Rpp Ke 2 Nesya Elvira Yuliani.doc

  • Uploaded by: Nesya Elfira
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rpp Ke 2 Nesya Elvira Yuliani.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,418
  • Pages: 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan sebagai tugas Microteaching Dosen pengampu : Trisna Amelia,S.Pd,M.Pd

Disusun oleh : NESYA ELVIRA YULIANI (160384205045)

PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah

: SMPN 12 TANJUNGPINANG

Mata pelajaran

: BIOLOGI

Kelas/semester

: XI / Semester II

Materi pokok

: Struktur Dan Fungsi Sel-Sel Penyusun Jaringan Dalam Sistem Pertahanan Tubuh

Alokasi waktu

: 2x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghargai, menghayati periaku (jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli,santun, ramah lingkungan,gotong royong, kerjsama, cinta damai , responsif dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri

pergaulan dunia. KI.3 Memahami dan konseptual,

sebagai

cerminan

menerapkan

prosedural

bangsa

pengetahuan

dalam

ilmu

dalam faktual,

pengetahuan,

teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena

dan

kejadian,

serta

menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR Kompetensi dasar

Indikator pencapaian kompetensi

3.14 Mengaplikasikan pemahaman

3.14.1 Membedakan antigen dan

tentang prinsip-prinsip sistem immun untuk meningkatkan

antibodi 3.14.2 Menjelaskan proses mekanisme pertahanan

kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya

tubuh terhadap benda asing 3.14.3 Memprediksi dampak yang

melalui program immunisasi sehingga dapat terjaga proses

terjadi jika pertahanan tubuh lemah

fisiologi di dalam tubuh. C. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses pembelajaran,

siswa

diharapkan

dapat

memiliki

kemampuan sebagai berikut: 1. Membedakan antigen dan antibody 2. Menjelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing 3. Memprediksi dampak yang terjadi jika pertahanan tubuh lemah.

D. MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan

yang berlapislapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi sakit. Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. B. Komponen Sistem Kekebalan Tubuh Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi. 1) Makrofag Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahanbahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi

peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar, misalnya di daerah paru-paru yang enerima udara dari luar. 2) Limfosit Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain. Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Selsel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansisubstansi penyerbu secara terus-menerus. 3) Reseptor Antigen Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah dewasa limfosit akan memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai dengan struktur

antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjutajuta macam reseptor antigen. 4) Sel-Sel Pengangkut Antigen Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu. 5) Antibodi Zat antibodi merupakan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat pengikatan antigen spesifik. Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.

C. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif. 1) Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut. Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun. 2) Kekebalan Pasif Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam

kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui. Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun). D. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen, yaitu respons humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan hasil transplantasi. Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi utama sebagai berikut : 1) Pengenalan Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis organisme secara spesifik. 2) Reaksi Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan mempersiapkan respons humoral dan selular. 3) Pembuang

Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara efektif, antigen akan hancur dan dibuang. Kekebalan Humoral Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan. Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi sinyal kimiawi untuk menarik sel-sel fagosit agar menghancurkannya. Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau protein komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah). Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut

respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi, gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat (2–7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.

Kekebalan Selular Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T sitotoksik akan aktif untuk menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani. Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan. Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi

tidak dapat menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi sel-sel yang lain. E. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun.

 Materi fakta,  Beberapa contoh prinsip-prinsip sistem imun  Beberapa contoh program imunisasi  Materi konsep Struktur dan fungsi sel pada sistem pertahanan tubuh  Antigen dan antibodi.  Mekanisme pertahanan tubuh.  Peradangan, alergi, pencegahan dan penyembuhan penyakit.  Immunisasi  Materi Prinsip  Struktur dan fungsi sel pada sistem pertahanan tubuh  Materi Prosedur E. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Cooperative Learning 3. Metode : Diskusi, kerja kelompok, Tanya jawab, dan penugasan F. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 (2 x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi

Alokasi waktu

1. Salam dan doa (sebagai implementasi nilai 5 Menit religius) 2. Pengkondisian kelas , sebagai implementasi

nilai disiplin 3. Apersepsi Guru menanyakan sebelumnya

ke

siswa

pelajaran

“apakah kalian dapat mengingat materi pada pertemuan kemarin?” Apa yang sudah kita bahas?

