Sa 330.docx

  • Uploaded by: Radha Saputra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sa 330.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,697
  • Pages: 8
STANDAR AUDIT SA 330 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI

PENDAHULUAN Ruang Lingkup Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk merancang dan menerapkan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai oleh auditor berdasarkan SA 3151 dalam suatu audit atas laporan keuangan.

Tanggal Efektif SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.

Tujuan Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material, melalui pendesainan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.

Definisi Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah berikut mempunyai arti yang dijelaskan seperti di bawah ini: (a) Prosedur substantif: Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur substantif terdiri dari: i.

Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan); dan

ii.

Prosedur analitis substantif.

(b) Pengujian pengendalian: Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.

KETENTUAN Respons Keseluruhan Auditor harus merancang dan mengimplementasikan respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat laporan keuangan. (Ref: Para. A1–A3)

Prosedur Audit Sebagai Repons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi. (Ref: Para. A4–19 A8) Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus: (a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, termasuk: i.

Kemungkinan kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh karakteristik tertentu yang relevan dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan (contoh, risiko bawaan); dan

ii.

Apakah penilaian risiko memperhitungkan pengendalian yang relevan (contoh, risiko pengendalian), dan dengan demikian menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan secara efektif (contoh, auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam penentuan sifat, saat dan luas prosedur substantif); dan (Ref: Para. A9–A18)

(b) Memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi. (Ref: Para. A19)

Pengujian Pengendalian Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika: (a) Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektif (contoh, auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam penentuan sifat, saat, dan luas prosedur substantif); atau (b) Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi. (Ref: Para. A20–A24)

Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan ketika auditor ingin lebih mengandalkan efektivitas pengendalian. (Ref: Para. A25)

Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus: (a) Melaksanakan prosedur audit lain yang dikombinasikan dengan permintaan keterangan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian, termasuk: i.

Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada waktu yang relevan selama periode audit;

ii.

Konsistensi penerapannya;

iii.

Oleh siapa atau dengan cara apa pengendalian tersebut diterapkan. (Ref: Para. A26–A29)

(b) Menentukan apakah pengendalian yang diuji bergantung pada pengendalian lain (pengendalian tidak langsung) dan, jika demikian, apakah perlu untuk memperoleh bukti audit yang mendukung efektivitas operasi pengendalian tidak langsung tersebut. (Ref: Para. A30–A31)

Saat Pengujian Pengendalian

Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian, auditor harus menguji pengendalian tersebut untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode yang diaudit, tergantung pada paragraf 12 dan 15 berikut ini, untuk memberikan basis yang tepat bagi auditor. (Ref: Para. A32)

Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh Selama Periode Interim Jika auditor memperoleh bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian selama periode interim, auditor harus: (a) Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut setelah tanggal periode interim tersebut; dan (b) Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan. (Ref: Para. A33–A34)

Penggunaan Bukti Audit yang Diperoleh dalam Audit Sebelumnya Dalam menentukan tepat atau tidak tepatnya untuk menggunakan bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan, jika demikian, lamanya periode waktu yang mungkin telah berlalu sebelum pengujian ulang suatu pengendalian, auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut: (a) Efektivitas unsur lain pengendalian intern, termasuk lingkungan pengendalian, pengawasan pengendalian oleh entitas, dan proses penilaian risiko oleh entitas; (b) Risiko yang timbul dari karakteristik pengendalian, termasuk apakah pengendalian tersebut secara manual atau otomatis; (c) Efektivitas pengendalian umum atas teknologi informasi; (d) Efektivitas pengendalian dan penerapannya oleh entitas, termasuk sifat dan luas penyimpangan dalam penerapan pengendalian yang ditemukan dalam audit sebelumnya, dan apakah terdapat perubahan karyawan yang secara signifikan berdampak terhadap penerapan pengendalian; (e) Dalam hal terdapat perubahan kondisi, apakah tidak adanya perubahan dalam suatu pengendalian tertentu menimbulkan suatu risiko; dan (f) Risiko kesalahan penyajian material dan tingkat kepercayaan terhadap pengendalian. (Ref: Para. A35)

Jika auditor merencanakan untuk menggunakan bukti audit dari audit sebelumnya yang berkaitan dengan efektivitas operasi pengendalian spesifik, auditor harus membuat hubungan yang berkelanjutan atas bukti tersebut dengan memperoleh bukti audit tentang apakah terdapat perubahan signifikan dalam pengendalian tersebut setelah audit periode lalu. Auditor harus memperoleh bukti dengan meminta keterangan yang dikombinasikan dengan pengamatan atau inspeksi, untuk menegaskan pemahaman atas pengendalian spesifik tersebut, dan: (a) Jika terdapat perubahan yang berdampak pada hubungan yang berkelanjutan atas bukti audit dari audit periode lalu, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam periode audit kini. (Ref: Para. A36) (b) Jika tidak terjadi perubahan seperti tersebut di atas, auditor harus menguji pengendalian tersebut paling tidak sekali setiap tiga kali audit, dan harus menguji beberapa pengendalian setiap kali audit untuk menghindari kemungkinan pengujian atas semua pengendalian yang auditor ingin andalkan dalam satu periode audit tertentu tanpa menguji pengendalian tersebut di dua periode audit kemudian. (Ref: Para. A37–A39)

Pengendalian atas Risiko Signifikan Jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian terhadap suatu risiko yang auditor telah tentukan sebagai risiko signifikan, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam periode sekarang.

