Revisi Tugas 3 'analisis Jurnal'.docx

  • Uploaded by: Nrlfadhilahihzn
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Tugas 3 'analisis Jurnal'.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,355
  • Pages: 65
TUGAS 3 : ANALISIS JURNAL DENGAN TEMA “SAY NO TO DRUGS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. NURMIATI

70300117002

2. FINA EKAWATI

70300117009

3. GITA LESTARI AMIN

70300117015

4. NOFIANTI RAHMAN

70300117021

5. NURUL FADHILAH IHZANUDDIN

70300117028

6. MARWANI

70300117035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmatNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Analisis Jurnal bertemakan “Say No to Drugs”. Selawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya. Adapun tujuan penyusunan paper berdasarkan Guidelines Sistematic Riview ini salah satunya yaitu untuk memenuhi tugas. Kami berharap semoga paper ini bermanfaat. Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan paper ini. Saran dan kritik kami harapkan untuk meningkatkan kualitas paper ini. Kami berharap semoga ini dapat bermanfaat.

Samata, 05 Maret 2019

Tim Penyusun Kelompok 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1 DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 8 BAB III METODE......................................................................................................... 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 57 BAB V KESIMPULAN................................................................................................. 60 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 62

BAB I

PENDAHULUAN

Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

Menurut WHO, jika ada satu kasus Penyalahgunaan narkoba maka sesungguhnya ada 10 kasus di tempat tersebut (Ahmadi Sofyan, 2007: 2).

Berdasarkan data dari United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2012) menunjukkan lebih 200 juta orang di seluruh dunia menyalahgunakan narkoba. Indonesia merupakan salah satu negara pengguna narkoba terbanyak di dunia Lebih kurang 15,000 jiwa setiap tahun meninggal dunia akibat dari penyalahgunaan narkoba. Indonesia kini berhadapan dengan kenyataan bahwa banyak kalangan pelajarnya berhadapan dengan masalah pengguna

narkoba.

Oleh

itu

Indonesia

telah

menetapkan

bahwa

perilaku

penyalahgunaan narkoba sebagai ancaman negara yang sangat serius.

Berbagai sumber data menunjukkan bahwa perkembangan kasus narkoba mengalami perkembangan sangat cepat dari data United Control Drug Program (UNCDP) saat ini tidak kurang dari 200 juta orang di seluruh dunia telah menggunakan barang berbahaya ini (Margaretha Retno, 2008).

Beberapa kasus penyalahgunaan narkoba saat ini, penyalahgunanya tidak hanya dari kalangan dewasa saja, tetapi sudah merambah ke kalangan remaja. Hal ini terbukti dari hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009 mendapatkan data bahwa prevalensi penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa sebanyak 4,7% atau sekitar 921.695 orang. Sedangkan menurut data dari BNNP Riau tahun 2011, jumlah temuan kasus narkoba pada remaja sebanyak 38 kasus (4,5%). 34 kasus (89,5%) diantaranya berumur 16-19 tahun.

Tahun 2015, Masih dari hasil penelitian BNN dan Puslitkes UI disebutkan, angka penyalahgunaan narkotika di tahun 2015 akan meningkat, yakni mencapai 4,33 juta orang. Dari pengguna juga memperlihatkan peningkatan, yakni laki-laki dari 3 juta orang di ahun 2014 naik menjadi 3,2 juta orang dan perempuan dari 1 juta orang, naik menjadi 1,1juta orang di tahun 2015. Dan pada tahun 2017, pemakai narkoba sudah mencapai 46.537 orang.

Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, terlihat dengan makin banyaknya pengguna NAPZA dari semua kalangan. Namun yang lebih memprihatinkan penyalahgunaan NAPZA saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja (BNN, 2011). Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Para pecandu NAPZA itu pada umumnya berusia 11 sampai 24 tahun artinya usia tersebut tergolongkan usia produktif atau usia pelajar.

Pemakai narkoba dapat mengalami kerusakan organ tubuh dan menjadi sakit sebagai akibat langsung adanya narkoba di dalam darah, misalnya kerusakan paru-paru,

ginjal, hati, otak, jantung, usus, dan sebagainya.

Selain itu, narkoba juga dapat

memberikan dampak negatif terhadap mental dan moral. Pemakai narkoba akan berubah menjadi pribadi yang pemalu, rendah diri dan sering merasa sebagai pecundang, tidak berguna dan menjadi sampah masyarakat, gangguan jiwa berat, depresi, tindak kekerasan, dan pengrusakan serta percobaan bunuh diri. Depresi timbul sebagai akibat dari rasa bersalah dan putus asa karena gagal berhenti dari penyalahgunaan narkoba, ditambah kurangnya dukungan dan tuduhan bersalah oleh lingkungan keluarga dan masyarakat.

Pengaruh fisik yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba menurut Kusmiran (2012) adalah: 1) Gangguan pada sistem saraf pusat, seperti: kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf perifer; 2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, seperti: infeksi akut pada jantung dan gangguan peredaran darah; 3) Gangguan pada paru-paru, seperti: penekanan fungsi saluran pernapasan, kesulitan bernapas, pengerasan jaringan paru-paru, serta pengumpulan benda asing yang terisap; 4) Gangguan pada hemopoetik, seperti: gangguan pada pembentukan sel darah; 5) Gangguan pada saluran pencernaan, seperti: diare, radang lambung, hepatitis, perlemakan hati, pengerasan, dan atropi hati; 6) Gangguan pada sistem endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), penurunan kadar gula darah yang menyebabkan gangguan sakit kepala dan badan gemetar; 7) Gangguan pada saluran perkemihan, seperti: infeksi, gangguan fungsi seksual, gangguan fungsi reproduksi, dan kecacatan; 8) Gangguan pada otot dan tulang,

seperti: peradangan otot akut, penurunan fungsi otot akibat alkohol, ataupun patah tulang; 9) Risiko terinfeksi penyakit menular seksual dan HIV/ AIDS.

Informasi tentang NAPZA dan dampak penyalahgunaannya dapat diberikan untuk menambah pengetahuan remaja, dampak positif bila seseorang atau kelompok diberikan pendidikan tentang bahaya NAPZA, maka akan mempengaruhi sikap mereka untuk berperilaku sesuai nilai-nilai kesehatan. Sedangkan dampak negatif bila kurang atau tidak mendapatkan pendidikan tentang bahaya NAPZA, maka dikhawatirkan akan terjadi perubahan sikap yang dapat membahayakan diri sendiri maupun lingkungan. Perawat memiliki peran yang penting untuk membantu menghadapi permasalahan NAPZA di sekolah, yaitu dengan cara preventif dan promotif.

Peran perawat dari segi preventif sendiri adalah berupa pemberian pendidikan kesehatan mengenai NAPZA bagi remaja di masyarakat untuk memperingati dan mengurangi penyalahgunaan NAPZA sedini mungkin. Sedangkan peran perawat dari segi promotif dengan meningkatkan dukungan kepada masyarakat dalam melawan penyalahgunaan NAPZA terutama dikalangan muda. Selain itu perawat juga dapat bekerja sama dengan pihak keluarga dengan menganjurkan orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang lebih harmonis dan beragama serta selalu memperhatikan keadaan anakanaknya termasuk pergaulannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Narkoba dan Jenis Narkoba 1. Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Akhirakhir ini sering dikenal dengan sebutan “NAPZA”, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.

Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis Menurut pengaruh penggunaannya ( effect ), akibat kelebihan dosis (overdosis) dan gejala bebas pengaruhnya ( With drawal Syndrome ) dan kalangan medis, obat-obatan yang sering disalahgunakan. Zat atau obat sintesis juga dipakai oleh para dokter untuk terapi bagi para pecandu narkoba itu dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu:

a. Kelompok Narkotika, pengaruhnya menimbulkan euphoria , rasa ngantuk berat, penciutan pupil mata, dan sesak napas. Kelebihan dosis akan mengakibatkan kejangkejang, koma, napas lambat dan pendekpendek. Gejala bebas pengaruhnya adalah gambang marah, gemetaran, panik serta berkeringat, obatnya seperti: metadon, kodein, dan hidrimorfon.

b. Kelompok Depresent, adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Obat ini dapat membuat si pemakai merasa tenang dan bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri. Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkoba dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

1) Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo (1986) bahwa pengertian

narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh.” Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan

dan

kepentingan

manusia

di

bidang

pembedahan,

menghilangkan rasa sakit dan lain-lain 2) Psikotropika Psikotopika (Soerdjono Dirjosisworo: 1986) adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada 19 aktivitas normal dan perilaku

3) Zat adiktif lainnya Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah: (a) Rokok (b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan (c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008)

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya merupakan suatu kajian yang menjadi masalah dalam lingkup nasional maupun secara internasional. Pada kenyataanya, kejahatan narkotika memang telah menjadi sebuah kejahatan transnasional yang dilakukan oleh kelompok kejahatan terorganisir (organized crime). Masalah ini melibatkan sebuah sistem kompleks yang berpengaruh secara global dan akan berkaitan erat dengan Ketahanan Nasional sebuah bangsa. Baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam perkembangannya hingga saat ini penyalahgunaan penggunaan narkotika tersebar secara luas pada berbagai jenjang usia dan berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari jenjang usia muda hingga tua, kelas ekonomi bawah sampai dengan menengah ke atas. Namun yang patut mendapat perhatian lebih adalah adanya kecenderungan peningkatan angka yang signifikan pada lapis usia produktif.

2. Jenis-jenis Narkoba

Yang merupakan Jenis-jenis Narkoba ialah : a. Opiatatau Opium (candu) : Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). b.Morfin : Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) c. Heroin : Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin).Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia).Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya. d. Ganja : Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. e. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs : Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar.

Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam. f. Kokain : Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. B. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

Menurut Freud (dalam Hurlock, 2005), berpendapat bahwa masa remaja adalah fase dimana mulai terjadinya proses perkembangan meliputi perubahanperubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Menurut Yusuf (2007) remaja dibagi menjadi tiga yaitu: remaja awal (13-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), remaja akhir (19-22 tahun).

Periode remaja sering dikatakan sebagai usia yang menakutkan dan banyak masalah, hal ini terjadi karena masa remaja merupakan masa pembuktian diri kepada

orang lain, maka remaja akan melakukan apapun agar dirinya diakui walaupun apa yang mereka lakukan sebenarnya salah (Santrock, 2007).

Penyebab terjerumusnya seseorang dalam penyalahgunaan narkoba menurut Libertus Jehani dan Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri dari: a. Kepribadian Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. b. Keluarga Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (brokenhome) maka seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi. c. Ekonomi Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna narkoba. 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang yang mempengaruhi dalam melakukan suatu tindakan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal itu sendiri antara lain:

a. Pergaulan Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat terjadinya penyalahgunaan narkoba, biasanya berawal dari ikutikutan teman terutama bagi remaja yang memiliki mental dan kepribadian cukup lemah. b. Sosial /Masyarakat Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki

organisasi

yang

baik

akan

mencegah

terjadinya

penyalahgunaan narkoba, begitu sebaliknya apabila lingkungan sosial yang cenderung apatis dan tidak mempedulikan keadaan lingkungan sekitar dapat menyebabkan maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

Penyebab seseorang pertama kali menyalahgunakan narkoba hampir dipastikan karena rasa ingin tahu yang sangat besar, penjelajahan, petualangan, ingin menunjukkan keberanian, ingin ambil risiko, nekat. Masa remaja juga dikenal dengan masa labil, mudah terpengaruh, mudah meniru, tanpa memikirkan akibat di masa datang, BNN (2013). Menurut Landau (dalam Afiatin, 20014b) penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu: gaya hidup keluarga, predisposisi pada alkohol, tekanan kelompok teman sebaya, kekacauan remaja, dan masalah-masalah psikologis dan emosional yang serius

Tidak semua remaja menyalahgunakan atau mencoba narkoba. Menurut Martono dan Joewana (2006), beberapa ciri perkembangan remaja yang rentan terhadap gangguan penggunaan narkotika, psikotropika, alkohol dan zat adiktif lain adalah seperti berikut:

a. Perasaan galau. Masa peralihan dari kanakkanak ke dewasa dapat menimbulkan rasa tertekan, tegang, resah, bingung, rasa tidak aman, sedih dan depresi. Zat adiktif sering dipakai untuk menghilangkan perasaan tersebut. Perasaan demikian dapat berkurang atau hilang untuk sementara.

b. Tekanan kawan (“gang”). Seorang remaja membutuhkan pergaulan dengan teman sebaya dan berharap dapat diterima dalam kelompoknya. Zat adiktif dapat meningkatkan atau mempermudah interaksi sosial di dalam kelompok tersebut.

c. Pemberontakan. Gangguan penggunaan zat dapat dipandang sebagai suatu penyimpangan perilaku yang bersifat menentang nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat orang dewasa. Proses perkembangan jiwa remaja yang normal menuntut pemisahan dari otoritas orang tua dan mengembangkan otoritas dan identitas diri sendiri. Pada saat itu ada dorongan untuk memberontak atau melawan apa saja yang berbau otoritas orang tua, lebih-lebih jika orang tuanya memang bersifat otoriter. Peraturan dan tata tertib yang semula dipatuhi, ditinggalkan dan ditentang dengan keras. Pola hidup orang tua ditinggalkan diganti dengan pola hidup kelompok sebaya. Gangguan penggunaan zat sering dianggap sebagai pola hidup baru para remaja.

d. Keingintahuan. Masa remaja, dapat menimbulkan dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, untuk mencoba hal baru dan dorongan mencari pengalaman hidup baru termasuk mencoba zat adiktif.

e. Jiwa petualang. Gangguan penggunaan zat dapat dipandang sebagai suatu penyaluran dorongan ilmiah untuk melakukan perbuatan yang mengundang risiko besar (risktaking behaviour).

f. Meniru orang dewasa. Gangguan penggunaan zat dapat dipandang sebagai simbol kedewasaan. Para remaja ingin agar dianggap sudah dewasa, terutama bila orang tua masih selalu menganggap dirinya sebagai anak kecil.

g. Obat mujarab. Gangguan penggunaan zat dapat pula terjadi akibat usaha remaja dalam mengatasi kecemasan, ketakutan atau perasaan bersalah akibat eksplorasi seksualnya. Kadang-kadang zat adiktif dipakai untuk meningkatkan sensasi dalam hubungan seksualnya, menghilangkan hambatan psikologik, mempermudah timbulnya fantasi, dan meningkatkan empati dalam hubungan interpersonal.

h. Keyakinan yang salah. Keyakinan yang khas dan unik pada remaja berusia 15-16 tahun, bahwa apa yang terjadi pada orang lain tidak akan terjadi pada dirinya. Ia yakin bahwa zat adiktif dapat merugikan atau membahayakan orang lain tetapi tidak akan membahayakan dirinya walaupun kenyataan di sekitarnya membuktikan sebaliknya (personal fable).