Jawabannya : struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem reproduksi. 4. Motivasi  Memberi informasi kepada siswa bahwa Tuhan Yang Maha Esa memberikan anugerah sistem kekebalan dalam tubuh manusia untuk melindunginya dari berbagai mikroorganisme yang membahayakan Kegiatan inti

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran  Guru memberikan apersepsi “apakah kalian pernah terkena penyakit cacar? Mengapa bisa terjadi?”  Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran  Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang di ketahui dari lingkungan sekitar

Guru membagi peserta didik dalam 4 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 orang)dan membagikan LKS yang akan dikerjakan 1. Mengamati (Observing) Guru memperlihatkan video mengenai cara tubuh kita melindungi dari penyakit.  Siswa memperhatikan video yang diperlihatkan oleh guru sebagai bahan diskusi dan pegerjaan LKS dengan kelomok 2. Menanya (Guestioning) Memacu siswa agar timbul pertanyaan berdasarkan video yang ditayangkan.

75menit



Siswa diharapkan timbul pertanyaan seperti : “Buk apakah penyakit cacar bisa menular ?”

3. Mengumpulkan data (Eksperimen/ eksplorasi) Meminta siswa untuk mendiskusikan materi tentang macam-macam antibodi, kekebalan mekanisme pengaikatan antigen-antibodi dan kelainan-kelainan yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh. 4. Mengasosiasikan (Associating) Siswa diminta untuk mengisi LKS dengan menggunakan buku pegangan 5. Mengkomunikasikan (comunication) Meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.  Satu siswa wakil dari setiap kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya  Kelompok lain menanggapi dengan bertanya atau berpendapat. Memberikan penguatan dan penjelasan yang benar jika terdapat penjelasan konsep yang kurang tepat pada saat presentasi Penutup

G.

1. Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat 10Menit kesimpulan 2. Memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 3. Melakukan Post test 4. Penugasan Secara kelompok Mencari dan mempelajari sub imunisasi dan kelainan sebagai bahan pertemuan selanjutnya.

MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR A. MEDIA o Video animasi mekanisme pertahanan tubuh (immunitas) o PPT B. ALAT o Infocus o Laptop

o Papan Tulis o Spidol C. SUMBER BELAJAR 1. Buku siswa 2. D.A. Pratiwi, 2006, Biologi Untuk SMA Kelas IX, Erlangga, Jakarta 3. Biologi 2, Diah Aryulina dkk, ESIS 4. Biologi, Bagod Sudjadi dan Siti Laila. Yudhistira 5. Lembar Diskusi Siswa (LDS) H.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut. Jenis Kognitif

Bentuk Instrumen  Tes tertulis

Afektif Psikomotor



Lembar pengamatan sikap



dan rubric Lembar

pengamatan

praktikum 2. Instrument Penilaian a. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)



Rubric Penilaian Kognitif

PENILAIAN: Nilai = jumlah soal yang benar X

PENILAIAN Sangat Baik : > 85 Baik : 70 – 84 Cukup : 60 – 69 Kurang : < 59

100% Jumlah keseluruhan

b. Penilaian Psikomotor (Keterampilan)  Instrument penilaian Beri tanda silang pada pilihan yang sesuai dengan pengamatan:

No

Aspek yang dinilai

Nama Siswa

kelengkapan Rapi KB

B

Kreatif SB

KB

B

materi SB

KB

B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



Rubrik Penilaian

Keterangan: KB = 1: Kurang baik Nilai =

Jumlah Skor

B = 2 : Baik

SB = 3 : Sangat baik

X 100%

Jumlah skor total C. Penilaian Afektif (Sikap)  Instrument penilaian INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk pengisian : Beri tanda ceklis pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.

