Referat Tumor Tiroid.docx

  • Uploaded by: wenny
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Tumor Tiroid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,177
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN Kelenjar tiroid merupakan organ berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di anterior dari trakea pada cincin trakea kedua sampai ketiga . Kelenjar ini terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus di bagian tengahnya . Setiap lobus berukuran panjang 3-4 cm, lebar 2 cm dan tebalnya hanya beberapa millimeter. Isthmus tingginya 12-15 mm. Terkadang terdapat lobus piramidalis di midline , superior dari isthmus . Berat tiroid sehat hanya sekitar 25 gram dan tidak teraba dari luar.1 Nodul tiroid merupakan temuan umum pada populasi global, dengan 5% perempuan dan 1% pria di negara-negara industri memiliki nodul tiroid yang teraba, dan lebih lanjut 1967% dengan nodul terdeteksi oleh pencitraan USG. Nodul tiroid menjadi perhatian bedah karena sebagian mengecualikan kanker tiroid, yang terjadi pada 5-15% dari nodul.1 Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Berdasarkan dari “Pathological Based Registration” di Indonesia kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan.2 Karsinoma tiroid adalah yang paling umum dari keganasan endokrin (95% dari semua keganasan endokrin) terhitung sekitar 2% dari semua kanker yang didiagnosa di seluruh dunia. Laporan terbaru menggambarkan peningkatan kejadian kanker tiroid di seluruh dunia; Kenaikan ini setinggi 250% di beberapa daerah, terutama di Amerika Serikat (AS). American Cancer Society (ACS) memperkirakan bahwa akan ada sekitar 60.220 kasus kanker tiroid baru, dan 1.850 orang akan mati akibat kanker tiroid pada tahun 2013, di Amerika Serikat. Meskipun prognosis umumnya baik, karsinoma tiroid 5-10% pasien akan meninggal akibat penyakit tersebut. Karsinoma tiroid bertanggung jawab atas 66% dari kematian akibat kanker endokrin. Kanker tiroid adalah dua sampai tiga kali lipat lebih umum pada wanita dibandingkan laki-laki.3 Puncak kejadian diagnosis kanker tiroid adalah 45-49 tahun pada wanita dan 65-69 tahun pada laki-laki, meskipun kanker ini juga mempengaruhi orang-orang muda. Kanker tiroid menyumbang sekitar 10% dari keganasan yang didiagnosis pada individu berusia 1529 tahun. Karsinoma tiroid dapat timbul baik dari sel folikel atau sel tiroid non-folikular.

Kanker folikuler termasuk kanker papiler tiroid (PTC) dan kanker tiroid folikuler (FTC), kanker sel Hürtle atau kanker oncocytic (HCC), dan kanker tiroid anaplastik (ATC). Kanker tiroid meduler (MTC) muncul dari sel-sel tiroid non-folikular (nama lain adalah sel C parafollicular dan sel menghasilkan kalsitonin) dan menyumbang 5% dari kanker tiroid. PTC dan FTC sering disebut bersama-sama sebagai kanker tiroid yang dibedakan (DTC) yang mencapai 94% dari kanker tiroid. Kurang dari 1-3% dari kanker tiroid adalah ATC.3

BAB II ANATOMI & FISIOLOGI KELENJAR TIROID

2.1 Anatomi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid merupakan organ berbentuk seperti kupu-kupu terletak di leher tepatnya di bagian anterior dari trakea pada cincin trakea kedua sampai ketiga . Kelenjar ini terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus di bagian tengahnya . Setiap lobus berukuran panjang 3-4 cm, lebar 2 cm dan tebalnya hanya beberapa millimeter. Isthmus tingginya 12-15 mm. Terkadang terdapat lobus piramidalis di midline , superior dari isthmus . Berat tiroid sehat hanya sekitar 25 gram dan tidak teraba dari luar.1

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Tiroid

Di daerah leher juga terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran.