C. Bahaya Narkoba 1. Bahaya yang ditimbulkan akibat memakai Narkoba Menurut Efeknya:

a. Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang

menjadi

berhalusinasi

dengan

melihat

suatu

hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD b. Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu. c. Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw. 2. Bahaya yang ditimbulkan akibat memakai narkoba menurut jenisnya: a. Opiat atau Opium (candu) : Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation), menimbulkan semangat, merasa waktu berjalan lambat, pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk, merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang), timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung. b. Morfin : menimbulkan euforia, mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi), kebingungan (konfusi), berkeringat, dapat

menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar, gelisah dan perubahan suasana hati, mulut kering dan warna muka berubah. c. Heroin : denyut nadi melambat, tekanan darah menurun, otototot menjadi lemas/relaks, diafragma mata (pupil) mengecil (pin point), mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri, membentuk dunia sendiri (dissosial), penyimpangan perilaku

(berbohong,

menipu,

mencuri,

kriminal),

ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari, efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur, jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat. d. Ganja : denyut jantung atau nadi lebih cepat, mulut dan tenggorokan kering, merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira sulit mengingat sesuatu kejadian, kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi, kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan, bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek, gangguan kebiasaan tidur, sensitif dan gelisah, berkeringat, berfantasi, selera makan bertambah.

e. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs : timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu, biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya, menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid), denyut jantung dan tekanan darah meningkat, diafragma mata melebar dan demam, disorientasi, depresi, pusing, panik dan rasa takut berlebihan, flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian, gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan. f. Kokain

:

berlebihan

Menimbulkan (ecstasy),

keriangan, hasutan

kegembiraan

(agitasi),

yang

kegelisahan,

kewaspadaan dan dorongan seks, penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan, timbul masalah kulit, kejang-kejang, kesulitan bernafas, sering mengeluarkan dahak atau lendir, merokok kokain merusak paru (emfisema), memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan, paranoid, merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs), gangguan penglihatan (snow light), kebingungan (konfusi), bicara seperti menelan (slurred speech).

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja bisa juga di lihat dari sikap dan prilakunya sebagai berikut: Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian, sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, sering menguap, mengantuk, dan malas, tidak memedulikan kesehatan diri, suka mencuri untuk membeli narkoba.

D. Cara Menanggulangi Narkoba

Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba, yaitu:

1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, atau disebut sebagai fungsi preventif. Biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Dalam menjalankan fungsi ini, upaya yang harus di lakukan oleh pemerintah meliputi melakukan sosialisasi secara berkala, pendirian lembaga-lembaga pengawasan, membentuk aturan perundang-undangan dalam berbagai bentuk, dan bahkan menjalin kerjasama inernasional baik bilateral, regional, maupun multilateral. Selain itu, kegiatan yang dapat dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).

2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan ( treatment ). Fase ini meliputi: 1) fase penerimaan awal antara 1

- 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental; 2) fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas: 1) fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat; 2) fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa

kegiatan

konseling,

membuat

mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

kelompokkelompok

dukungan,

BAB III METODE Referensi paper ini merupakan sebuah hasil pencarian dari karya ilmiah 3 tahun terakhir yaitu tahun 2016-2019. Pencarian melalui google scholar menggunakan kata kunci pertama yaitu Drug (Narkoba) terdapat 4.660, sedangkan jika menggunakan kata kunci kedua yaitu Preventing Drug. Tetapi yang sesuai dengan tema ditemukan 25 Artikel. Berikut merupakan deskripsi dari Hasil pencarian artikel tersebut :

No Penulis 1 Anas Paboko ri, Ahmad Budi Sutrisn o, A. Aztrid Fithray ani

Judul Artikel Negara Bersama Indonesi Perangi a Narkoba: Bahaya dan Dampaknya

Metode Metode yang digunakan pada kegiatan sosialisasi ini adalah metode ceramah dan tanya jawab. Materi dipaparkan dalam bentuk powerpoint dan video dengan menggunakan LCD namun sebelumnya pemateri melakukan umpan balik beruba pertanyaan kepada siswa tentang narkoba untuk mengecek pengetahuan dasar yang dimiliki siswa. Setelah pemateri memaparkan

Instrumen Pengambila n data melalui Observasi langsung dan tanya jawab

Hasil Sosialisasi yang dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat STKIP Andi Matappa ini dilaksanakan di Madrasah Aliah Darul Ulum Ammessange ng. Dari data pengamatan dan Tanya jawab yang dilakukan meningkatny a pemahaman siswa tentang narkoba dari 5% menjadi 78 % dari 82 siswa . sebelum pemaparan

kajiannya selama 1,5 jam barulah siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

2

Syaiful Arif dan Drs. Sutrisn o Widod o M.Pd

Pengembang Indonesi an Media a Video Anti Narkoba sebagai Media Penyuluhan di Bidang Pemberdayaa n Masyarakat BNNP Jawa Timur untuk Meningkatka n Minat dan Pemahaman Pelajar di SMKN 3

materi diberikan umpan balik berup[a a pertanyaan seputar narkoba kepada peserta dan hanya 2 orang yang mampu menjawab meskipun belum lengkap. Setelah pemberian materi di lakukan lagi umpan balik terlihat lebih dari setengah dari peserta yang spontan menjawa dengan sempurna. Metode ini Pengambila Berdasarkan menggunakan n data perhitungan penyuluhan melalui dengan taraf dengan media wawancara signifikansi video anti angket dan 5%, nilai db narkoba yang tes = N - 1 = 40dirangkaikan 1 = 39, maka dengan pre test diperoleh t dan post test tabel. 2,68 dengan demikian maka t hitung lebih besar dar t yaitu 80,49 > 2,68. Dari pernyataan tersebut

