Resep 1.docx

  • Uploaded by: I kadek seniantara
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resep 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,948
  • Pages: 44
Resep 1.

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02 RS TK III DR R SOEHARSONO BANJARMASIN JL. SOETOYO. S NO. 408 TELP (0511) 4357154. FAX (0511)3365860 BANJARMASIN

No. BPJS RM DOKTER TANGGAL

BPJS : 0000166479772 : 059504 : Rani Zaitun, SpPD : 30 Agustus 2017

R/ Paracetamol 500 Diazepam 12 Amitriptiline 12,5 Codein 10 m.f. pulv. Dtd. Da in No X S2 dd 1 R/ Ranitidine

Nama Ruangan Alamat Umur

No X S2 dd 1

: Tn. Zainal Hakin : penyakit dalam : Jl. Tatah Kejua Kab. Banjar : 41 Tahun

1.

Keabsahan dan Kelengkapan Resep

No

Evaluasi

1.

Keabsahan Resep

2.

Uraian

a. Nama Dokter

Ada

b. No. SIP Dokter

Tidak Ada

c. Tanda Tangan Dokter

Tidak Ada

Keterangan

Resep Sah

Kelengkapan Resep a) Inscription 1)

Nama, Alamat dan SIP

Ada

Dokter 2)

Tanggal dan Tahun

Ada

3)

Tanda R/

Ada

b) Prescriptio 1)

Nama Obat

Ada

2)

Jumlah Obat

Ada

3)

Cara

Ada

Resep Lengkap

pembuatannya/Bentuk sediaannya c) Signature 1) Aturan pakai

Ada

2) Nama pasien

Ada

3) Umur pasien

Ada

d) Subscriptio 1) Tanda Tangan dokter

Tidak Ada

Tabel 1.2 Kesimpulan : Resep Sah dan lengkap (Karena resep ini asli dari rumah sakit bukan dari tempat praktek dokter).

2. Uraian Obat a. Paracetamol  Komposisi  Paracetamol  Paracetamol

tablet : setiap tablet mengandung parasetamol 500 mg. sirup 125 mg/5 ml : setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung parasetamol 125 mg.  Paracetamol sirup 160 mg/5 ml : setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung parasetamol 160 mg.  Paracetamol sirup forte 250 mg/5 ml : setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung parasetamol 250 mg.  Indikasi  Mengurangi

nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan.  Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.  Kontraindikasi  Parasetamol

jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap

paracetamol. gangguan fungsi hati berat.

 Penderita

 Dosis dan aturan pakai Paracetamol tablet  Dewasa dan anak  Anak-anak 6 – 12

di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari. tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Paracetamol sirup 125 mg/5 ml  Anak  Anak  Anak  Anak  Anak

usia 0 – 1 tahun : ½ sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari. usia 1 – 2 tahun : 1 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari. usia 2 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari. usia 6 – 9 tahun : 2 – 3 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari. usia 9 – 12 tahun : 3 – 4 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari.

Efek samping  Mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.  Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.  Reaksi hipersensitivitas/alergi seperti ruam, kemerahan kulit, bengkak di wajah

(mata, bibir), sesak napas, dan syok.

b. Diazepam  Komposisi Tiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg  Indikasi Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk meringankan gejalagejala pada penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi.  Kontraindikasi              

Penderia hipersensitif Bayi dibawah 6 bulan Wanita hamil dan menyusui Depress pernapasan Glaucoma sudut sempit Gangguan pulmoner akut Keadaan Phobia  Dosis Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali sehari dalam dosis bagi Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 – 4 kali sehari Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25 mg/kg Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 – 2,5 mg, 1 – 2 kali sehari dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati dan ginjal kronik dosis dikuTarigT. Anak-anak 0.12 – 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

 Efek samping Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual dan konstipasi, gejalagejala ekstra pirimidal. jaundice dan neutropenia. perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi. gangguan visual dan retensi urin, incontinence. c. Amitriptiline Komposisi Tiap tablet mengandung : amitriptyline

Indikasi Obat amitriptyline termasuk ke dalam kategori antidepressan trisiklik, yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kadar dari zat kimia tertentu pada otak seseorang, dengan begitu gejala depresi pun akan berangsur turun. Selain untuk mengatasi gangguan depresi pada pasien, ternyata amitriptyline juga memiliki manfaat lain yakni, untuk meredakan nyeri saraf serta mencegah penyakit migrain. Untuk membeli obat ini Anda membutuhkan resep dokter. Dan penting juga untuk anda ketahui, kalau obat amitriptyline tak boleh dikonsumsi oleh anak kecil, obat ini hanya untuk orang dewasa dan tentunya digunakan sesuai dosis yang telah diberikan oleh dokter. Untuk bentuk obatnya sendiri ada yang tablet serta ada yang cairan minum. Berikutnya tentang interaksi amitriptyline. Kontra indikasi              

Infark miokardial yang baru, Aritmia, mania Penyakit hati berat. Efek samping : Mulut kering Sedasi Pandangan kabur Konstipasi, mual, sulit buang air kecil, Efek pada kardiovaskular (aritmia, hipotensi postural, takikardia, sinkope, terutama pada dosis tinggi) Berkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku (terutama anak) Hipomania, bingung (terutama lansia) Gangguan fungsi seksual Perubahan gula darah, nafsu makan bertambah. Lebih jarang dapat terjadi: lidah hitam, ileus paralitik, kejang, agranulositosis, leukopenia, eosinofilia, purpura, trombositopenia, hiponatremia, sakit kuning.

Dosisi  

Oral: depresi: dosis awal 75 mg 1 kali (lansia dan remaja 30-75 mg/hari), dosis terbagi, atau dosis tunggal menjelang tidur. Naikkan bertahap bila perlu, maksimal 150 mg.

Efek samping Mengantuk, pusing, mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, peningkatan berat badan, atau kesulitan buang air kecil dapat terjadi. Jika salah satu dari efek-efek ini tidak membaik atau semakin memburuk, Beri tahu dokter atau apoteker Anda segera. Untuk mengurangi risiko pusing dan ringan, bangun perlahan ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring. Untuk meredakan mulut kering, isaplah permen (tanpa gula) atau potongan es, kunyah permen karet (tanpa gula), minum air, atau menggunakan pengganti air liur.

Untuk mencegah sembelit, pertahankan diet yang cukup serat, minum banyak air, dan olahraga. Jika Anda mengalami sembelit saat menggunakan obat ini, konsultasikan ke apoteker Anda untuk membantu dalam memilih pencahar. d. Codein a. Komposisi: b. Tiap tablet Codein 10 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 10 mg c. d. Tiap tablet Codein 15 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 15 mg e. f. Tiap tablet Codein 20 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 20 mg

-

Indikasi: Antitusif Analgetik Kontraindikasi: Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.

-

Dosis: Sebagai analgesik: Dewasa : 30 - 60 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan. Anak-anak : 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehari

-

Sebagai antitusif : Dewasa : 10-20 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan, maks. 60 mg perhari. Anak6-12tahun : 5-10 mg, tiap 4 - 6 jam, maksimum 60 mg perhari. Anak 2-6 tahun :1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg perhari. Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun.

-

Efek Samping: Dapat menimbulkan ketergantungan. Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit. Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan syok.

d. Ranitidine komposisi Setiap tablet salut selaput mengandung : Ranitidine HCL setara dengan ranitidine base 150mg

Indikasi : * Tukak lambung dan usus 12 jari * Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom Zollonger-Ellison. Kontraindikasi : * Penderita gangguan fungsi ginjal * Wanita hamil atau menyusui Dosis :     

Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari Dosis untuk penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari Untuk sindrom Zollonger-Ellison : 150mg 3 kali sehari & dosis dapat bertambah menjadi 900mg sehari. Dosis pada gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin (50ml/menit), 150mg setiap 24 jam dan bila perlu setiap 12 jam. Karena ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.

Efek Samping :     

Efek samping Ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing dan timbul ruam kulit, malaise, nausea. Konstipasi Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet (pada beberapa penderita). Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin (pada beberapa penderita). Beberapa kasus (jarang) reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia).

