RESUME BUKU HAPPY LITTLE SOUL: Belajar memahami Anak dengan Penuh Cinta Penulis: Retno Hening
BAB 1: Selamat Datang, Cahaya! Akhirnya Dua Garis! -
-
-
-
Setelah menikah, Retno dan suami sangat menginginkan memiliki momongan. Setiap telat haid, selalu bersemangat untuk tes kehamilan. Karenanya, Retno menyetok banyak test pack Saat masuk bulan keempat, ternyata hasilnya dua garis! Lalu Retno memutuskan untuk pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kehamilan. Namun, dokter menyatakan bahwa kantong rahimnya kecil nyaris tidak kelihatan. Hati Retno mencelus mendengar perkataan dokter kandungannya. Belum sampai dua minggu sejak cek ke dokter kandungan, Retno mengalami flek. Akhirnya, Retno ke rumah sakit besar dan langsung ke UGD karena flek semakin banyak dan mulai keluar darah. Retno diberi obat dan diminta bedrest. Pada hari senin, Retno menemui dokter kandungan dan dokter menyatakan janin dalam Rahim Retno telah gugur. Retno merasa sedih, tapi Retno yakin, Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih kuat dan lebih baik. Setelah keguguran, Retno mencoba untuk tidak putus asa. Retno mulai merayu Allah agar segera memercayakan buah hati dengan lebih rajin beribadah, yang biasanya hanya melakukan yang wajib mulai melakukan ibadah yang Sunnah. Selain itu, dokter juga meenyarankan agar tidak hamil dulu selama tiga bulan pasca-keguguran. Selama menunggu, Retno meminum jus buah kundur atas saran ibu temannya, resep turun temurun di kampungnya. Temannya bilang, buah kundur bagus untuk program kehamilan. Beberapa bulan pasca-keguguran, suami Retno tiba-tiba mendapat perintah pindah tugas ke Muscat, Oman. Ia harus berangkat dalam waktu dekat dan belum bisa membawa keluarga karena aturan perusahaan. Retn dan Suami tetap berusaha dan makin ngotot minta sama Allah untuk hamil. Tiba saatnya suami Retno pergi ke Muscaat, apa yang bisa Retno lakukan hanya berdoa dan yakin Allah akan mengabulkan doa Retno. Benar saja, Allah menjawab doa Retno. Retno hamil untuk kali kedua, Alhamdulillah. Betapa baiknya Allah ia menggantikan begitu cepat dan bonus suaminya mendapat pekerjaan yang lebih baik. Retno teringat surat Al-Baqarah ayat 216.
Percayakan Hidupmu Kepada yang Maha Memberi dan Nikmatilah! -
-
-
Pasca keguguran, Retno lebih pasrah dan memercayakan semua kepada Allah dan memang seharusnya begitu. Yang Retno lakukan adalah memikirkan untuk menjadi ibu. Apakah saya menjadi seorang ibu yang baik untuk anak saya nanti? Ketika Allah memercayakan kehamilan kepada Retno, Allah tahu saya mampu menjadi seorang ibu, Sugesti Retno pada dirinya Kehamilan pada trisemester pertama, Retno menjalani masa kehamilan tanpa suami dimana Retno mengalami mual yang lumayan merepotkan. Namun ini wajar, ada bayi yang sedang tumbuh dan berkembang. Selama hamil, Retno mencoba untuk memperbaiki diri dan menjaga anak yang Retno kandung dengan membacakan Al-Quran dan artinya. Retno ingin selama dalam kandungan, bayinya sudah mendengar Al-Quran sampai khatam. Jadi Retno berusaha mengkhatamkan Al-Quran meskipun ia cuma bisa dua kali khatam selama Sembilan bulan. Retno juga membacakan surat Luqman yang terkandung nasihat baik Luqman kepada anaknya, tentang tidak menyekutukan Allah, kesabaran,
-
-
-
serta kebaikan dan keburukan. Biasanya dibacakan setiap selesai membaca Al-Quran, berharap anak yang dikandung menjadi anak yang saleh yang sabar. Selain itu, doa tentunya. Retno meminta agar bayinya lahir sehat sempurna, dilancarkan proses kelahirannya, dimudahkan semuanya, menjadi anak yang cerdas dan mengamalkan ilmunya, yang berguna untuk agamanya, taat beragama, membahagiakan orang disekelilingnya, yang jika dipandang menyenangkan hati, yang ceria dan beruntung. Kehamilan pada trisemester kedua, Retno mulai enak makan. Retno mengonsumsi makanan bergizi yang baik untuk janin. Retno juga menghindari makanan yang tidak baik untuk kehamilan yang didapat dari artikel kehamilan dan info dari teman-teman yang sudah punya anak. Retno biasa makan brokoli yang mengandung asam folat yang mendukung perkembangan tulang, otot, dan jantung janin. Makanan yang kurang matang, mengandung MSG, dan makanan instan sebisa mungkin Retno hindari. Retno rajin minum vitamin yang dokter berikan, bahkan menambah konsumsi minyak ikan salmon sejak usia kehamilan 5-8 bulan atas saran dokter kandungannya, yang katanya baik untuk pertumbuhan janin, kecerdasan otak janin dan mengurangi risiko penyakit jantung dikemudian hari. Saat hamil Kirana, Retno mengidam sate padang kuah merah, ikan tongkol penyet sambal bawang, pempek Palembang, wafer superman dan banyak lagi yang sungguh merepotkan banyak orang terutama keluarga dekat.
Selamat Datang, Cahaya! -
-
-
-
-
Masuk trisemester tiga, Retno merasa takut apalagi mendengar kontraksi jauh lebih sakit dibanding nyeri haid. Retno berusaha meyakinkan hati, ‘saya bisa melahirkan dengan lancar, bayi lahir ibu selamat. Dua minggu sebelum minggu ke-40, Retno membaca buku tentang hypnobirthing, tetapi ya tidak semua Retno baca. Retno hanya membaca teknik pernafasan dan membayangkan hal-hal yang baik ketika kontraksi terjadi. Retno juga terus berdoa untuk dilancarkan segala prosesnya dan dapat dilalui dengan baik. Masuk minggu ke-39, Retno lebih sering terbangun di malam hari dan bolak balik ke kamar mandi untuk buang air kecil. Malam itu Retno tahajud dan doa panjang sekali. Selesai sholat, saat buang air kecil Retno mengalami bloody show dimana ada lender bercampur darah. Pukul delapan, mulai terasa getaran cinta itu mulai mempraktikkan teknik pernapasan. Pada pukul 10 pagi Retno pergi ke rumah sakit bersama ibu Retno. Sampai di rumah sakit, ternyata Retno sudah memasuki bukaan empat, lalu Retno dimasukkan ke ruang rawat inap sambil menunggu waktu bersalin. Retno juga melakukan teknik pernapasan dan membayangkan sebentar lagi bertemu dengan anaknya. Bukaan 1-7 dilalui dengan tenang, pada bukaan 8-10 teknik pernapasan berantakan karena sudah tidak tahan. Waktu Retno lahiran Retnopun tidak ditemani suami karena masih di Muscat. Jadwal pulangnya masih seminggu lagi, Retno memintanya pulang di minggu ke-40 kehamilan. Retno hanya ditemani ibu, mertua Retno dan tante Retno yang menjadi bidan saat proses persalinan. Saat proses persalinan, sulit menahan mengejan sebelum bukaan lengkap. Ditengah persalinan anak yang di kandung Retno terlilit tali pusar. Namun, Retno terus mengejan sekuat tenaga dan yakin bahwa anak ini sebentar lagi lahir. Akhirnya, keluarlah bayi dengan berat 2,6 kilogram. Retno merasa sangat bersyukur dan tidak bisa menggambarkan rasa bahagianya dengan kata.
