Afriani Tanjung
Tahan
Nirwana
Public Speaking apabila ditelaah secara harfiah, maka dapat dibagi dalam 2 kosakata yaitu public yang artinya umum, khayalak banyak, secara massa dan speaking yang berarti berbicara secara runtut dan mengandung makna. Sehingga PublicSpeaking dapat diartikan sebagai tata cara melakukan bicara di depan umum, secara runtut dan terencana, dengan tujuan tertentu.
Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continuous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” Mudahnya dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana pesan, simbol (komunikasi) (dan makna, ed; tambahan penulis) terus berinteraksi, antara pembicara dan para pendengarnya. Sedangkan menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi: PublicSpeaking adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang suatu hal atau topik di hadapan banyak orang. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi, mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan serta memberikan informasi kepada masyarakat tertentu pada suatu tempat tertentu.
2. Tujuan Public Speaking • Sebagai pemberi informasi dimana seseorang pada tahap ini hanya memberikan pesan tanpa meminta feedback dari receiver (penerima pesan). • Sebagai orang yang berusaha mempengaruhi (influence) yakni untuk mengarahkan atau membentuk sikap seseorang sesuai dengan apa yang ingin sang influecer, ditahap ini khayalak menjadi patuh pada apa yang disampaikan oleh penyampai pesan. contoh pada kasus ini kita dapat lihat pada berita aktual yang akhir-akhir ini banyak dibahas yaitu modus penipuan dengan mengatasnamakan NII (Negara Islam Indonesia), pada praktek ini sang publicspeaker berusaha untuk mengarahkan khayalak atau peserta untuk mengikuti jalan pikiran mereka (terkait dengan teknik kami bahas dalam tulisan lain). • Sebagai orang yang berusaha agar orang lain ikut berpartisipasi (Participated In) yakni pesan yang disampaikan bertujuan untuk diikuti atau menjadi panutan bagi orang lain yang mendengar dan mengamati. Dalam hal ini publicspeaker menjadi panutan bagi khayalak. Hal ini dapat dilihat dari tokoh-tokoh besar dunia, misalnya nabi besar ummatislam, Muhammad S.A.W yang menjadi panutan bagi banyak ummatislam hingga hari ini.
3. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Atau kesadaran manusia akan tingkah laku perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab adalah ” keadaan wajib menanggung segala sesuatu kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan menanggung segala akibatnya”. Dari kedua pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian disini ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.
4. Jenis-jenis Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap Tuhan Tanggung jawab terhadap Diri sendiri Tanggung jawab terhadap Keluarga Tanggung jawab terhadap Masyarakat Tanggung jawab terhadap Bangsa/Negara
5. Ciri-ciri Orang yang Bertanggung Jawab Dapat dipercaya dan diandalkan (Reliable) Mau berjalan “Extra-Mile” Selalu memberikan yang terbaik (Excellence)
6. Macam-macam Tanggung Jawab dalam Public Speaking 1. Pertahankan Standar Etika Yang Tinggi Etika adalah standar terhadap tingkah laku dan pertimbangan moral yang diterima oleh penduduk yang jujur dalam suatu masyarakat. Dalam public speaking, etika berpusat pada bagaimana pembicara mengolah materi pembicaraan dan bagaimana mereka memperlakukan pendengarnya. Pembicaralah haruslah jujur dan berterus terang kepada pendengar, menghindari segala cara dan maksud untuk berbohong, tidak teliti, atau tidak adil. Etika merupakan pedoman yang sangat penting bagi pembicara. a. Jangan memutar-balikkan informasi b. Hormati Pendengar Anda
2. Tolak Stereotip Stereotip memutar-balik kenyataan karena (1) hal ini merupakan salah satu dari pernyataan yang dilebih-lebihkan (exaggerations) atau kebohongan total (total falsehoods), (2) hal itu salah menilai terhadap perbedaan-perbedaan individual. Stereotip ada juga yang tampaknya positif, seperti, banyak warga Eropa dan Amerika Serikat yang percaya bahwa “keturunan Asia lebih jago dalam matematika ketimbang keturunan Eropa dan Amerika Serikat”. Meskipun stereotip yang demikian adalah tampak ramah, tetapi apabila hal ini diucapkan dalam pertemuan yang formal akan mengakibatkan perasaan yang tidak nyaman terhadap beberapa pendengar yang berasal dari Eropa atau Amerika Serikat. Oleh karena itu, setiap stereotip harus dihindari agar tidak mengganggu berlangsungnya pembicaraan.