Surabaya

3

Aden Wahyu dhi, Iswan

Peran Guru Indonesi dalam a Mencegah Penyalahgun aan Bahaya Narkoba Pada Siswa

dapat disimpulkan bahwa setelah media pengembanga n media video dikembangka n, terdapat perbedaan pre-test dan post-test yang signifikan. Sehingga hal ini media video layak dan efektif untuk digunakan sebagai media penyuluhan di BNNP Jawa Timur. menunjukkan bahwa pengembanga n Penelitian ini Pengambila Dari hasil dilaksanakan di n data wawancara Sekolah Dasar melalui peneliti Negeri Sawah 03 Observasi memberikan Ciputat Kota wawancara gambaran Tangerang dan bahwa peran Selatan yang Dokumenta yang beralamat di si dilakukan Jalan Gelatik, oleh guru Ciputat, Kota yaitu, Tangerang membangun Selatan. kerja sama Penelitian yang yang baik digunakan antara guru adalah penelitian dengan orang Kualitatif tua siswa Deskriptif Hal dengan cara

ini dikarenakan penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Objek penelitian adalah wali kelas VI, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan desain yang digunakan adalah satu guru kelas VI dan informan berjumlah 5 orang

mengikutsert akan atau mengundang orang tua siswa untuk dapat mengikuti rapat sekolah agar terciptanya silaturahmi yang baik. Dengan melakukan pendekatan guru sering mengajak siswa berkomunika si, memahami permasalahan , menjadi pendengar yang baik, menjadi pendamping dalam memahami masalah, memberikan nasehat agar siswa memiliki semangat untuk berkembang, memberikan perhatian lebih dalam mengontrol perilaku siswa yang bermasalah, berkerja sama dengan

4

Akmal

REMAJA

Indonesi

Penelitian

guru kelas dan memantau siswa dalam ruang lingkup keluarga di SDN Sawah 03 dengan aspek keluarga, teman sebaya dan faktor kesempatan. Guru memiliki komunikasi yang baik dalam memahami permasalahan siswa, serta menjadi pendengar yang baik. Dengan pendekatan tersebut, siswa sedikit demi sedikit merasa dekat dan nyaman dengan adanya guru kelas VI. Dengan demikian, peran guru dalam mencegah penyalahguna an narkoba siswa dapat berjalan dengan baik. ini Pengambila Menurut

Hawi

PECANDU a NARKOBA: Studi tentang Rehabilitasi Integratif di Panti Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren Ar-Rahman Palembang

menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi saat ini. Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan gambaran secara kualitatif tentang rehabilitasi remaja pecandu narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren ArRahman Palembang

n data melalui Observasi, wawancara dan Studi Dokumente r

Peneliti diperlukan suatu pendekatan baru yang dapat mengakomod ir semua dimensi kerusakan yang dialami pecandu narkoba, seperti dimensi fisik, psikis dan dimensi moral spiritual. Pendekatan tersebut merupakan integrasi dari pendekatan terapi biologismedis, psikotrapipsikologis, dan moralspiritual. Sehingga dalam Proses rehabilitasi remaja pecandu narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren ArRahman Palembang, dilakukan dengan cara

5

Alya Nurma ya

Penyalahgun Indonesi aan napza di a kalangan remaja (studi kasus pada 2 Siswa di MAN 2 Kota Bima)

mengintegras ikan model terapi tersebut. Pendekatan yang Dalam Faktor digunakan dalam penelitian individu penelitian ini kualitatif merupakan adalah instrument salah satu pendekatan utamanya bagian dari kualitatif. adalah penyebab pertimbanganny peneliti itu terjadinya a karena peneliti sendiri, penyalahguna ingin maka an NAPZA. mendapatkan teknik Individu gambaran serta pengumpul yang informasi yang an data mencobamendalam yang coba mengenai digunakan menggunaka penyalahgunaan (Moleong, n NAPZA NAPZA 2010) biasanya dikalangan adalah: memiliki remaja. Jenis obsevasi, sedikit penelitian ini wawancara pengetahuan adalah penelitian dan akan NAPZA studi kasus. dokumenta serta efeksi. efek bahaya yang ditimbulkan oleh NAPZA. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Gunarsa (Hikmat 2008) bahwa pada usia remaja terjadi perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang dapat mendorong seseorang

untuk menyalahgun akan NAPZA. Memperhatik an fakta empiris yang terjadi di lapangan, maka peneliti menyimpulka n bahwa upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling terhadap siswa yang sudah terlanjur menyalahgun akan NAPZA adalah melalui layanan informasi, konseling individual, home visit dan mengadakan razia. Laporan tersebut belum maksimal, karena masalah NAPZA seharusnya mendapatkan perhatian lebih serius dan dalam

6

Deny Kurnia wan, Ratna Yuliaw ati, Ari Hamda ni

Hubungan Indonesi antara a Keadaan Keluarga dengan Perilaku Replase (Kekambuha n) Narkoba pada Residen

penanganann ya, untuk itu dibutuhkan terapi dan rehabilitasi yang secara professional dapat di pertanggungj awabkan. Penelitian ini Analisis Berdasarkan menggunakan data dalam hasil desain penelitian penelitian penelitian Cross Sectional ini mengenai yaitu mengambil menggunak variabel data hanya an uji perilaku dalam satu saat statistik relapse (one point, one Chi Square (kekambuhan time), ) ditemukan pengambilan dari 58 sampel, responden menggunakan yang probability direhabilitasi sampling dengan hanya 11 jenis simple responden random yang pernah sampling, mengalami Populasi dan relapse sampel (kambuh) di berjumlah 58 karenakan responden pola asuh yang buruk dan komunikasi yang tidak baik antara residen dengan orang tua, selain itu penyebab residen kembali relapse yaitu status emosi yang negatif atau

7

Isya nalapra ja

The issues of USA Authoriti between denational police Republik of Indonesia and national narkotics agentcy in Handling the case of narkotics

The study uses a By using normative legal primary research method legal material, secondary legal material and tertiary legal material, which is collected using the snowball method, which further being analyzed using description, argumentat ion and

mengalami stress dan juga kembalinya residen bergaul dengan pencandu aktif yang membuat residen kembali menggunaka n narkoba dan residen yang tidak mengalami relapse (kekambuhan ) yaitu sebanyak 47 responden (81,1%). To avoid the overlap of authority related to equal authority prosessed by state instuations,so the role of coordination is urgently required in order to achieve success in law enforcement

8

Jumaid ah, Rindu

Perilaku Indonesi Pencegahan a Penyalahgun aan Narkoba pada Remaja di Wilayah Kecamatan Sukmajaya, Depok

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data terhadap variabel dependen dan independen

systematiza tion techniques Pengumpul an data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan alat pengumpul data yaitu kuesioner yang disebarkan kepada anggota PIK-R. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari website resmi instansi, internet, buku, literature, dan dokumen pegawai, serta catatan

Berdasarkan penelitian diatas remaja komunitas PIK-R sudah memiliki sikap yang positif namun perilaku pencegahann ya masih tidak baik. Dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan remaja yang masih kurang tentang narkoba. Masih banyak remaja yang keliru dengan bahaya dari beberapa macam narkoba yang ada disekitar mereka. Untuk meningkatka n pengetahuan remaja tentang perilaku pencegahan penyalahguna an narkoba hal yang harus

pendukung lainya

dilakukan adalah memperbany ak mengadakan seminar, penyuluhan dan edukasi tentang bahaya narkoba di sekolah maupun dirumah untuk remaja maupun orangtua. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki lingkungan baik dan perilaku pencegahann ya baik terdapat 21 (72.4%) responden. Setelah diuji secara statistic dengan uji Chi-Square, diperoleh pvalue = 0.015, dengan α = 0.05 yang artinya ada

9

Maydiy a Restace ndi Nur’art avia

Karakteristik Indonesi Pelajar a Penyalahgun aan NAPZA dan Jenis NAPZA yang digunakan di Kota Surabaya