I Am The Leader -
Sejak proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI Retno belum keluar sehingga Kirana belum bisa mendapatkan ASI. Retno terus mencoba agar Kirana dapat menyusu, tetapi masih sulit karena
-
-
-
-
-
masalah flat nipple. Namun, kata dokter, 72 jam dari kelahiran, bayi masih bisa bertahan tanpa asupan apapun. Keesokan harinya, Retno sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Retno terus mencoba menyusui Kirana, kadang bisa menyusu dan kadang dilepaskan. Kirana mulai tidak sabar dan menangis. Retno mulai stress dan bingung hingga menghubungi teman yang juga konsultan ASI. Retno memompa sebisanya meskipun hanya sesendok kecil. Hari kedua dirumah, adik ipar Retno yang dikaruniai bayi lebih dulu datang dan menawarkan ASInya. Awalnya Retno menolak, hanya ingin meminta ASIP saja. Namun, melihat Kirana yang menangis karena lapar akhirnya Kirana disusui oleh adik iparnya. Di hari ketiga, ASI Retno masih sedikit.banyak orang yang berdatangan dan menyarankan untuk memberinya susu formula, namun Retno kekeuh tidak akan memberikan Kirana sufor. Hari demi hari ASI Retno mulai mengalir deras dan Kirana bisa menyusu sepuasnya. Namun, tantangan tidak ada habisnya, Kirana tidak mau ditinggal, hanya ingin digendong saja, bau tangan kalau kata orang. Retno sering disalahkan orang-orang karena terlalu sering menggendong anaknya. Namun, Retno tetap berbaik sangka. Ibu Retno juga mendukung setiap keputusan Retno terhadap Kirana. Selain itu, ibunya juga turut andil untuk mengurusi kirana seperti memberi ASIP, menenangkan Kirana disaat menangis dan tidak bisa diam. “Sabar mbak. Kirana kan baru di dunia ini, kita yang harus mengerti dia. Mungkin dia masih harus beradaptasi dengan sekitar. Udara, kegaduhan, suhu, waktu tidur. Kita yang harus sabar.” Kata Ibu Retno yang Retno pegang sapai sekarang. Menurut Retno, Setiap ibu punya pilihannya masing-masing dalam menghadapi keadaan dan alasan yang berbeda-beda. Entah itu ASI eksklusif atau sufor, selalu digendong atau tidak, dibedong atau tidak, dibedaki atau tidak, persalinan normal atau c-section, dll. Karena pilihan seorang ibu pasti sudah dipikirkan baik-baik dan sudah ada alasan yang kuat, yang jelas semua untuk kebaikan anak.
Menjadi Role Model yang Baik -
-
-
Sebelum menikah, Retno pernah mengajar di salah satu pre-school di Yogyakarta dan pernah ikut pelatihan singkat guru PAUD selama enam bulan namun tidak selesai. Ada satu pertanyaan yang Retno ingat dari direktur program sekolah saat pelatihan, “menurut kamu, guru anak-anak yang hebat itu yang seperti apa?” Retno menjawab, “yang sabar.” Beliau mengatakan, memang enar, sabar sangat dibutuhkan untuk menjadi guru anak-anak, tapi yang paling penting adalah menjadi contoh yang baik. Sebelum mengajarkan kebaikan kepada anak-anak, kita harus harus menjadi baik dulu, sebelum mengajarkan kesabaran kepada anak-anak kita harus bersabar dulu. Anak-anak lebih cepat meniru apa yang dilihat daripada apa yang diajarkan. Ketika Retno menginginkan Kirana menjadi anak yang baik, baik tutur katanya, sikapnya, baik semuanya, tentu Retno dulu yang menjadi seperti itu. “Your Children will become who you are, so be who you want them to be” – David Bly
Sadarilah Bahwa Semua Tak Lagi Sama -
-
Masuk dua bulan, pipi Kirana muncul merah-merah dan berair, dermatitis atopi, kata dokter. Hampir tiap malam Retno menggendong, mengayun-ayun, membacakan doa, menyanyikan lagu tidur sampai dia tenang dan tertidur di lengan Retno. Waktu untuk diri sendiri berkurang seperti tidur tidak nyenyak bahkan mandi sekedar menyabuni saja sudah luar biasa. Namun menurut Retno semua ladang pahala baginya. Memiliki Kirana membuat Retno lebih banyak belajar, bersabar, tidak egois, dan terus bersyukur.
BAB 2: Saling Jatuh Cinta Berbicara, Merespons, Memahami -
-
-
-
Terus berbicara, merespons, dan berusaha memahami adalah hal yang Retno yakini sebagai alasan kenapa Kirana sudah lancer berbicara di usianya yang belum genap 3 tahun. Sejak Kirana lahir, suara apapun yang dia buat Retno anggap sebagai sebuah komunikasi, entah itu tangisan ataupun hanya ocehan yang tak berarti. Retno selalu berusaha merespon semuanya. Ketika dia mengeluarkan suara artinya dia sedang berusaha untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Retno menyugesti diri sendiri bahwa apapun yang Retno sampaikan dan katakan kepadanya bisa ia terima dan mengerti. Berbicara dengan bayi yang belum bisa merespon kembali omongan kita, Retno anggap sebagai stimulasi perkembangan Bahasa Kirana, proses belajar memahami Kirana, dan proses Kirana mengenal dan memahami Retno. Dari sana dia bia mengenal suara Retno, mengenal ekspresi ketika berbicara dan menatapnya, mengenal perubahan nasa suara dan mungkin kosakata. Merespon artinya juga menata hati agar respon yang diberikan semuanya baik. Jadilah sekuat tenaga Retno mencoba sabar dan tenang, menata hati agar tidak malah memarahi Kirana. Sebagai contoh, merespon tangisa Kirana yang kencang hampir setiap malam, yang terkadang membuat Retno stress dan panic. “Babies cannot and don’t manipulate, they communicate. Listen.” Sebuah kutipan yang Retno ingat. Bayi yang baru lahir hanya bisa menangis, begitulah cara mereka berkomunikasi. Mereka menangis karena mereka rindu suasana didalam kandungan yang serba nyaman. Mereka menangis ketika mereka merasa lapar, haus atau butuh perlindungan. Itu yang Retno yakini ketika melihat Kirana menangis, Retno harus merespons tangisannya. Retno harus mangasah intuisi ketika harus menebak nebak Kirana maunya apa.
Kebiasaan yang Retno lakukan Retno dan bersama Kirana yang menjadi salah satu kunci berkomunikasi meskipun dia masih kecil. *0-6 bulan 1. Menyambutnya ketika dia bangun tidur dengan semangta dan tersenyum, “Assalamualaikum, Nak, udah bangun ya? Tadi malam Kirana nangis, kan? Tapi abis itu ibuk lelo-lelo terus Kiranan bobo lagi. Makasih ya, nak…” 2. Menenangkannya ketika dia menangis dengan suara lembut, menanngkan, menggendongnya, mengusap-usap, menebak keinginannya. “Sayang kenapa nak? Tidak bisa tidur ya? Kedinginan? Ibuk bedong ya...” 3. Membiasakan membacakan doa sederhana seperti sebelum tidur, setelah bangun tidur, sebelum minum ASI, setelah selesai memberi ASI. 4. Menyampaikan apa yang akan dikerjakan kepadanya. “Eh Kirana haus ya? Mimik dulu, yuk! Habis itu kita mandi ya.” Retno juga mulai mmebiasakan mengenalkan ia dengan bagian tubuhnya. “Kirana ini ibuk kasih cream ya biar badannya tidak kering. Ibuk pakaikan ke tangannya ya, terus kaki.” 5. Mengobrol ketika menyusui sambil menatap matanya atau menyentuh bagian wajahnya, lalu menyebutkan namanya. 6. Merespon suara dan ocehannya ketika dia sudah bisa mengeluarkan suara. 7. Menyanyikan lagu anak=anak dan melantunkan sajak anak-anak-nursery rhyme.tema sajak anakanak bisa kita buat sendiri, misalnya tentang agama atau nursery rhyme yang sudah ada, contohnya incy wincy Spider, Train dan Behive.
