KODE ETIK PROFESI APOTEKER Kode etik apoteker merupakan salah satu pedoman untuk membadtasi,mengatur,dan sebagai petunjuk bagi apoteker dalam menjalankan profesinya secara baik dan benar serta tidak melakukan perbuatan tercela. Berdasarkan Permenkes No. 184 tahun 1995 pasal 18 disebutkan bahawa apoteker dilarang melakukan perbuatan yang melanggar kode etik apoteker. Oleh karena itu apoteker harus memahami isi kode etik apoteker. Kode etik apoteker dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : Kewajiban apoteker terhadap masyarakat dalam melakukan pekerjaan kefarmasian Kewajiban apoteker terhadap rekan sejawat Kewajiban apoteker terhadap rekan kesehatan lainnya
Kode Etik Profesi Apoteker http://farmatika.blogspot.com/2012/07/kode-etik-profesiapoteker.html#ixzz2E2B5y3YV
KEWAJIBAN UMUM Pasal 1Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah / JanjiApoteker. Pasal 2 Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan KodeEtik Apoteker Indonesia. Pasal 3 Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalammelaksanakan kewajibannyaPrinciple 3A pharmacist upholds the reputation and public trust of the profession. . Pasal 4 Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan padaumumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.Terdapat dalam obligation 6.1 Recognise the importance of lifelong learning and self-development and their impact on professional competence, and commit to this concept in their current role, responsibility and scope of practice. Pasal 5 Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencarikeuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatankefarmasian.Terdapat dalam prinsip 8. A pharmacist conducts the business of pharmacy in an ethical and professional manner. Terdapat dalam obligasi1.2 Utilise expert knowledge and provide care in a compassionate and professional manner. Pasal 6Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Pasal 7Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.Terdapat dalam obligasi3.3 Provide accurate and truthful information in a form that is appropriate for patients.3.4 Not provide information to patients in a manner which may be misleading or exploit any lack of knowledge. Pasal 8Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan di bidangkesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.Terdapat dalam prinsip 6Principle 6A pharmacist maintains a contemporary knowledge of pharmacy practice and ensures health andcompetence to practise.Dan terdapat dalam obligasi6.1 Recognise the importance of lifelong learning and selfdevelopment and their impact on professional competence, and commit to this concept in their current role, responsibility andscope of practice. BAB II KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN Pasal 9Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentinganmasyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.Terdapat dalam kode etik Australia prinsip ke 1 dan ke 4³Principle 1 A pharmacist recognises the health and wellbeing of the patient as their first priority´Principle 4Aa
pharmacist recognises the professional roles in and responsibilities to the wider community. BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 10Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingindiperlakukan. Pasal 11Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhiketentuan-ketentuan kode Etik. Pasal 12 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, sertamempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.Terdapat dalam kewajiban 7.47.4 Ensure that the working environment and conditions are conducive to the optimal delivery of health care services and do not present a risk to the safety and care of patients or colleagues. BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAPSEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN Pasal 13Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun danmeningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.Terdapat dalam kode etik Australia prinsip ke 9Principle 9 A pharmacist works collaboratively with other health professionals to optimise thehealth outcomes of patients. Pasal 14Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapatmengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugaskesehatan lain. BAB V PENUTUP Pasal 15Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhikode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah,ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannyakepada Tuhan Yang Maha Esa.Kelebihannya kode etik yang mengatur teman sejawat lebih rinci dibandingkan dengan kode etik australiaKekurangannya di bandingkan dengan Australia adalah belum rincinya kode etik yang mengatur dalam bisnis kefarmasian Sumber : http://id.pdfcoke.com/doc/81179303/Kode-Etik-Apoteker-Indonesia