[review 15 Mei 2015] 433_meylisa Tandilanga_k11111120_epidemiologi.docx

  • Uploaded by: Meylisa Tandilanga
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View [review 15 Mei 2015] 433_meylisa Tandilanga_k11111120_epidemiologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,090
  • Pages: 13
DETERMINAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI PADA IBU MULTIPARA DI WILAYAH PESISIR PUSKESMAS PUNDATA BAJI

Commented [U1]: Review 15 Mei 2015

Determinants of Decision-Making on The Use of Contraceptives Among Multiparous Maternal in Coastal Area of Pundata Baji Public Health Center

Meylisa Tandilanga1, Andi Zulkifli Abdullah1, Indra Dwinata1 Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ([email protected], [email protected], [email protected], 081354905544) 1Departemen

Commented [U2]: Hapus penomorannya

ABSTRAK Program keluarga berencana merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera dengan mengendalikan kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Keluarga berencana saat ini mencanangkan program 2 anak cukup dalam satu keluarga. Oleh karena itu, sasaran pemakaian alat kontrasepsi diharapkan lebih kepada ibu yang memiliki 2 anak atau lebih (multipara). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan serta dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep berjumlah 1052 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu multipara. Penarikan sampel menggunakan systematic random sampling dengan besar sampel 157 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-square dan uji phi. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara adalah pengetahuan (p=0,005, φ=0,235), dukungan suami (p=0,000,φ=0,469). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara adalah variabel umur (p=0,272), pendidikan (p=1,000), pekerjaan (p=0,393) dan pendapatan (p=0,595). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep Tahun 2015. Kata Kunci: Ibu multipara, pemakaian kontrasepsi, wilayah pesisir ABSTRACT Family planning program is a program launched by the government with the aim is to realizing a small family, happy, and prosperous by controlling birth and population growth. Family planning today launched a program “two children are enough” in one family. Therefore, the use of contraceptives target is expected more to the women who have 2 or more children (multiparous). The study aimed to determine the relationship of age, education, employment, knowledge, income and husband support with the decision on the use of contraceptives among multiparous mothers in the coastal area of Pundata Baji Public Health Center Pangkep Regency. The type of study was an observational with cross sectional study design. The population was all maternal in coastal area of Pundata Baji Public Health Center Pangkep Regency as much as 1052 people. Sample was multiparous mother. Sampling using systematic random sampling with a sample of 157 people. Data analysis were univariate and bivariate with chi-square test and phi test. The results were obtained variables related to decision-making on the use of contraceptives among multiparous mother are knowledge (p = 0.005, φ = 0.235), husband support (p = 0.000, φ = 0.469). While the variables that are not associated with decision-making on the use of contraceptives among multiparous mother are age (p = 0.272), education (p = 1.000), occupation (p = 0.393) and income (p = 0.595). The conclusion of this study is there are relationships between the knowledge and husband support with decision-making on the use of contraceptives among multiparous maternal in coastal area of Pundata Baji Public Health Center Pangkep Regency 2015. Keywords: Multiparous maternal, use of contraception, coastal area 1

Commented [U3]: Ganti dengan memasukkan data permasalahan yang menjadi latar penelitian ini dilakukan.