8. Menidurkannya dengan shalawat atau lagu pengantar tidur 9. Ngobrol dengan menyebut namanya. *6-12 bulan 1. Mengenalkan buku kepada Kirana sejak dia berusia enam bulan, buku yang Retno beri adalah buku yang terbuat dari kain sehingga tidak berbahaya untuknya. Buku ini biasanya berisi gambar dan tidak ada ceritanya atau hanya berisi cerita sederhana. 2. Sejak usia 7 bulan, Retno mulai bermain bersama Kirana dengan kartu-kartu bergambar. Tidak ada waktu khusus untuk permainan ini. Biasanya, ketika menyuapi Kirana, Retno sebar kartu di depannya, lalu Retno menyebutkan nama benda atau hewan yang ada di kartu tersebut. 3. Menonton bersama lagu anak-anak atau video untuk anak-anak. Sambil menonton Retno biasa menceritakan videonya. 4. Menceritakam apa yang ada di sekitar, misalnya ketika ada burung yang mampir ke jendela kamar. “Kirana kita lihat burung, yuk! Panggill, nak. Buruung... Panggil, Retnong. Pelan-pelan ya nanti burungnya terbang. Dia lagi cari makan. Lapar dia, nak.” 5. Bertanya tentap apa yang sedang dia lakukan dan menanyakan apa yang dia rasakan. Misalnya “Kirana makan apa nak? Plum ya? Enak tidak nak? Anak? Nyamm...” 6. Menebak-nebak kata yang sudah mulai diucapkan, lalu cepat mengoreksinya. Misalnya ketika dia mengucapkan “yayah”, Retno membalasnya dengan “Oh, Ayah. Ayah yaa.” *1-2 Tahun 1. Membacakan buku dan memintanya untuk menujukkan gambar yang ada di buku, “kupu-kupu mana nak?” Lalu puji dia dengan sorakan ketika berhasil menunjuknya. “oiya, benar yang itu… yeay” 2. Memintanya untuk melakukan sesuatu. Misalnya, “nak, tolong buangkan sampah ke tempat sampah, yaa.” Lalu mengucapkan terima kasih ketika dia melakukannya. 3. Meminta dia menceritakan ulang bukunya meskipun dia belum lancer berbicara. Ketika dia “berlagak” berbicara dengan bahasanya, retno merespon seakan mengartikan omongannya, “oh gitu. Jadi kodoknya sedih ya? Karena apa nak?” *2-3 Tahun -
-
-
Di usia ini, Kirana sudah mulai banyak bicara, juga sudah mulai banyak bertanya. Retno juga suka bertanya tentang dan perasaannya apa yang dia kerjakan adalah cara untuk bisa mengobrol dengannya layaknya teman. Seringkali, Retno juga menanyakan pendapatnya agar membuka jalan diskusi dengan Kirana. Namun, kebiasaan-kebiasaan sejak Kirana kecil masih Retno terapkan. Penting juga untuk mendengarkan atau mengetahui pendapat anak. Retnopun tidak ragu untuk bertanya pertanyaan sederhana atau daily basis question. Misalnya, “nak, masak apa ya?” Ayam atau daging? Kirana mau makan apa hari ini?” Seringnya, Kirana menjawab, “hmm… ayam. Kirana, kan suka ayam goreng.” Salah satu tujuan berkomunikasi dengan Kirana adalah mengajaknya bekerja bersama. Membuatnya mau mulai mengerti bahwa Retno punya kegiatan yang harus dilakukan. Menjadikan anak sebagai teman bercerita juga salah satu hal yang Retno lakukan kepada Kirana. Penting untuk menjalin komunikasi dalam hal ini untuk lebih dekat dari hati ke hati dengan anak. Retno percaya, dengan begitu kelak Kirana juga akann bisa terbuka dan nyaman ketika bercerita tentang apa yang dia rasakan kepada Retno.
-
Retno membiasakan bercerita tentang kegiatan hari itu, apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki. Sebisa mungkin, Retno merespon dengan serius apa uang mungkin menjadi keluhannya atau pertanyaan yang dia ajukan, bukan sekedar menjawab agar dia diam.
BAB 3: Mari Saling Berbicara dan Memahami Tip dan Trick Saat Berbicara dengan Anak 1. Focus kepada anak. Usahakan untuk menatapnya dan terlihat bersemangat. 2. Dengarkan anak ketika menyampaikan sesuatu atau mencoba untuk berbicara. Tanggapi dengan pernyataan atau pernyataan untuk memperjelas maksudnya. 3. Bicarakan sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang dilakukan. Misalkan menceritakan gambarnya, warnanya, atau bentuknya. 4. Tanggapi anak dengan serius. 5. Berekspresi ketika berbicara kepada anak sesuai emosi yang akan disampaikan. Dengan begini, kita juga bisa sambil mengajarkan empati dan mengenal berbagai emosi. Ketika ia sudah lebih besar, dia bisa mengenal berbagai jenis perasaan yang penting bagi perkembangan jiwa dan karakternya. 6. Menjelaskan sesuatu dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami meskipun kita menjelaskan hal yang mungkin sulit bagi anak. 7. Menghindari baby talk. Misalnya, Kirana mengatakan kata “kaget” jadi “atdek”, Retno tidak ikut mengatakan kata “atdek”, namun tetap menggunakan kata yang benar. 8. Membacakan buku adalah cara yang mudah untuk banyak berbicara kepada anak. 9. Menyanyikan lagu dan sajak dengan tema yang berbeda dan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. 10. Menanyakan keadaan atau perasaannya juga harus peka terhadap perubahan emosinya seperti menanyakan perasaan terhadap sesuatu yang dilakukan bersama Kirana. 11. Menggunakan intonasi yang berbeda ketika berbicara, atau menggunakan tekanan pada kata-kata tertentu. 12. Peka ketika dia bosan diajak berbicara. Sehingga jika ia terlihat tidak suka atau bosan, hentikan dan cari kegiatan yang lain. Yakinlah, Dia Juga Memahamimu -
-
Ketika Retno berbicara dengan Kirana, Retno yakin dia memperhatikan dan memahami Retno atau Retno pura-pura bertingkah seperti dia memahaminya. Misalnya ketika waktu Kirana berusia dibawah satu tahun, Retno meminta tolong untuk mengembalikan mainannya ke tempatnya. Kirana ikut memungut mainannya, meskipun tak banyak yang ia bantu, yang terpenting dia sedikit-sedikit mengerti tentang tanggung jawab setelah bermain. Hal ini perlu dilakukan berulang-ulang. Jangan terlalu berharap anak akan membereskan mainannya setelah sekali diajari. Yang terpenting adalah anak tahu dulu dan yakin suatu saat ia akan mengerti. Retno lebih suka menjelaskan kepada Kirana dengan keyakinan dia paham daripada mengarang hal-hal yang bukan keadaan yang sebenarnya. Seperti sata menjelaskan tentang bagaimana dia berbeda dengan anak lainnya, bahwa dia tidak bisa makan makanan tertentu karena alergi. Retno terus menjelaskan dengan keyakinan dia mengerti, menjelaskan dengan pelan terus menerus sampai dia mengerti dan paham. Katakan dengan tone suara yang pelan dan lembut, dengan menatap matanya daripada melarang dengan kalimat yang menakut-nakuti.