3. Jumlah Obat a. Perhitungan Obat  Paracetamol 500mg X 10 =5000 : 500 = 10 tablet  Diazepam 1 X 10 = 10 : 2 =5 tablet  Amitriptiline 12,5 X 10 = 125 : 25 = 5 tablet  Codein 10 X 10 = 100 : 20 = 5 tablet ( Diracik dan dibagi menjadi 10 kapsul )  Informasi yang didapat “ diminum 2 kali sehari 1 kapsul sesudah makan” b. Ranitidine = 10 tablet  Informasi yang didapat “diminum 2 kali sehari 1 tablet sebelum makan karena obat nyeri lambung” 4. Perkiraan Penyakit a. Definisi Gastroenteritis Gastroenteritis adalah infeksi pada usus atau perut yang disebabkan oleh beberapa jenis virus dan bakteri. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu perut atau flu

lambung. Gastroenteritis bisa menyebabkan mual, muntah, diare, kram perut, atau terkadang demam pada penderitanya. b. Etiologi Gastroenteritis bisa menyebar melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus. Infeksi ini mudah sekali menyebar di fasilitas umum yang tertutup, seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak, atau ruang perawatan umum.Makanan matang yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu kamar juga bisa menjadi penyebab kemunculan bakteri gastroenteritis. Infeksi ini sering ditandai dengan rasa mual, muntah, dan diare. Kondisi ini sering disebut sebagai keracunan makanan. Gastroenteritis jarang menyebabkan komplikasi. Namun, kondisi ini bisa saja berakibat fatal atau bahkan mematikan jika terjadi pada bayi, orang tua, dan orang-orang yang bermasalah dengan sistem kekebalan tubuhnya. c. Gejala-gejala Gastroenteritis Gejala gastroenteritis akan muncul antara 1-3 hari setelah terinfeksi. Tingkat keparahan gejala beragam, mulai dari ringan hingga parah. Gejala umumnya akan berlangsung selama 1-2 hari, tapi bisa juga hingga 10 hari. Gejala-gejala yang biasanya muncul di antaranya adalah:       

Sakit dan kram perut. Diare berair, namun tidak bercampur darah (jika diare sudah bercampur darah, infeksi yang terjadi mungkin berbeda dan lebih parah). Mual dan muntah. Nafsu makan menurun. Penurunan berat badan. Sering berkeringat dan kulit menjadi lembap. Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot. d.

Fatofisiologi Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan ("-itis") pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung ("gastro"-) dan usus kecil ("entero"-), sehingga mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut. Gastroenteritis juga sering disebut sebagai gastro, stomach bug, dan stomach virus. Walaupun tidak berkaitan dengan influenza, penyakit ini juga sering disebut flu perut dan flu lambung. Secara global, sebagian besar kasus pada anak-anak disebabkan oleh rotavirus Pada orang dewasa menjadi penyebab yang lebih umum. Penyebab lain yang lebih jarang ditemukan yakni bakteri lain (atau racun bakteri) dan parasit. Penularannya bisa terjadi karena konsumsi makanan yang dimasak secara tidak benar atau air yang terkontaminasi atau melalui persinggungan langsung dengan orang yang terinfeksi. e.

Tatalaksana terapi

Tujuan utama dari pengobatan gastroenteritis adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Karena itu, penderita dianjurkan untuk banyak minum air. Jika dehidrasi yang dialami cukup parah, penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan melalui infus. Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung elektrolit dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Meskipun oralit bisa dibeli secara bebas di pasaran, pastikan untuk selalu mengikuti aturan pakai yang tertulis pada kemasan. Bila perlu, tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk mendapatkan informasi lebih jelas. Obat-obatan antibiotik tidak efektif untuk mengatasi virus. Selain itu, jangan memberikan aspirin untuk menghilangkan gejala nyeri pada penderita yang masih berusia di bawah 16 tahun. Untuk membantu meringankan gejala gastroenteritis, lakukan lah beberapa tips berikut ini di rumah: 



 

Upayakan untuk selalu meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum langsung dari gelas, gunakanlah sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan karena minuman ini justru bisa meningkatkan gejala diare yang dialami. Konsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti pisang, bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu pemulihan bagi perut Anda. Berhenti makan jika mual mulai terasa kembali. Gunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat. Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh. Oralit juga sangat disarankan untuk mengobati bayi dan anak-anak. Hindari es krim atau minuman bersoda karena justru bisa memperparah diare pada anak-anak.

Pada penderita anak-anak, gastroenteritis harus ditangani sedini mungkin karena penyakit ini menyumbang angka kematian pada anak yang cukup tinggi di Indonesia. Gejala yang patut diwaspadai antara lain mudah mengantuk, bibir dan mulut menjadi kering, tangan dan kaki mereka juga terasa dingin. Jika hal itu terjadi pada anak Anda, bergegas lah pergi ke rumah sakit untuk mendapat penanganan terbaik. Dokter akan memberikan asupan cairan kepada anak Anda dengan nasograstic atau tabung NG, yaitu alat berupa tabung yang dimasukkan melalui hidung menuju ke perut. Asupan cairan itu juga bisa diberikan kepada anak Anda secara langsung dengan terapi intravena yang disuntikkan melalui pembuluh darah. Anda juga bisa melakukan perawatan mandiri dengan memberikan cairan pada bayi, 15-20 menit setelah mereka mengalami muntah atau diare. Jeda waktu ini diperlukan agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak. ASI bisa diberikan pada bayi jika dia masih mengonsumsi ASI. Selain ASI, cairan oralit atau susu formula juga bisa diberikan jika bayi sudah bisa minum dari botol.

resep 2 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02 RS TK III DR R SOEHARSONO BANJARMASIN JL. SOETOYO. S NO. 408 TELP (0511) 4357154. FAX (0511)3365860 BANJARMASIN

No. BPJS RM DOKTER TANGGAL

BPJS :: 066267 : dr. Komang Agus Wirawan, Sp.B : 13 september 2017

R/ Amoksisilin 500 mg S 3 dd 1

No. X

R/ Asam Mefenamat 500 mg S2 dd 1

No X

R/ Dexamethason

No. VI

Nama Ruangan Alamat Umur

: Nn. Siti Rahimah : penyakit Bedah : Jl. Antasan Raden : 18 Tahun

1. Keabsahan dan Kelengkapan Resep No

Evaluasi

1.

Keabsahan Resep

2.

Uraian

d. Nama Dokter

Ada

e. No. SIP Dokter

Tidak Ada

f. Tanda Tangan Dokter

Tidak Ada

Keterangan

Resep Sah

Kelengkapan Resep e) Inscription 4)

Nama, Alamat dan SIP

Ada

Dokter 5)

Tanggal dan Tahun

Ada

6)

Tanda R/

Ada

f) Prescriptio 4)

Nama Obat

Ada

5)

Jumlah Obat

Ada

6)

Cara

Ada

Resep Lengkap

pembuatannya/Bentuk sediaannya g) Signature 4) Aturan pakai

Ada

5) Nama pasien

Ada

6) Umur pasien

Ada

h) Subscriptio 2) Tanda Tangan dokter

Tidak Ada

Tabel 1.2 Kesimpulan : Resep Sah dan lengkap (Karena resep ini asli dari rumah sakit bukan dari tempat praktek dokter).

2. Uraian Obat a. Amoksisilin b. Komposisi: Tiap kaplet mengandung : Amoksisilin 500 mg c. Indikasi : Indikasi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka : 1. Infeksi kulit dan jaringan lunak : Stafilococcus bukan penghasil penisilinase, streptococcus, E. Coli. 2. Infeksi saluran pernafasan : H. Influenza, Streptococcus, Streptococcus pneumoniae, Stafilococcus bukan penghasil penisilinase, E.Coli. 3. Infeksi saluran geitourinari : E.Coli, P.Mirabilis dan Streptococcus faecalis. 4. Gonore : N. Gonorrhea (bukan penghasil penisilinase)

Kontraindikasi : Penderita hypersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik betalaktam (penisilin, sefalosporin)

Dosis : 1. Dewasa dan anak-anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 250-500 mg tiap 8 jam. 2. Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam. 3. Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan dosis. 4. Pada penderita yang menerima dialisa peritonial, dosis maksimum yang dianjurkan 500 mg sehari. 5. Gonokokus uretritis : Amoksisilin 3 g sebagai dosis tunggal. Efek samping : 1. Reaksi kepekaan seperti ruam eritem makulopapular, urtikaria, ruam kulit, serum sickness. 2. Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita yang hipersensitif terhadap penisilin. 3. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare. 4. Reaksi-reaksi hematologi (biasanya bersifat reversibel). b. Asam Mefenamat Komposisi \r\nTiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.\r\n

Indikasi \r\nDapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.\r\n Kontraindikasi  

Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.

Dosis   

Dewasa dan anak di atas 14 tahun : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam. Dismenore. Dosis : 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari. Menoragia. Dosis : 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

efek samping 



Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

c. Dexamethasone KOMPOSISI Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,5 mg. Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg. INDIKASI Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :    

Antiinflamasi, Pengobatan rematik arthritis, dan penyakit kolagen lainnya, Alergi dermatitis, Penyakit kulit,



Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan limfoma dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolitik.

KONTRAINDIKASI    

Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason. Penderita infeksi jamur sistemik. Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif, peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita. Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI  

Dewasa : 0,5 mg – 10 mg per hari. Anak-anak : 0,08 mg – 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

EFEK SAMPING   

Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak. Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan glucocorticoid lainnya. Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

3. Jumlah Obat a. Amoksisilin 500 mg = 10 tablet b. Asam Mefenamat 50 mg = 10 tablet c. Dexamethason = 6 tablet 5. Perkiraan Penyakit a. Definisi neoplasma jinak Neoplasma jinak adalah pertumbuhan abnormal, namun bukan kanker yang mungkin terjadi di berbagai bagian tubuh. Kata “neoplasma” berasal dari kata Yunani “neo”, yang berarti baru, dan “plasma”, yang berarti “pembentukan atau penciptaan”, dengan demikian berkaitan dengan pertumbuhan abnormal jaringan baru. Neoplasma lebih sering disebut sebagai tumor, namun karena diklasifikasikan bersifat jinak, neoplasma tidak menyebabkan kanker, seperti tumor pra-kanker atau ganas. Neoplasma atau tumor juga dikenal dengan nama “nodul” atau “massa”, tergantung pada ukurannya. Nodul adalah neoplasma yang berukuran kurang dari 20 mm, sedangkan massa setidaknya berukuran 20 mm. b. Etiologi neoplasma jinak Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol dan penyebarannya

terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai makanan c. Fatofisiologi neoplasma jinak Tumor jinak tidak menginfiltrasi jaringan sebelahnya dan tidak melakukan metastasis tetapi bisa tumbuh menjadi besar (ekspansif). Tumor jinak juga tidak akan kembali setelah pengangkatan bedah. Selama tumor pada epithelial tidak menembus basal lamina, masih disebut sebagai tumor jinak. Tumor adalah massa dari jaringan yang tidak mempunyai tujuan yang berguna dan biasanya ada sebagai kelebihan dari jaringan sehat. Tumor jinak tumbuh lebih lambat daripada tumor ganas dan kurang menyebabkan masalah kesehatan. Namun, tidak bisa dilupakan begtu saja, seperti contoh colon polyps adalah tumor jinak dan sebagian besar kanker kolon berkembang dari polip. Selain itu, contoh lainnya jika tumor jinak dalam ukuran yang besar, akan menekan pembuluh darah, saraf, organ atau kelenjar endokrin di dekatnya sehingga menimbulkan masalah seperti dalam kasus tumor jinak pada otak dan penekanan pada kelenjar endokrin bisa membuat produksi hormon yang berlebihan (thyroid adenomas, adrenocortical adenomas, dan pituitary adenomas). d.

Tatalaksana terapi

PENATALAKSANAAN Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus diterapi dengan enukleasi, karena mereka hampir selalu berperilaku dalam sikap jinak. Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih tepat pada biopsi jarum inti dibutuhkan sebelum merencanakan pengobatan. Situasinya lain pada pasien yang lebih tua. Beberapa dokter bedah memiliki pengalaman cukup untuk menjadi dogmatis mengenai manajemennya. Haagensen melaporkan satu dari seri terbesar, dan merekomendasikan eksisi lokal luas sebagai pendekatan primer pada penanganan tumor filoides jinak. Dia memiliki angka rekurensi lokal sebesar 28% diantara 43 pasien yang ditangani dengan eksisi lokal, dengan follow-up minimal 10 tahun. Namun hanya 3 dari rekurensi tersebut yang menuntut mastektomi sekunder, dan tak satupun yang meninggal akibat tumor ini. Hanya 1 dari 21 pasien yang diterapi dengan mastektomi (simpel atau radikal) mengalami rekurensi lokal; ini adalah sarkoma filoides yang dengan cepat menimbulkan metastasis lokal dan sistemik. Angka rekurensi lebih tinggi untuk tumor filoides jinak dibandingkan ganas telah dilaporkan dalam sejumlah seri, mencerminkan pendekatan bedah yang lebih sederhana untuk tumor-tumor yang diperkirakan kurang serius. Jelas bahwa eksisi tak-komplit merupakan penentu utama rekurensi pada lesi jinak dan menengah. Mengapa rekurensi tinggi dilaporkan dari kebanyakan seri sementara hal ini begitu baik diperlihatkan? Ada dua alasan utama: kegagalan untuk mengantisipasi kemungkinan tumor filoides dan kegagalan mendefinisikan tenik yang akan meyakinkan eksisi komplit. Yang pertama dapat dijumpai hanya dengan kecurigaan tingkat tinggi, dan penilaian rangkap tiga pada semua massa sebelum pembedahan. Khususnya penting untuk menghindari biopsi eksisi sebagai prosedur diagnostik karena hampir tidak mungkin mempengaruhi batas eksisi tegas dari rongga biopsi, dimana hal ini dilakukan sebagai

prosedur primer sementara tumor masih in situ. Untuk alasan ini, diagnosis histologis harus dibuat dengan biopsi jarum-inti, atau setidaknya tidak ada prosedur lebih besar selain biopsi insisi. Eksisi makroskopik komplit, dengan usulan batas 1 cm, dapat dipastikan dengan teknik yang tepat. Dengan teknik eksisi biasa sementara menempatkan traksi pada massa, mudah untuk melakukan diseksi terlalu dekat ke tumor pada beberapa titik diseksi. Cara yang dapat dipercaya untuk menghindari hal ini adalah agar dokter bedah menempatkan jari-jari kiri pada massa, dan memotong diluar jari, dengan traksi hanya pada jaringan payudara sekitarnya. Untuk lesi kecil dimana diagnosis diusulkan oleh penilaian rangkap tiga atau tampilan makroskopik (lunak, coklat, tampilan berdaging), tumor harus dieksisi dengan batas 1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini merupakan penatalaksanaan yang cukup, dengan eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran) untuk lesi menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaan histologi dari spesimen biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan maksud memastikan bersihan lokal yang memenuhi syarat. Untuk lesi besar dan lesi rekuren, pembersihan yang baik pasti melibatkan mastektomi mendekati-total dan kami lebih menyukai mastektomi sederhana, dengan rekonstruksi menengah yang seharusnya diharapkan pasien. Terdapat beberapa bukti meningkatnya insiden karsinoma payudara yang berhubungan, serentak atau selanjutnya, pada pasien dengan tumor filoides dan hal ini merupakan alasan tambahan untuk follow-up jangka panjang yang teliti terhadap pasien-pasien yang demikian.

Terapi Bedah Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi luas normal, dengan lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang besarnya batas. Namun, batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. Lesi tidak seharusnya “dikupas keluar”, seperti yang mungkin dilakukan dengan fibroadenoma, atau angka rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.   

Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi dilakukan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa rekonstruksi, adalah sebuah alternatif. Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan. Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel maligna.