Penilaian atas Efektivitas Operasi Pengendalian Ketika menilai efektivitas operasi pengendalian yang relevan, auditor harus menilai apakah kesalahan penyajian yang telah dideteksi oleh prosedur substantif menunjukkan bahwa pengendalian tidak beroperasi secara efektif. Namun, tidak adanya kesalahan penyajian yang dideteksi oleh prosedur substantif, tidak memberikan bukti audit bahwa pengendalian yang bersangkutan dengan asersi yang telah diuji adalah efektif. (Ref: Para. A40) Jika telah terdeteksi penyimpangan atas pengendalian yang auditor ingin andalkan, auditor harus meminta keterangan secara khusus untuk memahami hal

tersebut dan dampak potensialnya, serta harus menentukan apakah: (Ref. Para. A41) (a) Pengujian pengendalian yang telah dilakukan memberikan suatu basis yang tepat bagi auditor untuk mengandalkan pada pengendalian tersebut; (b) Tambahan pengujian pengendalian diperlukan; atau (c) Risiko potensial kesalahan penyajian perlu direspons dengan menggunakan prosedur substantif.

Prosedur Substantif Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan penyajian material, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang material. (Ref: Para. A42– A47) Auditor harus mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal harus dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif. (Ref: Para. A48–A51)

Prosedur Substantif yang Berkaitan dengan Proses Tutup Buku Laporan Keuangan Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan: (a) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang melandasinya; dan (b) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama penyusunan laporan keuangan. (Ref: Para. A52)

Prosedur Substantif Sebagai Respons terhadap Risiko Signifikan Jika auditor telah menentukan bahwa risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus melaksanakan prosedur substantif yang secara khusus untuk merespons risiko tersebut. Ketika pendekatan terhadap risiko signifikan hanya terdiri dari prosedur substantif, prosedur tersebut harus mencakup pengujian rinci. (Ref: Para. A53)

Saat Prosedur Substantif

Jika prosedur substantif dilaksanakan pada tanggal interim, auditor harus mengecek setelah periode interim sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan dengan melaksanakan: (a) Prosedur substantif yang dikombinasikan dengan pengujian pengendalian dalam periode tersebut; atau (b) Hanya prosedur substantif yang memberikan basis memadai untuk memperluas kesimpulan audit dari tanggal interim sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan, jika auditor menentukan bahwa hal tersebut sudah cukup. (Ref: Para. A54–A57)

Jika kesalahan penyajian yang tidak diharapkan oleh auditor pada waktu penilaian risiko kesalahan penyajian material terdeteksi pada tanggal interim, auditor harus mengevaluasi apakah penilaian risiko yang berkaitan dan sifat, saat, atau luas prosedur substantif yang direncanakan yang mencakup periode setelah interim sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan perlu untuk dimodifikasi. (Ref: Para. A58)

Kecukupan Penyajian dan Pengungkapan Auditor harus melaksanakan prosedur audit untuk menilai apakah penyajian menyeluruh laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang bersangkutan, adalah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A59)

Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit Berdasarkan atas prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh, auditor harus mengevaluasi sebelum menyimpulkan suatu audit, apakah penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi tetap relevan. (Ref: Para. A60–A61) Auditor harus menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh. Dalam menyatakan suatu opini, auditor harus mempertimbangkan semua bukti audit relevan, tanpa memperhatikan apakah bukti tersebut mendukung atau bertentangan dengan asersi dalam laporan keuangan. (Ref: Para. A62)

Jika auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukupdan tepat untuk suatu asersi laporan keuangan yang material, auditor harus berusaha untuk memperoleh bukti audit lanjutan. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan tersebut.

Dokumentasi Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit: (a) Respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat laporan keuangan, dan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut yang dilaksanakan; (b) Hubungan antara prosedur audit dengan risiko yang telah dinilaipada tingkat asersi; dan (c) Hasil prosedur audit, termasuk kesimpulan ketika prosedur audit belum memberikan hasil yang jelas. (Ref: Para. A63)

Jika auditor merencanakan untuk menggunakan bukti audit yang berkaitan dengan efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dari audit sebelumnya, auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit kesimpulan yang dicapai tentang peletakkan kepercayaan pada pengendalian tersebut yang telah diuji dalam audit sebelumnya. Dokumentasi auditor harus menunjukkan bahwa laporan keuangan telah cocok atau telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi yang mendasarinya.

Related Documents

Sa
October 2019 86
Sa
October 2019 86
Sa
May 2020 38
Sa
October 2019 60
Sa
November 2019 51
Sa
November 2019 36

More Documents from ""