tanaman

yang

berkhasiat

untuk

Penyembuhan penyakit atau obat yang dapat digunakan oleh keluarga. d. Kesehatan Indera Kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan di masyarakat. e. Kesehatan Lansia Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kulaitas hidup masyarakat yang berusia lanjut. f. Peduli Kesehatan Peduli Remaja Pelayanan kesehatan yang ditujukan yang dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuh yang akan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan selera remaja. g. Kesehatan Haji Kegiatan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik baiknya bagi jama’ah haji sehingga jama’ah haji dapat menunaikan ibadah sesuai ketentuan ajaran agama islam. 2. Program yang belum dilaksanakan Dari semua program UKP dan UKM yang belum terlaksanakan yaitu program UKK ( Upaya Kesehatan Kerja ). 30

3. Kendala-kendala yang dihadapi a) Kendala Eksternal a. Adanya potensi bencana dan musibah massal mengigat kondisi geografi sebagian besar wilayah puskesmas batu aji berdiri dari darat. b. Adanya penyakit yang berpotensi wabah dan daerah endemis penyakit masih ditemukannya kasus demam berdarah di pulau buliang dan mobilitas penduduk yang tinggi antar wilayah dapat mempercepat sebaran penyakit mulai dari hal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan penyakit menular dapat meningkat missal nya DBD, HIV/AIDS, flu burung, dan campak c. Masih rendah nya kunjungan balita ke posyandu yang mengakibatkan kurang terpantaunya status gizi balita di desa secara keseluruhan. Hal ini dapat berakibat adanya kurang gizi buruk yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani d. Prilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) dengan status ekonomi kebawah masih rendah terutama kebiasaan mencuci tanggan dengan sabun, kebiasaan merokok, pemberian ASI ekslusif pada bayi dan belum berbudanyanya kegiatan pemberantasan sarang yamuk \ e. Kesadaran sektor bahwa kesehatan merupakan tangguang jawab bersama bukan hanya tanggung jawab puskesmas masih rendah sehingga dukungan terhadap pembangunan kesehatan sanggat kurang f. Masih sulit nya mencari kader kesehatan yang dapat bekerja dengan sungguh-sungguh dan rutin memahami tentang teknik pelaksanaan posyandu tidak efektif dan tidak maksimal. g. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan secara mendiri melaluidana sehat belum berkembang dengan baik, masih rendah cakupan dana di masyarakat pelaksanaan desa siaga belum berjalan secara

31

mendiri,

mesih

terus

mengandalkan

puskesmas

sebagai

pengerak kegiatan. h. Pembiayaan jaminan kesehatan ( BPJS ) banyak yang tidak tepat sarana, sehingg tidak dapat sepenihnya di terima kepada masyarakat miskin 2. kendala kendala internal a. jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang kuran mendukung serta jumlah

tenaga administrasi belum terpenuhi sehingg masih

banyak nya ragkap tugas b. petunjukteknis pelaksanaan beberapa program kegiatan belum jelas sehingga belum terlaksana dengan baikdan laporan kegiatan belum menghasilkan data yang akurat contoh : upaya kesehatan usila, upaya kesehatan remaja,upaya kesehatan kerja c. system informasi kesehatan untuk mendukung menajemen kesehatan masih belum optimal terutama akses informasi, ketepatan akurasi, kelengkapan yang berkaitan dengan lintas sector . C. PELAKSANAAN MANAJEMEN PUSKESMAS 1. Perencanaan (Microplanning) a. Membuat Data Pencapaian / Cakupan Kegiatan Pokok tahun lalu b. Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan

2.

prioritas. c. Menyusun RPK secara rinci dan lengkap . Pergerakan dan Pelaksanaan ( Lokakarya Mini ) Puskesmas Batu Aji melaksanakan Pergerakan Pelaksanaan dalam bentuk Forum Pertemuan yang dikenal dengan Loka Karya Mini. Puskesmas Batu Aji melaksanakan Lokakarya Mini Bulanan dan Lokakarya Mini Tri Bulanan (Lintas Sektor). Lokakarya Mini dilaksanakan setiap hari selasa minggu ke-2 tiap

bulannya. 3. Pengawasan, pengendalian,dan penilaian ( Stratifikasi ) Setiap Kegiatan yang dilaksanakan yang sesuai dengan Program di Puskesmas Batu Aji akan dilakukan monitoring, mengontrol,

dan

mengevaluasi serta membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke dinas kesehatan kota batam tepat waktu. Kemudian membuat grafik 10 penyakit terbanyak setiap bulan . D. PELAKSANAAN Sp2TP 32

Pelaksaan Sp2TP Puskesmas Batu Aji terdiri dari : a. Pencatatan dengan format 1. Family folder Status pasien yang dibuat dalam format keluarga, buku register, rawat jalan dan bimbingan. 2. Kohort ibu Kartu kehamilan, persalinan, laboratorium, pengamanan penyakit, imunisasi, kartu indeks penyakit (kelompok penyakit). 3. Pelaporan Jenis dari pelaporan, diantaranya: a. Bulanan Data kesakitan dan operasional (data dari 16 program yang dilaksanakan). b. Triwulan Data kegiatan Puskesmas ( profil Puskesmas, SPM, dan Promkes). c. Tahunan Data umum, fasilitas, sarana dan tenaga kerja di Puskesmas (Profil Puskesmas dan SPM). Adapun data dasar Puskesmas Batu Aji pada Tahun 2017 adalah sebagai berikut: (1) Data dan keadaan dan sarana Puskesmas UPT Puskesmas Batu Aji mempunyai 2 gedung yang terdiri dari : a. Gedung

rawat

jalan

yang

terdiri

dari

beberapa

poli/ruangan pelayanan antara lain : 1. Ruang pendaftaran 2. Ruang Medical Record (MR) 3. Ruang Poli Anak 4. Ruang Poli Umum 5. Ruang Poli KIA/KB 6. Ruang VK 7. Ruang Poli Lansia 8. Ruang Poli Gigi dan Mulut 9. Ruang Laboratorium 10. Ruang Apotek b. Gedung utama yang terdiri dari 2 lantai antara lain : a) Lantai bawah (satu) terdiri dari beberapa ruangan : 1. Ruang UGD 2. Ruang VK 3. Pendaftaran 33

4. Poli Anak 5. Poli Lansia 6. Poli Gigi 7. Poli Umum 8. Ruang KIA 9. Apotik 10. Gudang Obat 11. Ruang Nifas 12. Dapur 13. Toilet b) Lantai atas (dua) terdiri dari beberapa ruangan: 1. Ruang Konseling 2. Ruang Kepala Puskesmas 3. Ruang Pertemuan 4. Ruang Keuangan 5. Ruang Tata Usaha 6. Ruang Gizi 7. Ruang Gudang Barang 8. Mushola 9. Laboratorium 10. Toilet Sp2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatkan semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan Posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Laporan bulanan dikirim di Dinas Kesehatap setiap bulannya pada tanggal 5. Kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengolah kembali laporan Puskemas dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinkes Provinsi dan Depkes pusat. Feed back terhadap laporan Puskemas harus dikirimkan kembali secara rutin ke Puskesmas unuk dapat dijadikan evaluasi keberasilan program. E. PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN Pelaksaan

rujukan

Puskesmas

Batu

Aji

melayani

rujukan

dilaksaanakan sesuai dengan kategori apakah pasien tersebut pasien Umum 34

apa BPJS. Jika pasien umum dirujuk sesuai dengan permintaan pasien atau Rumah Sakit yang ingin dituju, sedangkan pasien BPJS dirujuk sesuai dengan tingkatan tingkatan Rumah Sakit yang tersedia.

F. KEGIATAN MAHASISWA Adapun kegiatan mahasiswa selama melaksanakan praktek belajar lapangan yaitu : 1. Melaksanakan kegiatan perpoli. Adapun beberapa poli yang ditempatkan,

yaitu : a. Poli Umum Adapun kegiatan di poli umum, yaitu melakukan pemeriksaan TTV : TD, TB, BB pasien, melakukan anamesa serta mengisi buku register. b. Poli Anak Dipoli anak kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan TTV : BB, TB, SUHU, anamesa serta mengisi buku register. c. Poli Lansia Adapun kegiatan di poli lansia, yaitu melakukan pemeriksaan TTV : TD, TB, BB pasien, melakukan anamesa serta mengisi buku register. d. Poli UGD Kegiatan yang dilakukan di UDG berupa ganti perban dan nebulizer. 2. Kegiatan yang di lakukan posyandu ialah membantu proses pemberian imunisasi, penyuluhan kesehatan,menimbang BB bayi serta tinggi badan bayi 3. Kegiatan penyuluhan 35

a. Di luar gedung Penyuluhan yang di lakukan di luar gedung Berupa penyuluhan dengan judul: 1) Hipertensi Pada Lansia 2) Demam Berdarah 3) Diare 4) Asam Urat b. Di dalam gedung Penyuluhan yang di lakukan di dalam gedung dengn judul : 1) PHBS ( Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ) 2) ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) 3) Diare 4. Kegiatan masyarakat Kegiatan yang di lakukan yaitu mengisi data KS ( Keluarga Sehat ) BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan Puskesmas memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pasien, dapat dilihat dari jenis kelamin tidak ada perbedaan antara pria dan wanita,remaja maupun orang yang sudah lansia.Dahulu banyak orang yang beranggapan bahwa Puskesmas keberadaanya hanya ada di pedesaan, tetapi sekarang lokasi Puskesmas dapat mudah dijangkau di tengah kota,sehingga dapat diterima dikalangan masyarakat.Pelayanan di Pukesmas pada saat ini sudah cukup baik, karena telah didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Keluhan-keluhan dari pasien di layani dengan tanggap oleh tenaga kesehatan.kotak saran yang ada sering digunakan oleh pasien dalam menilai 36

kinerja tenaga kesehatan dan kepuasan layanan di Puskesmas.Puskesmas Batu Aji juga menyediakan Poli Umum,Poli Anak,Poli Lansia,Poli gigi,Apotik serta IGD dan KIA.Adapun kegiatan yang sering dilaksanakan oleh pihak Puskesmas ialah kegiatan Posyandu dan Posbindu dimana dalam kegiatan tersebut terdapat pelayanan imunisasi untuk balita serta pemeriksaan Kolestrol,Asam Urat,Gula Darah untuk lansia serta penanganannya. b. saran

