Nama NIM No. Absen
: Chyntia Tessa Syaneswari : 175030400111036 : 14
RESUME UTANG JANGKA PENDEK DAN UTANG JANGKA PANJANG Utang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Utang - utang yang merupakan kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Utang jangka pendek Utang jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dengan menggunakan sumber sumber aktiva lancar dalam waktu satu tahun sebagai akibat dari peristiwa masa lalu. Utang jangka pendek dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Utang jangka pendek yang sudah pasti Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi 2 syarat, yaitu : Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti. Yang termasuk ke dalam utang jangka pendek yang sudah pasti yaitu : 1) Utang dagang dan utang wesel Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat pengirimannya. Utang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan, didalamnya termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai atau pemegang saham dan untuk pembelian mesinmesin dan alat-alat. Contoh: Pada tanggal 21 Juni 2006 PD Nusa Lestari membeli barang dagangan pada PD Rinjani seharga Rp. 8.200.000 faktur no 411 syarat pembayaran 2/10,n/30. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: 21 Juni 2006 Pembelian Rp. 8.200.000 Utang dagang Rp. 8.200.000
Pada tanggal 1 Juli 2006, Ny Anita memberikan wesel sebesar Rp. 1.000.000,00 kepada PT Sekawan. Jangka waktu wesel 2 bulan, tidak berbunga. Wesel ini oleh Ny Anita dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Sekawan. Jurnal yang dibuat: 1 Juli 2006 Utang dagang Rp. 1.000.000 Utang wesel Rp. 1.000.000 2) Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan dalam utang jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian, maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun itu dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedang yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Apabila utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu akan dilunasi dengan dana-dana pelunasan atau dari uang hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap dilaporkan sebagai utang panjang. Walaupun pelunasannya masih dalam satu tahun, tetapi karena tidak dilunasi dengan sumber aktiva lancar dan tidak menimbulkan utang jangka pendek yang baru, maka tidak dikelompokkan dalam utang jangka pendek. Contoh: Obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 1 November 2010 sebesar Rp. 2.000.000 tidak dilakukan pelunasan. Maka pada saat jatuh tempo rekening utang obligasi ditutup dan dipindahkan pada rekening obligasi yang sudah jatuh tempo dan dilaporkan pada kelompok utang lancar. Maka utang yang dibuat adalah: 1 Nov 2010 Utang obligasi Rp. 2.000.000 Obligasi yg sudah jatuh tempo Rp. 2.000.000 3) Utang dividen Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen. Karena utang dividen ini segera akan dilunasi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang sampai tanggal pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Pembagian dividen dalam bentuk saham (dividen saham) dicatat dengan debit laba tidak dibagi dan kredit dividen saham yang akan dibagi. Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal. Contoh:
PT Nusa Lestari pada tanggal 22 Desember 2007 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp. 1.000 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggak 26 Januari 2008. Saham biasa yang beredar sebanyak 2500 lembar. Tanggal pengumuman (22 Des 2007) Besar laba tidak dibagi 2500 lembar @ Rp. 1.000 = Rp. 2.500.000 Jurnal: 22 Des 207 Laba tidak dibagi Rp. 2.500.000 Utang Deviden Rp. 2.500.000 4) Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali Uang muka disini merupakan pembayaran di muka dari pembeli untuk barangbarang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang muka tersebut merupakan utang jangka pendek. Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, amak merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang. Contoh: Pada tanggal 26 Desember 2006 PT Nusa Lestari menerima uang sebesar Rp. 2.250.000 dari seorang langganan untuk uang muka pesanan yang akan dikirimkan tahun berikutnya. Maka jurnal yang dibuat adalah: 26 Des 2996 Kas Rp. 2.250.000 Uang muka penjualan Rp. 2.250.000 5) Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga Perusahaan kadang-kadang akan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari langganan/pegawai yang nantinya akan diserahkan pada pihak lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah-jumlah tertentu. Contoh: Setiap membayar gaji pegawai dipotong 15% untuk pajak penghasilan pegawai yang nantinya disetor ke kas Negara. Apabila gaji pegawai bulan November 2006 sebesar Rp. 1.500.000 maka PPh akan dihitung sebagai berikut: PPh 15% x Rp. 1.500.000 = Rp. 225.000 Jurnal: Gaji dan Upah Rp. 1.500.000 Utang PPh Rp. 225.000 Kas Rp. 1.275.000 Pada saat menyetorkan utang PPh tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai berikut: Utang PPh Rp. 225.000,00 Kas Rp. 225.000,00
6) Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar) Utang Biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya sewa dan lain-lain. 7) Utang bonus Bonus yang diberikan pada karyawan-karyawan tertentu kadang-kadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus itu dapat dihitung, dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Apabila bonus dihitung atas dasar laba, maka perhitungannya dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut : Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPh) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi bonus Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan 8) Utang gaji dan upah Perhitungan jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah, bunga, sewa, dan lainnya berdasarkan waktu terjadinya biaya tersebut. Contoh: Gaji pegawai dibayar setiap yanggal 2 bulan berikutnya. Gaji dan upah pegawai bulan Desember 2006 sebesar Rp. 1.500.000. Maka pada tanggal 31 Desember dilakukan penyesuaian sebagai berikut: 31 Des 2006 Gaji dan Upah Rp. 1.500.000 Utang gaji dan upah Rp. 1.500.000 9) Pendapatan yang diterima di muka Jumlah yang diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan diserahkan dalam periodeyang akan datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima dimuka dan dilaporkan dibawah kelompok utang jangka pendek. Contoh dari pendapatan yang diterima dimuka adalah uang muka yang diterima untuk langganan majalah/surat-surat kabar. Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan yang diterima dimuka sampai majalah / surat kabarnya diserahkan pada pembeli. Contoh: Pada tanggal 5 Maret 2006 salon Beauty menerima pembayaran sebesar Rp. 500.000 untuk pekerjaan yang akan dikerjakan tanggal 12 Maret 2006. Jurnal yang dibuat: 5 Mar 20016 Kas Rp. 500.000 Pendapatan diterima di muka Rp. 500.000 b. Taksiran utang Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti. Karena jumlahnya
masih belum jela, tetapi kewajibannya sudah pasti maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran. Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah : 1) Taksiran utang pajak penghasilan Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke rekening utang pajak penghasilan. Contoh : Pada akhir bulan Desember 2006, taksiran pajak penghasilan sebesar Rp. 3.200.000. Jurnal yang dibuat: 31 Des 2006 PPh Rp. 3.200.000 Utang PPh Rp. 3.200.000 2) Taksiran utang hadiah yang beredar Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu. Hadiahhadiah ini merupakan biaya untuk periode dimana penjualan barang-barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi apabila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan. 3) Taksiran utang garansi Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan-perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya ini didebitkan ke rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang garansi. Contoh: PT Nusa Lestari adalah perusahaan yang menghasilkan mesin cuci. Garansi untuk setiap mesin cuci sebesar Rp. 40.000. Harga jual setiap set mesin cuci sebesar Rp. 1.200.000. Penjualan selama tahun 2006 adalah sebanyak 1000 set mesin cuci. Selama tahun 2007 biaya perbaikan sesungguhnya untuk mesin cuci yang masih dalam masa garansi sebesar Rp. 16.500.000 terdiri dari suku cadang Rp. 15.000.000 dan tenaga kerja Rp. 1.500.000. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Januari – Desember 2006
Penjualan 1000 set @ Rp. 1.200.000 Jurnal: Piutang Rp. 1.200.000.000 Penjualan Rp. 1.200.000.000 31 Desember 2006 Taksiran biaya garansi 1000 x Rp. 40.000 = Rp. 40.000.000 Jurnal: Biaya Garansi Rp. 40.000.000 Taksiran utang garansi Rp. 40.000.000 Selama tahun 2007 Biaya perbaikan sesungguhnya sebesar Rp. 16.500.000 terdiri dari suku cadang Rp. 15.000.000 dan tenaga kerja Rp. 1.500.000. Jurnal: Taksiran utang garansi Rp. 16.500.000 Kas Rp. 1.500.000 Suku cadang Rp. 15.000.000 4) Taksiran Utang Pensiun Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya ke periode-periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini didebitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau biaya produksi tidak langsung dan dikreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun dibayar, rekening utang pensiun didebit dan rekening kas dikredit. c. Utang-utang bersyarat Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang semacam ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti, maka utangutang seperti ini merupakan utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dn bukannya mengenai kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersayarat adalah :
Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan Endorsemen bersyarat atas wesel – wesel Sengketa hukum Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya Jaminan terhadap utang anak perusahaan Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual
2. Utang jangka panjang Utang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. Utang jangka panjang terbagi menjadi : a. Utang obligasi Perusahaan seringkali melakukan peminjaman uang dengan cara mengeluarkan obligasi. Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (atau biasa disebut nilai nominal). Nilai nominal obligasi dan tingkat bunga obligasi dicantumkan pada surat obligasi. Tanggal pelunasan obligasi harus ditetapkan dengan pasti dan dicantumkan pada surat obligasi. Nilai nominal adalah nilai yang harus dilunasi pada tanggal jatuh obligasi tersebut. b. Utang wesel jangka panjang Utang wesel jangka panjang mirip dengan obligasi keduanya memiliki tanggal jatuh tempo lebih dari 1 tahun dan tingkat bunga implisit yang telah ditentukan. Utang wesel jangka panjang dinilai sebesar nilai sekarang aliran kas dimasa yang akan datang termasuk pokok dan bunga. Penentuan tingkat bunga wesel jangka panjang lebih sulit,terutama apabila tingkat bunga wesel tidak realistis. c. Utang hipotik Utang Hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. d. Uang muka dari perusahaan afiliasi Afiliasi adalah hubungan kepemilikan modal/saham antara Perusahaan pelapor dengan mitra transaksi minimal sebesar 10% atau termasuk dalam satu grup. Afiliasi dibedakan atas: - Pemegang saham di luar negeri (P), yaitu bukan penduduk yang memiliki modal/saham pada Perusahaan pelapor minimal sebesar 10%. - Perusahaan terafiliasi di luar negeri (T), yaitu perusahaan lain di luar negeri yang modal/sahamnya dimiliki oleh Perusahaan pelapor minimal sebesar 10%. Perusahaan
dalam satu grup di luar negeri (G), yaitu perusahaan lain di luar negeri yang tidak terdapat hubungan kepemilikan modal/saham atau memiliki hubungan kepemilikan modal/saham di bawah 10% namun termasuk dalam satu grup dengan Perusahaan pelapor. e. Utang kredit bank jangka panjang Pinjaman Jangka adalah vanili komersial pinjaman dasar. Mereka biasanya membawa tingkat suku bunga tetap, dan jadwal pembayaran bulanan atau triwulanan dan menyertakan tanggal jatuh tempo ditetapkan. Bankir cenderung mengklasifikasikan pinjaman jangka menjadi dua kategori: - Pinjaman jangka-Intermediate - Pinjaman jangka panjang