RESENSI BUKU Laut Bercerita
Dosen Pengampu Ahmad Nurefendi Fradana.,S.Pd.,M.Pd.
Disusun oleh Candra Aji Wicaksono
182030100033
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019/2020
Deskripsi buku
Judul Buku
: Laut Bercerita
Penulis
: Leila S. Chudori
Penerbit
: Kepustakaan Populer Gramedia
Kota
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2017
Jumlah Halaman : 379 Halaman Nomor Edisi
: ISBN 978-602-424-694-5
Tebal
: 2,5 cm
Harga
: IDR 100.000
Sinopsis
Laut, Biru Laut, nama lengkapnya. Ia seorang mahasiswa di Yogya yang sejak kecil menyukai buku-buku sastra, menikmati dan mempertanyakan pemikiran tokoh dan penulis. Walaupun berasal dari Solo, keluarga Laut tinggal di Ciputat, Jakarta. Tapi Laut memilih Yogya, karena katanya disana banyak anak muda Indonesia yang berkumpul di UGM dan mengutarakan gagasan-gagasan besar. Laut memang menyukai kata-kata besar, seperti revolusi dan anak bangsa. Memang begitulah Yogya kala itu. Laut bertemu dengan Alex-pria asal Flores yang gemar fotografi dan memotret objeknya dengan mata penuh rasa, Daniel-pria klimis asal Manado yang rewel tapi disukai banyak wanita yang belum mengenalnya, Kinan-perempuan yang pendapatnya didengarkan oleh mereka semua, Gala-disebut sebagai sang penyair karena kepiawainnya dalam menyusun kata-kata, Bram-kutu buku yang sejak awal sudah dianggap sebagai pemimpin besar oleh mereka yang berkawan, dan Anjani-pelukis mungil yang menarik hati Laut. Mereka inilah yang dituturkan kisahnya oleh Laut, dimulai dari sebuah rumah hantu Seyegan. Dimulai tahun 1991, Laut menceritakan latar belakang dan kenyataan masa kini secara bergantian. Seyegan, sebuah rumah yang terpencil, menjadi rumah baginya dan sahabat-sahabatnya.mereka membahas pemikiran tokoh-tokoh seperti Laclau, Ben Anderson ataupun Pramoedya Ananta Tour. Tentu saja mereka tidak bebas membahas semua buku karya pemikir besar ini, karena pemerintah saat itu melarang semua bentuk diskusi ataupun bacaan dari tokoh-tokoh pemikiran kiri. Namun seperti catatan sejarah tentang perjuangan mahasiswa saat itu, Laut dan teman-temannya yang tergabung dalam komunitas Winatra dan Wirasena pun membangun aksi dan bergabung dengan petani untuk melawan rezim Presiden
Soeharto, melawan pemerintah yang hanya bisa diam tunduk pada penguasa tunggal. Laut bercerita tentang penculikan dan penyiksaan yang tak pernah mengenal kata Hak Asasi Manusia. Mereka.tentara khusus itu bertindak seolah negeri ini milik nenek moyang mereka. Berapa banyak keluarga harmonis yang tiba-tiba dilanda awan mendung berkepanjangan akibat anak mereka menghilang tanpa jejak, berapa banyak istri yang seperti mayat hidup berjalan kesana kemari mencari belahan jiwa mereka yang tak pernah kembali, berapa banyak adik yang kehilangan satu-satunya kakak mereka.
Dalam buku ini, Leila S Chudori mengajak kita untuk mendalami kasus penghilangan orang secara paksa. Buku ini terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama mengambil sudut pandang seorang mahasiswa aktivis bernama Laut, menceritakan bagaimana Laut dan kawan-kawannya menyusun rencana, berpindah-pindah dalam pelarian, hingga tertangkap oleh pasukan rahasia. Lalu, bagian kedua dikisahkan oleh Asmara, adik Laut. Bagian kedua mewakili perasaan keluarga korban penghilangan paksa, bagaimana pencarian mereka terhadap kerabat mereka yang tak pernah kembali. Juga tentang perasaan para korban selamat—bagaimana terpenjaranya mereka atas kejadian tersebut.
Penilaian Kekurangan : Buku ini kurang diminati oleh orang yang tidak menyukai sejarah,karena buku ini menyajikan informasi dari masa lalu bangsa Indonesia yang kelam,bahkan berpendapat pun nyawa menjadi taruhan nya.terdapat 2 cerita yang kalau tidak teliti kita akan menjadi kebingungan.maka dari itu diperlukan ketelitian dna kecermatan dalam membaca buku ini.
Kelebihan Penulis mampu menyajikan cerita cerita pada zaman itu yang terkesan kelam menjadi menyenangkan saat dibaca.berbagai drama dan tragedy yang disajikan dapat menghanyutkan emosi pembaca. Pembawaaan yang mengambil dua sudut pandang berbeda membuat kita dapat berempati dan memahami posisi berbagai pihak yang terlibat dalam kasus-kasus penghilangan orang secara paksa.
Kesimpulan Novel ini cocok untuk orang-orang yang ingin mendalami tema penghilangan orang secara paksa melalui rasa psikologi korban atau bagi orangorang yang mencari bacaan yang dapat membawa suasana. Pembaca akan terus terseret dalam permainan emosi karakter-karakternya hingga akhir cerita. Kisah dalam buku ini merupakan sepenggal dari kisah kita bersama, menjadi bagian yang tak pernah terjelaskan dan tak akan terlupakan. Novel Laut Bercerita seperti mengajak kita untuk #melawanlupa akan sejarah yang pernah ada. Untuk orang-orang yang dihilangkan secara paksa, damai dimanapun kalian berada. Untuk mereka yang masih berjuang menuntut keadilan, semoga segera berujung nyata. Berharap semua yang terjadi dalam novel ini dan sejarah kelam negeri ini tak pernah terulang kembali.