STANDAR AUDIT 570
Fadiah Rianus Iffat Hanifah Christitama Nuning Elva Yunika Shanty Zelita Hamid Siregar Auditing 2 - CE
ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA
○Berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis untuk masa depan yang dapat diprediksi.
TANGGUNG JAWAB PENILAIAN ATAS KEMAMPUAN ENTITAS UNTUK MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN USAHANYA
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), ”Penyajian Laporan Keuangan,” mensyaratkan manajemen untuk membuat suatu penilaian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk menilai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan ketika kerangka pelaporan keuangan tidak mencakup suatu ketentuan eksplisit untuk melakukan hal tersebut.
Faktor-faktor berikut ini adalah relevan dengan pertimbangan penilaian manajemen atas kemampuan kelangsungsungan usahanya:
Tingkat ketidakpastian yang terkait dengan hasil suatu peristiwa atau kondisi meningkatkan secara signifikan hasil yang terjadi.
Ukuran dan kompleksitas entitas, sifat dan kondisi bisnisnya, serta tingkat keterpengaruhannya oleh faktor eksternal, memengaruhi pertimbangan tentang hasil peristiwa atau kondisi.
Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi yang tersedia ketika pertimbangan dilakukan.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Dalam SA 200 pengaruh potensial dari keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan penyajian material adalah lebih besar untuk peristiwa atau kondisi di masa depan yang dapat menyebabkan suatu entitas untuk berhenti mempertahankan kelangsungan usahanya.
Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.
TUJUAN AUDITOR
Apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO DAN AKTIVITAS TERKAIT Auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsunga usahanya.
Auditor harus tetap waspada selama audit terhadap bukti audit atas peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas unutk mempertahankan kelangsungan usahanya
PENGEVALUASIAN ATAS PENILAIAN MANAJEMEN
Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Auditor harus mencakup periode yang sama seperti yang digunakan oleh manajemen untuk membuat penilaiannya seperti yang disyaratkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor harus mempertimbangkan apakah penilaian manajemen mencakup seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan hasil audit yang dilakukannya.
PERIODE SETELAH PENILAIAN MANAJEMEN
PERIODE SETELAH PENILAIAN MANAJEMEN
Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang pengetahuan manajemen atas peristiwa atau kondisi setelah periode penilaian manajemen yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
PROSEDUR AUDIT TAMBAHAN KETIKA PERISTIWA ATAU KONDISI TERIDENTIFIKASI
Auditor meminta manajemen untuk melakukan penilaian tersebut. Mengevaluasi rencana manajemen atas tindakan di masa depan yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha entitas 1. Mengevaluasi keandalan data yang melandasi penyusunan prakiraan tersebut; 2. Menentukan apakah terdapat dukungan yang cukup untuk asumsi yang melandasi prakiraan tersebut.
PROSEDUR AUDIT TAMBAHAN KETIKA PERISTIWA ATAU KONDISI TERIDENTIFIKASI
Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan telah tersedia sejak tanggal dilakukannya penilaian tersebut oleh manajemen.
Meminta representasi manajemen.
tertulis
dari
KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN
Menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: 1.
Dalam hal kerangka penyajian laporan keuangan wajar, penyajian yang wajar atas laporan keuangan, atau
2.
Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan.
PENGGUNAAN ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA SUDAH TEPAT, TETAPI TERDAPAT SUATU KETIDAKPASTIAN MATERIAL
Jika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan: Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas
Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi
PENGGUNAAN ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA SUDAH TEPAT, TETAPI TERDAPAT SUATU KETIDAKPASTIAN MATERIAL
Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk: Menekankan keberadaan suatu ketidakpastian material yang berkaitan dengan peristiwa atau kondisi.
Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal yang dirujuk dalam paragraf 18 dalam SA 706.
PENGGUNAAN ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA SUDAH TEPAT, TETAPI TERDAPAT SUATU KETIDAKPASTIAN MATERIAL
Jika pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar, sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705.
Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
PENGGUNAAN ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA YANG TIDAK TEPAT Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha, tetapi menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar.
KEENGGANAN MANAJEMEN UNTUK MEMBUAT ATAU MEMPERLUAS PENILAIANNYA Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor, maka auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor.
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA
Apakah peristiwa atau kondisi merupakan suatu ketidakpastian material.
Apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kecukupan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.
PENUNDAAN SIGNIFIKAN DALAM PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menanyakan alasan penundaan tersebut.
Jika auditor meyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan, serta mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material.
PENUNDAAN SIGNIFIKAN DALAM PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola setelah tanggal laporan keuangan, maka auditor harus menanyakan alasan penundaan tersebut.
MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN
PROSEDUR PENILAIAN DAN AKTIVITAS TERKAIT KEUANGAN
•
Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.
•
Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya
•
Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo.
•
Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.
•
Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman.
•
Dividen yang sudah terutang atau yang berkelanjutan.
•
Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi transaksi tunai ketika pengiriman.
lama tidak
PROSEDUR PENILAIAN DAN AKTIVITAS TERKAIT OPERASI
•
Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan operasinya.
•
Hilangnya manajemen kunci tanpa pengggantian.
•
Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, wara laba, lisensi, atau pemasok utama.
•
Kesulitan tenaga kerja.
•
Kekurangan barang/bahan.
•
Munculnya kompetitor sangat berhasil.
penyediaan yang
PROSEDUR PENILAIAN DAN AKTIVITAS TERKAIT LAIN-LAIN
•
Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutori lainnya.
•
Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat mengakibatkan tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat dipenuhi oleh entitas.
•
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang diperkirakan akan memberikan dampak buruk bagi entitas.
•
Kerusakan aset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak diasuransikan atau kurang diasuransikan.
TETAP WASPADA SELAMA AUDIT UNTUK BUKTI AUDIT TENTANG PERISTIWA ATAU KONDISI
Mengharuskan auditor untuk merevisi penilaian risiko auditor dan oleh karena itu, memodifikasi prosedur audit lebih lanjut ketika bukti audit tambahan diperoleh selama pelaksanaan audit yang memengaruhi penilaian risiko auditor.
PENGEVALUASIAN ATAS PENILAIAN MANAJEMEN
Penilaian dan Analisis Pendukung Manajemen, serta Pengevaluasian Auditor Merupakan suatu bagian utama dari pertimbangan auditor atas penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen.
Pengevaluasian auditor atas ketepatan penilaian manajemen dapat dilakukan tanpa melakukan prosedur pengevaluasian detail jika prosedur audit lebih lanjut sudah cukup untuk memungkinkan auditor dalam menyimpulkan apakah penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan sudah tepat sesuai dengan kondisinya.
Periode Penilaian Manajemen Mengharuskan suatu penilaian manajemen yang eksplisit menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia
Pertimbangan Spesifik Bagi Entitas yang Lebih Kecil Bagi entitas yang lebih kecil, kemungkinan tepat bagi auditor untuk mendiskusikan pendanaan jangka menengah dan jangka panjang entitas dengan manajemen, selama argumen manajemen dapat dikoroborasi oleh bukti yang dapat didokumentasi secara memadai dan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas
PERIODE SETELAH PENILAIAN MANAJEMEN
Auditor tetap waspada terhadap kemungkinan adanya peristiwa yang diketahui, baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal, atau kondisi yang akan terjadi setelah periode penilaian yang digunakan oleh manajemen yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.
Selain menanyakan kepada manajemen, auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk melakukan prosedur audit lainnya untuk mengidentifikasi peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya setelah periode yang dinilai oleh manajemen,
PROSEDUR AUDIT TAMBAHAN KETIKA PERISTIWA ATAU KONDISI TERIDENTIFIKASI
•
•
Menganalisis dan membahas arus kas, laba, dan prakiraan relevan lainnya dengan manajemen.
