Anggota Kelompok 7 : 1. Alfin Darojat 2. Lutfina Putri I 3. Ahmad Noveryan P 4. Chyntia Tessa S 5. Brillian Siswo W
(175030407111003) (175030400111010) (175030407111024) (175030400111036) (175030407111018)
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PEMBELANJAAN SERTA FUNGSI MANAJER KEUANGAN A. Kosep dasar tentang pengelolaan sumber daya keuangan usaha Keuangan (Finance) adalah fungsi dalam bisnis yang bertanggung jawab untuk memperoleh dana untuk perusahaan, mengelola keuangan dalam perusahaan dan merencanakan pengeluaran dalam bentuk aset (pabrik, peralatan, mesin). Manajemen Keuangan adalah pekerjaan mengatur sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan dan sasarannya pada perusahaan biasanya terdapat manajer keuangan. B. Fungsi seorang manajer keuangan 1. Estimasi kebutuhan modal Seorang manajer harus bisa membuat estimasi yang berhubungan dengan modal. Ini bergantung pada perkiraan biaya, keuntungan, program dan kebijakan masa yang akan datang. Estimasi harus dilakukan secara memadai dan dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. 2. Penentuan komposisi modal Setelah estimasi dilakukan, struktur pemodalan harus diputuskan. Ini melibatkan analisis ekuitas hutang jangka pendek dan jangka panjang, tergantung pada proporsi modal yang dimiliki perusahaan dan dana tambahan yang harus didapat dari pihak luar. 3. Pilihan sumber dana Dana tambahan bisa didapat dari isu saham dan surat hutang, pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain, obligasi, dan lain-lain. Keputusan bisa bergantung pada manfaat, kerugian dan periode pembiayaan. 4. Investasi dana Manajer keuangan juga harus bisa memutuskan alokasi dana usaha agar bisa menguntungkan sehingga investasi dan pengembalian reguler aman. 5. Pembuangan surplus Manajer keuangan juga harus mengatur laba bersih yang bisa dilakukan dengan dua cara, yakni: a. Deklarasi dividen: mengidentifikasi tingkat dividen dan tunjangan lain seperti bonus.
b. Laba ditahan: volume harus bergantung pada rencana diversifikasi ekspansif, inovasional, dan diversifikasi perusahaan. 6. Pengelolaan uang tunai Pengelolaan uang tunai atau kas demi pembagian uang gaji, tagihan listrik, kreditor, kewajiban lancar, pemeliharaan stok, pembelian bahan baku, dll. 7. Kontrol keuangan Terakhir, pengawasan terhadap semua yang dilakukan di atas juga harus dilakukan dengan banyak teknik. Misalnya saja analisis rasio, peramalan keuangan, pengendalian biaya dll. C. Prinsip Struktur Financial Konservativ Struktur finansial mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur finansial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur finansial mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur finansial adalah sebagai berikut: a. Tingkat pertumbuhan penjualan. Tingkat pertumbuhan penjualan masa depan dapat ditentukan oleh leverage. b. Stabilitas arus kas. Stabilitas arus kas dan rasio rasio hutang saling berkaitan. Bila stabilitas penjualan dan laba lebih besar, beban hutang mempunyai risiko lebih kecil, dan sebaliknya bila stabilitas penjualan dan laba lebih kecil beban hutang mempunyai risiko lebih besar. c. Karakteristik industri. Kemampuan membayar hutang tergantung pada profitabilitas dan volume penjualan. Industri yang berkembang menjanjikan marjinal yang tinggi, tetapi marjinal laba tersebut cenderung menurun apabila industri tersebut kalah bersaing dengan masuknya industri baru. d. Struktur aktiva. Struktur aktiva dapat mempengaruhi struktur finansial dengan cara perusahaan yang mempunyai struktur aktiva tetap jangka panjang akan banyak menggunakan hipotek jangka panjang. Berbicara mengenai struktur finansial tentunya tidak akan lepas dari struktur kekayaan. Struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Kita mengenal adanya pedoman atau aturan struktur finansial yang konservatif, baik yang vertikal maupun yang horizontal. Aturan struktur finansial yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri. Aturan ini menganggap bahwa pembelanjaan yang sehat itu itu pertama kali harus dibiayai dengan modal sendiri. Maka aturan struktur finansial konservatif menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh lebih dari 1:1. Setiap perluasan basis modal sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko usaha perusahaan yang akan dibelanjainya. Pandangan ini didasarkan pada “prinsip keamanan”, dimana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditur maupun perusahaan itu sendiri.
Adapun aturan struktur finansial konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan atara besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aktiva tetap plus persediaan besi (persediaan minimum) di lain pihak. Aturan tersebut menyatakan bahwa keseluruhan aktiva tetap dan persediaan besi harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal tetap yang tertanam di dalam perusahaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa besarnya modal sendiri tidak boleh kurang atau lebih kecil dari pada jumlah aktiva tetap plus persediaan besi, atau dengan kata lain besarnya modal sendiri sama dengan aktiva tetap plus persediaan besi.