Kanski.docx

  • Uploaded by: fahmi rosyadi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kanski.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 443
  • Pages: 2
- Laboratorium : kultur bakteri di media agar coklat/Thayer-martin → diplokokus gram (-) - Tatalaksana :  Topical : gentamisin/basitrasin  Sistemik :  Seftriakson IV  Spektinomisin IM

(kanski)

Konjungtiva 1. Konjungtivitis bakteri  Konjungtivitis bakteri akut - Etiologi : kontak langsung dengan secret yang terinfeksi (H. influenza, S. pneumonia, S. aureus, Moraxella catharrhalis) - SS :  Kemerahan, seperti kelilipan, rasa terbakar, discharge  Bilateral  Saat bangun tidur, kelopak mata menempel & sulit dibuka  Injeksi konjungtiva  Discharge cair seperti konjungtivitis virus, lama2 menjadi mukopurulen - Tatalaksana :  Sembuh sendiri selama 5 hari tanpa pengobatan  Asam fusidic : untuk infeksi stafilokokus  Tetes mata (kloramfenikol, siprofloksasin, ofloksasin, dll)  Ointments : terbatas pada penggunaan siang hari karena pengelihatan kabur 

Keratokonjungtivitis gonokokus - SS :  Nyeri tekan & edema kelopak mata berat  Konjungtiva hiperemi, kemosis, discharge >>  Terbentuk pseudomembran  Limfadenopati  Perforasi & endoftalmitis



Konjungtivitis meningokokus - Primer : non-invasif & invasive (demam, septicemia, meningitis) - Sekunder : menyebar ke mata selama end-stage septicemia - Diagnosis :  Berhubungan dengan perdarahan konjungtiva & limfadenopati preaurikular  Dapat berkembang menjadi keratitis & memicu ulkus & perforasi - Tatalaksana :  Topical : penisilin/sefotaksim  Perofilaksis sistemik :  mengurangi resiko meningitis  siprofloksasin, seftriakson, sefotaksim

2. Pterigium  Segitiga fibrovaskular tumbuh ke jaringan degenerative subepotel konjungtiva bulbar melalui limbus ke kornea







SS : - Tipe 1 : meluas < 2 mm, asimptomatik, pada penggunaan soft lens, gejala muncul lebih awal karena iritasi - Tipe 2 : 2mm – 4 mm, menghalangi tear film prekornea & memicu astigmatisme - Tipe 3 : > 4 mm, melibatkan aksis pengelihatan Tatalaksana : - Medical :  Tear substitutes, topical steroid → untuk inflamasi  Sunglasses → mengurangi eksposur UV & mengurangi pertumbuhan  Pembedahan :  Untuk lesi tipe 2 & 3  Jika membesar & meluas sampai ke daerah pupil DD : - Pseudopterigium - Neoplasia konjungtiva intaepitel

Apparatus lakrimalis 1. Dakriosistitis  Infeksi sakus lakrimalis → sekunder sampai obstruksi duktus nasolakrimalis  Etiologi : stafilokokus, streptokokus  Akut : - SS :  Nyeri, kemerahan, bengkak di medial kantus, epifora  Sangat lunak, merah, berhubungan dengan selulitis preseptal ringan  Berat → abses - Tatalaksana :





Antibiotic : fluklosasilin, augmentin  Insisi & drainase  Dakriosistorinostomi Kronik : - SS : tidak sakit, bengkak di dalam kantus karena mukokele - Tatalaksana : dakriosistorinostomi

Trauma 1. Hifema  Perdarahan dalam anterior chamber  Sumber perdarahan di iris/badan siliaris  SS : - Sedimen sel darah merah inferior dengan “fluid level” yang dihasilkan  Tatalaksana : - Asam tranexamic 25 mg/kg

More Documents from "fahmi rosyadi"