37

Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI PADA LANSIA

Pokok Bahasan

: Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Hipertensi pada Lansia Hari/Tanggal

: 15 Januari 2019

Waktu

: 10:00 WIB

Tempat

: Posyandu Lansia Taman Lestari Batu aji

A. Latar Belakang Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari lewat jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan oksigen untuk dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun fungsi penggerak darah hingga dapat mengalir terus menerus adalah jantung. Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding pembuluh darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung berkontraksi( sistolik) berada dibawah 120 MmHg, sedangkan ketika jantung bereaksi (diastolik) dibawah 20 MmHg. Namun, ada juga yang memberi ancer-ancer, tekanan darah yang ideal itu (golb standar) 115/75 MmHg. Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya 140/90 MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.satu dari tiga orang yakit darah tinggi tidak menunjukakan tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini tidak dikendalikan bisa merusak jantung dan pembulu darah sehingga megarah pada timbulnya beberapa kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada mata

B. Rumusan Masalah 38

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi? 2. Bagaimana penyebab dan tanda gejala dari hipertensi? 3. Bagaimana cara pencegahan hipertensi? 4. Apa faktor yang mempengaruhi hipertensi 5. Apa terapi yang diberikan pada penderita hipertensi? C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang Hipertensi selama kurang lebih 40 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap Hipertensi dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian hipertensi b. Peserta dapat menjelaskan penyebab hipertensi c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala hipertensi d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan penanganan hipertensi D. Sasaran Lanjut usia di Posyandu Lansia Batu Aji Kota Batam tahun 2019 E. Pembahasan Materi a. Pengertian hipertensi b. Tanda dan gejala hipertensi c. Penyebab hipertensi d. Faktor yang mempengaruhi hipertensi e. Penatalaksanaan dan pencegahan hipertensi

F. Metode 1. Tanya Jawab 2. Ceramah 3. Demonstrasi G. Media Leaflet, Lembar Balik H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP KEGIATAN

WAKTU

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA DAN

PENYULUHAN

PESERTA

METODE

39

Pembukaan

5 menit - Salam Pembuka (memperkenalkan

Menjawab salam Mendengarkan dan

Leaflet dan ceramah

memperhatikan

diri dan menentukan kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan Pengembang

10-15

disampaikan - Menjelaskan

an

menit

pengertian hipertensi - Menjelaskan tentang tanda dan

Memperhatikan Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

gejala hipertensi - Menjelaskan tentang penyebab hiperte nsi - Menjelaskan faktor yang mempengaruhi hipertensi - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi hipertensi Penutup

Evaluasi: Para peserta

10 menit - Menanyakan kembali

materi

yang diberikan - Penyuluh 40

menjawab pertanyaan yang diberikan penyuluh Para peserta

Leaflet dan lembar Balik dengan metode ceramah dan demonstrasi

menyimpulkan

mendengarkan

kembali

kesimpulan materi

penjelasan 3 menit

yang yang disampaikan

telah diberikan - Petugas membagikan leaflet hipertensi Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan

Terminasi : 1.

Mengucapkan terimakasih atas peran serta

2.

peserta. Mengucapkan salam penutup

41

Menjawab salam

I. Seting tempat Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator dan Dokumentasi : Audiens : Notulen : Observer : Media

42

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji : Nurliana eka putri 2. Moderator : Hanna berlianti 3. Fasilitator :Venty Florentina dan Eva Glorya 4. Observer :Filza Fadhila dan Mira Fitriana 5. Notulen :Susmiantika Ananda 6. Dokumentasi :Mardi K. Kriteria Evaluasi Sasaran mampu menjawab pertanyaan 1) 80% = Berhasil. 2) 50-80% = Cukup. < 50% = Kurang berhasil. 1. Evaluasi Struktur Kesiapan Media meliputi : Leaflet dan Lembar Balik 2. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengajukan pertanyaan. d. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Peserta dapat menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan yang diberikan oleh penyaji b. Peserta yang hadir dalam mengikuti kegiatan penyuluhan berjumlah 26 orang. c. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktiv L. Materi Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal yaitu tekanan darah systole > 140mmHg dan diastole 90 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit salah satu resiko tinggi yang bisa menjadi penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal ( Muwarni, 2011 ;Zhao, 2013). Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis kelamin ( Soeparman dalam buku Udjianti, 2010). 43

1) Pria berusia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu berbaring lebih dari 120/90 mmHg 2) Pria berusia 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 145/95 mmHg. 3) Wanita, hipertensi bila tekanan darah lebih dari 150/95 mmHg

b. Tanda dan Gejala Hipertensi Menurut Udjianti (2010) tanda dan gejala hipertensi yang sering terjadi adalah: 1) Sakit kepala( rasa berat di tengkuk) 2) Kelelahan 3) Keringat berlebihan 4) Tremor otot 5) Mual, muntah Adapun menurut Sustrani,et al (2004), bahawa tanda dan gejala hipertensi antara lain: 1)

Sakit kepala

2)

Jantung berdebar-debar

3)

Sulit bernafas setelah bekerja keras

4)

Mudah lelah

5)

Penglihatan kabur

6)

Dunia terasa berputar (vertigo)

7)

Hidung berdarah

c. Faktor penyebab mempengaruhi hipertensi 1) diit Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. 2) kegiatan fisik (gaya hidup)

44

Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi memicu naiknya asam urat (Martuti, 2009). 3) Obesitas Kelebihan berat badan (overweight) sering kali dikaitkan dengan kegemukan (obesitas), padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Kelebihan berat badan dapat mejadi masalah yang cukup serius ketika menimbulkan berbagai penyakit misalnya diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, stroke, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner dan masih banyak lagi. 4) Stress Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau ketegaan emosional dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, khusus hipertensi, stress dianggap sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007).

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Hipertensi 1) Gaya hidup Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi memicu naiknya tekanan darah (Martuti, 2009). 2) Stress Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau ketegaan emosional dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, 45

khusus hipertensi, stress dianggap sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007) 3) Merokok Pada sistem kardiovaskuler, rokok menyebabkan peningkatan tekanan darah. Merokok juga mengakibatkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang dapat menyulitkan jantung untuk memompa darah. Kerja jantung yamg lebih berat tentu dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007). e. Pencegahan Hipertensi Menurut Febry, et al (2013), pencegahan terjadi hipertensi meliputi : 1) Mengurangi konsumsi garam . kebutuhan garam per hari yaitu 5 gr ( 1 dst). 2) Mencegah kegemukan 3) Membatsi konsumsi lemak 4) Olah raga teratur 5) Makan buah dan sayuran segar 6) Hindari merokok dan tidak minum alcohol 7) Latihan relaksasi/ meditasi 8) Berusaha membina hidup yang positif

f. Pengobatan Hipertensi Menurut Rudianto (2013) pengobatan hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1) Pengobatan Non Farmakologi diantaranya: a) Diit rendah garam/ kolesteral/ lemak jenuh b) Mengurangi asupan garam kedalam tubuh c) Ciptakan keadaan rileks d) Melakukan olah raga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 sebanyak 3-4 kali seminggu.

46

e) Berhenti merokok dan Alkohol 2) Pengobatan dalam Farmakologi Terdapat banyak jenis obat antihipertensi saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter diantaranya: a) Deuretik Bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh( lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung lebih ringan . contoh: Hidroklorotiazid b) Penghambat simpatetik Bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis

(

saraf

yang

bekerja

pada

saat

kita

beraktivitas).Contoh: Metildopa, Klonidin dan resepin. c) Betabloker Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung dan tidak dianjurkan pada penderita yang mengidap gangguan pernapasan eperti asma bronchial. Pada orangtua terdapat gejala bronkospame( penyempitan saluran pernapasan), sehingga pemberian obat harus berhatihati. Contoh: Metoprolol, propanplol dan atenolol d) Antagonis kalsium Menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitis) Contoh: nifedipin, Diltiasem dan Verapamil g. Diit hipertensi Diit hipertensi adalah cara untuk mencegah terjadinya hipertensi tanpa efek samping, karena menggunakan bahan makanan

47

yang lebih alami dari pada menggunakan obat penurunan tekanan darah (Sustrani, 2005). Diit hipertensi menurut Sustrani et al (2005) diantaranya adalah: 1) Mengurangi asupan garam Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium( bila diperlukan untuk kasus tertentu.) Puasa garam untuk kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata , mengkonsumsi garam dalam seharian pagi penderita hipertensi tidak boleh lebih dari 4 gram / hari bagi hipertensi ringan,jika hipertensi berat hanya 2 gram / hari (Febry, 2013). Tujuan dari diit rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Syarat diit menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Syarat diit rendah garam adalah cukup energy. Protein, mineral dan vitamin. (Almatsier, 2006) 2) Memperbanyakan serat Mengkonsumsi lebih banyak atau makanan rumahan yang mengandung banyak serat memperlancar buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat. 3) Menghentikan kebiasaan buruk Menghentikan

rokok,

kopi

dan

alcohol

dapat

mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat meningkatkan resiko kerusakan

48

pembuluh darah yang mengedap kolestrol pada pembuluh darah koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. 4) Memperbanyakan asupan kalium Diketahui

bahwa

dengan

mengkonsumsi

3.500

miligram kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan volume darah yang ideal dapat dicapai kembali tekanan darah yang normal. Kalium bekerja mengusir natirum dari senyawanya, sehingga lebih mudah dikeluarkan. Makanan yang kaya kalium adalah pisang, sari jeruk, jagung, kubis dan brokoli. 5) Memenuhi kebutuhan magnesium Kebutuhan magnesium menurut kecukupan gizi yang dianjurkan atau RDA ( Recommended dietary Allowance) adalah sekitar 350 miligram . kekurangan asupan magnesium terjadi dengan semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi. Sumber makanan yang kaya mahnesium antara lain kacang tanah, bayam, kacang polong dan makanan laut. Tetapi berhati-hati agar jangan mengkonsumsi terlalu banyak suplemen magnesium karena dapat menyebabkan diare. 6) Melengkapi kebutuhan kalsium Walaupun masih menjadi perdebatan mengenai ada atau tidaknya pengaruh kalsium dengan penurunan tekanan darah, tetapi untuk menjaga dari resiko lain< 800 miligram kalsium per hati (setara dengan 3 gelas susu) sudah lebih dari cukup. Sumber lain yang kaya kalsium adalah keju rendah lemak dan ikan, seperti salmon. 7) Mengetahui sayuran dan bumbu dapur yang ber manfaat untuk tekanan darah.

49

DAFTAR PUSTAKA -

HEALTH VITA.(2006).HIPERTENSI.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

-

E.Robert Kowalski.(2010).Terapi Hipertensi Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami.Bandung:PT Mizan Pustaka

50

Gambar 2. Kegaiatan Penyuluhan Kesehatan Hipertensi Yang Dilakukan Di Poswindu Taman Lestari

( Doc : 15 Januari 2019)

51

Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DEMAM BERDARAH PADA ORANG TUA BALITA

Pokok Bahasan

: Demam Berdarah

Sub Pokok Bahasan : Demam Berdarah pada Orang Tua Hari/Tanggal

: 16 Januari 2019

Waktu

: 09:45 WIB

Tempat

: Posyandu Permata Hati Marina View

A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkanoleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genusAedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat munculsepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnyapenyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat(Kemenkes RI, 2016).Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue pertamakali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina,selanjutnya menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negarayang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakitendemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggiterjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan PasifikBarat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasusdi 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus diAmerika, dimana 37.687 kasus merupakan 52

DBD berat. Perkembangan kasusDBD di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan OrganisasiKesehatan Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun1954-1959 menjadi 1.016.612 kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009(WHO, 2014). Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD danmengalami epidemik sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan denganbanyaknya genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitaspenduduk yang tinggi dan cepatnya trasportasi antar daerah, menyebabkansering terjadinya demam berdarah dengue. Indonesia termasuk dalam salahsatu Negara yang endemik demam berdarah dengue karena jumlahpenderitanya yang terus menerus bertambah dan penyebarannya semakin luas(Sungkar dkk, 2010). DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis termasuk diIndonesia, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan pertama kalidi Surabaya pada tahun 1968 dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24orang diantaranya meninggal dunia(Depkes RI, 2015). Kemenkes RI (2016)mencatat di tahun 2015 pada bulan Oktober ada 3.219 kasus DBD dengankematian mencapai 32 jiwa, sementara November ada 2.921 kasus dengan 37angka kematian, dan Desember 1.104 kasus dengan 31 kematian.Dibandingkan dengan tahun 2014 pada Oktober tercatat 8.149 kasus dengan81 kematian, November 7.877 kasus dengan 66 kematian, dan Desember7.856 kasus dengan 50 kematian. Penyebaran DBD yang tinggi karena berpengaruhnya faktor cuaca daniklim serta musim pancaroba yang cenderung menambah jumlah habitatvector DBD, sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan baginyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekasdan tempat penampungan air lainnya) (Suhendro dkk, 2006) kondisi inidiperburuk

dengan

rendahnya

partisipasi

masyarakat

dalam

pengendalianDBD dikarenakan masih kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakankelompok

dan

masyarakat

dalam

penanggulangannya

DBD

( Kemenkes RI,2015).Penelitian Hardayatir (2011) mengatakan bahwa perilaku dari masyarakat akan sangat menentukan tingkat kesehatan dari masyarakat itu sendiri. Perilaku yang baik akan memberikan dampak yang

53

baik bagi kesehatan dan sebaliknya prilaku yang buruk akan berdampak pada kesehatannya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan demam berdarah? 2. Bagaimana penyebab dan tanda gejala dari demam berdarah? 3. Bagaimana cara pencegahan demam berdarah? 4. Apa tanda dan gejala demam berdarah? 5. Apa terapi yang diberikan pada penderita demam berdarah? C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang demam berdarah selama kurang lebih 20 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap demam berdarah dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian demam berdarah b. Peserta dapat menjelaskan penyebab demam berdarah c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala demam berdarah d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan penanganan demam berdarah D. Sasaran Orang tua yang memiliki balita di Posyandu Permata Hati Marina View Tanjung Uncang Kota Batam tahun 2019

E. Pembahasan Materi a. Pengertian demam berdarah b. Penyebab demam berdarah c. Tanda dan gejala demam berdarah d. Penatalaksanaan dan pencegahan demam berdarah e. Terapi yang diberikan pada penderita demam berdarah F. Metode 1. Tanya Jawab 2. Ceramah 3. Demonstrasi G. Media Leaflet,Flipchart

54

H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP

WAKT

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA DAN

KEGIATAN

Pembukaan

U

PENYULUHAN

PESERTA

METODE

5

- Salam Pembuka

Menjawab salam

ceramah

menit

(memperkenalkan diri dan menentukan kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menyebutkan materi

Pengembangan

Mendengarkan dan memperhatikan

yang akan disampaikan 10-15 - Menjelaskna pengertian Memperhatikan

Leaflet,flipc

menit

hart dengan

demam - Menjelaskan tentang

metode

tanda dan gejala demam Bertanya dan - Menjelaskan tentang menjawab penyebab demam pertanyaan yang berdarah diajukan - Menjelaskan terapi 10 menit

ceramah dan demonstrasi

yang di berikan pada demam berdarah - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi demam berdarah

Penutup

Evaluasi:

Para peserta menjawab

- Menanyakan

kembali pertanyaan yang

materi yang diberikan - Penyuluh 3 menit

diberikan

penyuluh menyimpulkan kembali Para peserta penjelasan yang telah mendengarkan diberikan

- Petugas

kesimpulan materi membagikan

leaflet hipertensi 55

yang disampaikan

ceramah

Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta. Mengucapkan salam penutup I. Seting tempat

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator : Audiens : Notulen 56

Menjawab salam

: Observer : Media

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji : Filza fadhila 2. Moderator :Mira Fitriana 3. Notulen :Nurliana eka putrid 4. Fasilitator : Hanna berlianti dan Mardi 5. Observer :Venty Florentina dan Eva Glorya 6. Dokumentasi : Susmiantika Ananda K. Kriteria Evaluasi 1) Evaluasi Struktur a. Kesiapan Media meliputi : Leaflet,Flipchart b. Kesiapan Peserta : Peserta hadir sebelum jam 9:30 WIB 2) Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengajukan pertanyaan. d. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3) Evaluasi Hasil a. Peserta dapat menjawab dengan benar 50% dari pertanyaan yang diberikan oleh penyaji b. Peserta yang hadir untuk memgkuti penyuluhan berjumlah 13 orang c. Peserta tampak sedikit aktiv. L. Materi Hipertensi a. Pengertian Demam Berdarah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Denguedan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyptidan dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/μl),

57

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes RI, 2005) Demam dengue/DF dan DBD atau DHFadalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri ototdannyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik(Sudoyo, 2010). Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever(DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengueshock sindrom(DDS)(Widoyono, 2008) b.

Penyebab Penyebab dengue

hemorhagic

fever(DHF)

dinamakan virus

dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah Aedes aegypti, aedes albopictus, aedes aobae, aedes cooki, aedes hakanssoni, aedes polynesis, aedes pseudoscutellaris, aedes rotumae (Sumarmo,2005). Virus dengue termasuk Flavivirus secara serologi terdapat 4 tipe yaitu tipe1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus Chikungunyam Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West Nile Fever dari genus Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip DB (Widagdo,2011). c.

