REVIEW MATERI KULIAH FITOFARMASI
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
Disusun oleh : AFRIAN ROSYADI (162210101053)
Dosen Pengampu : Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt.
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2019
REVIEW MATERI KULIAH FITOFARMASI BUDIDAYA TANAMAN OBAT
Tanaman obat memiliki khasiat obat dan dapat dipakai untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit.Kebanyakan tanaman obat tumbuh liar. Akibatnya, mereka sukar diperoleh pada saat dibutuhkan. Agar tanaman itu dapat selalu tersedia setiap saat, maka mereka perlu ditanam dan dipelihara. Istilah itu adalah budidaya. Selanjutnya, hasil budidaya dapat dijadikan sebagai bahan baku fitofarmasi baik itu simplisia atau ekstrak.
BAHAN BAKU SIMPLISIA NABATI •
Tumbuhan Liar Tumbuh dengan sendirinya di hutan/tempat lain, atau sengaja ditanam dengan tujuan lain, misal: sbg tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan untuk simplisia
•
Tanaman Budidaya Sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia, misal kebun, tumpang sari, TOGA
Tumbuhan Liar •
Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan berbeda-beda
•
Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen seringkali kurang diperhatikan sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama
•
Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan perbedaan kadar kandungan senyawa aktif
Tanaman Budidaya •
Bahan baku dari tanaman budidaya, variasi lebih kecil daripada bahan baku dari tumbuhan liar
•
Senyawa aktif pada tanaman budidaya lebih mudah dimonitor dengan cara waktu panen optimum
•
Penurunan kualitas karena kondisi lingkungan yang bervariasi dapat dikendalikan denga cara disisihkan/disortir
Ada 2 tahapan penting dalam budidaya tanaman obat yaitu : 1. Budidaya tanaman obat ( Good agricultural Practice / GAP) 2. Pengumpulan tanaman obat (Good Collection Practice / GCP) GAP + GCP = GACP
1. Tahapan Budidaya Tanaman Obat ( Good agricultural Practice / GAP) a. Identifikasi / otentikasi tanaman obat yang dibudidayakan didasarkan pada :
Pemilihan tanaman obat
Identitas botani
Spesimen
b. Pembenihan dan media perbanyakan lainnya c. Penanaman
Pemilihan tempat penanaman
Ekologi lingkungan & dampak sosial
Iklim
Tanah
Pengairan & penyaluran air
Pemeliharaan & proteksi tanaman
d. Pemanenan
Waktu terbaik pemanenan dititik berakant pada kualitas & kuantitas senyawa aktif dibanding total vegetatif/ hasil panen keseluruhan
Hindari : embun, hujan, lembab
Peralatan: kontaminasi (dari tanah dan material lain) & kerusakan yang minimal
Hindari kontaminasi pada pengemasan
e. Personalia Pengetahuan tentang tanaman obat yg ditanam Hygiene pribadi dengan cara training Kelengkapan: sarung tangan, helm, kaca mata, pelindung muka Pengetahuan tentang perlindungan lingkungan dan konservasi spesies tanaman obat
Pengaruh Lingkungan terhadap Tumbuhan 1. Suhu 2. Curah hujan 3. Ketinggian 4. Nutrisi 5. Lama penyinaran
2. Tahapan Pengumpulan tanaman obat (Good Collection Practices / GCP) a. Izin untuk pengumpulan Bila diperlukan, misal untuk tanaman liar, tanaman untuk tujuan ekspor atau impor b. Perencanaan teknis
Identifikasi situs pengumpulan
Izin pengumpulan lokal dan / atau nasional
Informasi penting tentang spesies target
Data tentang kondisi lingkungan
Transportasi untuk membawa personel, peralatan, dan bahan tanaman obat yang dikumpulkan
Personel yang terlatih
c. Pemilihan tanaman obat untuk koleksi
Spesies atau varietas botani yang dipilih untuk koleksi harus sama dengan yang ditentukan dalam farmakope nasional
Identifikasi atau otentikasi botani
d. Koleksi Tanaman obat tidak boleh dikumpulkan di atau dekat daerah di mana pestisida tingkat tinggi atau kontaminan lain yang mungkin digunakan atau ditemukan, seperti pinggir jalan, selokan drainase, tailing tambang, tempat pembuangan sampah dan fasilitas industri yang dapat menghasilkan emisi beracun. Pengumpulan tanaman obat di dalam dan sekitar padang rumput aktif, termasuk tepi sungai di hilir dari padang rumput, harus dihindari untuk menghindari kontaminasi mikroba dari kotoran hewan. Bahan tanaman obat mentah yang dikumpulkan tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah. Jika bagian bawah tanah (seperti akar) digunakan, tanah yang menempel harus dikeluarkan dari tanaman segera setelah dikumpulkan. Kontaminasi silang harus dihindari misal, jika lebih dari satu bagian tanaman obat harus dikumpulkan, spesies tanaman yang berbeda atau bahan tanaman harus dikumpulkan secara terpisah dan diangkut dalam wadah yang terpisah. Pengumpulan bahan baku didasarkan pada beberapa hal. Hal tersebut akan mempengaruhi kandungan senyawa aktifnya, diantaranya
Lingkungan tumbuh
Bagian tanaman
Umur tanaman
Waktu panen
e. Personalia
Pedoman Pemanenan 1. Biji yang telah tua –
Kedawung mengeringnya buah
–
Jarak sebelum kering benar (sebelum buah pecah alami dan biji terlempar jauh)
2. Buah yang telah masak –
Labu merah perubahan kekerasan
–
Asam perubahan warna
–
Belimbing wuluh, jeruk nipis kadar air buah
–
Pare, mentimun perubahan bentuk buah
3. Daun pucuk : ditandai perubahan vegetatif ke generatif –
Kumis kucing
4. Daun tua : daun membuka sempurna & terletak di batang/cabang penerima sinar matahari sempurna –
Sembung
5. Kulit batang cukup umur (misal menjelang musim kemarau) 6. Umbi lapis: besar umbi maksimum pertumbuhan bag di atas tanah berhenti –
Bawang merah
7. Rimpang: mengeringnya bagian atas tanaman besar rimpang maks –
Jahe , kunyit , dan yang lainnya.
8. Kayu yg telah tua –
Kamfer