PENDAHULUAN Menurut data WHO tahun 2013, Indonesia berada pada peringkat keempat penduduk terbesar di dunia setelah negara Cina, Amerika, dan India. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dapat terlihat dari jumlah penduduk tahun 2011 hingga tahun 2013 yaitu mulai dari 241.182.182 juta jiwa menjadi 248.422.956 juta jiwa sehingga dapat terlihat bahwa terjadi kenaikan sebanyak 7 juta jiwa. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2009 hingga tahun 2012 terus mengalami peningkatan jumlah penduduk yaitu dari 7.953.505 jiwa menjadi 8.190.200 jiwa. Sedangkan di Kabupaten Pangkep, dari tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak 326.357 jiwa menjadi 333.675 jiwa di tahun 2013.1 Untuk menangani masalah kependudukan ini, maka pemerintah mencanangkan program keluarga berencana yang dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.2 Menurut Laporan Hasil Pelayanan Kontrasepsi Agustus 2014, jumlah peserta KB Baru secara nasional pada bulan agustus sebanyak 640.149 peserta. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka presentasenya yaitu sebanyak 323.207 peserta suntikan (50,49%), 164.217 peserta pil (25,65%), 61.559 peserta implant (9.62%), 36.207 peserta kondom (5.66%), 1.110 peserta Medis Operatif Pria (0.17%), 9.218 peserta Medis Operatif Wanita (1.44%), dan 44.631 peserta Intra Urine Device (6.97%).3 Data yang diperoleh dari BKKBN Sulawesi Selatan pada bulan februari tahun 2014 mengenai jumlah pencapaian peserta KB Aktif per mix kontrasepsi dari jumlah PUS sebanyak 1.352.149 adalah kontrasepsi suntikan 418.910 (30,98%), kontrasepsi pil 291.337 (21,54%), implant 100.320 (7,41%), kondom 59.869 (4,42%), Intra Urine Device 42.785 (3,16%), Medis Operatif Wanita 16.728 (1,23%), Medis operatif Pria 1.808 (0,13%). Sehingga dapat dilihat bahwa pada bulan februari presentase terbesar penggunaan alat kontrasepsi hormonal yaitu suntikan, pil, dan implant.4 Data pada tahun 2013 jumlah peserta KB Baru mengalami penurunan yaitu sebanyak 805 orang (1,45%) dan KB Aktif mengalami pningkatan yaitu sebanyak 34.382 orang atau 61,99% dari jumlah PUS sebanyak 55.487. Proporsi peserta KB Baru kabupaten pangkep berdasarkan metode alat kontrasepsi yaitu sebanyak 503 peserta suntikan (62,5%), 228 peserta pil (28,3%), 44 peserta implant (5,5%), 22 peserta kondom (2,7%), 6 peserta MOW (0,7%), 2 peserta IUD (0,2%) dan tidak ada peserta MOP. Sedangkan proporsi peserta KB Aktif yaitu sebanyak 21.195 peserta suntikan (61,6%), 9.473 peserta pil (27,6%), 1.776 peserta implant 2

Commented [U4]: Sebelumnya belum pernah dituliskan kepanjangannya . kecuali sudah disebutkan baru singkatan.

(5,2%), 1.063 peserta kondom (3,1%), 525 peserta IUD (1,5%), 343 peserta MOW (1,0%) dan 7 peserta MOP.5 Sedangkan menurut Laporan Reproduksi/KB Puskesmas Pundata Baji mengenai peserta KB Baru dan KB Aktif di kecamatan labakkang berdasarkan metode alat kontrasepsi yaitu pada kontrasepsi suntik terdapat 736 peserta KB Aktif dan 23 peserta KB Baru, pada kontrasepsi pil terdapat 487 peserta KB Aktif dan 17 peserta KB Baru, pada IUD terdapat 6 peserta KB Aktif dan tidak terdapat peserta KB Baru, pada kontrasepsi implant terdapat 29 peserta KB Aktif dan tidak terdapat peserta KB Baru, dan pada kontrasepsi MOW terdapat 8 peserta KB Aktif dan terdapat 1 peserta KB Baru.6 Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin kurangnya ibu yang ikut serta dalam program keluarga berencana menjadikan hal ini sebagai indikator masalah kesehatan baik di tingkat global, maupun provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan serta dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep.

BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep pada bulan februari-maret 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep berjumlah 1052 orang. Penarikan sampel menggunakan systematic random sampling dengan besar sampel dengan besar sampel 157 ibu multipara. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square dan uji phi. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

HASIL Ditribusi responden menurut kelompok umur, sebagian besar yaitu 28,6% (28 responden) pada kelompok umur 30 – 35 tahun dan sebagian kecil pada kelompok umur ≥51 tahun yaitu sebanyak 2,0% (2 responden). Dalam hal tingkat pendidikan, sebagian besar yaitu 49,0% (66 responden) pada pendidikan tamat sekolah dasar dan sebagian kecil yaitu 3,1% (3 responden) pada pendidikan tamat perguruan tinggi. Distribusi responden menurut jenis pekerjaan, diketahui bahwa sebagian besar yaitu 79,6% (78 responden) pada kategori ibu rumah tangga (IRT) atau tidak kerja dan sebagian kecil yaitu 1,0% (1 responden) pada 3

responden honorer dan tidak ada yang memakai pada kategori PNS. Sedangkan dalam hal jumlah anak, sebagian besar responden yang memakai alat kontrasepsi yaitu responden yang memiliki 2 anak yaitu sebanyak 60,2% (59 responden) (Tabel 1). Distribusi pemakaian alat kontrasepsi, sebagian besar terdapat 62,4% (98 responden) memakai alat kontrasepsi dan 37,6% (59 responden) tidak memakai alat kontrasepsi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep masih memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi (Tabel 2). Dan dari 98 responden (62,4%) yang memakai alat kontrasepsi dengan jenis alat kontrasepsi berupa suntik sebanyak 67 responden (42,7%), pil sebanyak 28 responden (17,8%) dan implant/susuk sebanyak 3 responden (1,9%) (Tabel 3). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Seutlwadi (2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu yang sedang memakai alat kontrasepsi menggunakan jenis kontrasepsi suntik (25,6%).7

