Judul review : Buku Pendidikan Islam Judul buku : Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial Nama pengarang : Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. & Muhyidin Albarobis, M.Pd.I. Nama penerbit, tahun terbit : Ar-ruzz Media, 2012 Kota penerbitan : Jogjakarta Jumlah halaman : 145 Harga buku : Dewasa ini, di kalangan masyarakat banyak yang beranggapan bahwa ranah agama mungkin berhasil dalam hubungan antara insan dengan Sang pencipta, tetapi gagal dalam hubungan antara sesama manusia serta dengan alam sekitar pada ranah kehidupan sosial empiris. Pemikiran tersebut tentunya mempunyai alasan dan bukti. Bisa kita lihat dengan adanya narasi yang kerap dituturkan berita-berita di media, tayangan di televisi, dan yang terlihat atau yang dialami sendiri. Seringkali tersaji pemberitaan dan pengalaman bahwa agama justru menjadi faktor pemicu keretakan hubungan bermasyarakat. Konflik antaragama menjadi huru-hara dan kerusuhan yang sampai menelan korban, materi, psikis, maupun nyawa manusia. Anggapan dan kondisi memprihatinkan tersebut bukan guna memacu perdebatan, melainkan menjadi sebuah ajakan untuk kita renungi bersama. Apalagi kondisi demikian, melanda negri Indonesia yang mengaku sebagai negara yang religius. Oleh karena itu sudah saatnya kini kita menjadi generasi yang menggerakkan perubahan. Sebuah perubahan menuju tatanan berbangsa dan bernegara yang menjadi tujuan bersama, yakni keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kedamaian. Pendidikan yang bernapaskan keislaman yang terintegrasi dan berbasis pada problem sosial menjadi sebuah wacana yang menyuarakan perubahan. Islam adalah agama rahmatan lil alamin, sementara pendidikan adalah dasar dari peradaban manusia. Oleh karena itu mencanangkan wacana pendidikan Islam untuk memperbaiki bangsa merupakan kewajiban kita bersama untuk mengaplikasikannya.
BAB I PENDAHULUAN Telah lebih enam dasawarsa bagsa indonesia merdeka. Selama rentang waktu itu, sesungguhnya ada banayak hal yangbisa dilakukan untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Namun pada kenyataannya, berbagai macam persoalan yang membelit bangsa ini yang belum memiliki titik terang. Berbagai krisis seakan datang silih berganti, membuat bangsa ini semakin terpuruk dalam kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Para pemimpin sepertinya telah kehilangan kemampuan untuk mengarahkan kemudi bahtera bangsa menuju suatu tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Sementara itu masyarakat pada umumnya mulai bersikap acuh tak acuh terhadap masa depannya. Beban hidup yang mengimpit membuat mereka memilih berpikir pendek dan mengutamakan kepentingan sesaat, dari pada berpikir panjang untuk kepentingan yang lebih besar. Sebagai sebuah bangsa, kita bercita-cita untuk maju dan tidak tertinggal dari bangsa lain. Tentunya kita sama-sama sudah paham bahwa jalan satu-satunya menuju ke sana ialah melalui pendidikan. Sebuah pepatah Jerman mengatakan, “Kalau engkau mau membangun bangsamu, bangunlah terlebih dahulu pendidikanmu.” Pendidikan adalah satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan manusia menuju puncak peradaban dan ujung tombaknya adalah para pendidik. Ketika pendidik tidak menjalankan peranannya dengan baik, proses pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan efektif. Dengan demikian, tujuan pendidikan pun tidak akan tercapai. Ketika pendidikan gagal mencapai tujuannya dengan sendirinya manusia juga gagal menjadi lebih baik. Sebab, tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang baik dalam seluruh aspeknya. Permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa ini adalah pada mental yang mengalami kerusakan. Kerusakan mental ini membuat kita terpuruk, menjadi bangsa pecundang yang hampir selalu kalaha dalam setiap persaingan antar bangsa. Penyebabnya sistem pendidikan kita terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya. Bukannya melahirkan generasi yang lebih baik, yang mampu memberikan solusi atas permasalahan kebangsaan yang sudah ada, pendidikan kita justru melahirkan generasi yang menjadi masalah-masalah baru. Pendidikan Islam merupakan subsistem pendidikan nasional yang sesungguhnya diharapkan berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kegagalan pendidikan yang kita perbincangkan diatas adalah kegagalan pendidikan islam juga. Apalagi kalau kita kembali pada kenyataan bahwa populasi umat islam di negeri ini adalkah yang terbesr dianataara umat beragama lain. Sebab, dari situ kita dapat mengansumsikan bahwa ketika bangsa ini sakit, bisa jadi kebanyakan individu yang sakit itu dari kalangan umat Islam. Atas dasar itulah, gagasan tentang pendidikan Islam berbasis problem sosial pembahasan di dalam buku ini.
BAB II HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adaalah usaha sadar untuk membimbing manusia menjadi pribadi beriman yang kuat secra fisik, mental, dan spiritual, serta cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki keterampilan yang diperlukan bagi kebermanfaatan dirinya, masyarakatnya, dan lingkungannya. B. Dasar Pendidikan Islam Pendidikan Islam mestilah berbasis tauhid, karena menurut Anis konsep tauhid mengandung implikasi doktirnal lebih jauh bahwa tujuan hidup manusia haruslah dalam kerangka beribadah kepada Allah. Sebab, konsep tauhid inilah yang akan muncul standar yang sangat penting dalam konsep penidikan Islam, yaitu standar akhlak, yang esensinya adalah baik-buruk dan benar-salah terhadap suatu hal. Tentu saja pendidikan Islam tidak berhenti sebatas pada pengajaran tauhid, sebab tauhid hanyalah fondasi dari pendidikan Islam. Konsep pendidikan Islam merupakan konsep yang paling lengkap dan sempurna karena memuat aspek intelektual dan aspek spiritual. C. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia itu sendiri. Sebab, tujuan pendidikan yang paling ideal seharusnya bermuara pada pembentukan manusia yang ideal. Jika dikaitkan dengan tujuan penciptaannya, tujuan hidup manusia menurut Al-Qur’an ialah: Menjadi khalifah Allah di bumi, Mendapatkan ridha Allah, Meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan pendidikan Islam tentunya mencakup tujuan penciptaan manusia yakni, mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia seperti spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, keilmiahan, bahasanya, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorog aspek-aspek itu ke arah kebaikan dan ke arah pencapaian kesempurnaan hidup. Jadi, yang menjadi ciri utama pendidikan Islam yang membedakannya dengan pendidikan pada umumnya, yaitu pendidikan Islam mesti berbasis tauhid dan berorientasi pada kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. D. Jiwa Pendidikan Islam Seperti halnya dengan manusia yang terdiri dari jasmani dan ruhani, fisik dan psikis, atau jiwa dan raga, pendidikan pun begitu. Jiwa pendidikan itu tidak lain adalah hakikat konteks pendidikan Islam mencakup dasar dan tujuan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam diselenggarakan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dan pengembangan potensi lainnya karena dengan hal tersebut manusia dapat mencapai tujuan hidupnya yang hakiki.
BAB III PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA