Resume Buku Molenda

  • Uploaded by: Budi Kurniawan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Buku Molenda as PDF for free.

More details

  • Words: 1,309
  • Pages: 5
Meningkatan Kinerja Organisasi Pada awalnya teknologi diadopsi oleh organisasi adalah untuk meningkatkan produktifitas organisasi, terutama untuk memangkas biaya dan meningkatkan hasil. Itulah yang menjadi tujuan pemanfaatan teknologi di dunia bisnis dan industri. Namun tujuan ekonomis seperti ini boleh dikata kurang populer di organisasi atau lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Oleh sebab itu perlu dikaji lebih dalam lagi beberapa kemungkinan peran teknologi dalam meningkatkan produktifitas di organisasi pendidikan. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas Efisiensi dalam pendidikan adalah suatu perosoalan yang rumit. Masalah ini telah diungkapkan dengan jelas pada penelitian yang telah dilakukan oleh Monk (2003). Para pendidik sering merasa ragu mewujudkan efisiensi di bidang pendidikan. Di satu sisi, ada sebuah keyakinan dasar bahwa efisiensi adalah tujuan yang baik dan layak, di sisi lain ada rasa khawatir bahwa langkah langkah untuk meningkatkan efisiensi pada akhirnya akan merusak inti pendidikan berkualitas tinggi. Bagian dari kesulitan berasal dari kesalahpahaman tentang makna dari efisiensi dari warisan dari masa lalu, salah arah, upaya untuk meningkatkan efisiensi dari sistem pendidikan. Definisi Efisiensi.Dalam konteks pendidikan dan pelatihan, efisiensi dapat dilihat sebagai desain, pengembangan dan cara menyampaikan pembelajaran dalam menggunakan sumber daya yang sedikit untuk hasil yang sama atau lebih baik. Definisi Efektivitas. Dalam konteks pendidikan, efektivitas berkaitan dengan sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang layak, yaitu sekolah, perguruan tinggi, atau pusat pelatihan peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan. Efisiensi adalah doing things right (melakukan dengan benar) dan efektifitas adalah doing the right things (melakukan yang benar). Dalam dunia pendidikan kata efisiensi bisa dipandang sebagai rancangan, pengembangan, dan melakukan pembelajaran dnegan cara memanfaatkan sumber-sumber sekecil mungkin untuk mencapai hasil yang, paling tidak, sama atau lebih baik. Sementara kata efektifitas berarti melakukan perbuatan yang memang benar-benar bisa menolong peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yaitu menguasai pengetahuan, punya keahlian,

dan terjadi perubahan sikap. Kita membutuhkan keduanya. Pembelajaran yang efisien menjadi kehilangan makna jika tidak bisa mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu pembelajaran yang menghasilkan hasil belajar yang diinginkan tetapi boros penggunaan biaya, tidak tepat waktu, atau tidak punya dampak menghasilkan lulusan yang tepat guna sama dengan pembelajaran yang tidak produktif. Karena pentingnya efisiensi dan efektivitas, teknologi pendidikan memiliki minat khusus dalam memastikan proses dan hasil diukur secara akurat. Penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran berbasis teknologi dapat memberikan kontribusi terhadap produktivitas pendidikan. Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Levin, Glass dan Meister’s (1984) mengatakan bahwa Model computer mengklaim efektivitas biaya pada empat perlakuan pembelajaran : mengurangi ukuran kelas, program tutor, Pembelajaran berbasis komputer (CAI), dan meningkatkan waktu pembelajaran. Tutor sebaya merasakan efek yang paling besar dengan CAI.

Organisasi Belajar Bertahannya suatu organisasi bergantung pada kemampuan mereka dalam belajar dan beradaptasi terhadap kondisi yang berubah. Dalam teori manajemen kontemporer, suatu organisasi belajar dianggap lebih dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan dari setiap anggotanya. Selain itu, mungkin organisasi juga telah melembagakan

proses

pengumpulan,

menafsirkan,

menyimpan

dan

menyebarluaskan pengetahuan. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah berkembang lebih maju, semakin banyak pembelajaran yang dapat dimediasi melalui teknologi. Pada saat yang sama, tekanan ekonomi memotivasi organisasi untuk mempertimbangkan mengubah cara pedidikan dan pelatihan mereka. Hard Technology membuat biaya untuk menyampaikan materi pembelajaran lebih murah dalam jangka panjang dan dapat melakukan operasi rutin seperti pencatatan yang lebih murah dan lebih dapat diandalkan daripada yang bisa dilakukan oleh manusia. Dengan memanfaatkan kemajuan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan, produktivitas dapat meningkatkan: peserta didik

menghabiskan waktu lebih sedikit dalam pelatihan dan meningkatkan kinerja lebih cepat. Soft Teechnology menawarkan sebuah paradigm baru dalam pendidikan. Paradigm baru ini dimulai dengan mengadopsi beberapa inovasi pada revolusi industri. Perusahaan dan institusi pendidikan jarak jauh menggunakan paradigm baru ini untuk membuat dan menawarkan modul dan kelas online.dengan biaya yang kompetitif. Teknologi dalam pendidikan K-12. Peran teknologi pada lembaga pendidikan belum begitu jelas. Fungsi adiministratif sekolah dan perguruan tinggi telah mengalami banyak otomatisasi seperti gaji, pencatatan nilai, pendaftaran, rute bus, catatan keuangan dan sejenisnya. Namun fungsi dalam menyelenggarakan pendidikan belum terlalu berpengaruh. Ada banyak alasan bahwa sekolah tertinggal dari sector lainnya dalam penggunaan teknologi. Pertama, proses belajar-mengajar yang kompleks yang melibatkan perasaan manusia seperti altruism, pengabdian, minat, rasa saling percaya dan menghormati. Kedua, pembuat kebijakan memeiliki kepentingan dalam membuat dan menjaga proses belajar-mengajar padat karya. Ketiga, sebagian besar SD dan SMP merupakan lembaga publik yang dioperasikan oleh daerah setempat dan didanai dari alokasi negara, dimana mereka berada pada posisi monopoli. Jadi, kurang tekanan kompetitif. Sekolah virtual dapat membuat lingkungan tersebut menjadi lebih kompetitif.

Sebuah perspektif sistem kinerja organisasi Dalam pendidikan kalimat “hasil yang diinginkan” bisa bermakna berbeda sesuai dengan persepsi masing-masing orang. Oleh sebab itu perlu sebuah pengukuran what goals are worth pursuing and what indicators should be used to measure progress toward those goals”. Banyak perdebatan yang dilakukan oleh ilmuwan pendidikan apakah memang ukuran keberhasilan yang dipakai oleh organisasiorganisasi bisnis dan industri (ekonomi) bisa dengan begitu saja diterapkan dalam organisasi pendidikan. Terlepas dari hal tersebut, pendekatan atau cara pandang sistem, secara total dan menyeluruh dapat membantu organisisi atau institusi pendidikan mendefinisikan dan mencapai tujuan yang berharga (output) dengan proses pembelajaran yang seefisien dan seefektif mungkin.