Commented [U5]: Pindahkan di pembahasan

Berdasarkan alasan ibu tidak memakai alat kontrasepsi sebagian besar mengatakan mengalami efek samping dari pemakaian sehingga tidak ingin memakainya kembali (39,0%), dan yang mengatakan masih menginginkan anak (20,3%), dan sedang hamil (22,9%). Hal ini juga serupa dengan penelitian oleh Daniels (2014) yang mengatakan bahwa dari 38,3% ibu yang tidak memakai alat kontrasepsi memiliki alasan yaitu karena sedang hamil (9,5%) dan yang paling banyak karena tidak sedang bersama suami selama 3 bulan (19%).8

Commented [U6]: Pindahkan di pembahasan

Analisis tabulasi silang antara variabel yang termasuk faktor determinan dengan variabel pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Analisis hubungan antara umur dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang berisiko tinggi (20 – 35 tahun) lebih banyak yang berkeputusan memakai alat kontrasepsi yaitu 71 responden (65,7%) dibandingkan dengan responden yang berisiko rendah (<20 tahun atau >35 tahun) yaitu 27 responden (55,1%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,272, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan umur dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara (tabel 4). Analisis hubungan antara pendidikan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang memiliki pendidikan rendah (< SMA) lebih banyak yang berkeputusan memakai alat kontrasepsi yaitu 77 responden (62,6%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi (≥ SMA) yaitu 21 responden (61,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p=0,929, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara (tabel 4). 4

Analisis hubungan antara pekerjaan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga (IRT) lebih banyak yang berkeputusan memakai alat kontrasepsi yaitu 77 responden (64,7%) dibandingkan dengan responden yang bekerja yaitu 21 responden (55,3%). Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai p=0,295, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pekerjaan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara (tabel 4). Analisis hubungan antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan cukup lebih banyak yang berkeputusan memakai alat kontrasepsi yaitu 57 responden (74,0%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 41 responden (51,2%). Dan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p=0,003, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Selain itu, diketahui pula nilai koefisien φ=0,235 sehingga dapat diketahui bahwa pengetahuan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara memiliki hubungan lemah (Tabel 4). Analisis hubungan antara pendapatan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang memiliki pendapatan rendah (< Rp 1.512.000,-) lebih banyak yang berkeputusan memakai alat kontrasepsi yaitu 61 responden (60,4%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pendapatan tinggi (≥ Rp 1.512.000,-) yaitu 37 responden (66,1%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p=0,482, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendapatan dengan pengambilan Commented [U7]: Jadikan paragraph tersendiri

keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara (tabel 4). Analisis hubungan antara dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan responden yang mendapatkan dukungan dari suami lebih banyak yang memakai alat kontrasepsi yaitu 86 responden (77,5%) dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan yaitu 12 responden (27,3%). Dan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p=0,000, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Selain itu, diketahui pula nilai koefisien φ=0,469 sehingga dapat diketahui bahwa dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara memiliki hubungan sedang (tabel 4).

5

PEMBAHASAN Hasil analisis enam variabel independen terhadap pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara menunjukkan hasil yang bervariasi. Terdapat dua variabel yang berhubungan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara dan empat variabel yang tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Dapat diketahui pula bahwa sebagian besar ibu yang memakai alat kontrasepsi berumur 31 – 35 tahun (28,6%). Ini dikarenakan sebagian besar ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep berada pada kategori risiko tinggi yaitu sebanyak 108 responden (69%). Umur tidak menjadi alasan utama seseorang untuk memakai

Commented [U8]: Jangan mengulang yang sudah tertulis di Hasil.

