TRIANINGSIH TARUK ALLO A21116323 METODE PENELITIAN BISNIS
10 CARA PENENTUAN SAMPEL MENURUT PARA AHLI : 1. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel : a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. b. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. c. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian. d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. 2. Menurut Arikunto (2008:116) “Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut : Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya. 3. Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk : a. Penelitian deskriptif sebanyak 100 . b. Penelitian korelasional sebanyak 50. c. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group. d. Penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group. 4. Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100. 5. Arikunto Suharsimi (2005) memberikan pendapat sebagai berikut : “..jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti.
6. Joseph F.Hair (1998), untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi yang tidak bisa dihitung adalah sebagai berikut : a. Dianjurkan di atas 30 sampel. b. Untuk survei bisnis , sampel sekitar 100 dianggap memadai. c. Atau berkisar 15 sampai 20 kali dari variabel bebas. 7. Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. a. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi b. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek . c. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group. d. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group. 8. Menurut Pamela L. Alreck dan Robert B. Seetle dalam buku The Survey Research Handbook utk Populasi yg besar sampel minimum kira-kira 100 responden dan sampel maksimum adl 1000 responden atau 10% dgn kisaran angka minimum dan maksimum. 9. L.R Gay dalam buku Educational Research menyatakan bahwa utk riset deskriptif besar sampel 10% dari populasi riset korelasi 30 subjek riset kausal komparatif 30 subjek per kelompok dan riset eksperimental 50 subjek per kelompok. 10. Metode Slovin,Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
Dimana: n: jumlah sampel N: jumlah populasi e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.