Tanda dan Gejala Hipertensi Kriteria kliniknya yaitu demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretika, manifestasi perdarahan: manipulasi (uji torniquet positif) dan spontan (petekie, ekimose, perdaharahan gusi,hemetemesisatau melena), adalah

pembesaran trombositopenia:

hati, dan syok.Sedangkankriterialaboratoriknya jumlah

trombosit



100.000/mm3

dan

hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit atau Hb ≥20% dibandingkan dengan nilai pada masa konvalesense (Rampengan, 2007). Tanda-tanda lanjut kelebihan cairan yang berat(WHO,2009): 58

- edemaparu - sianosis - syokireversibel. d.

Pencegahan Demam Berdarah Menurut Prasetyono, D.S (2013) pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk di waktu pagi sampe sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari).Hindari pula lokasi yang banyak nyamuknya disiang hari,terutama didaerah yang ada penderita DBDnya. Berikut beberapa cara paling efektif dalam mencegah penyakitDBD: 1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembang biakan nyamuk hasil samping

kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. 2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) ditempat air kolam 3. Pengasapan (fogging) dengan menggunakan malathion dan fenthion. 4. Memberikan

bubuk

abate

(themophos)

pada

tempat-tempat

penampungan air,seperti gentong air,vas bunga, kolam danlain-lain. e.

Pemeriksaan Laboratorium 1. Darah Pada demam berdarah dengue umum dijumpai trobositopenia tourniquet

(<100.000) yang

positif

dan

hemokonsentrasi

merupakan

uji

pemeriksaan

penting.Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukan masa perdarahan biasanya memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukan penurunan faktor II, V, VII,

IX,

dan

X.

Pada

pemeriksaan

kimia

darah

hipoproteinemia, hiponatremia, dan hipokloremia. 2. Urine Ditemukan albuminuria ringan 3. Sumsum Tulang Gangguan maturasi

4. Serologia. 1. Uji serologi memakai serum ganda.Serum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan antibodi antidengue 59

sebanyak minimal empat kali termasuk dalam uji ini pengikatan komplemen (PK), uji neutralisasi (NT) dan uji dengue blot. 2. Uji serologi memakai serum tunggal.Ada tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue uji dengue yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelasantibodinya uji Ig M antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas Ig M. f. Pencegahan Demam Berdarah a.

jus jambu biji Buah jambu biji memiliki trombinol yang mampu merangsang trombopoietin lebih aktif, sehingga dapat memicu pembentukan keping darah baru. Lalu, karena pasien demam berdarah sebaiknya makan makanan atau minuman yang mudah dicerna, sebaiknya proses dulu jambu biji jadi jus yang lembut. Kandungan airnya juga baik untuk mencegah dehidrasi. Jambu biji kaya akan quercetin, yaitu senyawa kimia alami yang bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah dan sayur. Quercetin dapat menekan pertumbuhan virus dengue dalam tubuh pasien DBD. Maka, jangan lewatkan manfaat jambu biji ini untuk melawan infeksi virus secara alami.

b. Daun papaya Dua peneliti dari India telah meninjau laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan dan mendapatkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu meningkatkan angka trombosit dalam darah seseorang yang mengalami demam berdarah dengue. Ini diduga karena daun pepaya dapat membantu menstabilkan dinding sel keping darah sehingga tidak mudah dihancurkan oleh virus dengue.

60

Anda bisa menggunakan 50 gram daun pepaya sebagai obat demam berdarah alami dengan cara mencucinya dahulu menggunakan air hingga bersih. Setelahnya, tumbuk daun hingga halus, namun jangan sampai menjadi bubuk. Lalu, Anda bisa mencampurkan air dan peras air tumbukan daun pepaya. Minum air daun pepaya sebanyak 3 kali dalam sehari.

c. Makan buah atau sayuran yang kaya akan kandungan vitamin C Vitamin C, yang juga dikenal sebagai asam askorbat, memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. ini membantu dalam perbaikan, pertumbuhan dan perkembangan jaringan sel tubuh. Pentingnya lagi, vitamin C daoat memberi kekuatan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan antibodi dan produksi sel darah putih. Anda bisa mengonsumi buah seperti jambu, lemon, jeruk, pepaya, stroberi, kiwi dan mangga untuk membantu proses penyembuhan DBD. Sedangkan sayuran kaya vitamin C yang bisa dikonsumsi saat terkena DBD adalah, kubis, brokoli, kembang kol, dan labu kuning. d. Jus sari kurma Buah kurma berbentuk lonjong dengan ukuran 2-7.5 cm dengan warna yang bermacam-macam antara coklat gelap, kemerahan, kuning muda dan berbiji. Buah kurma meliki menzat-zat berikut Gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B12, C, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa enzim yang dapat berperan dalam penyembuhan berbagai penyakit (Rahmawan, 2006). pemberian jus kurma dapat meningkatkan kadar trombosit darah Menurut Rakhmawan (2006) buah kurma yang mengandung zat-zat gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa)

61

62

DAFTAR PUSTAKA

- Hendrawanto. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I Edisi Ketiga PERSATUAN AHLI PENYAKIT DALAM INDONESIA.1996 Hal 417 –426. - Mansjoer, Arif. Triyanti, Kuspuji. Savitri, Rakhmi. Wardani, Wahyu Ika. Setiowulan, Wiwiek. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Media Aesculapius FK –UI Edisi ketiga Jilid I. 1999. Hal 428 –433 - Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.1, Maret 2013 - Misnadiarly.(2009).Demam Berdarah Dengue (DBD) Ekstra Daun Jambu Biji Bisa Mengatasi Demam Berdarah.Jakarta:Pustaka Populer Obor

63

Gambar 3. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan DBD Di Posyandu Permata Hati Marina View

64

( Doc : 16 Januari 2019 )

65

Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIARE PADA ORANGTUA BALITA

Pokok Bahasan

: Diare

Sub Pokok Bahasan : Diare pada anak Hari/Tanggal

: kamis 17 Januari 2019

Waktu

: 09:30 WIB

Tempat

: Di Posyandu Pluto

A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Organization (WHO), 2013). Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara berkembang. Sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu Afrika dan Asia Tenggara. Kematian balita lebih sering terjadi di daerah pedesaan, kelompok ekonomi dan pendidikan rendah. Sebanyak ¾ kematian anak umumnya disebabkan penyakit yang dapat dicegah, seperti kondisi neonatal, pneumonia, diare, malaria, dan measles (WHO, 2013). Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi. Diperkirakan 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setiap tahunnya. Kematian terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. 70-80% penderita adalah mereka yang berusia balita. 66

Menurut data Departemen Kesehatan, diare merupakan penyakit kedua di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian anak usia balita setelah radang paru atau pneumonia (Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010). Dari penemuan kasus diare di fasilitas masyarakat pada tahun 2011 terdapat 35,5% kasus diare yang ditangani di Indonesia. Di Jawa Tengah ditemukan kasus diare sebanyak 1.337.427, dan yang ditangani 225.332 kasus atau sekitar 16,8% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Kejadian diare di kota Surakarta pada tahun 2007 cukup tinggi yaitu sebanyak 7,06% dari total jumlah penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2009). B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan diare ? b. Bagaimana penyebab diare? c. Apa tanda dan gejala dari diare ? d. Apa terapi yang diberikan pada penderita diare? C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang diare selama kurang lebih 40 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap ispa dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian diare b. Peserta dapat menjelaskan penyebab diare c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala diare d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan diare D. Sasaran Orang tua yang memiliki balita di Posyandu RW 05 Pluto Batu Aji Kota Batam tahun 2019 E. Pembahasan Materi a. Pengertian diare b. Tanda dan gejala diare c. Penyebab diare d. Pengobatan diare F. Metode a. Tanya Jawab 67

b. Ceramah c. Demonstrasi G. Media Leaflet, Flipchart H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP

WAKTU

KEGIATAN Pembukaan

2 menit

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA DAN

PENYULUHAN

PESERTA

METODE

Menjawab salam

Leaflet dan

- Salam Pembuka (memperkenalkan diri dan menentukan kontrak waktu - Menjelaskan tujuan

ceramah Mendengarrkan dan memperhatikan

penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan disampaikan Pengembangan

10-15 menit

- Menjelaskan pengertian diare Menjelaskan tentang tanda dan gejala diare - Menjelaskan tentang penyebab diare Menjelaskan faktor yang mempengaruhi diare - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi ispa

68

Memperhatikan Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

Leaflet dengan metode ceramah dan demonstrasi

Penutup

10 menit

Evaluasi:

Para peserta

- Menanyakan kembali

menjawab

materi yang diberikan - Penyuluh

pertanyaan yang

menyimpulkan kembali

diberikan penyuluh Para peserta

penjelasan yang telah

mendengarkan

diberikan - Petugas membagikan

kesimpulan materi yang disampaikan

leaflet diare Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan

I. Seting Tempat

69

Menjawab salam

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator dan dokumentasi : Audiens : Notulen : Observer : Media

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji 2. Moderator 3. Notulen 4. Observer 5. Fasilitator 6. Dokumentasi

:Venty Florentina :Eva Glorya Panjaitan :Filza Fadhila :Mardi dan Nurliana :Mira Fitriana Dan Susmiantika :Hanna Berlianti

K. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Kesiapan Media meliputi : Leaflet . flipchart 2. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Peserta dapat mengerti tentang penyakit diare b. Peserta yang hadir berjumlah 33 orang c. Peserta tampak aktiv L. Materi Diare 1) Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus

70

halus yang ditandai dengan diare, muntah- muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009). Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. 2) Penyebab Diare

Mekanisme diare (Juffrie, 2011) Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian diare : a. Pembagian diare menurut etiologi b. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan c. Tidak mencuci tangan sebelum makan d. BAB disembarangan tempat e. Minum air yang tidak masak 3) Klasifikasi diare a. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non b.

infeksi Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi. Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa mekanisme yang saling tumpang tindih. Menurut mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus, mengakibatkan absorpsi menurun atau sekresi yang bertambah.

sekresi di kolon

meningkat. Diare juga dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi. Komplikasi kebanyakan

penderita

diare

sembuh

tanpa

mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang diberikan. Komplikasi paling penting wlaupun jarang diantaranya yaitu: 71

hipernatremia, hiponatremia, hipokalemia,

ileus

demam, edema/overhidrasi, asidosis,

paralitikus,

kejang,

intoleransi

laktosa,

malabsorpsi glukosa, muntah, gagal ginjal.