Resep 3 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02 RS TK III DR R SOEHARSONO BANJARMASIN JL. SOETOYO. S NO. 408 TELP (0511) 4357154. FAX (0511)3365860 BANJARMASIN

No. BPJS RM DOKTER TANGGAL

BPJS :: 045336 : dr. : 13 september 2017

R/ Ambroxol

No X S 2 dd 1 p.c

R/ Glucosamine 250 mg S 1 dd 1 R/ Meloxicam

No VII p.c

7,5 mg S 1-0-0 p.c

R/ sipentin 100 mg S 0-1-0

Nama Ruangan Alamat Umur

: Nn. Siti Rahimah : penyakit syaraf : Jl. Antasan Raden : 18 Tahun

No X

No. VII

1. Keabsahan dan Kelengkapan Resep No

Evaluasi

1.

Keabsahan Resep

2.

Uraian

g. Nama Dokter

Ada

h. No. SIP Dokter

Tidak Ada

i. Tanda Tangan Dokter

Tidak Ada

Keterangan

Resep Sah

Kelengkapan Resep i) Inscription 7)

Nama, Alamat dan SIP

Ada

Dokter 8)

Tanggal dan Tahun

Ada

9)

Tanda R/

Ada

j) Prescriptio 7)

Nama Obat

Ada

8)

Jumlah Obat

Ada

9)

Cara

Ada

Resep Lengkap

pembuatannya/Bentuk sediaannya k) Signature 7) Aturan pakai

Ada

8) Nama pasien

Ada

9) Umur pasien

Ada

l) Subscriptio 3) Tanda Tangan dokter

Tidak Ada

Tabel 1.2 Kesimpulan : Resep Sah dan lengkap (Karena resep ini asli dari rumah sakit bukan dari tempat praktek dokter).

2. Uraian Obat a) Ambroxol KOMPOSISI 

Ambroxol Tablet : Tiap tablet Ambroxol mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg.



Ambroxol Eliksir : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg. Ambroxol Sirup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung ambroksol hidroklorida 15 mg. Ambroxol Drops :Tiap 1 ml mengandung ambroksol hidroklorida 15 mg.

 

INDIKASI Indikasi pemberian ambroxol adalah penyakit saluran pernapasan akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial. KONTRAINDIKASI Pasien dengan reaksi alergi atau hipersensitif terhadap ambroxol. DOSIS    

Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet. Anak-anak 5 – 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet. Anak-anak 2 – 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg. Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg.

Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama. Harus diminum sesudah makan. EFEK SAMPING Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi alergi. b. glucosamine Komposisi: Glucosamine HCI 301 mg

Indikasi: – Memelihara kesehatan persendian. – Terapi tambahan untuk osteoartritis Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap glucosamine Dosis: Berat badan di atas 55 kg : Sehari 3 kali 2 tablet . Berat b Efek Samping: Sangat jarang, tetapi pada beberapa orang menyebabkan gangguan gastrointestinal ringan. adan di bawah 55 kg : Sehari 3 kali 1 tablet c. Komposisi MELOXICAM 7,5 mg Tiap tablet mengandung: Meloxicam 7,5 mg

MELOXICAM 15 mg Tiap tablet mengandung: Meloxicam 15 mg Indikasi

Meloxicam merupakan suatu obat golongan asam enolat yang merupakan bagian dari obat non anti inflamasi non steroid (OAINS) atau disebut juga NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs). Meloxicam bekerja dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 yang berfungsi untuk menghasilkan prostaglandin yang merupakan pemicu reaksi radang. Penghambatan enzim ini akan mempunyai efek anti inflamasi, analgetik, dan antipiretik untuk menurunkan demam. Meloxicam merupakan golongan OAINS non selektif karena mekanisme kerja yang telah disebutkan diatas. Meloxicam umumnya digunakan untuk mengurangi nyeri dan dipakai pada keadaan peradangan misalnya pada Rheumatoid Arthritis (RA), osteoarthritis (OA).

Kontraindikasi

      

Pasien yang hipersensitif terhadap Meloxicam, Aspirin atau obat-obat Anti inflamasi Non Steroid lainnya. Penderita dengan penyakit ginjal berat. Wanita hamil dan menyusui. Anak-anak. Tukak lambung aktif selama 6 bulan terakhir atau memiliki riwayat penyakit tukak lambung yang berulang. Gagal ginjal non-dialisis berat. Perdarahan gangguan saluran pencernaan, perdarahan cerebrosvaskular atau perdarahan penyakit lainnya.

Dosis Pemberian oral: Pada osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari, jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan hingga 15 mg satu kali sehari. Pada rheumatoid arthritis: 15 mg satu kali sehari, dapat dikurangi sampai 7,5 mg/hari tergantung respon klinis.

Untuk pasien dengan resiko tinggi diberikan dosis awal 7,5 mg satu kali sehari. Untuk pasien penderita gagal ginjal dosis tidak lebih dari 7,5 mg satu kali sehari.

Efek samping Efek samping jarang terjadi, seperti:

        

Gangguan pencernaan: sakit perut, konstipasi, diare, dispepsia, flatulence, mual dan muntah. Seluruh tubuh: edema, pain. Sistem saraf pusat dan periferal: pusing, sakit kepala. Hematologi: anemia. Musculo-skeletal: artralgia, back pain. Psikiatri: insomnia. Sistem pernafasan: batuk, sistem pernafasan bagian atas, infeksi saluran pernafasan. Kulit: pruritus, rash. Saluran kemih: micturition frequency, infeksi saluran kemih.

d. sipentin 100 mg Komposisi: Gabapentin. Indikasi:

Sebagai terapi tambahan pada kejang umum sekunder pada pasien yang belum diatasi secara adekuat dengan antikonvulsan standar tunggal atau kombinasi. Sebagai terapi tambahan atau terapi anti konvulsi pada serangan kejang ringan atau kompleks. Kontraindikasi: hipersensitivitas, pankreatitis akut, tidak efektif pada kejang generalisasi primer, galaktosemia (intoleransi galaktosa) untuk sediaan kapsul gabapentin yang mengandung laktosa. Dosis: Dewasa dan ank > 12 th 900-1800 mg/hr. hari ke-1: 300 mg 1 x/hr, hari ke-2: 300 mg 2 x/hr, hari ke-3: 300 mg 3 x/hr. Interval pemberian antar dosis tidak boleh > 12 jam. Pasien dengan bersihan kreatinin 60-90 mL/mnt 400 mg 3 x/hr; 30-60 mL/mnt 300 mg 2 x/hr; 15-30 mL/mnt 300 mg 1 x/hr; < 15 mL/mnt 300 mg tiap hari ke-2. pasien hemodialisis awal 300400 mg 4 jam sesudah hemodialisis. Efek Samping: Mengantuk, pusing, kehilangan keseimbangan, kelelahan, sakit kepala, tremor, pandangan kabur, rinitis, mual/muntah. 3. Jumlah Obat    

Ambroxol = 10 tablet Glucosamine = 7 tablet Meloxicam 7,5 mg = 7 tablet Sipentin 100 mg = 7 tablet

4. Perkiraan Penyakit a. Definisi

Resep 4 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02 RS TK III DR R SOEHARSONO BANJARMASIN JL. SOETOYO. S NO. 408 TELP (0511) 4357154. FAX (0511)3365860 BANJARMASIN

No. BPJS RM DOKTER TANGGAL

BPJS :: 059646 :: 19 september 2017

R/ Fenitoin 100 mg S 2 dd 1

No LX

R/ Aspilet

No XXX S 1 dd 1

R/ Asam Folat

No XXX S 1 dd 1

Nama Ruangan Alamat Umur

: Tn. surya :: Muara Halayung : 49 Tahun

1. Keabsahan dan Kelengkapan Resep No

Evaluasi

1.

Keabsahan Resep

2.

Uraian

j. Nama Dokter

Ada

k. No. SIP Dokter

Tidak Ada

l. Tanda Tangan Dokter

Tidak Ada

Keterangan

Resep Sah

Kelengkapan Resep m) Inscription 10) Nama, Alamat dan SIP

Ada

Dokter 11) Tanggal dan Tahun

Ada

12) Tanda R/

Ada

n) Prescriptio 10) Nama Obat

Ada

11) Jumlah Obat

Ada

12) Cara

Ada

Resep Lengkap

pembuatannya/Bentuk sediaannya o) Signature 10) Aturan pakai

Ada

11) Nama pasien

Ada

12) Umur pasien

Ada

p) Subscriptio 4) Tanda Tangan dokter

Tidak Ada

Tabel 1.2 Kesimpulan : Resep Sah dan lengkap (Karena resep ini asli dari rumah sakit bukan dari tempat praktek dokter).

2. Uraian Obat a. Fenitoin Komposisi:   

Tiap tablet mengandung: Fenitoin natrium 50 mg, 300mg Tiap kapsul mengandung: Fenitoin natrium 100 mg Cairan Injeksi 50 mg/ml

Indikasi:  

Fenitoin diindikasikan untuk mengontrol keadaan kejang tonik-klonik (grand mal) dan serangan psikomotor “temporal lobe”. Semua jenis Epilepsi kecuali Petit Mal;Status Epileptikus

Kontraindikasi: Pasien dengan sejarah hipersensitif terhadap fenitoin atau produk hidantoin lain. Dosis : Kemungkinan diperlukan penyesuaian dosis dan monitoring level serum bila terjadi perubahan dari pemakaian bentuk “free acid” menjadi bentuk garam natriumnya dan sebaliknya karena fenitoin bentuk “free acid” mengandung kadar fenitoin 8% lebih tinggi dibanding bentuk sediaan garam natriumnya. Dosis harus disesuaikan dengan keadaan penderita dan konsentrasi plasma harus dimonitor. Dewasa:  

Dosis awal: 300 mg sehari dibagi dalam 2-3 dosis. Dosis pemeliharaan: 300-400 mg atau 3-5 mg/kg BB sehari (maksimal 600 mg sehari).

Anak-anak:   

Dosis awal 5 mg/kg BB sehari dibagi dalam 2-3 dosis dan tidak lebih dari 300 mg sehari. Dosis pemeliharaan awal yang dianjurkan: 4-7 mg/kg BB sehari. Anak usia lebih dari 6 tahun dapat diberikan dosis minimal dewasa (300 mg sehari).

Efek samping: 

Susunan Saraf pusat: manifestasi paling sering yang berhubungan dengan terapi fenitoin dengan SSP biasanya tergantung dosis. Efek samping ini berupa nistagmus,

 



  

ataksia, banyak bicara, koordinasi menurun dan konfusi mental, pusing, susah tidur, gelisah, kejang motorik dan sakit kepala. Saluran cerna: mual, muntah dan konstipasi. Kulit: kelainan dermatologik berupa ruam kulit skarlatimiform atau morbiliform kadang-kadang disrtai dengan demam. Bentuk lebih serius dapat berupa dermatitis eksfoliativ, lupus eritematosus, sindroma Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik. Sistem hemopoetik: efek samping yang dapat bersifat fatal ini kadang-kadang dilaporkan terjadi. Hal ini dapat berupa trombositopenia leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, pansitopenia dengan atau tanpa supresi sumsum tulang. Jaringan penunjang: muka menjadi kasar, bibir melebar, hiperplasia gusi, hipertrikosis dan penyakit peyroni. Kardiovaskular: periarterisis nodosa. Imunologik: sindroma sensitifitas, lupus eritromatosus sistemik dan kelainan immunoglobulin.

b. aspilet komposisi Thrombo aspilets mempunyai kandungan Asam Asetilsalisilat sebagai komponen aktif di dalam obatnya. Asam asetilsalisilat akan bekerja pada tubuh dengan cara menghambat aktivitas enzim siklo-oksigenase melalui proses asetilasi yang bersifat ireversibel (tidak dapat kembali seperti semula). Dengan kerja penghambatan tersebut asam asetilsalisilat dapat mencegah proses pembentukan tromboksan A2 sehingga terjadi pecegahan terhadap penimbunan platelet dan pencegahan terhadap proses pembekuan darah.

Indikasi Sebagai obat anti trombotik kegunaan obat aspilet adalah terutama pada pencegahan dan pengobatan berbagai keadaan trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang terjadi pada tubuh terutama pada saat mengalami serangan jantung atau pada penyakit jantung dan pasca stroke. Kontraindikasi Obat Thrombo Aspilet merupakan kontraindikasi bagi beberapa keadaan berikut ini: penderita yang diketahui mempunyai riwayat alergi atau hipersensitif terhadap aspilet dan komponen Asam Asetilsalisilat obat penderita yang diketahui mempunyai riwayat penyakit asma penderita yang diketahui mempunyai riwayat tukak lambung atau penyakit maag penderita yang diketahui mempunyai riwayat atau sering mengalami perdarahan di bawah kulit penderita yang diketahui mempunyai penyakit kelainan pembekuan darah terutama hemofilia dan trombositopenia penderita yang diketahui sedang mendapat pengobatan dengan terapi meggunakan antikoagulan

Dosis Aspilet Obat Thrombo aspilet yang dijual di apotik tersedia dalam bentuk Aspilet tablet dengan komposisi asam asetilsalisilat 80 mg di dalam setiap satu butir tabletnya. Adapun dosis Thrombo Aspilet yang dianjurkan adalah: Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung dosis dewasa Thrombo Aspilet yang dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari (terutama saat serangan) dan 1 tablet 80 mg yang

diberikan 1 kali sehari (pada saat rumatan). Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung dosis dewasa Thrombo Aspilet yang dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari (dalam tempo 2 x 24 jam pasca stroke) dan 1 tablet 80 mg yang diberikan 1 kali sehari (pada saat rumatan).

Efek Samping Aspilet Obat Thrombo Aspilet dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti berikut: Perasaan tidak nyaman pada lambung dan sekitar ulu hati Perasaan mual dan muntah Pada pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya tukak lambung, pendarahan lambung, dan efek samping Asam Asetilsalisilat lainnya seperti gangguan pada fungsi hati dan gangguan pada fungsi ginjal. c. asam folat komposisi tiap tablet mengandung asam folat 5 mg indikasi Indikasi :anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat.

Kontra Indikasi :Pengobatan anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik lainnya dimana vitamin B12 tidak cukup (tidak efektif).

Dosis: permulaan, 5 mg sehari untuk 4 bulan (lihat catatan di atas); pemeliharaan, 5 mg setiap 1-7 hari tergantung penyakit dasarnya; ANAK sampai 1 tahun, 500 mcg/kg bb/hari; di atas 1 tahun, seperti orang dewasaPencegahan neural tube defect, lihat catatan di atas.

Efek Samping :Asam folat relatif tidak toksik terhadap manusia.Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilitas, aktivitas berlebih, depresi mental, anoreksia, mual-mual, distensi abdominal, dan flatulensi.