Esensi dari pendekatan sistem adalah melangkah ke belakang dan mencatat faktor apa saja yang terjadi di sekitar dan mempengaruhi kejadian-kejadian dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan melihat kondisi pembelajaran di kelas maka dapat diperoleh pemahaman lingkungan apa yang seharusnya diciptakan untuk mendukung strategi pembelajaran yang lebih berdampak. Organisasi dapat meningkatkan produktifitas komponen yang ada di dalamnya, terutama faktor SDM nya dengan menolong mereka memperoleh pengetahuan yang baru, keahlian baru, dan menciptakan sikap baru yang lebih positif. Namun ada usaha lain yang lebih mendalam yaitu dengan mengubah kondisi-kondisi di dalam organisasi sehingga orang lebih dapat memiliki performa kerja lebih baik lagi untuk mencapai tujuan organisasi, dengan atau tanpa pembelajaran tambahan. Usaha perbaikan kinerja yang sifatnya noninstructional intervention seperti mencipatkan kondisi kerja yang lebih baik, alat kerja yang lebih memadai, dan memotivasi pekerja menjadi lebih giat dilabelkan sebagai HPT atau human performance improvement atau Teknologi Kinerja Manusia. Keseluruhan intervensi yang bersifat instruksional dan noninstruksional dalam organisasi merupakan usaha untuk mengembangkan atau meningkatkan kinerja organisasi. Meningkatkan Kinerja Organisasi : Diluar Belajar Organisasi dapat mempromosikan produktivitas anggotanya dengan membantu anggota tersebut mendapatkan pengetahuan baru, ketrampilan dan sikap, tetapi mereka juga dapat mempromosikan produktivitasnya dengan mengubah kondisi dalam organisasi sehingga anggotanya dapat pencapaian yang lebih dengan atau tanpa

pembelajaran

tambahan.

Contohnya,

mereka

dapat

memberikan

perlengkapan yang lebih baik, lingkungan kerja yang lebih baik, memotivasi lebih, atau memberikan bantuan pekerjaan. intervensi non-instruksional sering dilakukan di bawah label "peningkatan kinerja" atau "peningkatan kinerja manusia. Mereka yang memerlukan

perubahan

struktur

organisasi

sering

dilihat

sebagai

upaya

pengembangan organisasi. Semua hal tersebut merupakan di luar ranah teknologi pendidikan. Akan tetapi mereka yang mendukung pendekatan sistemik terhadap proses total non-instruksional peningkatan kinerja dan instruksional lebih memilih label HPT

HPT HPT atau Teknologi Kinerja Manusia menurut Pershing adalah “the study and ethical practice of improving productivity in organizations by designing and developing effective interventions that are result-oriented, comprehensive, and systemic.” HPT merupakan seperangkat metode, prosedur, dan strategi untuk memecahkan masalah dalam kerangka organisasi. Sesuai dengan namanya maka HPT bersentuhan langsung dengan potensi manusia sebagai sumber daya kerja dalam organisasi. Penanganan performa SDM dengan baik akan dapat meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Bagaimana departemen Human Resource atau Personalia mengelola karyawan untuk meningkatkan efektifitas kerja mereka adalah bidang yang ditangani oleh HPT. Intinya HPT mengkaji tentang upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja orang dalam suatu organisasi melalui pendekatan yang sistematis, sistematis dan ilmiah. Para teknolog kinerja tidak selalu merancang intervensi pembelajaran sebagai suatu solusi dalam memecahkan masalah. Menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey. dalamcTeknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, (terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk). Teknolog kinerja akan cenderung memperhatikan peningkatan insentif, desain pekerjaan, pemilihan personil, umpan balik atau alokasi sumber sebagai intervensi. Hal ini mencakup empat proses yaitu analisa, desain, pengembangan, dan produksi. Menurut teknolog kinerja yang pada akhirnya menolong kita melihat posisi teknologi pendidikan dalam HPT secara menyeluruh adalah bahwa pendidikan merupakan satu dari berbagai intervensi yang mungkin diterapkan dalam meningkatkan kinerja di tempat kerja.

Related Documents

Resume Buku Molenda
October 2019 17
Resume Buku Kesmas.docx
December 2019 13
Resume Buku Magang Ii.pptx
November 2019 14
Tugas Resume Buku
October 2019 17
Resume Buku Magang Ii.pptx
November 2019 17

More Documents from "IkhsanRafi"

Resume Buku Molenda
October 2019 17
Rangkuman Jurnal
October 2019 15
Titrasi Kompleksometri.doc
October 2019 48
Bab 7 & 9.docx
November 2019 47
Budi-1.docx
October 2019 44
Gangguan Tidur.docx
June 2020 21