-
Menyugesti diri sendiri bahwa Kirana paham dengan perkataan Retno, membuat saya tidak mudah marah. Retno merasa Kirana sudah paham perkataan Retno tanpa harus marah-marah dan berteriak.
Ayo Bersemangat -
-
Sama seperti anak kecil yang lainnya yang menganggap ibunya adalah orang yang paling mereka nantikan, butuhkan, penolongnya, pelindungnya, malaikatnya, bahkan segalanya. Sejak Kirana bangun tidur dan memulai harinya, satu-satunya orang yang dia nantikan untuk menyambutnya ada ibunya. Mungkin hal ini sepele, mungkin sebagian orang berucap, “Namanya juga anak dan ibunya.” Wajar seorang anak mencari ibunya, tetapi hal ini membuat Retno merasa malu ketika Retno tidak bersemangat menyambutnya, tidak bersemangat bermain bersamanya, tidak bersemangat menanggapi perkataannya. Kirana adalah pengingat bahwa sekarang Retno adalah seorang ibu yang memiliki tugas seumur hidup untuk selalu menjaganya, menemaninya, memahaminya, menyayanginya, membesarkannya dengan penuh cinta. Menanggapi Kirana yang mungkin belum memahami kesibukan Retno, terkadang membuat retno kewalahan. Namun, bukankah itu juga adalah keistimewaan seorang ibu untuk selalu menjadi orang yang diandalkan anak-anak?
BAB 4: Bekerja Sama Dengan Anak, Yuk! Menggendong -
-
Sejak bayi hingga usia tiga tahun, jam tidur Kirana masih berantakan. Meskipun sudah di-set sedemikian rupa, tidurnya gelisah di malam hari, jamnya tak tentu dan mudah terbangun, dia tidak tidur sampai dia benar-benar ngantuk dan lelah, mungkin karena dermatitis atopi yang dia miliki. Tak jarang juga Retno tertidur dalam posisi duduk sambil menggendong dia, atau tidak tidur sepanjang malam karena mengusap-usap agar dia tenang. Solusi yang mudah untuk menyelesaikan semuanya adalah dengan menggendongnya. Ketika memasak, Retno biasanya menggendong di belakang sambil bernyanyi dan menggerak-gerakkan badan untuk tetap berinteraksi. Ketika membereskan rumah, menggendongnya di posisi depan sambil mengobrol tentang kegiatan yang dilakukan atau tak jarang Retno menggendongnya dalam posisi menyusui. Setelah semuanya selesai, saya bermain bersama Kirana, menyuapi sambil bercerita, bernyanyi, mendengarkan ayat pendek Al-Quran, atau bermain kartu bergambar.
Mengajak Dia Bermain Di Dekat Retno -
Ketika Kirana sudah mulai bisa merangkak, dia lebih suka diletakkan di lantai daripada Retno gendong karena dia sudah bisa eksplor kesana kemari. Retno biasanya menyebar buku buku, flash card, atau mainan di dekat Retno agar tetap bisa berinteraksi sembari Retno mengerjakan sesuatu. Retno juga suka menyetelkan video nursery rhyme atau seri video untuk baby dengan mode lockscreen. Retno berusaha untuk tidak membiarkan Kirana menonton video sendirian dan didiamkan, sebisa mungkin Retno ikut menonton bersama dia dan tetap berinteraksi.
Meminta Tolong Kepadanya -
Usia 12 bulan Kirana sudah mulai bisa berjalan, sehingga dia sudah bisa mencari-cari sendiri mainan yang dia mau. Dia sering berjalan ke ruangan yang dia inginkan, juga sudah bisa dimintai tolong hal yang sederhana. Ketika Retno membersihkan rumah, seringnya Retno memberikan kain
lap bersih dan memintanya mengelap sesuatu, sementara Retno berberes rumah sesegera mungkin sambil mengobrol dengan Kirana.
Mengerjakan Pekerjaan Rumah Sambil Bermain -
Masuk usia 2 tahun Kirana sudah bisa bermain sendiri dan menikmati mainannya. Biasanya ketika Retno memasak di dapur setiap ada kesempatan melihat dia dikamarnya dan bertanya sedang melakukan apa, lalu ikut bermain sebentar dan kembali lagi ke dapur. Sebaliknya, jika Kirana melihat Retno di dapur dan menanyakan Retno sedang apa. Tak jarang dia bermain atau membantu di dapur. Biasanya Retno memberinya tugas yang ringan seperti mengupas bawang putih.
Memberikan Pengertian -
Hampir menginjak tiga tahun, Kirana sudah mengerti jika diberi tahu. Seringnya dia melarang Retno mengerjakan sesuatu dan meminta Retno bermain bersamanya. Biasanya Retno penuhi dulu permintaannya, lalu meminta izin mengerjakan sesuatu. Agar tidak merasa dicuekin biasanya dia diajak melakukan sesuatu atau mengerjakan pekerjaan rumah bersama Retno. Tidak mudah mengabaikan tatapan ibanya, tetapi Retno harus tegas dalam hal ini. Memberinya pengertian harus penuh komitmen agar dia mengerti.
BAB 5: I Love You, I Appreciate You Menghargai Ketika Dia Melakukan Hal Baru -
-
-
Dapat melakukan hal baru meskipun sederhana adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang anak, termasuk Kirana. Misalnya, dia baru bisa melompat hanya dengan kaki satu atau berhasil buang air kecil di toilet, dia merasa sangat senang sekali. Hal tersebut mungkin mudah dilakukan oleh orang dewasa tetapi membutuhkan usaha yang keras baginya. Menghargai dia dengan ikut senang dengan pencapaian yang dia dapat juga membuatnya bahagia. Retno ingat sebuah hadits, “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan penuh.” (HR. thabrani) Dengan membahagiakan Kirana, hanya dengan merespon sederhana setiap melakukan hal yang baru Retno dapat mengamalkan hadits diatas.
Hargai Apapun Hasil kerja Anka Ketika Bermain dan Belajar -
Ketika selesai mengerjakan sesuatu, biasanya Kirana menunjukkannya kepada retno. Meskipun hasil yang ditunjukkan tidak sesuai, tetapi pasti dia sudah berusaha. Menghargai dengan menanggapi dia dengan positif membuat dia bersemangat untuk mengerjakan lagi, yang lebih baik lagi. Ini bukan tentang hasil yang dia buat, tapi usaha yang dia lakukan. Meskipun perlahan, dorongan semangat dari orangtua menjadi bahan bakarnya untuk terus mencoba dan berusaha.
Menghargai Ketika Dia Sudah Membantu dan Bersikap Baik -
Retno sering meminta tolong Kirana untuk melakukan sesuatu yang sederhana, membuang sampah, mengambilkan sesuatu, atau mengelap air yang dia tumpahkan. Setelah selesai Retno mengucapkan terima kasih dan mengutarakan perasaan senang. Sebuah kalimat sederhana untuk menghargai apa yang dia lakukan dapat memotivasi melakukan hal baik.