4) Manifestasi Klinik

Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah sebagai berikut: 1) Anak cengeng dan gelisah 2) Suhu tubuh meningkat 3) Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah 4) Anus dan daerah sekitarnya lecet 5) Muntah 6) Berat badan menurun

5) Penatalaksanaan Menurut Ovedoff (2002: 1999) dasar pemberian diare adalah: a. Perbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi b.

Pengobatan spesifik bila terdapat penyakit yang mendasarinya

c.

Obat "Hydrophilis bulking"

d.

Bismuth subsalicylate dosis tinggi mungkin dapat untuk mencegah dan mengobati traveleris diarrhea.Diare hebat mungkin menyebabkan banyak kehilangan cairan, asidosis metabolic dan hipokalemia.

e.

Banyak penyebab seperti obat-obatan dan jenis makanan yang dapat di hilangkan sehingga menimbulkan diare.

f.

Glukosa dan cairan

peroralserta peningkatan elektrolit dapat

menyelamatkan penderita kolera.

6)

Pencegahan 1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan 72

2. Menggunakan air bersih , tidak BAB sembarangan 3. Menjaga kebersihan diri 4. Menjaga kebersihan lingkungan rumah

73

DAFTAR PUSTAKA Dr.Jufri Oksfriani Sumampouw,S.pi,M.Kes.(2017).Diare Balita Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta: CV.Budi Utama

Gambar 4. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Diare Yang Dilakukan Di Posyandu Pluto

( Doc : 17 Januari 2019 )

( Doc : 17 Januari 2019 )

Lampiran 4 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASAM URAT PADA LANSIA

Pokok Bahasan

: Asam Urat

Sub Pokok Bahasan

: Asam Urat pada Lansia

Hari/Tanggal

: 19 Januari 2019

Waktu

: 10:00 WIB

Tempat

: Posyandu Lansia Pemda I Batuaji Kota Batam

A. Latar Belakang

Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Penyebab penumpukan kristal di daerah tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat dalam darah. Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007). Hasil Riskesdas 2012 menungkapkan bahwa prevalensi penyakit hiperurisemia di Indonesia adalah 11,9% dan di Jawa Timur adalah 26,4% (Kemenkes

RI,

2013).

Data

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Pacitan,

menunjukkan bahwa penyakit hiperurisemia menduduki peringkat ke 6 dari 10 besar penyakit tidak menular, jumlah penderita penyakit hiperurisemia dengan

2 prevelensi 13,2%. Data jumlah pasien hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari Pacitan pada tahun 2013 sebesar 155 pasien, tahun 2014 sebanyak 309, tahun 2015 sebanyak 268 pasien (Dinkes Pacitan, 2016). Penyakit asam urat atau disebut dengan gout arthritis terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan, persentase asam urat mulai didapati setelah memasuki masa menopause. Kejadian tingginya asam urat baik di negara maju maupun negara berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia seseorang (Soekanto, 2012). Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu pembuangan asam urat sedangkan pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine (Darmawan 2008). Hasil penelitian epidemiologi diketahui bahwa beberapa ras tertentu memiliki kecenderungan terserang penyakit asam urat, selain itu hasil penelitian di Kalimantan Barat diketahui bahwa usia 1545 tahun yang diteliti sebanyak 85 orang, dimana pria mengalami penyakit asam urat sebanyak 1,7% dan perempuan 0,05 % (Krisnatuti, 2006). B. Rumusan Masalah

1. 2. 3. 4. 5.

Apa yang dimaksud dengan Asam Urat? Bagaimana penyebab dan tanda gejala dari asam urat? Bagaimana cara pencegahan asam urat? Apa faktor yang mempengaruhi asam urat? Apa terapi yang diberikan pada penderita asam urat?

C. Tujuan 1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang asam urat selama kurang lebih 40 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap asam urat dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian asam urat b. Peserta dapat menjelaskan penyebab asam urat c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala asam urat d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan penanganan asam urat

D. Sasaran Lanjut usia di Posyandu Lansia Pemda I Batu Aji Kota Batam tahun 2019 E. Pembahasan Materi a. Pengertian asam urat

b.

Tanda dan gejala asam urat penyebab asam urat Faktor yang mempengaruhi asam urat Penatalaksanaan dan pencegahan asam urat

c.

d. e.

F. Metode a. Tanya Jawab b. Ceramah c. Demonstrasi G. Media Leaflet,Lembar Balik H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP

WAKTU

KEGIATAN

Pembukaan

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA

PENYULUHAN

PESERTA

DAN

5menit - Salam Pembuka

Menjawab salam

METODE Leaflet dan ceramah

(memperkenalkan diri dan

Mendengarkan dan

menentukan

memperhatikan

kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan Pengembang

10-15

an

menit

disampaikan - Menjelaskan

tentang tanda dan gejala asam urat - Menjelaskan tentang penyebab asam

Leaflet dan Lembar

pengertian asam urat - Menjelaskan

10 menit

Memperhatikan

Balik dengan

Bertanya dan

metode

menjawab

ceramah dan

pertanyaan yang

demonstrasi

diajukan

urat - Menjelaskan faktor yang mempengaruhi asam urat - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi asam urat Penutup

Evaluasi: Para peserta

10menit

menjawab

- Menanyakan kembali

materi

yang diberikan - Penyuluh menyimpulkan kembali penjelasan yang

telah

pertanyaan yang diberikan penyuluh Para peserta mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan

diberikan - Petugas

3 menit

membagikan leaflet asam urat Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan Terminasi 1.

Mengucapkan

Menjawab salam

terimakasih atas 2.

peran serta peserta. Mengucapkan salam penutup

I. Setting Tempat

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator : Audiens : Notulen : Observer : Media

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji :Hanna Berlianti 2. Moderator :Nurliana Eka Putri 3. Fasilitator :Filza Fadhila dan Mira Fitriana 4. Notulen :Susumiantika 5. Dokumentasi :Mardi 6. Observer :Eva Glorya dan Venty Florentina K. Kriteria Evaluasi

Sasaran mampu menjawab pertanyaan a. 80% = Berhasil. b. 50-80% = Cukup. c. < 50% = Kurang berhasil. 1. Evaluasi Struktur

Kesiapan Media meliputi : Leaflet ,Lembar Balik 2. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu

b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengajukan pertanyaan. d. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Peserta dapat menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan yang di

berikan pleh penyaji b. Peserta yang hadir berjumlah 49 orang c. Peserta mengikuti kegiatan dengan sangat aktiv L. Materi Asam Urat

a. Pengertian Asam Urat Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma, 2006). Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian

senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan (Sustrani, 2004). b. Tanda dan Gejala Asam Urat Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu : a. Faktor dari luar Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. b. Faktor dari dalam Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat. c. Faktor penyebab mempengaruhi Asam Urat a) Stress Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau ketegaan emosional dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, khusus hipertensi, stress dianggap sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007) b) Sering mengkomsumsi minuman keras Di kalangan masyarakat, mengkonsumsi alkohol sudah menjadi hal yang biasa. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan konsumsi alkohol adalah gaya hidup yang wajib dilakukan agar menaikkan pamor, lebih keren, dan sebagainya. Padahal alkohol menyimpan berbagai dampak berbahaya bagi tubuh karena mengandung banyak zat-zat kimiawi yang memiliki kemampuan destruktif karena dapat

mematikan organ-organ tubuh manusia dan bahkan mematikan fungsi sosial moral etika manusia. c) Gaya hidup Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi memicu naiknya asam urat (Martuti, 2009). d) Obesitas Kelebihan berat badan (overweight) sering kali dikaitkan dengan kegemukan (obesitas), padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Kelebihan berat badan dapat mejadi masalah yang cukup serius ketika menimbulkan berbagai penyakit misalnya diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, stroke, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner dan masih banyak lagi. e) Genetic d. Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Asam urat a. Gaya hidup Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi memicu naiknya tekanan darah (Martuti, 2009). b. Stress Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau ketegaan emosional dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, khusus hipertensi, stress dianggap sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007)

c. Minuman Keras

Di kalangan masyarakat, mengkonsumsi alkohol sudah menjadi hal yang biasa. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan konsumsi alkohol adalah gaya hidup yang wajib dilakukan agar menaikkan pamor, lebih keren, dan sebagainya. Padahal alkohol menyimpan berbagai dampak berbahaya bagi tubuh karena mengandung banyak zat-zat kimiawi yang memiliki kemampuan destruktif karena dapat mematikan organ-organ tubuh manusia dan bahkan mematikan fungsi sosial moral etika manusia. d.

