RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTASI MANAJEMEN Segment Reporting, Investment Centre Evaluation, dan Transfer Pricing
Oleh: Ariel Suryo (1707531045) I Gusti Ngurah Agung Dananjaya (1707531150)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019
I.
RESPONSIBILITY ACCOUNTING Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggung jawaban.
Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis pertanggung jawban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju manajer madya dan manajer yang lebih rendah. Sistem akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting system) adalah system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai pusat pertanggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggung jawaban mereka. Idealnya, system akuntansi pertanggung jawabanmencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi. Perusahaan yang memiliki beberapa pusat biasanya memilih salah satu atau dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan beragam. Tersentralisasi atau terdesentralisasi. Pada pada pengambilan keputusan tersentralisasi, keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajemen yang lebih rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisassi memperkenankan manajer yang jrnjang lebih rendah untuk membuar dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan wilayah pertanggung jawaban mereka.
II.
RESPONSIBILITY CENTERS Disentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi.
Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Divisidivisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Kehadiran divisi di suatu bentang atau beberapa
wilayah
menciptakan
akan
kebutuhan
evaluasi
kinerja
yang
mampu
mempertimabangkan perbedaan lingkungan devisi. Cara lainnya untuk membedakan devisi adalah berdasarkan jenis pertanggung jawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggung jawaban dan menugaskan manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.hasil-hasil dari setiap pertanggung jawaban bias diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggung jawab mereka. Berikut jenis-jenis pusat pertanggung jawaban: 1. Pusat biaya (cost center) 2. Pusat pendapatan (revenue center)
3. Pusat laba (profit center) 4. Pusat investasi (investment center)
III.
ALASAN ENTITAS MELAKUKAN DESENTRALISASI
1. Mengumpulakan dan menggunakan informasi lokal Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi dipasar dan area yang berbeda,manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi,para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung memiliki akses terhadap informasi ini.Akibatnya,mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal. 2. Memfokuskan manajemen pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat dari operasional sehari-hari. 3. Melatih dan memotivasi para manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain.peluang seperti itu juga memungkinkanmanajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya. Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan. 4. Meningkatkan daya saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi diberbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan inerja suatu divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-keukatan pasar.
IV.
PERBEDAAN PERHITUNGAN BIAYA ABORSI DAN VARIABEL DAN MENYIAPKAN LAPORAN LABA RUGI SEGMEN Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan perhitungan
biaya variable dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Perbedaannya sebagai berikut:
Perhitungan biaya variable juga disebut dengan perhitungan biaya langsung. Hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk; biaya-biaya yang meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variable. Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur kepada produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan overhead adalah biayabiaya yang tetap sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Dan overhead tetap biaya yang dapat diinvetarisasikan.
Laporan laba Rugi menggunakan Biaya variable dan biaya absorpsi Karena biaya pokok perunit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok penjualan, metode perhitungan biaya pokok variable dan absorpsi dapat mengakibatkan laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap diakui sebagai beban pada kedua metode tersebut.
Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba Hubungan antar laba menurut perhitungan biaya variable dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah.jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diroduksi, maka laba menurut perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Jika jumalah produksi, dan penjualan sama, maaka tidak aka nada perbedaan laba yang akan dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi seperti juga perhitungan biaya variabel akan mengakui total overhead tetap periose tersebut se x bagai beban. Tidak ada overhead yang tetap masuk atau keluar dari persediaan. Peubahab dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui tariff overhead tetap dengan perubahan total unit persediaan awal dan akhir. Selisih antara laba oprasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya variable dapat dinyatakan sebagai berikut: Laba menurut perhitungan by absorpsi โ laba menurut perhitungan by variable = tarif overhead tetap X (unit produksi - unit terjual)
Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variable terletak pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini menimbulkan masalah yang belum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana cara mengonversikan overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam kerja tenaga langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi.? Kedua, apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang actual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan? Solusi masalah pertama adalah, diasumsikan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi suatu unit. Jika tariff overhead pabrik adalah $12 per jam tenaga kerja langsung, maka overhead tetap per unit adalah $3(0,25jam X $12) Solusi untuk permasalahan ke dua. Pertama, kita harus menghitung overhead tetap yang ditetapkan dan membebankan pada unit yang diproduksi. Selanjutnya , total overhead yang ditetapkan dibandingkan dengan overhead tetap akrual.
Laba Rugi Segmen dengan menggunakan Perhitungan Biaya Variabel Perhitungan biaya variable berguna untuk menyiapkan lapora laba rugi segmen karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variable dan tetap. Sebuah segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja. Akan tetapi dalam laporan laba rugi segmen, beban tetap dibagi menjadi 2 kategori: 1. Beban tetap langsung merupakan beban yang secara yangsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini terkadang disebut juga sebagai beban tetap yang dapat dihindari ata beban tetap yang dapat ditelusuri karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus. 2. Beban tetap umum disebabkan oleh dua segmen atau lebih secara bersamaan. Beban ini akan tetap muncul, bahkan jika salah satu segmen dihapus.
Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variable memiliki satu keistimewaan disamping laba rugi variable yang telah disajikan sebelumya. Pembagian seluruh beban dibagi kedalam dua katagori; beban tetap langsung dan baban tetap umum, memberika informasi tambahan bagi manajer. Pembagian tambahan ini dapat digaris bawahi biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendaliikan dan meningkatkan manajer kemampuan dalam mengevaluasi setiap kontribusi segmen thd kinerja perusahaan secara kaseluruhan
Karena beban tetap langsung ditelusuri ke suatu segmen, beban ini disebabkan keberadaan dari segmen itu sendiri.hal ini akan memberikan gambaran pada manajer mengenai profabilitas segmen. Beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen. Jika salah satu shegmen dihapus maka beban tetap umum ini akan tetap ada dan dalam tingkatan yang sama dengan sebelumya. Biaya tetap merupakan biaya tetap langsung dalam suatu segmen mungkin dapat menjadi biaya tetap tak langsung atau umum di segmen yang lain.
V.
RETURN ON INVESTMENT (ROI), RESIDUAL INCOME (RI), DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
Return on Invesment (ROI) =Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi. Persamaan ROI sebagai berikut: Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan.
Aktiva perasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) / 2 Hal yang penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan, untuk membandingkan ROI antar berbagai divisi sepanjang waktu. Rumus ROI cepat dan mudah digunakan, namun memerinci ROI dalam margin dan rasio-rasio perputaran memberikan informasi tambahan. Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran. ROI = Margin x Perputaran =
๐๐๐๐ ๐๐ฉ๐๐ซ๐๐ฌ๐ข ๐๐๐ง๐ฃ๐ฎ๐๐ฅ
๐๐๐ง๐ฃ๐ฎ๐๐ฅ๐๐ง
X ๐๐ค๐ญ๐ข๐ฏ๐ ๐๐ฉ๐๐ซ๐๐ฌ๐ข ๐ซ๐๐ญ๐โ๐ซ๐๐ญ๐
โPenjualanโ dalam rumus di atas bisa dihapuskan untuk menghasilkan rumus ROI yang awal, yaitu Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata. Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah
penjualan yang dihasilkan dari setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Residual Income (RI) Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan. Laba residu = Laba operasi โ (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi ratarata) Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol, divisi memperoleh lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate). Jika laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, laba residu yang sama degan nol menunjukkan divisi memperoleh tetap sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
Economis Value Added (EVA) EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA sebagai berikut: EVA = Laba operasi setelah pajak โ (Persentase biaya modal aktual x Total modal yang dipakai )
VI.
METODE EVALUASI KINERJA MANAJER Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profabilitas unit-unit berada
dalam kendali mereka. Manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal sebagai berikut: 1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari suatu period eke periode berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat. 2. Ketika pendapatan laba menurun dari satu period eke periode berikutnya, sementara factor-faktor laninya tetap maka laba akan menurun. 3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode selanjutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap. Maka laba akan tetap tidak berubah.
VII.
PERANAN
TRANSFER
PRICING
DALAM
PERUSAHAAN
YANG
TERDESENTRALISASI Keluaran dari salah satu divisi digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya digunakan di banyak perusahaan. Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertangggungjawaban, divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba ooperasi, pengembalian ats investasi, dan laba residua tau EVA. Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga transfer (transfer price). Dengan kata lain, harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual ada divisi di perusahaan yang sama. Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan. Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut dan perusahaan secara keeluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembei dan pendapatan divisi penjual. Arttinya, laba kedua divisi tersebut, dipengaruhi oleh harga transfer. Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya yag ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi. Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan banyak wewenang pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah. Hal ini yang menyebabkan perusahaan yang terdesentralisasi kurang produktif untuk kemudian memutuskan harga transfer aktual antara dua divisi. Akibatnya, manajemen puncak menetapkan kebijakan penetapan harga transfer, tetapi divisi boleh memutuskan untuk menyetujui transfer tersebut atau tidak. Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari divisi penjual dan dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang (opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi pembeli. Hara-harga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang transfer internal. Harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi sebagai berikut: 1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan memnuat keadaan divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barangdijual pada divisi internal daripada dijual pada pihk luar, disebut baras bawah (floor) dari rentang penawaran. 2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidk menjadi lebih buruk-jiak suatu input dibeli dari divisi internal daripada
jika barang yang sama dibeli secara eksternal, disebut batas atas (ceiling) dari rentang penawaran. Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli. Kebijakan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.
VIII.
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER Jika terdapat pasar luar dengan persingan sempurna untuk produk yag ditransfer, maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian, berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara simultan. 1. Harga Transfer Berdasarkan Biaya Harga pasar kerap kali tidak tersedia, dalam keadaan ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya. 2. Harga Transfer yang Dinegosiasikan Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua divisi