I Love You! Big Hug Dulu, Nak! -
-
-
Menujukkan rasa cinta adalah cara untuk membuat Kirana merasa disayangi. Salah satu hal termudah adalah mengutarakannya, “Kirana, ibuk Retnong sama Kirana” atau bisa dungkapkan dengan cara lain seperti membelai, memeluk, dan mennciumnya. Terdapat sebuah artikel yang pernah say abaca bahwa memeluk anak memiliki manfaat yang luar biasa. Selain menimbulkan kasih Retnong dan ikatan batin, memeluk dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, dan damai. Hal ini disebabkan oleh hormone oksitosin yang dihasilkan saat berpelukan yang berfungsi menurunkan kadar hormone stress dalam tubuh, enurunkan tekanan darah, bahkan memperbaiki mood yang kurang baik. Memberi penghargaan kepada anak, apapun bentuknya pasti meninggalkan kesan positif dalam diri mereka. Menghargai mereka tidak sama dengan memanjakan. Anak kita pantas mendapatkannya atas usaha mereka sehingga mereka tak takut atau lelah mencoba. Dalam proses ini kita harus menghargai sampai mereka bisa melakukan sesuatu dengan tepat dan benar.
BAB 6: Bermain Dan Belajar Membacakan Buku -
-
-
Sejak Kirana berusi aenam bulan, Retno mulai membiasakan akrab dengan buku. Retno memilihkan buku yang aman seperti buku kain (soft book) sebagai buku pertamanya. Lalu mulai Retno belikan buku feel and touch yang terdapat tekstur yang berbeda di dalamnya agar dia bisa merasakan tekstur yang berbeda (kasar, lembut, berggerigi, berbulu). Retno juga membelikan buku pop up yang membuat Kirana tertarik karena gambar yang mencul (3D). ketika Retno membacakan buku, biasanya Retno memangku Kirana, meletakkan didepannya buku ketika tengkurap, atau duduk dihadapannya ketika sudah bisa duduk sendiri. Retno mengarahkan tangannya ke benda yang Retno sebutkan namanya, berusaha membacakannya semenarik mungkin dengan nada yang berubah-ubah. Retno mulai membacakan buku cerita dengan cerita sederhana, hanya ada satu kalimat di setiap halamannya. Beberapa buku terdapat boneka tangannya sehingga Retno membacakannya dengan kalimat yang sederhana. Jika bukunya dalam Bahasa inggris, biasanya Retno artika ke Bahasa Indonesia atau Retno menggantinya dengan kalimat Retno sendiri. Dengan mendekatkan Kirana dengan buku sejak bayi, Retno lebih menekankan tentang membangun kedekatan Retno dengannya, mengenalkan dia suara yang Retno buat, ekspresi dan menikmati waktu bersamanya. Di usia 10-11 bulan, Kirana sudah bisa menunjuk gambar yang terdapat di buku, dia paham beberapa gambar seperti gambar hewan, buah, sayur, atau tokoh dalam buku yang dibacakan. Ketika membacakan buku untuknya, mulai ada interaksi dua arah. Retno menanyakan gambar yang ada dibuku dan memintanya untuk menunjuk. Lalu Retno memberinya apresiasi dengan bertepuk tangan atau bersorak” Hore!”
-
-
-
-
-
-
Mendekati usia 12 bulan, Kirana sudah bisa menirukan suara beberapa hewan seperti kucing dan sapi. Ia juga sudah mulai belajar mengucapkan kata-kata dan bisa menunjuk gambar sendiri tanpa diminta. Masuk usia satu tahun ke atas, Kirana sudah mulai bisa mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas. Dia juga sudah punya buku favorit untuk dibacakan. Kirana sudah mulai paham ada rutinitas membaca buku. Dia jadi sering menambil buku, lalu memberikannya kepada Retno untuk dibacakan. Kirana juga sudah paham sedikit-sedikit tentang cerita bukunya karena buku yang dibacakan sudah terdapat jalan ceritanya. Menjadi kesempatan Retno untuk mengajarkan kosakata baru untuknya yang memang sedang belajar berbicara. Membacakan buku kepada Kirana juga sebagai media memberikan nasihat colongan. Mengaitkan nasihat baik dengan cerita buku tersebut, meskipun bukunya tidak menjelaskan hal tersebut. Di usia dua-tiga tahun, membacakan Kirana buku sudah semakin menantang. Terkadang dia sudah menanyakan hal-hal yang belum Retno tahu jawabannya. Retno juga mulai menanyakan tentang sebab-akibat, mengapa bisa begini, mengapa bisa begitu. Sering juga Retno meminta dan membacakan cerita dengan kalimatnya sendiri atau pura-pura bercerita untuk bonekanya. Ini adalah trik agar dia bersemangat menceritakan ulang bukunya. Selain dibacakan buku, Kirana sudah bisa diajak bercerita sebelum tidur, entah itu cerita yang ada dibukunya, atau cerita yang Retno karang sendiri, tergantung permintaan Kirana. Di usia hampir tiga tahun, Kirana mulai banyak sekali bertanya hingga terkadang Retno takut salah menjawab. Biasanya Retno jujur jika belum tahu jawabannya dan memberitahu jawabannya jika sudah tahu. Retno tidak pernah malu kepada Kirana ketika Retno harus jujur mengatakan Retno tidak tahu. Retno ingin dia bisa mengerti, tak satu manusia di muka bumi ini yang tahu segalanya. Proses mencari tahu ingin juga Retno perlihatkan kepada Kirana sehingga jika sudah cukup besar ia bisa dan tidak malas mencari informasi sendiri. Kesulitan lainnya adalah ketika Retno membacakan buku yang ada konsep cerita orang yang meninggal seperti kisah Nabi. Retno belum mampu banyak bercerita tentang kisah Nabi karena keterbatasan ilmu, hanya beberapa kisah saja yang berhasil Retno ceritakan. Biasanya Retno membaca bukunya terlebih dulu, memahaminya lalu menceritakan pesannya kepada Kirana dengan kalimat yang sederhana. Retno masih selektif memilih buku untuk dibacakan, seperti dongeng Disney’s Princess. Retno merasa belum bisa menjelaskan banyak hal, apa itu pangeran, bagaimana kodok dicium lalu berubah menjadi pangeran atau bagaimana labu bisa berubah menjadi kereta kuda. Melalui membacakan Kirana buku, Retno juga punya banyak kesempatan yang baik, seperti kesempatan menyampaikan nasihat baik kepadanya tentang pesan dalam buku. Retno juga mempunyai kesempatan berdiskusi sederhana tentang sebab akibat. Retno juga bisa menanamkan value of life dengan menanyakan apakah ini baik atau buruk. Retno berharap kebiasaan membacakan buku ini menjadi salah satu cara dia gemar membaca dan mencintai buku.
Memilihkan Mainan -
Mainan yang diberikan kepada Kirana sebisa mungkin menyenangkan Kirana dan dapat menjadi media untuk Kirana mepeleajari sesuatu. Misalnya ketika bayi, diberikan mainan berbunyi dan mainan yang bisa digigit (teether). Setelah itu, Retno lebih sering membelikan buku dan kartu bergambar. Ada juga mainan yang bertombol dengan gambar binatang yang dapat mengeluarkan suara ketika ditekan, bola, puzzle, mainan mencocokkan bentuk, menyusun mainan berbentuk cincin, dan balok ukuran besar. Mainan Kirana lebih bervariasi ketika Kirana mulai bisa bermain peran seperti telpon-telponan, masak-masakan, atau dokter-dokteran.