Gaya Hidup Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang

tinggi memicu naiknya asam urat (Martuti, 2009). e.

Obesitas Kelebihan berat badan (overweight) sering kali dikaitkan dengan

kegemukan (obesitas), padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Kelebihan berat badan dapat mejadi masalah yang cukup serius ketika menimbulkan berbagai penyakit misalnya diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, stroke, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner dan masih banyak lagi. e.Pencegahan Asam urat a) Menghindari makanan yang kaya purin Tukar dengan makanan rendah purin atau yang kadar purinnya sedang-sedang saja. Untuk jenis makanan dengan kadar purin masing-masing b) Kurangi asupan minuman beralkohol Lebih baik dipangkas saja sekaligus. Minuman beralkohol, terutama bir, adalah jenis minuman dengan kadar purin tertinggi. Jika tidak dapat rneninggalkan alkohol, minumlah dengan porsi sedang, yaitu tidak lebih dari satu atau dua gelas wine sehari.

c) Minum banyak air

Terutama minuman yang ionisasi atau yang mengandung mineral.Minumlah 8-12 gelas sehari.Kurang konsumsi aor alkali dan jangan minum air berbaking soda,sebab mengandung banyak garam. d)

Santap ceri, seledri, stroberi Makan buahnya atau minum jusnya. Semuanya mengandung komponen yang mampu memerangi asam urat. Beberapa pasien melaporkan, nyeri karena asam urat langsung hilang karena ceri. Buah beri juga bisa membantu pencegahan. Empat besar buah beri yang disarankan adalah elderberi, stroberi, bluberi, dan bilberi. Semuanya dapat mencegah asam urat karena kaya antioksidan, berpurin rendah,

e)

Menurunkan berat badan Turunkan

berat

badan

Jika

Anda

termasuk

kelebihan

berat,sebaiknya turunkan berat badan. Penurunan berat badan adalah tip paling penting dalam pencegahan asarn urat. f.

Pengobatan Asam Urat 1) Farmakologi : a. Colchicine dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). b. Allopurinol Obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam urat di tubuh. Jenis obat lain yang juga dapat diberikan adalah obat untukmeningkatkan pembuangan asam urat berlebih dari tubuh seperti probenecid. 2) NonFarmakologi: a. Olahraga teratur b. Obat Herbal (daun salam 5, ½ daun serai direbus lalu diminum) c. 1 buah mentimun, 1 buah wortel diminum setiap pagi d. jaga berat badan e. Memperbanyak minum air putih

g.

Diit Untuk Asam urat Asam urat dapat ditangani dengan lebih banyak mengonsumsi makanan tertentu untuk mengurangi risiko terkena radang sendi karena penumpukan purin. Selain itu, Anda juga perlu membatasi konsumsi makanan serta minuman kaya purin. a) Daging merah: daging sapi, daging kambing dan daging bebek. b) Jeroan seperti hati, otak, ginjal, jantung. c) Beberapa jenis ikan seperti sarden, tuna

d) Minuman keras e) Makanan-makanan manis dan minuman ringan yang tinggi kadar

gula buah atau fruktosanya. f) Beberapa sayuran seperti bayam, jamur, kembang kol, kacang

polong, kacang panjang, kacang merah. Sayuran tersebut memang mengandung purin yang tinggi, namun tidak meningkatkan risiko rematik asam urat Perbanyak konsumsi: 1) Buah-buahan, seperti jeruk, melon, apel. 2) Sayuran hijau, wortel, tomat. 3) Pastikan asupan cairan yang cukup membantu mengurangi pembentukan kristal di sendi. Usahakan minum air minimal 2 liter per hari. Namun, mungkin Anda memerlukan sebanyak 3 hingga 3,5 liter per hari, tergantung pada berat badan Anda dan juga seberapa sering Anda berolahraga. 4) Sumber karbohidrat yang lebih kompleks seperti kentang dan beras merah.

DAFTAR PUSTAKA - Misnadiarly, (2007), REMATIK Asam Urat, Hiperurisemia, Arthritis Gout,Jakarta : PT Pustaka Obor Populer - Dr.Kertia Nyoman, (2009), Asam Urat,Yogyakarta:PT Bentang Pustaka

Gambar 5. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Asam Urat Yang dilakukan Di Poswindu PEMDA 01

( Doc : 19 Januari 2019 )

Lampiran 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Pokok Bahasan

: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Sub Pokok Bahasan : PHBS Hari/Tanggal

: Selasa 22 Januari 2019

Waktu

: 08:15 WIB

Tempat

: Ruang Tunggu Puskesmas Batu Aji Kota Batam

A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006). Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014 menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya 77,3% penduduk usia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (82%) kurang bergerak dan (11%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga

provinsi Jawa Tengah sebanyak 68% keluarga belum menjadi peserta dana 2 sehat dan sebesar 72% keluarga belum bebas asap rokok (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia memang telah terjadi penurunan angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,4% pada tahun 2014. Kelompok umur balita merupakan kelompok yang paling tinggi menderita diare. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki (5,4%), tinggal di daerah pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses terhadap air bersih dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria penduduk Indonesia tahun 2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8% Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2014), cakupan PHBS Kabupaten Sukoharjo yang terkait PBHS antara lain: 91,5% penduduk yang merokok melakukannya di dalam rumah; melakukan aktivitas fisik sedang setiap hari 38,9%; pada indikator makan buah dan sayur setiap hari dijumpai 11,5% masyarakat yang mengkonsumsi buah; dan 86,5% mengkonsumsi sayur setiap hari. Perilaku pemberantasan jentik nyamuk hanya mencapai 37,7%, sehingga angka kejadian DBD Kabupaten Sukoharjo yang termasuk tinggi yaitu dengan indeks kematian 1,75% dapat ditekan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2015). B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan PHBS? 2. Apa tujuan PHBS? 3. Apa manfaat PHBS 4. Apa saja 10 tatanan dalam PHBS?

C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang PHBS selama kurang lebih 30 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian PHBS

b. Peserta dapat menjelaskan tujuan PHBS c. Peserta dapat menjelaskan manfaat PHBS

d. Peserta dapat mengerti 10 tatanan dalam PHBS D. Sasaran Pasien yang berkunjung ke Puskesmas Batu Aji Kota Batam Tahun 2019 E. Pembahasan Materi 1) Pengertian PHBS 2) Tujuan PHBS 3) Manfaat PHBS 4) 10 tatanan PHBS G. Metode 1. Tanya Jawab 2. Ceramah 3. Demonstrasi H. Media Leaflet, Lembar Balik

I. Kegiatan Penyuluhan TAHAP KEGIATAN Pembukaan

WAKTU

KEGIATAN

PENYULUHAN 5 menit - Salam Pembuka (memperkenalkan diri dan

KEGIATAN PESERTA Menjawab salam Mendengarkan dan

MEDIA DAN METODE Leaflet dan ceramah

memperhatikan

menentukan kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan Pengembang

10-15

an

menit

disampaikan - Menjelaskan 10. pengertian PHBS - Menjelaskan Tujuan PHBS - Menjelaskan

Memperhatikan Bertanya dan menjawab pertanyaan yang

Leaflet dan Lembar Balik dengan metode ceramah dan

tentang manfaat 10 menit

diajukan

PHBS - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi PHBS -

Penutup

Evaluasi: Para peserta

5 menit

menjawab

- Menanyakan kembali

materi

yang diberikan - Penyuluh menyimpulkan kembali penjelasan yang

telah

pertanyaan yang diberikan penyuluh Para peserta mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan

diberikan - Petugas membagikan leaflet PHBS Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan Terminasi: Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta. Mengucapkan

Menjawab salam

demonstrasi

salam penutup

J.

Setting Tempat

3. Seting tempat

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator : Audiens : Notulen

: Observer : Media

K. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji : Mira Fitriana 2. Moderator : Filza Fadhila 3. Notulen : Nurliana Eka Putri 4. Observer : Susmiantika dan Mardi 5. Fasilitator : Hanna Berlianti dan Venty Florentina 6. Dokumentasi : Eva Gloria L. Kriteria Evaluasi a. Evaluasi Struktur Kesiapan Media meliputi : Leafle, Lembar balik b. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengajukan pertanyaan. d. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai c. Evaluasi Hasil a. Peserta dapat menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan yang diberikan oleh penyaji b. Peserta yang hadir berjumlah 23 orang c. Peserta terlihat pasiv M. Materi PHBS

1. Pengertian PHBS PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatannya. 2. Manfaat PHBS Manfaat dari PHBS diantaranya : a) Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit b) Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga c) Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga d) Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan e) Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan f) Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain. 3. Tujuan PHBS PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat, yang melakukan 10 tatanan PHBS. 4. 10 tatanan dalam PHBS 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2)

Memberi bayi ASI ekslusif

3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan 4) Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun 5) Menggunakan air bersih

6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik di rumah 8) Makan sayur dan buah setiap hari 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).