SB

No

Skor aktivitas siswa Nama interaksi kerjasama Kesungguhan Menghargai Menghargai siswa

Dlm

kelompok

kelompok

lain

Jumlah NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RUBRIK PENILAIAN ASPEK

KRITERIA Selalu tampak

SKOR 4

Interkasi siswa dalam konteks

Sering tampak

3

pembelajaran kelompok

Mulai tampak Tidak tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak tidak tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Tidak tampak Selalu tampak Sering tampak Mulai tampak Tidak tampak Selalu tampak Sering tampak

2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3

Kerjasama antar kelompok belajar Kesungguhan dalam mengerjakan tugas Menghargai pendapat teman dalam kelompok

Menghargai pendapat teman

Mulai tampak Tidak tampak

2 1

dalam kelompok lain NA =

Tanjungpinang, 21 Februari 2019 Mengetahui Dosen Pembimbing

Guru Magang

Trisna Amelia S.Pd.,M.Pd

Nesya Elvira Yuliani Lampiran 1.

Lembar Diskusi Siswa (LKD) Nama Kelompok

: 1. 2. 3. 4.

Materi

: Sistem Pertahanan Tubuh

Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

: XI/ Genap

1. Diskusikan bagaimana mekanisme respon nonspesifik yang terjadi ketika terjadi peradangan?

JAWAB:

2. Bagaimana mekanisme tubuh merespon spesifik terhadap patogen yang masuk ke dalam tubuh? JAWAB:

3. Jelaskan yang dimaksud dengan imunitas seluler dan imunitas humoral! JAWAB :

4. Diskusikan mengapa respon kekebalan sekunder berlangsung lebih cepat daripada respon kekebalan primer? JAWAB

5. Apa yang dimaksud pertahanan aktif dan pasif? Berikanlah masing-masing 1 contoh!

Jawab: Pertahanan aktif: Contoh: Pertahanan pasif: Contoh

Lampiran 2. POST TEST Mata Pelajaran Kelas / semester Topik Pertemuan

: Biologi : XI / Genap : Sistem Pertahanan Tubuh :1

Petunjuk umum:  Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada a, b, c, d, atau e, yang merupakan jawaban yang benar!  Isikan identitas Anda pada lembar jawab yang tersedia  Laporkan kepada guru apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas atau kurang lengkap  Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan pada guru

 Lembar soal tidak boleh dicorat-coret

1. Asi yang diberikan oleh ibu kepada anak memberikan dampak yang hebat, karena asi tersebut mengeluarkan suatu cairan yang dapat menghasilkan antibody bagi bayi. Dinamakan apakah peristiwa tersebut ? a. Imunisai aktif b. Imunisasi pasif c. Vaksinasi pasif d. Vaksinasi aktif e. Imunisasi

2. Protein kuat yang spesifik menyerang mikroba juga sel tubuh yang terinfeksi pada sel T sitotoksik yaitu… a. Limfokin b. Histamine c. Epitop d. Gamma globulin e. Glutamin 3. Zat asing seperti virus dan sebagainya disebut .... a. vaksin b. leukosit c. imunitas d. antibodi e. antigen 4. Faktor seseorang dapat mengalami kekebalan aktif salah satunya adalah ....

a. monosit dan limfosit yang berkembang lebih matang b. sistem pertahanan tubuh yang sangat baik c. antibodi sangat kuat d. tubuh telah mengenali antigen penyebab penyakit e. tubuh telah diberi vaksin 5. Reaksi imunisasi ketika virus atau bakteri menginfeksi tubuh, yaitu terjadinya reaksi antara …. a.

Antibodi – imunoglobin

b.

Limfosit – virus

c.

Antibodi – antigen

d.

Leukosit – bakteri

e.

Antigen – imunogen

Related Documents


More Documents from ""