-
-
-
Ketika ke toko mainan, Retno tetap selalu berbicara dan bertanya kepada Kirana tentang mainan yang dipilihkan, bahkan ketika Kirana belum bisa bicara. Semakin besar, Kirana sudah bisa mengungkapkan keinginannya, ketika dia memilih permainan yang lolos seleksi Retno langsung membelinya, jika, tidak Retno memberikan pengertian dengan keyakinan dia pasti mengerti. Misalnya, Kirana meminta mainan alat music seperti piano untuk anak-anak, sementara dia sudah punya mainan sejenis itu dirumah. Biasanya dia langsung meninggalkan mainan tersebut. Ketika dia meminta mainan yang harganya tidak sesuai budget atau dirasa tidak perlu, Retno memberikan pengertian dengan menjanjikan permainan lain yang juga menarik. Memberikan pengertian dan menjanjikan gantinya adalah trik ampuh untuk Kirana. Permainan pengganti tidak harus dibeli, bisa dengan permainan yang dibuat di rumah, asal kita menemani. Hal yang bisa didapatkan dari bermain bersama adalah bisa sambil mengajarkan “please” dan “thank you”. Dari sana, Kirana juga bisa belajar tentang bebagi dan bermain bersama. Retno selalu ingat sebuah kutipan Bruce Perry, Chilldren don’t need more things. The best toys a child can have is a parent who gets down on the floor and plays with them.
Ikut Bermain dengan Serius -
-
-
-
-
Awal pindah ke muscat, Kirana jarang bertemu teman-teman seusianya. Hanya terkadang akhir pekan atau bertemu saat pengajian keluarga Indonesia. Sehari-hari Kirana banyak bermain bersama Retno dan ayahnya, jika ayahnya sedang di rumah. Sedangkan kami tinggal di flat yang mayoritas orang asing, sehingga mereka jarang bertemu. Beberapa bulan di muscat, Retno mulai banyak kenalan dan mulai berkumpul dengan teman yang punya anak seumuran Kirana. Namun, itu juga tidak sering karena jam tidur Kirana berbeda dengan teman-temannya. Ketika temannya bangun, dia tidur dan ketika Kirana bangun, temannya tidur. Ketika usia Kirana 2 tahun, kami pindah ke flat yang banyak orang Indonesia di sekitarnya. Beberapa bulan setelahnya, ada teman Indonesia yang juga pindah di sebelah flat mereka dan mempunyai anak seumuran dengan Kirana, namanya sasa dan Lila. Kirana dan temannya sering mengunjungi satu sama lain. Kadang, susah mencocokkan jam saling mengunjungi karena jam tidur Kirana yang masih berantakan. Kalau dipikir-pikir, bermain bersama balita itu tidak terlalu sulit.mereka tertarik pada permainan sederhana yang berulang-ulang. Bercerita dengan ekspresi konyol yang itu–itu saja, Kirana tetap tertawa terbahak-bahak. Bermain masak-masakkan, bermain jual-jualan. Retno berusaha bermain dan menanggapi Kirana dengan serius. Namun praktiknya tidak seperti itu, ketika Retno sangat sibuk dengan pekerjaan rumah, Kirana menghampiri untuk mengajak bermain Retno harus memberinya pengertian. Lalu dia mengerti dan bermain sendiri sambil sesekali Retno melihatnya. Bermain bersama Kirana membuat hubungan Retno dengan dia semakin dekat, selain ibunya juga bisa menjado temannya. Kadang obrolan mereka seperti obrolan teman. Dengan ikut bermain, Retno juga berkesempatan mengajarkan lebih banyak hal entah itu nasihat, doa dan lainnya.
BAB 7: Do Fun Things, Follow The Rules Mengawasi Penggunaan Tablet dan Smartphone -
Retno membiarkan Kirana menonton menggunakan tablet sekitar usia 7 bulan. Biasanya, Retno menyetel video untuk bayi seperti seri Babby Einstein. Ketika dia menontonnya, Retno selalu ada bersama atau di dekatnya. Ketika menonton tv biasanya Retno mencari video di Youtube lalu di
-
-
transfer ke TV. Videonya bermacam-macam mulai dari ayat pendek, lagu tentang huruf, nursery rhyme, sampai kartun seri. Sampai usia 2 tahun, Retno tidak memberikan tablet atau smartphone untuk dipegang sendiri. Retno selalu menci layar dengan lockscreen. Retno juga belum belum mengunduhkan game untuk dimainkan. Sampai saat itu, dia hanya mengetahui fungsi tablet sama dengan TV. Ketika usia 2 tahun lebih, Retno baru mengunduhkan game. Game pertama yang diunduh adalah puzzle hewan dengan pengawasan Retno. Ketika usia hampir 3 tahun, Retno mengunduh permainan edukasi. Kirana juga banyak belajar dari sana, namun sebagai orangtua tetap harus mengawasi dan ikut bermain, sehingga tetap ada interaksi. Kalua sudah dirasa terlalu lama dengan tabletnya, Kirana masih bisa diberitahu untuk stop bermain di tabletnya.
Melibatkan Anak dan Jadikan Dia Merasa Penting -
-
Sejak dia baru bisa berjalan, Retno memberinya kain lap dan meminta tolong untuk mengelap lemari. Ketika memasak, Retno biasa memintanya sekedar membuang sampah. Kegiatan lain seperti mengelompokkan cucian kotor juga sering dilakukan bersama. Sampai usia 3 tahun ini, Retno masih sering meminta tolong dan melibatkannya, bahkan kadang Kirana menawarkan bantuan tanpa diminta. Melibatkan Kirana dari kecil dalam mengerjakan banyak hal bukan hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga menjadikannya merasa penting dan dibutuhkan. Ia bisa mulai mengenal fungsi sederhana partisipasi. Ia juga menjadi paham bahwa menjaga kebersihan dan menyelesaikan oekerjaan rumah bukan hanya tugas orangtuanya, tetapi dia juga bisa ikut menolong.
Menyampaikan Dengan Cara yang Menyenangkan -
Pasti akan ada situasi dimana anak-anak tidak mendengarkan perkataan ibunya. Sehingga ketika akan menyampaikan sesuatu, Retno harus mencari cara yang menyenangkan, mudah dipahami, dan dapat dipahami oleh Kirana misalnya, ketika ingin meminta dia membereskan mainannya. Kata perintah “Kirana, mainan yang nggak dimainkan beresin dulu, nak” biasanya tidak digubris Kirana. Cara biasa yang Retno lakukan adalah menyanyikan lagu andalan, yaitu lagu “Clean Up” dari seial Barney.
Ayo, Sampaikan Nasihat Dengan Cara Menarik! -
-
Mendongengkan Kirana sebuah cerita yang Retno karang sesuai dengan kejadian dan berhubungan dengan apa yang akan Retno sampaikan, sering digunakan untuk menyampaikan nasihat untuk Kirana. Pernah waktu itu Kirana tidak seperti biasanya. Ia menginginkan mainan yang dipegang oleh temannya, temannya tidak boleh memainkannya. Lalu Kirana meminjamkan boneka kucingnya, tapi mainan lainnya tidak boleh. Retno mencari solusi dengan bercerita sebelum tidur. Retno bercerita yang dikarang sendiri tentang gajah dan temannya yang tidak mau meminjamkan mainan. Dia mendengarkan ceritanya dengan baik dan menerimanya. Setelah itu, ketika bermain dengan temannya, Kirana menjadi lebih baik Menyampaikan sesuatu dengan cara yang menyenangkan juga bisa menjadi senjata ketika sedang mengawasi anak bermain bersama. Pernah ketika Kirana dan Lila merebutkan satu celemek dan tidak ada yang mau mengalah. Lalu Retno bilang, “Kirana, Lila.. coba lihat jam. Jarum panjangnya ada di angka 3, kan? Sekarang Lila pakai dulu celemeknya. Nanti kalua jarum panjangnya diangka 4, celemeknya kasih Kirana, ya? Nanti kalua jarum panjangnya ada diangka 5 Lila boleh pakai lagi.