DAFTAR PUSTAKA Efendi Ferry,Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

Gambar 6. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan PHBS Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji

( Doc : 22 Januari 2019 )

Lampiran 6 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ISPA PADA ANAK Pokok Bahasan

:ISPA

Sub Pokok Bahasan : Ispa pada Anak Hari/Tanggal

: Selasa,23 Januari 2019

Waktu

: 08:00 WIB

Tempat

: Ruang Tunggu Puskesmas Batu Aji Kota Batam

A. Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA ini akan berlangsung sampai dengan 14 hari, dimana secara klinis tanda dan gejala akut akibat infeksi terjadi di setiap bagian saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan akut merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang dan menjadi penyebab utama angka morbiditas dan mortalitas pada balita dengan usia dibawah 5 tahun dan juga sebagai penyakit menular didunia. Penyebab yang paling umum terjadinya ISPA, disebabkan oleh lingkungan atau tempat tinggal juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA yaitu apabila luas bangunan tidak sebanding dengan jumlah penghuni akan menyebabkan kurangnya asupan oksigen dan memudahkan terjadinya penularan infeksi. Hasil tentang penelitian fungsi paru di negara berkembang menunjukkan bahwa kasus pneumonia berat yang sering di alami pada anak disebabkan oleh bakteri, biasanya Streptococcus pneumonia atau Haemophillus influenza. Bertolak belakang dengan situasi di negara maju, yang penyebab utamanya adalah virus (Cahaya, 2005; Nenggala, 2007; Maramis, 2013; Matu, 2014 ).

Prevalensi angka kematian tertinggi yang disebabkan oleh ISPA, terjadi terutama pada bayi dan anak balita yang berusia dibawah 5 tahun setiap tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut terjadi pada B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan ISPA? 2. Bagaimana penyebab dan tanda gejala dari ISPA ? 3. Bagaimana cara pencegahan ISPA ? 4. Apa faktor yang mempengaruhi ISPA ? 5. Apa terapi yang diberikan pada penderita ISPA? C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang ISPA selama kurang lebih 20 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap ispa dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian ispa b. Peserta dapat menjelaskan penyebab ispa c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala ispa d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dan penanganan ispa D. Sasaran Orang Tua Balita dan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam tahun 2019 E. Pembahasan Materi 1. Pengertian ispa 2. Tanda dan gejala ispa 3. Penyebab ispa 4. Faktor yang mempengaruhi ispa 5. Penatalaksanaan dan pencegahan ispa F. Metode 1. Tanya Jawab 2. Ceramah 3. Demonstrasi G. Media Leaflet,Lembar Balik

H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP

WAKTU

KEGIATAN

Pembukaan

3 menit

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA DAN

PENYULUHAN

PESERTA

METODE

Menjawab salam

Leaflet dan

- Salam Pembuka 10. (memperkenalkan

ceramah

diri dan menentukan 12. kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyebutkan materi yang akan disampaikan

Mendengarkan dan memperhatikan

Pengembangan

10-15 menit - Menjelaskan

Memperhatikan

pengertian ispa

metode

Menjelaskan

ceramah dan

tentang tanda dan gejala ispa - Menjelaskan tentang

Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

penyebab ispa Menjelaskan faktor yang mempengaruhi ispa Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi ispa Penutup

5menit

Leaflet dengan

Evaluasi: - Menanyakan kembali materi yang diberikan - Penyuluh menyimpulkan kembali penjelasan yang telah diberikan - Petugas

Para peserta menjawab pertanyaan yang diberikan penyuluh Para peserta mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan

membagikan leaflet ispa Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan

Menjawab salam

demonstrasi

I. Seting tempat

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator : Audiens : Notulen : Observer : Media

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji : Susmiatika ananda 2. Notulen : Hanna Berlianti dan Nurliana 3. Observer : Venty dan Eva 4. Moderator :Mardi 5. Fasilitator : Mira dan Filza K. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Kesiapan Media meliputi :Leafletdan Lembar Balik

2. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengajukan pertanyaan. d. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Sebagian peserta ada yang tidak memperhatikan pemateri menerangkan materi didepan b. Peserta yang hadir berjumlah 20 orang L. Materi Ispa 1. pengertian ispa Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran napas dan kebanyakan merupakan infeksi virus. Penderita akan mengalami demam, batuk, dan pilek berulang serta anoreksia. Di bagian tonsilitis dan otitis media akan memperlihatkan adanya inflamasi pada tonsil atau telinga tengah dengan jelas. Infeksi akut pada balita akan mengakibatkan berhentinya pernapasan sementara atau apnea (Meadow, 2005: 153-154). ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut para ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena sistem pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam satu rumah anggota keluarga terkena pilek, balita akan lebih mudah tertular. Dengan kondisi anak yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi lebih cepat. Resiko ISPA mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan tetapi menyebabkan kecacatan seperti otitis media akuta (OMA) dan mastoiditis. Bahkan dapat menyebabkan komplikasi fatal yakni pneumonia (Anonim, 2010: 111). 2. Klasifikasi ISPA Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun (Muttaqin, 2008): 1) Golongan Umur Kurang 2 Bulan a. Pneumonia Berat Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x per menit atau lebih.

Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa) Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawahatau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu: - Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari ½ volume yang biasa diminum) - Kejang - Kesadaran menurun - Stridor - Wheezing - Demam / dingin 2) Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun Pneumonia Berat Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta). Pneumonia Sedang Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:  Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih  Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih. 3) Bukan Pneumonia Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu :  Tidak bisa minum  Kejang  Kesadaran menurun  Stridor 3. Faktor resiko Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage (2009) : a. Faktor Demografi Faktor demografi terdiri dari 3 aspek yaitu : 1) Jenis kelamin Bila dibandingkan antara orang laki-laki dan perempuan, lakilakilah yang banyak terserang penyakit ISPA karena mayoritas orang laki-laki merupakan perokok dan sering berkendaraan, sehingga mereka sering terkena polusi udara. 2) Usia Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena banyaknmya ibu rumah tangga yang memasak sambil menggendong anaknya. 3) Pendidikan

Pendidikan

merupakan

salah

satu

faktor

yang

sangat

berpengaruh dalam kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan serta pengetahuan yang kurang di masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang kesarana pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan berat karena kurang mengerti bagaimana cara serta pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit ISPA. b. Faktor Biologis Faktor biologis terdiri dari 2 aspek yaitu (Notoatmodjo, 2007): 1) Status gizi Menjaga status gizi yang baik, sebenarnya bisa juga mencegah atau terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misal dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan memperbanyak minum air putih, olah raga yang teratur serta istirahat yang cukup. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin menigkat, sehingga dapat mencegah virus ( bakteri) yang akan masuk kedalam tubuh. 2) Faktor rumah Syarat-syarat rumah yang sehat (Suhandayani, 2007): a) Bahan bangunan - Lantai : Ubin atau semen adalah baik. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit gangguan pernapasan. - Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebihlebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah. - Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng

cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah. - Lain-lain (tiang, kaso dan reng) Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman

bahan-bahan ini tahan lama. Tapi

perlu

diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu. b) Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalahuntuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 (oksigen) didalam rumah yang berarti kadar

CO2

(karbondioksida)

yang

bersifat

racun

bagi

penghuninya menjadi meningkat. Tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteribakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit) c) Cahaya Rumah Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya

terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan mata. 3) Faktor Polusi Adapun penyebab dari faktor polusi terdiri dari 2 aspek yaitu (Lamsidi, 2003) a) Cerobong asap Cerobong asap sering kita jumpai diperusahaan atau pabrikpabrik industri yang dibuat menjulang tinggi ke atas (vertikal). Cerobong tersebut dibuat agar asap bisa keluar ke atas terbawa oleh angin. Cerobong asap sebaiknya dibuat horizontal tidak lagi vertikal, sebab gas (asap) yang dibuang melalui cerobong horizontal dan dialirkan ke bak air akan mudah larut. Setelah larut debu halus dan asap mudah dipisahkan, sementara air yang asam bisa dinetralkan oleh media Treated Natural Zeolid(TNZ) yang sekaligus bisa menyerap racun dan logam berat. Langkah tersebut dilakukan supaya tidak akan ada lagi pencemaran udara, apalagi hujan asam. Cerobong asap juga bisa berasal dari polusi rumah tangga, polusi rumah tangga dapat dihasilkan oleh bahan bakar untuk memasak, bahan bakar untuk memasak yang paling banyak menyebabkan asap adalah bahan bakar kayu atau sejenisnya seperti arang. b. Kebiasaan merokok Satu batang rokok dibakar maka akan mengelurkan sekitar 4.000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen cianida, ammonia, acrolein, acetilen, benzol dehide, urethane, methanol, conmarin, 4-ethyl cathecol, ortcresorperylinedan lainnya, sehingga di bahan kimia tersebut akan beresiko terserang ISPA. 4) Faktor timbulnya penyakit Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit menurut Bloom dikutip dari Effendy (2004) menyebutkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, sehat atau tidaknya lingkungan kesehatan, individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku

manusia itu sendiri. Disamping itu, derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya membuat ventilasi rumah yang cukup untuk mengurangi polusi asap maupun polusi udara, keturunan, misalnya dimana ada orang yang terkena penyakit ISPA di situ juga pasti ada salah satu keluarga yang terkena penyakit ISPA karena penyakit ISPA bisa juga disebabkan karena keturunan, dan dengan pelayanan sehari-hari yang baik maka penyakit ISPA akan berkurang dan kesehatannya sedikit demi sedikit akan membaik, dan pengaruh mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 4. Tanda dan gejala Tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah : a) Gejala dari ISPA Ringan Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: - Batuk - Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara -

-

(misal pada waktu berbicara atau menangis). Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37˚C atau jika dahi anak

diraba. b) Gejala dari ISPA Sedang Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: - Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. -

Untuk menghitung dapat digunakan arloji Suhu lebih dari 39C (diukur dengan termometer). Tenggorokan berwarna merah. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur). Pernafasan berbunyi menciut-ciut.

c) Gejala dari ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejalagejala ISPA ringan atau ISPAsedang disertai satu atau lebih gejalagejala sebagai berikut: - Bibir atau kulit membiru. - Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas. - Anak tidak sadar atau kesadaran menurun. - Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah. - Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas. - Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba. - Tenggorokan berwarna merah. 5. Pencegahan ispa Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain: a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita. b. Imunisasi Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupunorang

dewasa.