•
Menganalisis dan membahas laporan keuangan interim terakhir entitas yang tersedia.
Membaca persyaratan perjanjian pinjaman dan menentukan apakah terdapat pelanggaran persyaratan tersebut.
•
Membaca risalah rapat pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan komite-komite yang relevan untuk mengetahui adanya kesulitan pendanaan.
Pengevaluasian atas Rencana Manajemen untuk Tindakan di Masa Depan Pengevaluasian atas rencana manajemen untuk tindakan di masa depan dapat mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen tentang rencana manajemen untuk tindakan di masa depan, termasuk, sebagai contoh, rencana untuk melikuidasi aset, meminjam dana atau merestrukturisasi utang, mengurangi atau menunda pembelanjaan, atau meningkatkan permodalan.
Periode atas Penilaian Manajemen Sebagai tambahan atas prosedur yang diharuskan dalam paragraf ,uditor dapat membandingkan:
○Informasi keuangan prospektif untuk periode lalu terkini dengan hasil historis; dan ○Informasi keuangan prospektif untuk periode kini dengan hasil yang telah dicapai sampai dengan tanggal dilakukannya prosedur ini.
KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN
Frasa “ketidakpastian material” digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” dalam membahas ketidakpastian yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Dalam beberapa kerangka pelaporan keuangan lain, frasa “ketidakpastian signifikan” digunakan dalam kondisi serupa.
Penggunaan Asumsi Kelangsungan Usaha sudah Tepat, tetapi Terdapat suatu Ketidakpastian Material
Kecukupan Pengungkapan Ketidakpastian Material Penentuan kecukupan pengungkapan laporan keuangan dapat melibatkan penentuan apakah informasi tersebut secara eksplisit membawa perhatian pembaca pada kemungkinan bahwa entitas tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal.
Pelaporan Audit ketika Pengungkapan Ketidakpastian Material Sudah Memadai
Dalam situasi yang melibatkan ketidakpastian material multipel yang signifikan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, auditor dapat menganggapnya sebagai hal yang tepat dalam kondisi yang sangat jarang untuk tidak menyatakan pendapat, dan tidak menggunakan paragraf penekanan.
PELAPORAN AUDIT BILA PENGUNGKAPAN KETIDAKPASTIAN MATERIAL TIDAK MEMADAI
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian Perjanjian pendanaan Perusahaan telah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada tanggal 19 Maret 20X1. Perusahaan masih belum mampu untuk menegosiasi kembali atau memperoleh pendanaan pengganti. Situasi ini mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Basis untuk Opini Tidak Wajar Perjanjian pendanaan Perusahaan sudah jatuh tempo dan jumlah yang terutang harus dilunasi pada tanggal 31 Desember 20X0. Perusahaan masih belum mampu untu menegosiasi kembali atau memperoleh pendanaan pengganti, dan sedang mempertimbangkan untuk menyatakan pailit. Peristiwa tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapa menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahanka kelangsungan usahanya.
PENGGUNAAN ASUMSI KELANGSUNGAN HIDUP YANG TIDAK TEPAT
Jika penggunaan asumsi tidak tepat maka ketentuan dalam paragraf 21 berlaku bagi auditor untuk menyatakan suatu opini tidak wajar, tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan mencantumkan atau tidak mencantumkan pengungkapan tentang ketidaktepatan pengggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen.
Jika manajemen entitas diharuskan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan ketika penggunaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat dengan kondisinya, maka laporan keuangan disusun dengan menggunakan suatu basis alternatif.
KEENGGANAN MANAJEMEN UNTUK MEMBUAT ATAU MEMPERLUAS PENILAIANNYA
Jika manajemen tidak bersedia untuk melakukan hal tersebut, maka auditor dapat menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat dalam laporan auditor, karena tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan
TERIMA KASIH