Penelitian ini Teknik adalah penelitian pengumpul deskriptif an data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen yang tersedia pada bagian rehabilitasi BNN Kota Surabaya. Dokumen yang digunakan adalah data penyalahgu na NAPZA di Kota Surabaya tahun 2015 namun dikhususka n pada pelajar

hubungan antara lingkungan dengan perilaku pencegahan. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar lakilaki (80,95%), sebagian besar responden berada pada usia remaja awal (54,45%). Usia remaja dibagi menjadi tiga kategori antara lain remaja awal yang berusia antara 12– 15 tahun, remaja pertengahan berada pada rentang usia 16-18 tahun, dan remaja akhir berada

10

Moham mad Indra Bangsa wan

Penyalahgun Indonesi aan Narkoba a sebagai Kejahatan terhadap Hak Asasi Manusia yang Berdampak terhadap Keberlangsu ngan Hidup Manusia

pada rentang usia 19-21 tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar SMP dan SMA tidak memiliki perbedaan jumlah yang besar dalam menyalahgun akan Metode Peneliti Berhubungan penelitian ini dapat dengan menggunakan melihat kejahatan metode akibat dari narkoba, penelitian suatu Dewan Pusat komparatif yang fenomena Stastistik mencari jawaban dan 2014 dirilis secara mendasar menguji data yang tentang sebab- hubungan jahat akibat, dengan sebab narkotika menganalisa akibat dari mencapai faktor-faktor data-data 19,953 kasus. penyebab yang Wilayah terjadinya tersedia terbesar ataupun adalah dalam munculnya suatu lingkup fenomena Polda Metro tertentu, dan Jaya sebagai bersifat ex post banyak kasus facto Artinya, kejahatan data narkoba dikumpulkan 5.400. setelah semua Kejahatan kejadian yang penyalahguna dikumpulkan an narkoba telah selesai terhadap Hak berlangsung Asasi Manusia harus segera ditangani dan diatasi

melalui sinergitas gerakan pencegahan yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat. Pemerintah dapat berperan aktif dengan upaya-upaya penegakan hukum bagi mereka yang terbukti menyalahgun akan narkoba apapun jenisnya. Upaya preventif sangat diperlukan guna melindungi generasi muda sebagai penerus kelangsungan hidup manusia, tindakantindakan konkret yang dimulai dari pencegahan dan membentengi generasi muda agar tidak masuk dan terjerumus

11

Uyat Suyatn a

Evaluasi Indonesi Kebijakan a Narkotika pada 34 Provinsi di Indonesia

dalam jurang penyalahguna an narkoba. penelitian ini Data yang Badan menggunakan digunakan Narkotika pendekatan dalam Nasional kualitatif dengan penelitian (BNN) telah metode ini adalah melakukan participation data pemberantasa observation yang sekunder n narkotika juga disebut yang sangat baik, dengan berupa akan tetapi observasi aktif informasi- masyarakat (Soedarsono, informasi tidak paham 2001: 149) dari pada Kepolisian, UndangBadan Undang Narkotika Nomor 35 Nasional Tahun 2009 (BNN), dan tentang data-data narkotika, mengenai psikotropika, kebijakan dan zat pemerintah adiktif dalam lainnya. menanggul Sehingga, angi penjatuhan penyalahgu hukuman naan seberatberatn Narkotika, ya termasuk serta hukuman dampak mati kepada negatif gembong Narkotika Narkotika terhadap untuk efek kehidupan jera. sosial Eksekusi masyarakat mati bagi di narapidana Indonesia juga akan dilakukan bagi narapidana mati yang telah memperoleh

12

Agus Supriya nto, Amien Wahyu di, Irvan Budhi

Pusat Informasi dan Konseling Gerakan Bebas Narkoba Remaja

Indonesi a

putusan yang berkekuatan hukum tetap. Penentuan ini oleh menteri hukum, menteri dalam negeri, menteri sosial, menteri kesehatan, polri, jaksa agung dan Kepala Badan Narkotika Nasional. Sedangkan, untuk pengguna Narkotika dengan direhabilitasi, membangun panti rehabilitasi dengan anggaran daerah. Obatobatan disediakan kementerian kesehatan bekerja sama dengan kementerian sosial. Metode ini Pengambila Kegiatan dilakukan n data pengabdian dengan melalui tentang Pusat mengadakan Observasi Informasi Penyuluhan, dan dan Pelatihan dan Wawancara Konseling Forum Grup (PIK) Discussion Gerakan

Handak a

Muhammadi yah

(FGD). Metodemetode pelaksanaan akan disajikan dalam berbagai materi, yaitu: 1. Forum Group Discussion untuk Pencegahan Narkoba 2. Penyuluhan mengenai tentang “Narkoba dan kecanduan narkoba” 3. Penyuluhan mengenai tentang “bahaya narkoba bagi generasi emas remaja islamiah bebas narkoba” 4. Pelatihan mengenai tentang “pergaulan remaja anti narkoba dan cara menolak tawaran tentang narkoba” 5. Pelatihan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) bagi siswa sekolah, organisasi OSIS, guru bimbingan dan konseling 6. Pengembangan Peer Guidance dan peer counseling pada diri siswa dan

Bebas Narkoba pada Remaja Muhammadi yah di Kawasan Lendah, Bantul Yogyakarta. Lokasi sekolah dilaksanakan di SMP Muhammadi yah 1 Lendah dan SMP Muhammadi yah 2 Lendah, Yogyakarta. PIK merupakan salah satu cara bagi sekolah dengan dibantu konselor sekolah untuk mencegah narkoba di lingkungan remaja, khususnya remaja muhammadiy ah. Siswa diajarkan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan informasi, menolak,

konselor.

13

Ahmad Darwis, Gabena Indraya ni Dalimu nthe, Sulaim an Riadi

Narkoba, Indonesi Bahaya dan a Cara Mengantisip asinya

maupun melatih individu lain terhadap bahaya narkoba melalui program peer guidance, peer suport, dan peer counseling. Metode yang Pengambila Adapun digunakan n data solusi ceramah dengan melalui alternatif menggunakan Observasi yang dapat Slide, OHP, langsung dilakukan Diskusi, dan dan Tanya oleh Tanya Jawab Jawab masyarakat (Non pemerintah) dalam mengatasi masalah narkoba ini, adalah dengan menggunaka n beberapa pendekatanya ng diterapkan kepada mereka, baik yang belum ataupun yang sudah terjerat belitan narkoba. Beberapa pendekatan yang penulis maksud adalah sebagai berikut: 1.Pendekatan

14

Ikawati dan Sri wahyun i

Layanan Indonesi Sosial : Pola a Asuh Orangtua dalam Pencegahan Penyalahgun aan Narkoba pada Remaja

Jenis Penelitian Mengguna adalah Penelitian kan Komparasi Questionar e/ Angket

agama (religius); 2.Pendekatan Psikologis; dan 3.Pendekatan Sosial Setelah data tertabulasi, dan dianalisis dengan program Anava dua jalur, maka hasilnya sebagai berikut FAB= 3,525 dengan p= 0,033 berartip<0,05 jadi kesimpulann ya ada perbedaan pola asuh (Demokratis, Otoriter dan Permisif) antara kelompok narkoba dan kelompok bukan narkoba. Orangtua pada kelompok remaja narkoba cenderung memberikan pola asuh permisif.Fakt or lain juga dapat