Immunisasi

dilakukan

untuk

menjaga

kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri c.

Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.

d.

Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA Infeksi saluran pernafasan akut(ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei(sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit)

6. Pengobatan ispa a. Minyak kayu putih Minyak kayu putih secara tradisional digunakan untuk mengurangi gangguan saluran pernafasan dan mengobati infeksi.minyak kayu putih berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pencegahan ISPA ,Kandungan utama dari tanaman tersebut memiliki khasiat sebagai pengencer dahak melegakan saluran pernafasan, anti inflamasi dan penekan batuk b. Kulit manggis Kulit manggis xanthone ditemukan pertama x oleh ilmuan jerman schmid w liebigs pada tahun 1855, dikenal sebagai anti oksidan tinggi .manggis mengandung 43 jenis anti oxidant kulit manggis memiliki kemampuan secara medis untuk menopang system imun tubuh mendukung keseimbangan micro bacterial kesehatan mental positif kulit manggis menyajikan kandungan penting yang dapat memerangi

radikal

bebas.radikal

bebas

merupakan

untuk

mendapatkan struktur stabil dengan cara memperoleh sel eleltron dari tubuh manusia

DAFTAR PUSTAKA -

Misnadiarly,(2008),Penyakit Ineksi Saluran Pernafasan (PNEUMONIA) pada Anak Balita,Orang Dewasa,Usia Lanjut,Jakarta:Pustaka Obor Populer

Gambar 7. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ISPA Pada Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji

( Doc : 23 Januari 2019 )

Lampiran 7 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIARE PADA ORANGTUA BALITA

Pokok Bahasan

: Diare

Sub Pokok Bahasan : Diare pada anak Hari/Tanggal

: kamis 24 Januari 2019

Waktu

: 08:30 WIB

Tempat

: Ruang Tunggu Puskesmas Batu Aji Kota Batam

A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Organization (WHO), 2013). Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara berkembang. Sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu Afrika dan Asia Tenggara. Kematian balita lebih sering terjadi di daerah pedesaan, kelompok ekonomi dan pendidikan rendah. Sebanyak ¾ kematian anak umumnya disebabkan penyakit yang dapat dicegah, seperti kondisi neonatal, pneumonia, diare, malaria, dan measles (WHO, 2013). Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi. Diperkirakan 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setiap tahunnya. Kematian terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. 70-80% penderita adalah mereka yang berusia balita. Menurut data Departemen Kesehatan, diare merupakan penyakit kedua di Indonesia yang

dapat menyebabkan kematian anak usia balita setelah radang paru atau pneumonia (Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010). Dari penemuan kasus diare di fasilitas masyarakat pada tahun 2011 terdapat 35,5% kasus diare yang ditangani di Indonesia. Di Jawa Tengah ditemukan kasus diare sebanyak 1.337.427, dan yang ditangani 225.332 kasus atau sekitar 16,8% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Kejadian diare di kota Surakarta pada tahun 2007 cukup tinggi yaitu sebanyak 7,06% dari total jumlah penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2009). B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan diare ? 2. Bagaimana penyebab diare? 3. Apa tanda dan gejala dari diare ? 4. Apa terapi yang diberikan pada penderita diare? C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang diare selama kurang lebih 15 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan waspada terhadap ispa dan dapat mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus a. Peserta dapat menjelaskan pengertian diare b. Peserta dapat menjelaskan penyebab diare c. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala diare d. Peserta dapat menjelaskan pencegahan diare

D. Sasaran Orang tua yang memiliki balita di Puskesmas Batu Aji Kota Batam Tahun 2019 E. Pembahasan Materi a. Pengertian diare b. Tanda dan gejala diare c. Penyebab diare d. Pengobatan diare F. Metode 1. Tanya Jawab

2. Ceramah 3. Demonstrasi G. Media Leaflet, Flipchart

H. Kegiatan Penyuluhan TAHAP

WAKTU

KEGIATAN Pembukaan

2 menit

KEGIATAN

KEGIATAN

MEDIA DAN

PENYULUHAN

PESERTA

METODE

Menjawab salam

Leaflet dan

- Salam Pembuka (memperkenalkan diri dan menentukan kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan disampaikan

ceramah Mendengarrkan dan memperhatikan

Pengembangan

10 menit - Menjelaskan pengertian diare Menjelaskan tentang tanda dan gejala diare - Menjelaskan tentang penyebab diare

Memperhatikan Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

Menjelaskan faktor yang mempengaruhi diare - Menjelaskan cara pencegahan dan mengatasi ispa Penutup

5 menit

Evaluasi:

Para peserta

- Menanyakan kembali

menjawab

materi yang diberikan - Penyuluh

pertanyaan yang

menyimpulkan kembali

diberikan penyuluh Para peserta

penjelasan yang telah

mendengarkan

diberikan - Petugas membagikan

kesimpulan materi yang disampaikan

leaflet diare Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan

I. Seting tempat

Menjawab salam

Leaflet dengan metode ceramah dan demonstrasi

Keterangan

: : Moderator : Penyaji : Fasilitator : Audiens : Notulen : Observer

: Media

J. Struktur Peran Organisasi 1. Penyaji : Eva Glorya Panjaitan 2. Fasilitator : Hanna dan Nurliana 3. Moderator : Venty Florentina 4. Notulen : Filza Fadhila 5. Observer : Mira dan Susmiatika K. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur

Kesiapan Media meliputi : Leaflet . flipchart 2. Evaluasi Proses a. Sasaran datang tepat waktu b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. c. Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai 3. Evaluasi Hasil a. Peserta dapat mengerti tentang penyakit diare b. Peserta yang hadir berjumlah 15 orang c. Peserta tampak aktiv memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari penyaji L. Materi Diare a. Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah- muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz, 2009). Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. b. Penyebab Diare

Mekanisme diare (Juffrie, 2011) Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian diare : 1. Pembagian diare menurut etiologi 2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan 3. Tidak mencuci tangan sebelum makan

4. BAB disembarangan tempat 5. Minum air yang tidak masak c. Klasifikasi diare 1. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi 2. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi. Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa mekanisme yang saling tumpang tindih. Menurut mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus, mengakibatkan absorpsi menurun atau sekresi yang bertambah.

sekresi di kolon meningkat. Diare juga dapat

dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi. Komplikasi kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang diberikan. Komplikasi paling penting wlaupun jarang diantaranya yaitu: hipernatremia, hiponatremia, demam, edema/overhidrasi, asidosis, hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi laktosa, malabsorpsi glukosa, muntah, gagal ginjal.

d. Manifestasi Klinik

Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah sebagai berikut: 1. Anak cengeng dan gelisah 2. Suhu tubuh meningkat 3. Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah 4. Anus dan daerah sekitarnya lecet 5. Muntah 6. Berat badan menurun

e. Penatalaksanaan Menurut Ovedoff (2002: 1999) dasar pemberian diare adalah: 1. Perbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi 2. Pengobatan spesifik bila terdapat penyakit yang mendasarinya

3. Obat "Hydrophilis bulking" 4. Bismuth subsalicylate dosis tinggi mungkin dapat untuk mencegah dan mengobati traveleris diarrhea. Diare hebat mungkin menyebabkan banyak kehilangan cairan, asidosis metabolic dan hipokalemia. 5. Banyak penyebab seperti obat-obatan dan jenis makanan yang dapat di hilangkan sehingga menimbulkan diare. 6. Glukosa dan cairan

peroral serta peningkatan elektrolit dapat

menyelamatkan penderita kolera.

f. Pencegahan 1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan 2. Menggunakan air bersih , tidak BAB sembarangan 3. Menjaga kebersihan diri 4. Menjaga kebersihan lingkungan rumah

DAFTAR PUSTAKA -

Dr.Jufri Oksfriani Sumampouw,S.pi,M.Kes.(2017).Diare Balita Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta: CV.Budi Utama

Gambar 8. Kegiatan Penyuluhan Diare Yang Dilakukan Pada Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji

( Doc : 24 Januari 2019 )

Gambar 9. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Asi Ekslusif Di Posyandu Kasih Ibu

( Doc : 18 Januari 2019 )

Gambarr 10. Kegiatan Serah Terima Mahasiswa dari Akademik ke Lahan Praktek Pada Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji

( Doc : 14 Januari 2019 )

Gambar 11. Kegiatan Apel Pagi Yang Dilakukan Setiap Hari Senin Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji

( Doc : 21 januari 2019 )

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67
Sap
November 2019 82
Sap
November 2019 80
Sap
May 2020 58

More Documents from ""

Data.docx
July 2020 14
Sap Gabungan.doc
July 2020 4
Metopen 7-9.docx
April 2020 24
Gas 2.pdf
April 2020 21
Gas 2.pdf
April 2020 14