Ariel Suryo (1707531045) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Agama RMK Agama Bab III DIRENDAHKAN SUPAYA DITINGGIKAN Matius 5:5 mengatakan bahwa “Berbahagialah orang yang rendah hati, karena mereka akan memiliki bumi”. Jika kita mendengar ucapan ini sebagai orang jaman sekarang, ini terdengar ironi, karena jika dipikir-pikir para CEO, bintang-bintang Hollywood, para pemimpin dunia, orang-orang yang memiliki jabatan tinggilah yang akan menjadi pilihan utama. Namun, kata ‘rendah hati’ bukanlah sesuatu yang muncul jika kita memikirkan orang-orang itu tadi. Lukas juga berkata bahwa “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” ini sangat berbanding terbalik, dimana orang yang tidak terkenal, tidak dipandang, yang tak suka bersuara, berada dalam kategori Yesus. Sementara orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, banyak bersuara, suka menuntut ini dan itu malah dikeluarkan dari kategori ini. Sekarang kita membahas tentang kaum farisi, merupakan sekelompok orang yang bereaksi menentang terjadinya kompromi keagamaan dari bangsa yahudi yang semakin meningkat. Allah memberikan hukum dan peraturan demi kebaikan umat manusia, namun orang-orang Farisi berpikiran kalau manusia justru hidup demi kebaikan hukum dan peraturan itu. Disini dikatakan bahwa doa oaring Farisi diawali dengan ucapan terimakasih, memang bagus kedengarannya, namun mereka juga mengidentifikasikan diri mereka dengan apa yang sudah mereka doakan, seperti contohnya berkat, mereka berpandangan bahwa merekalah berkat itu. Mungkin kita adalah orang Farisi itu, kalau kita mendapati diri kita merayakan kegagalan orang lain, kalau kita terobsesi dengan pendapat orang lain, kalau kita sangat yakin bahwa pendapat kita adalah pendapat yang sudah pasti benar, bahwa jerih payah kita berhak untuk menerima tuaian pujian, bahwa selera kitalah yang paling menarik, bahwa kita merasa orang lain harus mendengarkan apa yang kita bicarakan Maka dari itu, kita harus mencapai akhir dari keakuan saya, dengan cara merendahkan diri, berarti dengan sukarela mengaku dosa(kita merendah mengakui dosa kita, maka nanti Allah alkan meninggikan kita dengan kerendahan hati kita), lalu dengan merendahkan diri, yang berarti kita memberi dengan penuh pengorbanan dan tanpa mencantumkan nama(misalnya seperti dalam hal memberi, tidak perlu orang-orang mencantumkan nama saya agar diingat-ingat, itu malah membuat diri kita tinggi hati, maka tidak usah melakukan hal itu, agar hati kita tetap merendah, hal ini mengingatkan kita bahwa kita bukanlah orang yang paling penting dalam hidup ini), selanjutnya dengan merendahkan diri yang berarti memperlakukan orang lain lebih baik daripada memperlakukan diri kita sendiri(agar kita tidak memiliki pikiran yang bersifat egois, seperti ingin mendapat bagian yang paling enak, memilih tempat saat bersama teman, dan tidak perlu pengakuan dari orang lain), dan yang terakhir merendahkan diri, dalam artian siap untuk meminta tolong(semisal kita malu untuk meminta tolong, kita hanya aka nada di posisi yang itu0itu saja dan kita tidak akan tahu berkat apa sebenarnya yang akan kita peroleh)