15

Putri Carolin a,Yelstr ia Ullina Tarigan

Pengaruh Indonesi pendidikan a kesehatan terhadapt tingkat pengetahuan remaja dalam mpencegaha n penyalahgun aan NAFZA di SMA katolik ST.petrus kanisius palngka raya

menyebabkan responden menyalahgun akan narkoba seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan anak diluar rumah. Desain dalam Pengumpul Berdasarkan penelitian ini an data hasil adalah dengan melalui penelitian, rancangan Pra- Observasi ada beberapa eksperimental langsung kesamaan dengan sebelum antara fakta pendekatan one dan dan teori Group pra-post sesudah mengenai test design yang dilakukann pengetahuan. mengungkapkan ya Sebelum hubungan sebab Intervensi diberikan akibat dengan pendidikan cara melibatkan kesehatan satu kelompok mengenai subjek pencegahan penyalahguna an NAPZA, seluruh responden yang berjumlah 47 orang memiliki pengetahuan yang kurang hal ini dikarenakan banyak yang belum pernah mendapatkan informasi tentang pencegahan penyalahguna an NAPZA.

Hasil dari penelitian ini banyak remaja yang belum pernah mendapatkan informasi tentang pencegahan penyalahguna an NAPZA. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya minat serta keingintahua n siswa untuk mencari informasi yang menyebabkan ketidaktahua n tentang suatu hal yang belum diketahui individu tersebut. Oleh karena itu dengan adanya informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap informasi yang

16

Rahmi Sofah, Harlina , Rani Mega Putri

Pengembang Indonesi an Perilaku a Asertif untuk Pencegahan Penyalahgun aan Narkoba Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian pre eksperimen dengan desain penelitian One Group Pre Test and Post Test Design

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunak an angket

diperoleh. Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunaka n teknik uji-t menunjukkan bahwa thitung 7.043 > ttabel 1.83 dengan α = 0.05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku asertif untuk pencegahan penyalahguna an narkoba. Hasil tersebut diperkuat oleh analisa deskriptif. Perbandingan hasil yang dirasakan oleh setiap subjek sebelum dan sesudah dilakukannya bimbingan kelompok memperlihatk an perbedaan dimana ratarata nilai

17

Abd. Aziz Hasibu an

Narkoba dan Indonesi Penanggulan a gannya

Dalam konteks penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk dapat meneliti dan menemukan suatu kebenaran yang tidak hanya mengacu pada metode penelitian tetapi juga terhadap paradigma, pola pikir, metode pengumpulan dan analisa data, hingga cara penafsiran dari penemuan penelitian itu sendiri

Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif, sehingga data yang sudah terkumpul baik berupa dokumen maupun hasil wawancara

perilaku asertif siswa sebelum dilakukan bimbingan kelompok sebesar 122,1 menjadi meningkat nilai rata-rata asertif siswa setelah diberikan perlakuan yaitu sebesar 151,1. Berdasarkan fakta di lapangan, bahwa sering ditemukan terjadi penyeleweng an atau pembangkan gan hukum oleh para penegak hukum narkotika, khususnya dalam menangani perkara penyalah guna narkotika untuk diri sendiri. kebijakan pemerintah dalam menanggulan gi pecandu narkotika

18

Junaidi n, Hadi Santoso dan Adi Hidayat Argubi

Implementas Indonesi i Kearifan a Lokal dalam Pencegahan Penyalahgun aan Narkoba di Kalangan Pelajar

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Teknik pengumpul an data penelitian antara lain: Observasi Partisipatif, Wawancara tak terstruktur dan Studi Dokumenta si

tidak sepenuhnya terlaksana sebagaimana amanah UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yaitu memberikan pembinaan, perawatan terhadap pecandu narkotika. Artinya, pemerintah masih belum konsisten alias inkonsistensi dalam melaksanaka n UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan oleh SMK Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 13 Kota Bima dalam pencegahan penyalahguna an narkoba di kalangan

19

Iwan Setyaw an, Prof. Hj. Sri Sulisty awati, SH, M.Si, Ph.D

Narkotika berbasis kearifan lokal masyarakat desa bercirikan islami

Indonesi a

pelajar, yaitu pertama ”mbolo weki” dan ”mbolo rasa” dan kedua majelis taqlim. Mbolo weki adalah acara musyawarah mufakat yang biasanya diselenggarak an untuk mempersiapk an suatu acara sedangkan Mbolo rasa merupakan kegiatan musyawarah mufakat yang dilakukan oleh keluarga yang ingin berhajat Penelitian ini Pengambila Dalam adalah penelitian n data penelitian ini Deskriptif melalui kami merasa Kualitatif Observasi bahwa dan Studi kearifan local Dokumen yang sangat cocok untuk di kembangkan dan dilestarikan ditengah – tengah masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sumatera

20

Nuri Pina, Oedojo Soedirh am

Dukungan Indonesi Pemerintaha a n dalam Mencegah Penyalahgun aan Narkoba di Kota Surabaya

Penelitian merupakan Penelitian Kualitatif

ini Mengguna kan teknik Wawancara , Observasi dan Studi Dokumenta si

21

Nurjani sah,

Analisis Penyalahgun

Penelitian kualitatif

Pengumpul ini an data

Indonesi a

Utara adalah kearifan local Wirid Yasin, selain tempat bersilaturahm i untuk saling mengingatka n tentang pencegahan penyalahguna an Narkotika lebih pentingnya lagi wirid ini berisi zikir dan ibadah kepada Allah SWT. Hasil penelitian menunjukkan peran Pemerintah sudah sesuai dengan Perwali. Peran tersebut diantaranya sosialisasi, pembentukan koselor sebaya, pembentukan kader pemuda anti narkoba, kurikulum integrasi anti narkoba, dan pelaksanaan Traininf of Trainer (TOT). Usaha untuk menyembuhk

Teuku Tahlil, Kartini Hasball ah

22

aan Napza Dengan Pendekatan Health Belief Model

Randi Koordinasi Indonesi Yuhand Pemerintaha a i n Kota dalam Upaya

menggunakan desain studi fenomenologi

dilakukan dengan tehnik Fokus Group Discussion (FGD) mengekspl orasi persepsi penyalahgu na Napza yang terdiri dari persepsi resiko, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, tindakan, dan keyakinan diri

an dari ketergantung an NAPZA partisipan saat ini telah dilakukan dengan rehabilitasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat mengikuti program rehab, seperti mendapatkan informasi baru terhadap bahaya penyalahguna an Napza, mendapatkan kegiatan positif, menanamkan keinginan untuk berhenti menggunaka n Napza sehingga mendapatkan dukungan dan motivasi untuk berhenti dalam penyalahguna an Napza. Jenis penilitian Pengambila Bila dikaji ini n data fakta yang menggunakan melalui ada, untuk metode Observasi dapat