alat kontrasepsi, tetapi lebih mengutamakan banyaknya jumlah anak yang dimiliki. Jika jumlah anak telah dirasa cukup, maka responden akan mengusahakan dengan sungguh – sungguh untuk memakai alat kontrasepsi.9 Dari hasil tabulasi silang antara kategori umur dengan jumlah anak didapat bahwa umur dengan risiko tinggi yang memiliki anak 2 orang sebesar 76,9% dan yang memiliki anak > 2 orang sebesar 23,1%. Sedangkan umur dengan risiko rendah yang memiliki anak 2 orang sebesar 36,7% yang memiliki anak > 2 orang sebesar 63,3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Ginting (2010) juga menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pus di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.10 Namun berbeda dengan penelitian oleh Obasohan (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengguna alat kontrasepsi dengan kelompok umur ibu 25-34 tahun.11

Commented [U9]: Terlalu panjang. Bagi paragraf.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Sebagian besar responden multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep yang menjadi responden memiliki pendidikan tamat SD yaitu sebanyak 66 responden (42%) yang berarti masih dalam tingkat pendidikan rendah. Rendahnya tingkat pendidikan responden dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tinggi. Selain pendidikan yang masih rendah, pemakaian alat kontrasepsi ini juga dihubungkan dengan keterjangkauan pelayanan keluarga berencana. Dalam hal ini, sebagian besar ibu multipara di wilayah pesisir Puskesmas Pundata Baji mudah menjangkau pelayanan keluarga berencana. Dalam arti bahwa setiap kelurahan/desa memiliki bidan desa bahkan dokter praktek swasta yang mudah dijangkau untuk memberikan pelayanan keluarga berencana dalam hal pemakaian alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Ginting (2010) juga 6

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pus di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.10 Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Sebagian besar responden berada pada kategori ibu rumah tangga atau tidak bekerja (76%). Pekerjaan tidak menjadi alasan utama dalam keputusan pemakaian alat kontrasepsi. Tetapi lebih mengutamakan alasan memakai alat kontrasepsi tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden yang bekerja memilih untuk tidak memakai alat kontrasepsi karena masih menginginkan anak (55,6%) dan yang tidak bekerja sebagian besar tidak memakai alat kontrasepsi karena mengalami efek samping. Sehingga masih terdapat ibu yang bekerja dan tidak memakai alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Faizahlaili (2009) yang menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja lebih banyak yang ber-kb dibandingkan dengan yang bekerja.12 Berbeda dengan penelitian oleh Khan et. al (2012) menyatakan bahwa wanita yang bekerja lebih banyak yang menggunakan kontrasepsi (74,8%) dibandingkan yang tidak bekerja dan menggunakan (64,6%).13 Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Sebagian besar responden berada pada pengetahuan cukup yaitu 57 responden (58,16%) yang memakai alat kontrasepsi. Ini juga dikarenakan keterjangkauan ibu dengan pelayanan KB yang sangat dekat atau mudah dijangkau sehingga ibu lebih mudah mendapatkan informasi mengenai alat kontrasepsi dari bidan maupun petugas kesehatan Puskesmas Pundata Baji. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Ali (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur di wilayah Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo.14 Dan hal menurut Ochako et. al (2014) menyatakan bahwa sebagian besar wanita yang menggunakan kontrasepsi mengetahui jenis-jenis kontrasepsi dan cara pemakaiannnya.15 Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pendapatan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Sebagian besar responden berada pada kategori pendapatan rendah yaitu sebanyak 101 responden (64,3%). Pendapatan tidak menjadi alasan utama dalam pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi. Tetapi lebih mengutamakan pendapat responden mengenai biaya alat kontrasepsi. Dari hasil tabulasi silang antara pendapat responden mengenai biaya alat kontrasepsi dengan pendapatan didapatkan bahwa 68 responden (70,1%) dengan pendapatan rendah mengatakan bahwa biaya alat kontrasepsi murah dan 29 responden (29,9%) yang mengatakan mahal. 7

Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun responden masuk dalam kategori pendapatan rendah namun jika responden merasa murah atau mampu membiayai pemakaian alat kontrasepsi maka semakin mudah responden dalam mengambil keputusan untuk memakai alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Maiharti (2012) di Kecamatan Jenu dan Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban menyatakan bahwa ada hubungan antara pendapatan dengan penggunaan metode kontrasepsi.16 Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Sebagian besar responden yaitu 111 (71%) mendapatkan dukungan dari suami dan terdapat 86 responden (77,5%) diantaranya memakai alat kontrasepsi. Ini dikarenakan semakin baiknya kesadaran suami mengenai pentingnya pemakaian alat kontrasepsi. Responden juga menyatakan bahwa suami mereka juga ikut memberi motivasi untuk memakai alat kontrasepsi dalam bentuk memberikan biaya, mengantar responden ke tempat pelayanan KB dan juga mengingatkan responden untuk memeriksakan kembali pemakaian alat kontrasepsinya. Selain guna untuk menjarangkan kelahiran anak juga mengurangi kerepotan responden dalam merawat anak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Faizahlaili (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan praktek keluarga berencana di Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.12

KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian

ini

menyimpulkan

bahwa

ada

hubungan

antara

pengetahuan

(p=0,005,φ=0,235) dan dukungan suami (p=0,000,φ=0,469) dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Variabel umur (p=0,272), pendidikan (p=1,000), pekerjaan (p=0,393) dan pendapatan (p=0,595) menunjukkan tidak ada hubungan dengan pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi pada ibu multipara. Saran ditujukan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai alat kontrasepsi khususnya kepada ibu multipara. Dan bagi masyarakat khususnya pada suami agar memberikan dukungan kepada istri untuk memakai alat kontrasepsi guna meringankan beban istri dalam keluarga. Bagi peneliti selanjutnya perlu pengkajian ulang dari beberapa variabel (umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) yang pada penelitian ini tidak menunjukkan sebagai faktor determinan pengambilan keputusan dalam memakai alat kontrasepsi pada ibu multipara.

8

DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik. Hasil Sensus Penduduk 2013. Provinsi Sulawesi Selatan: Badan

Commented [U10]: BPS

Pusat Statistik; 2014 2. Kemenkes RI. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015. Jakarta; Commented [U11]: Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.

2013 3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Laporan Hasil Pelayanan

Commented [U12]: BKKBN

Kontrasepsi Bulan Agustus Tahun 2014. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2014 4. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jumlah Pencapaian Peserta KB Aktif Per Mix Kontrasepsi Bulan Februari Tahun 2014. Sulawesi Selatan: Badan

Commented [U13]: BKKBN Commented [U14]: Bukan prov tapi kota

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2014 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep. Profil Kesehatan Kabupaten Pangkep 2012.

Commented [U15]: Dinkes Kabupaten Pangkep.

Pangkep: Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep; 2013 6. KIA. Laporan Reproduksi/KB Puskesmas Pundata Baji Pundata Baji: Puskemas Pundata Baji; 2013 7. Seutlewadi, L, Pletzer, K, Mchunu, G. Contraceptive use and associated factors among South African youth (18 - 24 years): A population-based survey. South African Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2012; 18(2): 43-47 8. National Center for Health Statistics. Current Contraceptive Status Among Women Aged 15–44: United States, 2011–2013. Hyattsville: National Center for Health Statistics; 2014 9. Purba, J. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi pada istri pus di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2008 [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2009 10. Ginting, M. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pus Di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2010 [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara; 2010 11. Obasohan, P. Religion, Ethnicity and Contraceptive Use among Reproductive age Women in Nigeria. International Journal of MCH and AIDS. 2015; 3(1): 63-73 12. Faizahlaili, G. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktek Keluarga Berencana (KB) Wanita Usia Subur (WUS) (Studi Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat) Tahun 2009 [Skripsi]. Depok : Universitas Indonesia; 2009 13. Khan, M, Hossain, M, Hoq, M. Determinants Of Contraception Use Among Female Adolescents In Bangladesh. Asian Social Science. 2012; 8(12): 181-19

9

Commented [U16]: Ganti dengan Puskesmas Pundata Baji.

14. Ali, R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Wilayah Puskesmas Buhu Kabupaten Gorontalo. Prosiding

Commented [U17]: Bila sumber prosiding. ikuti penulisannya sesuai pedoman MKMI.

Seminar Nasional Kependudukan; 2013 15. Ochako, R, Mbondo, M, Aloo, S, Kaimenyi, S, Thompson, R, Temmerman, M, Kays, M. Barriers To Modern Contraceptive Methods Uptake Among Young Women In Kenya: A Commented [U18]: Volume, nomor, halaman?

Qualitative Study. BMC Public Health Journals. 2014; 16. Maiharti, R, Kuspriyanto. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pendidikan Dan Pendapatan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Pada Pus Di Kecamatan Jenu Dan Kecamatan

Commented [U19]: Tidak jelas ini skripsi, artikel, tesis atau?