3. Prkaya Khasanah Kehidupan Pendengar Untuk memberikan konstribusi kepada pendengar, anda tidak perlu mempresentasikan “tip tabungan hidup”. Anda dapat menyampaikan persuasi kepada pendengar anda untuk melakukan tindakan memecahkan masalah yang menjengkel-kan. Anda dapat memberikan informasi yang menakjubkan yang akan memuaskan keingin-tahuan intelektual mereka. Jika anda menghibur dengan beberapa ucapan yang menyegarkan dan mengalihkan mereka dari kerja keras sehari-hari, maka semua pesan anda merupakan hadiah yang berguna. Salah satu hal yang terbaik yang dapat anda berikan kepada pendengar anda adalah menghindari pemborosan waktu. Kebanyakan orang sangat sibuk dan mereka mempertimbangkan waktu sebagai aset yang berharga. Apabila anda dapat menyampaikan pidato dimana waktu yang anda gunakan sangat bermanfaat bagi mereka. Pidato anda adalah sangat berguna dan relevan untuk kehidupa mereka. Mereka akan menghargai usaha anda. Tetapi, jika anda menghamburkan waktu mereka, tentu mereka menyesal telah mendengarkan anda.
4. Selalu Bersungguh-Sungguh Dalam Setiap Pidato
Sementara pembicara berpikir salah ketika menemui jumlah pendengar yang sedikit atau lebih sedikit dari yang diharapkan, kemudian mereka tidak meneruskan usaha yang sebaik-baiknya. Anda seharusnya mencoba berkomunikasi yang sama baiknya apakah terhadap pendengar yang jumlahnya 5 orang atau 500 orang.. Suatu hal yang kontras dialami oleh pembicara yang profesional yang telah belajar untuk berlaku serius terhadap setiap pendengarnya, meskipun apabila hanya seorang yang mendengarkan ceramahnya.
Ayat-ayat Speaking
Mengenai Tanggung Jawab Public
Sudah selayaknya bagi setiap Muslim agar menjaga etika dan adab ketika berbicara seperti yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam melalui haditsnya yang shahih. Berbicara sesuai tuntunan Rasulullah dapat menyelamatkan kita dari siksa neraka dan memasukkan kita ke dalam surga. Dari Sahl bin Saad radhiyallahu anhu, beliau bersabda, َمنْ َيض َمنْ ِلي َما َبينَْ لَح َيي ِْه َو َما َبينَْ ِرجلَي ِْه أَض َمنْ لَْهْ ال َجنَّ ْةَ متفق عليه "Barangsiapa yang dapat memberi jaminan atas apa yang ada di antara dua jenggotnya (yaitu lisannya) dan yang ada di antara kedua kakinya (yaitu kemaluannya), maka aku memberikan jaminan surga kepadanya." (Muttafaqun alaih)
2. Mengucapkan Perkataan yang Baik atau Diam juga Termasuk Adab
Dari Abu Hurairah radiyallahuanhu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, آلخ ِْر فَل َيقلْ خَيرْا أَوْ ِل َيصمت َّْ َمنْ َكانَْ يؤ ِمنْ ِب ِ اّللِ َوال َيو ِْم ا "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak, maka diamlah." (Muttafaqalaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
3. Menjauhi Ghibah dan Namimah (adu domba) Allah telah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 12. َّ ض َّ َاْمن ْب ِْ ْالظ ُّ واْو ََلْيَغتَبْْبَعضكمْ بَعضاْْۚأَي ِح َّ ْۖو ََلْتَ َج ِ يَاْأَيُّ َهاْالَّذِينَ ْآ َمنواْاجتَنِبواْ َكثِير َ ْالظ ِنْ ِإ َّنْبَع َ سس َ ْنْ ِإث ٌم َّ واَّْللاَْۚ ِإ َّن َّ ْۚواتَّق ْر ِحي ٌْم ٌ َّْللاَْتَ َّو َ اب َ ْأَ َحدكمْأَنْيَأك َلْلَح َمْأَ ِخي ِهْ َميتاْفَ َك ِرهتموه
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." 4. Tidak Berdusta ،ق ِْ الصد ْ ِ ع َليكمْ ِب َْ ِللا ْ ْل َرسول َْ قَا: ل َْ عنهْ قَا َْ ض ِْ ِللا ْ عب ِْد َ : سلَّ َْم َ ْصلَّى للا َ ْي للا ِ بن َمسعود َر َ ْعن َ َ علَي ِْه َو الصدْقَْ َحتَّى َّْ َو ِإ، الصدقَْ يَهدِيْ إِلَى البِ ِْر َّْ ِفَإ َّ ْ َو َما َيزَ ال، ن البِ َّْر َيهدِيْ إِلَى ال َجْنَّ ِْة ِ الرجلْ يَصدقْ َو َيتَ َح َّرى ِ ن َو َما، ار ِْ َّن الفجو َْر يَهدِيْ إِلَى الن َّْ ِ َوإ، ِب َيهْدِيْ ِإلَى الفجو ِْر َْ ن ال َكذ َّْ ِ فَإ، ِب َْ َوإِيَّاكمْ َوال َكذ، صدِيقا ْ َب ِعن ْد َْ َيكت ِ ِللا للاِ َْكذَّابا ْ َب ِعن ْد َْ َِب َحتَّى يكت َْ الرجلْ َيكذِبْ َو َيتَ َح َّرى ال َكذ َّ َْيزَ ال Dari Abdullâh bin Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: "Rasûlullâh Shallallahualaihi wa sallam bersabda, 'Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.