Pencegahan Penyalahgun aan Narkotika di Kota Pekan Baru

Penelitian Kualitatif

dan Dokumenta si

membuat, menyusun dan menerapkan program penanggulan penyalahguna an narkoba ini, pada level individu dan level sosial (termasuk level nasional) haruslah dikaji lebih mendalam perkembanga n individuinddividu penyalahguna narkoba sebelum bisa menyusun program yang tepat guna. Di samping itu, mungkin ada baiknya bahwa program penanggulan gan ini dilakukan secara terpadu dengan program pengembanga n modal insani (human capital development)

23

Resky Anggi Saragih

Peranan Indonesi POLRI a dalam mencegah dan Memberanta s Penyalahgun aan Narkotika di Provinsi Sulawesi Utara

Metode Penelitian Hukum Normatif

agar pada ujungnya nanti Indonesia mempunyai modal sosial (social capital) yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Pengambila Kesimpulan n data Undangmelalui Undang Studi Nomor 35 Dokumen Tahun 2009 tentang Narkotika yang mengatur upaya mencegah dan memberantas penyalahguna an dan peredaran gelap narkotika yakni, upaya pertama dari sisi “demand” yakni mencegah jangan sampai terjadi Penyalah guna Narkotika baru. Penyalah

guna Narkotika yang lama direhabilitasi dengan cara melapor diri ke IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) untuk mendapatkan penyembuha n. Apabila tidak melapor ke IPWL akan menjadi sasaran penyidik untuk ditangkap yang selanjutnya dipaksa ditempatkan di lembaga rehabilitasi sebagai bentuk hukuman karena masa menjalani rehabilitasi dihitung sebagai masa menjalani hukuman (Pasal 103 ayat 2). Upaya kedua memberantas peredaran gelap Narkotika dengan sasaran mulai

24

Rico Januar Sitorus

Penggunaan Narkotika mendukung perilaku beresiko

indonesi a

dari kultivasi, produksi, bandar, pengedar, kurir dengan hukuman setimpal dan secara simultan dilakukan penuntutan tindak pidana pencucian uang dengan merampas aset yang dimiliki para pengedar dan diberlakukan dengan pembuktian terbalik di pengadilan. Upaya ketiga adalah mendorong masyarakat agar berperan serta seluas luasnya dalam upaya pencegahan maupun pemberantasa n. Penelitian ini Pengambila Penelitian adalah Penelitian n data Sitorus Kualitatif melalui (2014), Studi mengungkap Dokumen kan bahwa 61,3% pecandu narkotika telah melakukan hubungan

seksual sebelum menikah dengan proporsi 54,7% melakukan hubungan seksual dengan pacarnya, sebagian besar dari mereka masih berusia di bawah 20 tahun. Perilaku seksual seperti ini merupakan salah satu perilaku berisiko. Perubahan hormonal, pengaruh negatif dari kelompok sebaya dan kontrol diri yang rendah dapat mendorong seorang remaja untuk melakukan hubungan seksual. Pengaruh negatif dan kontrol diri yang rendah dalam menjalani pergaulan

25

Wahyu ni Ismail

Teori Biologi tentang Perilaku Penyalahgun aan Narkoba

Indonesi a

sehari-hari membuat para remaja terjerumus kepada halhal negatif. Remaja yang pernah melakukan hubungan seksual berpotensi 12 kali lebih besar untuk menyalahgun akan narkoba dibandingkan remaja yang tidak melakukan hubungan seksual saat remaja. Penelitian ini Pengambila Ratnasingam adalah Penelitian n data dan Rahman Kualitatif melalui (1990: 34) Studi menguraikan Dokumen lima jenis proses individu menjadi pengguna narkoba, yaitu a) pengguna yang mengalami penyakit emosi, b) pengguna normal, c) pengguna profesional yang juga menjadi penjahat, d)

pengguna yang kekurangan sosialisasi dan, e) pengguna yang mencari sensasi. Teori biologi mengatakan bahwa mekanisme fisik keturunan atau pembawaan yang mengakibatk an individu menyalahgun akan obatobatan, narkoba, alkohol atau menyiksa seseorang setelah mencobanya (Goode, 1999: 38). Penjelasan mengenai teori biologi ini dapat diketahui melalui teori genetik, teori ketidakseimb angan metabolisme dan teori biologikal otak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jumaidah dan Rindu tingkat pengetahuan remaja sangat mempengaruhi terhadap perilaku pencegahan remaja dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja karena dengan tingginya pengetahuan maka seseorang akan dengan mudah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya. Semakin tinggi pengetahuan remaja berarti semakin baik perilaku pencegahan remaja dalam pencegahan penyalahgunanaan narkoba pada remaja karena remaja tersebut tidak sepenuhnya mengetahui bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba.

Selain itu, berdasarkan penelitian tersebut remaja sudah memiliki sikap yang positif namun perilaku pencegahannya masih tidak baik. Dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan remaja yang masih kurang tentang narkoba. Masih banyak remaja yang keliru dengan bahaya dari beberapa macam narkoba yang ada disekitar mereka. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba hal yang harus dilakukan adalah memperbanyak mengadakan seminar, penyuluhan dan edukasi tentang bahaya narkoba di sekolah maupun dirumah untuk remaja maupun orangtua.

Pelajar berada pada usia remaja yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Pada usia remaja, dorongan keingintahuan akan sesuatu hal sangat besar, merasa sudah

dewasa sehingga ingin mengambil risiko dengan mencoba hal-hal yang belum diketahui sebelumnya. Selain itu, biasanya para remaja sering berkumpul dengan teman sebayanya sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman lainnya akan dicontoh (BNN RI, 2012b). Hal tersebut menyebabkan pelajar menjadi sasaran bagi para pengedar NAPZA. Beberapa alasan remaja dalam menyalahgunakan NAPZA antara lain merasa tertekan bahkan depresi sehingga membutuhkan NAPZA untuk menghilangkan perasaan tersebut, pergaulan dengan teman yang juga menyalahgunakan NAPZA, perkembangan jiwa remaja yang menuntut pemisahan dari aturan orang tua dan mencari identitas diri dengan mengikuti pola hidup kelompok sebayanya, penggunaan NAPZA dianggap sebagai pola hidup baru, keingintahuan yang besar dalam mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan mencoba hal baru untuk mencari pengalaman hidup baru, penyalahgunaan NAPZA dapat dipandang sebagai suatu penyaluran dorongan untuk melakukan perbuatan yang memiliki risiko besar karena remaja berjiwa petualang yang tinggi, penyalahgunaan NAPZA menurut mereka merupakan simbol kedewasaan (Siskandar, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maydya karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar laki-laki (80,95%), sebagian besar responden berada pada usia remaja awal (54,45%). Usia remaja dibagi menjadi tiga kategori antara lain remaja awal yang berusia antara 12– 15 tahun, remaja pertengahan berada pada rentang usia 16-18 tahun, dan remaja akhir berada pada rentang usia 19-21 tahun. Tabel 1 menunjukkan bahwa pelajar SMP dan SMA tidak

memiliki perbedaan jumlah yang besar dalam menyalahgunakan NAPZA namun pelajar SMA merupakan responden yang paling banyak menyalahgunakan NAPZA (52%).

Hal ini sangat sesuai Menurut Freud (dalam Hurlock, 2005), yang berpendapat bahwa masa remaja adalah fase dimana mulai terjadinya proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Menurut Yusuf (2007) remaja dibagi menjadi tiga yaitu: remaja awal (13-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), remaja akhir (19-22 tahun).

Periode remaja sering dikatakan sebagai usia yang menakutkan dan banyak masalah, hal ini terjadi karena masa remaja merupakan masa pembuktian diri kepada orang lain, maka remaja akan melakukan apapun agar dirinya diakui walaupun apa yang mereka lakukan sebenarnya salah (Santrock, 2007).

BAB V KESIMPULAN Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis Menurut pengaruh penggunaannya ( effect ), akibat kelebihan dosis (overdosis) dan gejala bebas pengaruhnya ( With drawal Syndrome ) dan kalangan medis, obat-obatan yang sering disalahgunakan. Jenis-jenis Narkoba di antaranya yaitu : Opiatatau Opium (candu), Morfin, Heroin, Ganja, LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs, Kokain. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada penyalahgunaan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Bahaya yang ditimbulkan akibat memakai Narkoba Di bedakan menjadi dua yaitu menurut Efek (Halusinogen, Stimulan, Depresan) dan menurut jenisnya. Ada tiga tingkat intervensi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan narkoba, yaitu Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier yang mencakup pencegahan tahap awal sampai akhir.

Pelajar berada pada usia remaja yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Pada usia remaja, dorongan keingintahuan akan sesuatu hal sangat besar, merasa sudah dewasa sehingga ingin mengambil risiko dengan mencoba hal-hal yang belum diketahui sebelumnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Informasi tentang NAPZA dan dampak penyalahgunaannya dapat diberikan untuk menambah pengetahuan remaja, dampak positif bila seseorang atau kelompok diberikan pendidikan tentang bahaya NAPZA, maka akan mempengaruhi sikap mereka untuk berperilaku sesuai nilai-nilai kesehatan. Sedangkan dampak negatif bila kurang atau tidak mendapatkan pendidikan tentang bahaya NAPZA, maka dikhawatirkan akan terjadi perubahan sikap yang dapat membahayakan diri sendiri maupun lingkungan. Perawat memiliki peran yang penting untuk membantu menghadapi permasalahan NAPZA di sekolah, yaitu dengan cara preventif dan promotif. Peran perawat dari segi preventif sendiri adalah berupa pemberian pendidikan kesehatan mengenai NAPZA bagi remaja di masyarakat untuk memperingati dan mengurangi penyalahgunaan NAPZA sedini mungkin. Sedangkan peran perawat dari segi promotif dengan meningkatkan dukungan kepada masyarakat dalam melawan penyalahgunaan NAPZA terutama dikalangan muda. Selain itu perawat juga dapat bekerja sama dengan pihak keluarga dengan menganjurkan orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang lebih harmonis dan beragama serta selalu memperhatikan keadaan anakanaknya termasuk pergaulannya.

DAFTAR PUSTAKA Pabokori, A., Sutrisno, A., & Fithrayani, A. (t.t.). Bersama Perangi Narkoba: Bahaya dan Dampaknya. 2018. Arif, S. (t.t.). PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANTI NARKOBA SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DI BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BNNP JAWA TIMUR UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN PELAJAR DI SMKN 3 SURABAYA. 2016. Wahyudhi, A., & Iswan. (t.t.). PERAN GURU DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA. 2018. Akmal Hawi. (t.t.). REMAJA PECANDU NARKOBA: Studi tentang Rehabilitasi Integratif di Panti Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren Ar-Rahman Palembang. 2018. Nurmaya, A. (t.t.). Penyalahgunaan napza di kalangan remaja (studi kasus pada 2 Siswa di MAN 2 Kota Bima). 2016. Kurniawan, D., Yuliawati, R., & Hamdani, A. (t.t.). HUBUNGAN ANTARA KEADAAN KELUARGA DENGAN PERILAKU RELAPSE (KEKAMBUHAN) NARKOBA PADA RESIDEN. 2017. Nalapraja, I. (t.t.). The Issue of Authority Between The National Police Republic of Indonesia and National Narcotics Agency in Handling The Case of Narcotics. 2018.

Jumaidah, & Rindu. (t.t.). PERILAKU PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI WILAYAH KECAMATAN SUKMAJAYA, DEPOK. 2017. Nur’artavia, M. (t.t.). KARAKTERISTIK PELAJAR PENYALAHGUNA NAPZA DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN DI KOTA SURABAYA. 2017. Bangsawan, M. (t.t.). PENYALAHGUNAAN NARKOBA SEBAGAI KEJAHATAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA YANG BERDAMPAK TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP MANUSIA. 2016, 6. Suyatna, U. (t.t.). EVALUASI KEBIJAKAN NARKOTIKA PADA 34 PROVINSI DI INDONESIA. 2018, 20. Supriyanto, A., Wahyudi, A., & Handaka, I. (t.t.). Pusat Informasi dan Konseling Gerakan Bebas Narkoba Remaja Muhammadiyah. 2018, 2 No.2. Darwis, A., Dalimunthe, G., & Riadi, S. (t.t.). NARKOBA, BAHAYA DAN CARA MENGANTISIPASINYA. 2017, 1 No.1. Ikawati, & Wahyuni, S. (t.t.). LAYANAN SOSIAL: POLA ASUH ORANGTUA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA. 2017, 41 N0.1. Carolina, P., & Tarigan, Y. (t.t.). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAFZA DI SMA KATOLIK ST. PETRUS KANISIUS PALANGKA RAYA. 2019, 4 No.2.

Sofah, R., Harlina, & Putri, R. (t.t.). Pengembangan Perilaku Asertif untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. 2018, 4 No.1. Abd. Aziz Hasibuan. (t.t.). Narkoba dan Penanggulangannya. 2017, 11 No.1. Junaidin, Santoso, H., & Argubi, A. (t.t.). IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR. 2018, 5 No.2. Setiyawan, I. (t.t.). PENERAPAN KONSEP PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA BERBASIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA BERCIRIKAN ISLAMI. 2018. Nuri, P., & Soedirham, O. (t.t.). DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA SURABAYA. 2016. Nurjanisah, Tahlil, T., & Hasballah, K. (t.t.). Analisis Penyalahgunaan Napza Dengan Pendekatan Health Belief Model. 2017. Yuhandi, R. (t.t.). KOORDINASI PEMERINTAH KOTA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KOTA PEKANBARU. 2017. Saragih, R. (t.t.). PERANAN POLRI DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI SULAWESI UTARA. 2018, VI No.6.

Sitorus, R. (t.t.). PENGGUNAAN NARKOTIKA MENDUKUNG PERILAKUPERILAKU BERISIKO. 2016, 7. Ismail, W. (t.t.). TEORI BIOLOGI TENTANG PERILAKU PENYALAHGUNAAN NARKOBA. 2017, 5 No.1. Amanda, M., Humaedi, sahadi, & Santoso, M. (t.t.). PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA ( ADOLESCENT SUBSTANCE ABUSE ). 2017, 4 No.2.

Related Documents


More Documents from "serdy"