Jatirogo Kabupaten Tuban. Universitas Negeri Surabaya

10

LAMPIRAN Tabel 1. Karakteristik Responden di Wilayah Pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupatan Pangkep

Karakteristik Kelompok Umur ≤ 20 21 – 25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 ≥ 51 Pendidikan Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Pekerjaan Tidak Kerja/IRT PNS Pegawai Swasta Wiraswasta/Pedagang Petani/Buruh Honorer/Kader Jumlah Anak 2 3 4 Total Sumber: Data Primer 2015

Keputusan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tidak Memakai Memakai n % n %

n

%

1 9 12 15 9 11 2 0

1,7 15,3 20,3 25,4 15,3 18,6 3,4 0,0

4 23 19 28 11 8 3 2

4,1 23,5 19,4 28,6 11,2 8,2 3,1 2,0

5 32 31 43 20 19 5 2

3,2 20,4 19,7 27,4 12,7 12,1 3,2 1,3

2 15 18 11 9 4

3,4 25,4 30,5 18,6 15,3 6,8

4 11 48 14 18 3

4,1 11,2 49,0 14,3 18,4 3,1

6 26 66 25 27 7

3,8 16,6 42,0 15,9 17,2 4,5

46 1 2 6 1 3

78,0 1,7 3,4 10,2 1,7 5,1

78 0 3 6 10 1

79,6 0,0 3,1 6,1 10,2 1,0

124 1 5 12 11 4

79,0 0,6 3,2 7,6 7,0 2,6

42 8 9 59

71,2 13,6 15,3 100

59 23 16 98

60,2 23,5 16,3 100

101 31 25 157

64,3 19,7 15,9 100

11

Tabel 2. Distribusi Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Multipara Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep Pemakaian Alat Kontrasepsi n Memakai 98 Tidak Memakai 59 Total 157 Sumber: Data Primer 2015

di Wilayah Pesisir % 62,4 37,6 100

Tabel 3. Distribusi Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Multipara di Wilayah Pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep Jenis Kontrasepsi n % Pil 28 17,8 Suntik 67 42,7 Implant/Susuk 3 1,9 Total 98 100 Sumber: Data Primer 2015

Commented [U20]: Jadikan 1 tabel. judul tabelnya sama?

Tabel 4. Alasan Ibu Tidak Memakai Alat Kontrasepsi Di Wilayah Pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep Alasan n % Anak sudah besar

2

3,4

Baru selesai melahirkan Suami menggunakan KB alami Habis operasi Masih menginginkan anak Mengalami efek samping Sedang hamil Suami meninggal Takut mengalami efek samping Takut disuntik Tidak mendapatkan informasi Tidak ada uang Ttidak pernah memakai KB sebelumnya Umur sudah tua Total

1 3 1 12 23 7 2 2 1 1 2

1,7 5,1 1,7 20,3 39,0 11,9 3,4 3,4 1,7 1,7 3,4

2

3,4

1 59

1,7 100

Commented [U21]: Rata kiri. Semuanya mengikut.

12

Tabel 5. Hubungan Variabel Independen dengan Keputusan Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Responden Multipara di Wilayah Pesisir Puskesmas Pundata Baji Kabupaten Pangkep Variabel Independen Umur Risiko Rendah Risiko Tinggi

Keputusan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tidak Memakai Memakai n % n % 22 37

Pendidikan Rendah 46 Tinggi 13 Bekerja Tidak 42 Ya 17 Pengetahuan Kurang 39 Cukup 20 Pendapatan Rendah 40 Tinggi 19 Dukungan Suami Tidak Mendukung 32 Mendukung 25 Sumber: Data Primer 2015

n

%

100 100

p-Value

Commented [U22]: Tulisan warna merah Bold

Commented [U23]: Bold mengikut pendidikan, bekerja, ………..

44,9 34,3

27 71

55,1 65,7

49 108

37,4 38,2

77 21

62,6 61,8

123 34

100 100

1,000

35,3 44,7

77 21

64,7 55,3

119 38

100 100

0,393

48,8 26,0

41 57

51,2 74,0

80 77

100 100

0,005 0,235

39,6 33,9

61 37

60,4 66,1

101 56

100 100

0,595

72,7 22,5

12 86

27,3 77,5

44 111

100 100

0,000 0,469

0,272

13

Related Documents


More Documents from ""