-
Di angka 6 Kirana lagi. Gitu terus, gentian. Lalu menyetujui aturan tersebut dan menjalankannya dengan senang hati. Menyampaikan pesan dengan nada suara lembut dan menenangkan mereka, bisa menjadi pilihan lebih baik. Kuncinya hanya sabar dan yakin bahwa anak akan mengerti tanpa harus dimarahi.
BAB 8: Let’s Be Creative Parents! Usia 0-6 Bulan -
Mainan kerincing Tummy time
Usia 6-12 Bulan -
Sensory cube Melatih merangkak Mengenal binatang dengan kartu bergambar (Peek a Boo) Bercerita menggunakan boneka Bermain boneka tangan dari kaus kaki Memberi makan boneka
Usia 1-2 Tahun -
Membuat drop box Merangkai cereal Belajar menggunakan sendok Membuat papan flannel Bermain dengan papan flannel Menempel lambang senyum Permainan mencocokkan tempat dengan tutupnya Mengenal warna dengan tempelan bergambar di tangan Membuat puzzle sederhana
Usia 2-3 Tahun -
Belajar memasang kancing Bermain statak Bermain bayangan tangan Bermain tenis balon
BAB 9: Mengajarkan Kebaikan Mengajarkan Rutinitas Harian yang Baik -
Beribadah
Untuk balita seperti Kirana memang belum ada kewajiban shalat, tetapi membiasakan melihat ayah dan ibunya melakukan ibadah wajib tentu juga baik. Mengingat anak-anak adalah peniru yang handal. Sejak kecil, ketika Retno akan shalat Kirana Retno letakkan di samping saya. Ketika dia mulai bisa berjalan dia
biasa menirukan ayah dan ibunya shalat. Diusia 3 tahun, dia sudah mulai tahu dan paham bahwa ada kegiatan shalat yang wajib dilakukan. Sama dengan shalat, mengaji juga sebisa mungkin kami mencontohkan. Ketika mengaji ayah memangku Kirana sambil mendengarkan ayah mengaji. Kiranapun kenal dan biasa dengan kegiatan mengaji. -
Berdoa
Membiasakan berdoa sebelum melakukan sesuatu atau selesai melakukan sesuatu, membuat Kirana mudah dan cepat menghafal doa-doa tersebut. Kebiasaan ini Retnolakukan sejak Kirana bayi. Retno usahakan membacakan doa didekatnya sehingga dia mendengar sampai bisa berdoa sendiri meski penngucapannya belum sempurna. Selai itu, Retnojuga mencoba mengajarkan sunah-sunah ringan seperti mendahulukan yang kanan seperti ketika memakai sandal, ketika keluar kamar mandi, makan dan minum dengan tangan kanan. Begitu juga dengan tersenyum dan mengucapkan salam. -
Membiasakan kegiatan yang baik
Retno mencoba membiasakan kegiatan sehari-hari yang baik di rumah seperti membuang sampah pada tempatnya, membereskan mainan yang tidak dimainkan, atau menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. Kirana masih perlu selalu diingatkan apalagi dalam hal membereskan mainannya, terkadang dia enggan melakukannya. Kalau sudah begitu, ada trik-trik yang Retno sering lakukan yaitu menyanyikan Clean Up Song atau menawarkan bantuan kepadanya. -
Membiasakan mengucapkan please, sorry, thank you
Retno selalu membiasakan diri di depannya mengucapkan please ketika meminta tolong, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, dan berterima kasih ketika sudah ditolong atau ketika dia bersikap manis. Ada juga kebiasaan yang lain seperti mengucap salam dan menawarkan bantuan. Sehingga Kirana menjadi akrab dengan kata-kata tersebut dan mencontoh dan menggunakan dalam sehari-hari. Terus Memberikan Hal-Hal Baik Ketika mengajarkan Kirana sesuatu, Retno tidak memiliki target dan tidak memaksa dia harus bisa dan mencontoh dengan cepat. Retno hanya terus memberikan dan mencontohkan hal-hal baik dan suatu saat akan ditunjukannya. Ketika mengajarkan hal yang bersifat science Retno mengajarkannya melalui permainan atau membacakan buku yang kalimatnya yang sederhana. Bagi Retno, yang terpenting tidak memaksa dan anaknya senang. Sharing Usia balita adalah usia dengan ke-aku-an yang tinggi, sehingga memang sulit bagi anak untuk berbagi. Lagi pula, balita juga mungkin belum mengenal konsep meminjam. Dia mengira ketika mainannya diserahkan ke temannya, maka mainan itu tidak bisa dimainkan lagi olehnya. Kirana sama saja, namun jarang sekali rebutan mainan, ia akan senang hati meminjamkan mainannya. Ia juga mau berbagi makanan kepada siapa yang memintanya. Namun, adakalanya dia tidak mau berbagi, terutama mainan yang ia sukai. Retno justru lega. Ternyata Kirana juga punya sikap untuk mempertahankan apa yang dimilikinya, punya sikap untuk berkata “tidak” karena itu penting untuknya. Bagaimanapun, mengajarkan dan mengingatkan Kirana untuk berbagi adalah sesuatu yang penting sehingga dia bisa mengerti dan paham bahwa berbagi adalah suatu kebaikan. Mengajarkan berbagi kepada Kirana bukan hanya tentang kegiatan berbaginya, bisa saja Retno memaksanya untuk berbagi. Namun harus selalu ingat, goalsnya adalah melakukannya dengan “rasa”,
bahwa berbagai harus dia lakukan atas keinginannya sendiri. Berikut kegiatan yang biasa dilakukan sebagai usaha mengajarkan tentang berbagi. -
Membuat permainan yang ada kegiatan berbagi
Ketika Kirana sudah bisa diajak bermain, secara tidak sengaja selalu ada interaksi yang membuat Kirana melakukan kegiatan berbagi. Misalnya ketika sedang bermain kartu bergambar, Retno meminta untuk menyerahkannya kepada Retno, lalu mengucapkan terima kasih ketika dia memberikannya. -
Tidak menakut-nakuti bahwa yang dimilikinya akan diambil orang
Retno dan suami mencoba untuk tidak menjadikan kata ‘menakut-nakuti’ menjadi sebuah senjata agar Kirana menurut. Misalnya ketika dia tidak mau makan, Retno lebih memilih mengatakan, “Yuk, Nak makan, itu ibu dengar tadi perutnya bunyi-bunyi. Krucuk krucuk gitu, lapar tandanya. Coba ibu dengerin perutnya sini. Nah, iya kan! Bunyi-bunyi. Makan dulu, nak!” daripada “Eh, nanti makanannya dimakan kucing. cepet makan!” -
Mencontohkan kegiatan berbagi yang sederhana
Melakukan berbagi yang sederhana juga bisa menjadi sarana untuk Kirana belajar berbagi. Contohnya, saaya meminta dan meletakkan makanan dan minuman untuk bururng di luar jendela atau Retno juga menyiapkan makanan kucing di mobil jika bertemu kucing liar ketika sedang diluar untuk diberikan bersama Kirana. -
Menghargai apa yang dimiliki orang lain
Mengajarkan Kirana berbagi bukan hanya tentang memberikan apa yang dia punya, tetapi juga tentang menghargai milik temannya, yang mungkin tidak mau dibagi. Berbagi mungkin masih sulit untuk dipahami dan dilakukan balita seusia Kirana, tetapi membiasakan dan melakukan usaha yang mengenalkannya pada berbagi tentu baik. Contohnya, ketika menemani Kirana main ke rumah temannya, lalu teman tidak meminjamkan mainannya kepada Kirana. Lalu Retno mengatakan, “Kirana, teman masih main. Coba tanya sama teman, Kirana boleh nggak pinjam mainannya kalau sudah selesai main?” begitu pula sebaliknya ketika Kirana tidak mau meminjam mainan kepada temannya. -
It’s ok I like myself
Terdapat buku sebuah buku karya Sean Covey yang menceritakan tentang 7 kebiasaan anak bahagia dan terdapat tokoh dan gambar yang menarik bagi anak-anak. Tujuh kebiasaan tersebut adalah jadilah proaktif, buatlah rencana, dahulukan yang utama: bekerja dulu,baru bermain, semua orang bisa menang, berusahalah memahami terlebih dahulu,baru meminta untuk dipahami orang lain: dengarkan sebelum berbicara, asahlah kemampuan: seimbangkan kemampuan itu. Pada akhir buku pertama, dijelaskan bahwa ceritanya bertujuan untuk mengajarkan tanggung jawab atas diri sendiri, bagaimana kita mengendalikan perasaan atas perkataan orang yang mungkin mengganggu. Kita tidak bisa mengendalikan apa yang akan dikatakan orang lain kepada kita, tetapi kita bisa mengendalikan sikap kita terhadap kata-kata itu. Retno yakinkan Kirana untuk tidak bersedih, Kirana cukup bilang, “it’s ok, I like myself.” Mengapa kalimat “I like myself?” karena kalimat itu yang mungkin paling mudah dipahami dan diucapkan Kirana. Retno berkeyakinan ia harus terbiasa mengatakannya agar ketika dia dewasa dan siap memahami makna kepercayaan diri, ia akan mengerti.