3. Jumlah Obat    5. a.

Fenitoin 100 mg = 60 kapsul Aspilet = 30 tablet Asam folat = 30 Perkiraan penyakit Definisi Epilepsi

Penyakit epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang. Kerusakan atau perubahan di dalam otak diketahui sebagai penyebab pada sebagian kecil kasus epilepsi. Namun pada sebagian besar kasus yang pernah terjadi, penyebab masih belum diketahui secara pasti. Di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf. Tiap sel saraf saling berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali. b. Etiologi Epilepsi Epilepsi dapat mulai diderita seseorang pada usia kapan saja, meski umumnya kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi dua, yaitu idiopatik dan simptomatik. Epilepsi idiopatik (disebut juga sebagai epilepsi primer) merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik (keturunan). Sedangkan epilepsi simptomatik (disebut juga epilepsi sekunder) merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala, tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder. c. GeGejala umum yang sering timbul adalah adanya gangguan kesadaran secara mendadak, tidak sadar dan mata membalik ke atas. Kedua tangan dan kaki menjadin kaku disertai dengan gerakan kejut yang kuat. Saat kejang, air liur berbusa dan napas mendengkur. Setelah sadar, penderita muntah sesekali, mengantuk dan tertidur.jalagejala Epilepsi d. Patofisiologi Epilepsi Umum a) Salah satu epilepsi umum yang dapat diterangkan patofisiologinya secara lengkapadalah epilepsi tipe absans. Absans adalah salah satu epilepsi umum, onset dimulai usia 3-8tahun dengan karakteristik klinik yang menggambarkan pasien “bengong” dan aktivitasnormal mendadak berhenti selama beberapa detik kemudian kembali ke normal dan tidak b) ingat kejadian tersebut. Terdapat beberapa hipotesis mengenai absans yaitu antara lainabsans berasal dari c) thalamus d) , hipotesis lain mengatakan berasal dari korteks serebri. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa absans diduga terjadi akibat perubahan padasirkuit antara e) thalamus

f) dan korteks serebri. Pada absans terjadi sirkuit abnormal pada jarasthalamo-kortikal akibat adanya mutasi g) ion calsium h) sehingga menyebabkan aktivasi ritmik korteks saat sadar, dimana secara normal aktivitas ritmik pada korteks terjadi pada saattidur non-REM.3 Patofisiologi epilepsi yang lain adalah disebabkan adanya mutasi genetik.Mutasi genetik terjadi sebagian besar pada gen yang mengkode protein kanal ion (tabel 3).Contoh: i) G e n e r a l i z e d e p i l e p s y w i t h f e b r i l e s e i z u r e p l u s , b e n i g n f a m i l i a l neonatal

TATALAKSANA EPILEPSI

EPILEPSI1 Tatalaksana epilepsi meliputi tiga bidang: 1. Penegakan diagnosis yang mengenai jenis bangkitan, penyebabnya dengan tepat 2. Terapi 3. Rehabilitasi, sosisalisasi, edukasi Tujuan pokok terapi epilepsi adalah membebaskan penderita dari serangan epilepsi, tanpa mengganggu fungsi normal susunan saraf pusat agar penderita dapat menjalani kehidupannya tanpa gangguan. Terapi dapat dibagi dalam dua golongan: a. Terapi kausal Terapi kausal dapat dilakukan pada epilepsi simtomatik yang sebabnya dapat ditemukan, misalnya:  Pada infeksi susunan saraf pusat dan selaputnya, diberikan antibiotik atau obat-obat lain yang dapat memberantas penyebabnya.  Pada neoplasma dan perdarahan di dalam rongga intrakranium mungkin diperlukan tindakan operatif  Pada gangguan peredaran darah otak pemberian oksigen mungkin dapat membantu

Resep 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02 RS TK III DR R SOEHARSONO BANJARMASIN JL. SOETOYO. S NO. 408 TELP (0511) 4357154. FAX (0511)3365860 BANJARMASIN

BPJS No. BPJS RM DOKTER TANGGAL

:: 059646 : dr. Margareta, Sp.S :-

R/ PCT 300 mg Myonal ½ tab Diazepam 1 mg Amitriptiline ¼ tab Codein ¼ tab M.f. pulv dtd Da m cap S 0-0-1 R/ Captopril 12,5 mg S 1 dd 1

Nama Ruangan Alamat Umur

: Siti Hadijah : Saraf : jl. belda : 71 Tahun

No VII

No XIV

1. Keabsahan dan Kelengkapan Resep No

Evaluasi

1.

Keabsahan Resep

2.

Uraian

m. Nama Dokter

Ada

n. No. SIP Dokter

Tidak Ada

o. Tanda Tangan Dokter

Tidak Ada

Keterangan

Resep Sah

Kelengkapan Resep q) Inscription 13) Nama, Alamat dan SIP

Ada

Dokter 14) Tanggal dan Tahun 15) Tanda R/

Tidak Ada Ada

r) Prescriptio 13) Nama Obat

Ada

14) Jumlah Obat

Ada

15) Cara

Ada

Resep Lengkap

pembuatannya/Bentuk sediaannya s) Signature 13) Aturan pakai

Ada

14) Nama pasien

Ada

15) Umur pasien

Ada

t) Subscriptio 5) Tanda Tangan dokter

Tidak Ada

Tabel 1.2 Kesimpulan : Resep Sah dan lengkap (Karena resep ini asli dari rumah sakit bukan dari tempat praktek dokter).

2. Uraian Obat a. paracetamol KOMPOSISI    

Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg. Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 125 mg. Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 160 mg. Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg.

INDIKASI  

Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan. Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit. Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak mengobati penyebab demam itu sendiri.

KONTRAINDIKASI  

Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI Paracetamol Tablet  

Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari. Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.

Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml    

Anak usia 0 – 1 tahun : ½ sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 1 – 2 tahun : 1 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 2 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 6 – 9 tahun : 2 – 3 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.

Ana EFEK SAMPING   

Mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan. Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati. Reaksi hipersensitivitas/alergi seperti ruam, kemerahan kulit, bengkak di wajah (mata, bibir), sesak napas, dan syok.



k usia 9 – 12 tahun : 3 – 4 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. b. Myonal Komposisi Setiap tabletnya menyandung Eperison HCL Indikasi\

Paralisis spastik akibat penyakit serebrovaskular (pembuluh darah otak) Kelumpuhan tulang belakang spastik Spondylosis serviks Gejala sisa (sequelae) pasca operasi (misalnya akibat tumor serebrospinal) Gejala sisa (sequelae) pasca trauma (misalnya akibat cedera tulang belakang atau cedera kepala ) Amyotrophic lateral sclerosis Cerebral palsy Degenerasi spinocerebellar Penyakit pembuluh darah spinal dan encephalomyelopathies lainnya Perbaikan gejala myotonic pada sindrom serviks, periarthritis bahu dan sakit pinggang, serta nyeri kepala tipe tegang. Kontraindikasi Obat ini tidak boleh digunakan oleh mereka yang memiliki alergi terhadap Eperison dan komponen-komponen lain yang terkandung dalam obat. DOSIS Myonal tersedia dalam kemasan tablet 50 mg. Dosis myonal untuk orang dewasa ialah satu hari tiga tablet. Belum ada bukti ilmiah pasti apakah myonal aman dikonsumsi untuk anakanak sehingga sebaiknya pemberian myonal untuk anak-anak dihindari. Kram otot sendiri sebenarnya merupakan hal lumrah yang terjadi saat otot digunakan berlebihan. Seringkali kram otot terjadi akibat kekurangan zat elektrolit ataupun oksigen. Dengan demikian penanganannya sebenarnya ialah istirahat yang cukup dan minum air putih dalam jumlah yang cukup. EFEK SAMPING Secara umum myonal merupakan obat yang aman. Dibanding obat antispasmodik lainnya, myonal termasuk obat yang memiliki efek mengantuk yang lebih kecil. Beberapa efek samping myonal yang pernah dilaporkan antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

lemah, letih, lesu; lemas; pusing kepala; mulut terasa kering; gangguan fungsi hati; ganguan sistem perncernaan.

c. Diazepam  Komposisi Tiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg  Indikasi Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk meringankan gejalagejala pada penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi.  Kontraindikasi              

Penderia hipersensitif Bayi dibawah 6 bulan Wanita hamil dan menyusui Depress pernapasan Glaucoma sudut sempit Gangguan pulmoner akut Keadaan Phobia  Dosis Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali sehari dalam dosis bagi Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 – 4 kali sehari Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25 mg/kg Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 – 2,5 mg, 1 – 2 kali sehari dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati dan ginjal kronik dosis dikuTarigT. Anak-anak 0.12 – 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

 Efek samping Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual dan konstipasi, gejalagejala ekstra pirimidal. jaundice dan neutropenia. perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi. gangguan visual dan retensi urin, incontinence.