-
Belajar berempati
Ada beberapa kebiasaan yang Retno rasa menjadikan Kirana anak yang berempati.
Menanyakan tentang perasaannya
Misalnya ketika sedang menggambar dengan cat air, “Kirana senang painting? Kirana senang main cat air?”
Mencoba merespons cepat apa yang terjadi kepada Kirana
Misalnya ketika tidak sengaja tersandung atau terjatuh, Retno langsung menolong dan bertanya, “Ada yang sakit, Nak? Hati-hati ya, Sayang. Sini Ibuk tiup yang sakit.”
Bertanya dengan memahaminya terlebih dahulu
Misalnya ketika Kirana sedang asyik bermain playground, Kirana tidak mau diajak pulang lalu menangis. Retno bertanya, “Kirana masih mau main ya? Tapi ini udah magrib, Sayang. Besok kita main lagi, ya. Kita lanjut main puzzle di rumah, ya.”
Membacakan buku yang bercerita tentang perasaan atau terdapat unsur empati
Setelah membacakan buku yang terdapat unsur empatinya, dia mencontoh apa yang tokoh di dalam buku lakukan ketika dia ada di situasi yang sama.
Bermain dokter-dokteran
Ketika bermain dokter-dokteran, dari Sanaa Kirana belajar menolong dan merawat seseorang, juga belajar menolong ketika seseorang membutuhkan bantuan.
Mengajak Kirana untuk berempati kepada orang lain
Misalnya, ketika melihat pekerja bangunan siang hari bekerja di bawah terik matahari. Seringnya Retno spontan mengajak Kirana berbicara tentang apa yang Retno lihat.
Mengajak Kirana untuk memahami perasaan orang lain
Misalnya ketika Kirana tidak mau berbagi mainan kesayangannya dengan temannya Retno mengatakan, “Kirana tadi waktu main sama Andin, Kirana nggak mau pinjamin Minnie, ya? Kirana masih pengin main sama Minnie, ya? Tapi tadi jadinya Andin sedih. Besok kalua Andin main lagi boleh pinjem, ya?”
Meminta maaf ketika melakukan kesalahan
Ketika Retno melakukan kesalahan, misalnya saat Retno marah-marah, Retno biasa meminta maaf kepada Kirana. Dengan begitu, ketika dia melakukan sesuatu yang membuat Retno marah atau sedih dia melakukan sebaliknya kepada Retno.
Mengutarakan perasaan
Retno sering mengungkapkan apa yang saya rasakan kepada Kirana. Dengan begitu, Kirana tahu tentang apa yang Retno rasakan, dia belajar bagaimana membuat orang senang dan menjaga perasaan orang lain. Belajar bahwa ketika dia melakukan sesuatu, akan memengaruhi perasaan orang lain. Membiasakan melakukan kebiasaan yang baik kepada anak harus konsisten karena terkadang, pekerjaan itu sangat melelahkan dan menguji kesabaran. Namun, menanamkan kebiasaan baik bermanfaat untuk nuraninya kelak.
BAB 10: Don’t Give Up, We Are special! -
-
-
-
-
Kirana mengalami dermatitis atopi atau eksim pada usia 2 bulan. Sehingga kulit Kirana sangat sensitive, sering terjadi peradangan, gatal, memerah, kering dan tidak halus. Seringnya kulitnya luka dan berdarah ketika Kirana menggaruk atau mengusap terlalu keras karena gatal. Kondisi ini diturunkan dari Retno yang memiliki riwayat asma. Retno juga dulu mengalami eksim ini, tapi hanya sampai 7 bulan saja. Kepindahan mereka ke Muscat, ketika usia Kirana 7 bulan, tidak membuat kulitnya membaik. Perubahan cuaca membuat kulitnya sangat kering dan gatal. Retno dan suami mencoba mengunjungi dokter kulit, “kondisi ini akan hilang seiring bertambahnya usia,” kata dokter meredakan kekhawatiran. Eksim yang Kirana membuatnya tidak bisa ditinggal lama, Retno harus memastikan Kirana tidak menggaruk. Waktu terberat bagi Retno ketika tiba waktu tidur malam, ketika masih diberi ASI, Kirana bisa cepat tertidur meskipun tetap terbangun tengah malam. Namun, di usia 2 tahun Retno mencoba menyapihnya, namun akhirnya semua bubar begitu saja karena Retno mengoleskan kopi di puting sehingga tidak mau menyusu dan meminta menyusu. Awalnya, Retno harus menggendongnya agar tenang, namun Kirana menggaruk-garuk tiada henti. Semalaman Retno mengusap, dan menggendongnya sampai tertidur. Eksim Kirana semakin parah di usia 2 tahun. Lalu menghentikan pemakaian cream bersteroid dan menggantinya dengan cream bebas steroid. Berbagai cara Retno lakukan untuk menyembuhkannya. Eksim Kirana membuatnya menjadi special, banyak makanan ysng tidak bisa ia makan dan beberapa factor pemicu yang membuat kulitnya gatal dan memerah. Dengan keadaan seperti ini, Retno harus mencari cara agar Kirana mengerti dan menerima keadaannya. Retno selalu menjelaskan bahwa dia adalah anak special. Seorang ibu pasti juga pernah mengalami kepanikan, keresahan, kekhawatiran, kesedihan, kesebasalahan, dan kekesalan yang sama. Namun, satu hal yang Retno yakini, kita harus kuat menjalani peran itu. Bagaimanapun, anak akan kuat jika ibunya kuat. Masalah apapun yang sekarang kita alami, bersabarlah, tegarkan hati, lembutkan perasaan, segarkan pikiran. Apapun yang membuat kita ingin menyerah, ingatlah ada ribuan doa yang kita lantunkan, ribuan harap yang kita lepaskan ke langit saat mendengar detak pertama jantung buah hati.
BAB 11: Menjadi Ibu Yang Bahagia Meredakan perasaann bersalah Memaafkan diri sendiri dan belajar dari kesalahan Mencoba bersabar Tidak mudah marah dengan hal-hal kecil Meminta pengertian dan pertolongan suami