d. Amitriptiline

Komposisi Tiap tablet mengandung : amitriptyline

Indikasi Obat amitriptyline termasuk ke dalam kategori antidepressan trisiklik, yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kadar dari zat kimia tertentu pada otak seseorang, dengan begitu gejala depresi pun akan berangsur turun. Selain untuk mengatasi gangguan depresi pada pasien, ternyata amitriptyline juga memiliki manfaat lain yakni, untuk meredakan nyeri saraf serta mencegah penyakit migrain. Untuk membeli obat ini Anda membutuhkan resep dokter. Dan penting juga untuk anda ketahui, kalau obat amitriptyline tak boleh dikonsumsi oleh anak kecil, obat ini hanya untuk orang dewasa dan tentunya digunakan sesuai dosis yang telah diberikan oleh dokter. Untuk bentuk obatnya sendiri ada yang tablet serta ada yang cairan minum. Berikutnya tentang interaksi amitriptyline. Kontra indikasi              

Infark miokardial yang baru, Aritmia, mania Penyakit hati berat. Efek samping : Mulut kering Sedasi Pandangan kabur Konstipasi, mual, sulit buang air kecil, Efek pada kardiovaskular (aritmia, hipotensi postural, takikardia, sinkope, terutama pada dosis tinggi) Berkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku (terutama anak) Hipomania, bingung (terutama lansia) Gangguan fungsi seksual Perubahan gula darah, nafsu makan bertambah. Lebih jarang dapat terjadi: lidah hitam, ileus paralitik, kejang, agranulositosis, leukopenia, eosinofilia, purpura, trombositopenia, hiponatremia, sakit kuning.

Dosisi  

Oral: depresi: dosis awal 75 mg 1 kali (lansia dan remaja 30-75 mg/hari), dosis terbagi, atau dosis tunggal menjelang tidur. Naikkan bertahap bila perlu, maksimal 150 mg.

Efek samping

Mengantuk, pusing, mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, peningkatan berat badan, atau kesulitan buang air kecil dapat terjadi. Jika salah satu dari efek-efek ini tidak membaik atau semakin memburuk, Beri tahu dokter atau apoteker Anda segera. Untuk mengurangi risiko pusing dan ringan, bangun perlahan ketika bangkit dari posisi duduk atau berbaring. Untuk meredakan mulut kering, isaplah permen (tanpa gula) atau potongan es, kunyah permen karet (tanpa gula), minum air, atau menggunakan pengganti air liur. Untuk mencegah sembelit, pertahankan diet yang cukup serat, minum banyak air, dan olahraga. Jika Anda mengalami sembelit saat menggunakan obat ini, konsultasikan ke apoteker Anda untuk membantu dalam memilih pencahar. e. Codein Komposisi: Tiap tablet Codein 10 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 10 mg Tiap tablet Codein 15 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 15 mg Tiap tablet Codein 20 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan Kodein 20 mg

-

Indikasi: Antitusif Analgetik Kontraindikasi: Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.

-

-

Dosis: Sebagai analgesik: Dewasa : 30 - 60 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan. Anak-anak : 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehari Sebagai antitusif : Dewasa : 10-20 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan, maks. 60 mg perhari. Anak6-12tahun : 5-10 mg, tiap 4 - 6 jam, maksimum 60 mg perhari. Anak 2-6 tahun :1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg perhari. Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun. Efek Samping:

-

Dapat menimbulkan ketergantungan. Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit. Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan syok.

f.

captopril

Komposisi: CAPTOPRIL 12,5 mg Tiap tablet mengandung: Kaptopril 12,5 mg CAPTOPRIL 25 mg Tiap tablet mengandung: Kaptopril 25 mg CAPTOPRIL 50 mg Tiap tablet mengandung: Kaptopril 50 mg Indikasi: 

Untuk pengobatan hipertensi sedang dan berat yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan kombinasi lain.

Kaptopril dapat dipergunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain terutama tiazid. 

Payah jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis.

Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap kaptopril dan obat-obat ACE inhibitor lainnya. Dosis: Dewasa: Hipertensi : Dosis awal adalah 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari.

Bila setelah 2 minggu belum diperoleh penurunan tekanan darah, maka dosis dapat ditingkatkan sampai 50 mg, 2-3 kali sehari. Gagal jantung : Dosis awal adalah 25 mg, 3 kali sehari, sebaiknya dimulai dengan 12,5 mg, 3 kali sehari.

Efek samping: Umumnya kaptopril dapat ditoleransi dengan baik.Efek samping yang dapat timbul adalah ruam kulit, gangguan pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala, lelah/letih dan hipotensi. Efek samping ini bersifat dose related dengan pemberian dosis kaptopril kurang dari 150 mg per hari, efek samping ini dapat dikurangi tanpa mengurangi khasiatnya. Efek samping lain yang pernah dilaporkan: umumnya asthenia, gynecomastia.

3. Jumlah Obat a. Perhitungan Bahan Paracetamol 300 mg x 7 = 2100 2100 : 500 = 4,2 tablet Myonal ½ x 7 = 3,5 tablet Diazepam 1 mg x 7 = 7 7 : 2 = 3,5 tablet Amitriptiline ¼ x 7 = 1,75 Codein ¼ x 7 = 1,75 ( ambil dan gerus lah menjadi 7 kapsul, dari signa dapat diperoleh informasi “diminum satu kali sehari satu kapsul pada malam hari”) Captopril = 14 tablet ( Dari signa dapat diperoleh informasi bahwa obat diminum 2 kali sehari sebanyak 1 tablet pada pagi dan malam hari ) 4. Perkiraan penyakit a. DEFINISI low back pain Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam. Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu : A. Acute low back pain

Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik. B. Chronic low back pain Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor. Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5.

Trauma Infeksi Neoplasma Degenerasi Kongenital

EPIDEMIOLOGI

Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi. Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981. Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. 1. Etilogi penyebab terjadinya LBP miogenik antara lain : 1) Ketegangan otot

Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau berulangulang pada posisi yang sama sehingga akan memendekan otot-otot yang akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat timbul karena regangan yang berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang. 2) Spasme / kejang otot Spasme / kejang otot disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang / kaku / kurang pemanasan.Spasme otot ini memberi gejala yang khas, ialah dengan adanya kontraksi otot akan disertai rasa nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi. Akan terjadi lingkaran suatu nyeri, kejang atau spasme dan ketidak mampuan bergerak. 3) Defisiensi otot Defisiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan sebagai akibat dari tirah baring yang lama maupun immobilisasi. 4) Otot yang hipersensitif Otot yang hipersensitif akan menciptakan satu daerah kecil yang apabila dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri ke daerah tertentu. Daerah kecil tadi disebut sebagai noktah picu (trigger point). Dalam pemeriksaan klinik terhadap penderita nyeri punggung bawah (NPB), tidak jarang dijumpai adanya noktah picu ini. Titik ini bila ditekanakan menimbulkan rasa nyeri bercampur rasa sedikit nyaman. Secara garis besar LBP Miogenik berhubungan dengan stress/ strain otot-otot punggung, tendon dan ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-hari secara berlebihan, seperti mengangkat beban berat dengan cara yang salah, posisi berdiri/ duduk lama dengan cara yang sala. Nyeri dapat bersifat tumpul, intensitas bervariasi seringkali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau meluas sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai parestesi, deficit neurologi. Bila bentuk atau bersin nyeri tidak menjalar ke tungkai. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat aktivitas yang berlebihan dalam waktu lama akan menyebabkan ketegangan pada otot, nyeri, keterbatasan mobilitas sendi lumbal. Factor mekanik sebagai penyebab utama dari LBP di masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu : 

Statik

LBP pada tipe ini terjadi karena kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan. Hal ini akan berakibat otot-otot pinggang menjadi tegang, sehingga suplai darah ke otot pinggang yang mengangkut oksigen menjadi terhambat dan otot kekurangan oksigen yang berakibat timbulnya nyeri pada area punggung bawah. 

Dinamik

Dalam keadaan normal gerakan tulang berlangsung dan terintegrasi dengan baik dan terjadi pembatasan oleh otot dan ligament. Agar tidak menimbulkan keluhan nyeri, gerakan tidak

boleh melanggar keterbatasan-keterbatasan ini karena akan berakibat terjadi peregangan tulang pinggang. Pergerakan tulang pinggang adalah cidera regangan pada ligamentum, tendon dan otot pinggang. Regangan akan menyebabkan luka yang sangat kecil pada organ tersebut sehingga timbul rasa nyeri pada pinggang (Sadeli HA, Tjahjor, B. 2001, dan Feske SK, Greenberg SA. 2003).

Gejala gejala

Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan pada susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan otot dan jaringan sekitarnya, gangguan pada sarafnya sendiri, kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat lain, misalnya infeksi atau batu ginjal dan lain-lain. SPASME OTOT (ketegangan otot) merupakan penyebab yang terbanyak dari LBP. Spasme ini dapat terjadi karena gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan melampaui kekuatan otot-otot tersebut. Misalnya waktu sedang olahraga dengan tidak kita sadari kita bergerak terlalu mendadak dan berlebihan pada waktu mengejar atau memukul bola (badminton, tennis, golf, dll). Demikian juga kalau kita mengangkat benda-benda agak berat dengan posisi yang salah, misalnya memindahkan meja, kursi, mengangkat koper, mendorong mobil, bahkan pada waktu kita dengan sangat gembira mengangkat anak atau cucu kita akan dapat terjadi LBP. Pengapuran tulang belakang disekitar pinggang yang mengakibatkan jepitan pada saraf yang bersangkutan dapat mengakibatkan nyeri pinggang yang hebat juga. HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu : terdorongnya necleus pulposus suatu zat yang berada diantara ruas-ruas tulang belakang, kearah belakang baik lurus maupun kearah kanan atau kiri akan menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya dengan mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang sangat hebat. Hal ini terjadi karena ruda paksa (trauma/kecelakaan) dan rasa sakit tersebut dapat menjalar ke kaki baik kanan maupun kiri (iskhialgia). Adapun sebab lain yang perlu kita perhatikan adalah : tumor, infeksi, batu ginjal, dan lain-lain. Kesemuanya dapat mengakibatkan tekanan pada serabut saraf. Hendaknya jangan dilupakan adanya stress mental yaitu : suatu keadaan kejiwaan yang menyebabkan pasien tersebut merasa sangat tertekan. Penderitaan kejiwaan stress ini gejala klinisnya dialihkan menjadi LBP, walaupun sebelumnya telah ada faktor-faktor kelemahan dari susunan organ-organ di punggung.

2. Patofisiologi Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas diinervasi sistem saraf simpatis. Dengan hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot. Penata laksanaan terapi a. Terapi non farmakologi 

Kondisi acute o Bedrest lakukan pada posisi terlentang pada alas yang keras lebih kurang selama 2 hari atau lebih, hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intradiscus dan mengurangi aktivitas `back muscle`. o Icing (kompres dingin) lakukan sesaat setelah nyeri muncul selama 3-5 menit pada area nyeri, bisa diulang 3-6 kali sehari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, inflamasi pada jaringan lunak, serta meningkatkan viscositas jaringan. o Interferential therapy (TENS) IF bermanfaat mengurangi nyeri, aplikasi bisa secara langsung pada area nyeri maupun segmental persyarafan. (hurley dkk, 2001) o Iontophoresis ultrasound USD bermanfaat mempercepat penyembuhan dengan percepatan fase awal dan akhir peradangan, perbaikan sirkulasi yang membutuhkan sintesis colagen, meningkatkan daya lentu jaringan, dan mengurangi nyeri. USD gelombang pulse 1 W/cm2 mengurangi nyeri. (girardi dkk, 1984) o Brace ( pemakaian lumbal corset ) akan memfixsasi area lumbal saat beraktifitas sehingga membantu membatasi gerakan dari punggung bawah.



Kondisi kronis o Diathermy (SWD/MWD) Bermanfaat mengurangi nyeri dan efek sedative penurunan tonus dan peningkatan ambang rangsang,peningkatan elastisitas jaringan lewat penurunan viscositas matrik jaringan, serta mengurangi peradangan melalui peningkatan sirkulasi darah vena sehingga pengangkutan sel radang ditingkatkan. (low,2000) o Myofacial release technique tekhnik menurunkan ketegangan otot secara manual melalui mekanisme autogenic inhibisi pada muscle spindle dan organ golgi tendon. Tekhnik ini dilakukan secara `slow deep pressure` pada otot. (marshal, barnes, 2009)

o

Fisiotapping bermanfaat menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsi pada LBP kronis

b. Terapi farmakologi Saat ini tersedia berbagai jenis obat-obatan bebas dan obat-obatan terbatas yang dapat berguna untuk mengurangi rasa nyeri dan mengatasi gejala-gejala lain yang terkait selama suatu serangan nyeri punggung bawahsedang berada dalam perbaikan. Perhatian pada penatalaksanaan nyeri merupakan komponen pentingdalam kesembuhan pasien, karena nyeri punggung bawah akut dan kronisdapat menimbulkan depresi, kesulitan tidur, dan kesulitan untuk berolahragaserta meregang. Hal ini dapat menimbulkan serangan barudanmemperlama kondisi nyeri punggung bawah.Terdapat dua jenis obat-obatan bebas yang disarankan untuk mengurangi nyeri punggung bawah, yaituasetaminofen dan obat-obatan anti inflamasi non steroid (OAINS).Asetaminofen dan OAINS bekerja dengan mekanisme yang berbeda, sehingga keduanya dapatdigunakan secara bersamaan. Untuk jangka waktu yang pendek, obat-obatan terbatas (seperti obat-obatan anti nyeri narkotik dan relaksan otot) dapat bermanfaatdalam mengurangi nyeri atau komplikasi lain yang terkait. Golongan obat yang lain (seperti obat-obatan antidepresan atau obat-obatan anti kejang) juga dapatberguna mengurangi sensasi nyeri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Penggunaan obat-obatan apapun selalu disertai dengan risiko, efek samping dan interaksi obat, dan dengan demikianperlu adanya konsultasi dengan ahli medis sebelum memulai penggunaan obat-obatan apapun. Pasien harus sangat berhati-hati dengan penggunaan obat-obatan apabila mereka sedang menjalani pengobatan lain atau mengidap penyakit tertentu (seperti diabetes). Meskipun beberapa risiko dan efek samping utama dipaparkan disini, namun pasien harus selalu membaca label dan leaflet pada kemasan obat serta berkonsultasi dengan dokter untuk memahami secara utuh mengenai risiko, efek samping, dan interaksi obat. AsetaminofenAsetaminofen kemungkinan merupakan obat bebas yang paling efektif untuk nyeri punggung bawah dengan efek samping yang paling sedikit. Tylenol merupakan salah satu contoh obat dengan kandungan aktif asetaminofen yang banyak dikenal.Tidak seperti aspirin atau OAINS, asetaminofen tidak memiliki efek anti inflamasi. Obat ini mengurangi nyeri dengan bekerja secara sentral di otak untuk mematikan persepsirasa nyeri. Dosis sebesar 1000 mg asetaminofen dapat dikonsumsi setiap empat jam sekali, dengan dosis maksimal 4000 mg per 24 jam.In addition to its efficacy, acetaminophen is frequently recommended because it has few side effects. Selain efektivitasnya, asetaminofen sering dianjurkan karena efek sampingnya yang minimal. Terutama:Sama sekali tidak menimbulkan kecanduan Pasien tidak mengalami efek toleransi terhadap obat (hilangnya efek anti nyeri) pada penggunaan jangka panjang tidak menimbulkan gangguan gastrointestinal (lambung)hanya sedikit pasien yang alergi terhadap obat ini 3Suatu hal yang pelu diperhatikan, asetaminofen dimetabolisme oleh hepar, sehingga pasien dengan gangguan hepar harus memeriksakan diri terlebih dahulu pada dokternya Pasien tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 1000 mg setiap empat jam (dosis maksimal yang dianjurkan), karena dosis lebih tinggi tidak memberikan efek anti nyeri tambahan dan memperberat risiko kerusakan hepar.

Related Documents

Resep
October 2019 57
Resep
August 2019 58
Resep-bahagia
December 2019 39
Resep Gado.docx
April 2020 11
Resep Masakan.docx
April 2020 15
Resep Brownies
July 2020 13

More Documents from ""