Gambar 2.2 Vaskularisasi Kelenjar Tiroid

Arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis. Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber; arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena berasal dari pleksus perifolikuler yang menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior yang berjalan bersama arterinya, vena tiroidea media di sebelah lateral, berdekatan dengan arteri tiroidea inferior dan vena tiroidea

inferior. Terdapat dua saraf yang mensarafi laring dengan pita suara yaitu n. rekurens dan cabang dari n. laringeus superior.1

2.2 Fisiologi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama, yaitu tiroksin (T4). Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. 1 Proses

coupling

(penggandengan

tirosin

yang

sudah

teriodinasi).

Jika

monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. 1,3 Di dalam darah sebagian besar T3 dan T4 terikat oleh protein plasma yaitu albumin, Thyroxin Binding Pre Albumin (TBPA) dan Thyroxin Binding Globulin (TGB). Sebagian kecil T3 dan T4 bebas beredar dalam darah dan berperan dalam mengatur sekresi TSH. Hormon tiroid dikendalikan oleh thyroid-stimulating hormone ( TSH ) yang dihasilkan lobus anterior glandula hypofise dan pelepasannya dipengaruhi oleh thyrotropine-releasing hormone ( TRH ). Kelenjar thyroid juga mengeluarkan calcitonin dari parafolicular cell, yang dapat menurunkan kalsium serum berpengaruh pada tulang. 4,5

Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Tiroid

BAB III TUMOR TIROID

3.1 Definisi Tumor merupakan suatu benjolan yang disebabkan neoplasma. Salah satu bentuk tumor adalah nodul tiroid. Nodul tiroid dapat diartikan sebagai suatu lesi diskrit pada tiroid dengan penggambaran berbeda secara radiologis bila dibandingkan dengan jaringan tiroid normal disekitarnya. Nodul tiroid bisa disebabkan oleh penyakit jinak dan ganas, sering ditemukan pada pemeriksaan fisik atau secara kebetulan pada studi pencitraan.6 Neoplasma (tumor) tiroid adalah pertumbuhan tumor baik jinak (benign) maupun ganas (malignan). Contoh tumor tiroid benign yaitu adenoma tiroid. Adenoma tiroid merupakan tumor jinak yang berasal dari epitel folikel. Sedangkan tumor tiroid malignan yaitu kanker tiroid yang berasal dari sel folikel tiroid. Kanker tiroid dikelompokkan menjadi papiler, folikuler, medular dan anaplastik.6 3.2 Faktor resiko2 Tumor tiroid benign : 

Riwayat keluarga penyakit autoimun (cnth. Hashimoto tiroiditis)



Riwayat keluarga nodul tiroid benign atau gondok



Disfungsi hormonal tiroid (cth. Hipotiroidsm, hipertiroidsm)



Nyeri pada nodul



Lunak dan nodul mobil

Tumor tiroid malignan : 

Umur lebih muda dari 20 tahun atau lebih tua dari 60 tahun



Wanita



Dihubungkan dengan disfagia atau disfonia



Riwayat terpapar radiasi



Riwayat karsinoma tiroid



Keras, nodul immobile



Pencitraan servical terdapat limfadenopati

3.3 Klasifikasi 3.3.1 Klasifikasi berdasarkan WHO2: a. Tumor epitel maligna 

Karsinoma folikulare Adenokarsinoma meliputi sekitar 25% keganasan tiroid dan didapat terutama pada wanita setengah baya. Merupakan jenis kedua kanker tiroid paling umum, merupakan 5-10 persen dari karsinoma tiroid dan sekitar 15 persen dari karsinoma tiroid berdeferensiasi baik. Lebih agresif (ganas) dari karsinoma papiler, dan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria dengan rasio tiga banding satu. Puncaknya onset adalah pada usia 50 tahun. Biasanya tidak menyebar ke kelenjar getah bening, tetapi dapat menyerang vena dan arteri, dan kemudian dapat menyebar (metastasis) ke lain organ. Paling sering metastasis ke paru-paru, tulang, otak, hati, kandung kemih, dan kulit. Kanker ini jarang terjadi pada individu yang telah terpapar radiasi dan lebih jarang terjadi pada anak-anak. Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid. Survival rate tergantung pada ukuran tumor dan apakah telah menginvasi pembuluh darah, kelangsungan hidup 10 tahun untuk tumor yang non invasif 86 persen dan untuk yang invasif 44 persen.1



Karsinoma papilare Merupakan jenis keganasan tiroid berdiferensiasi baik dan paling sering ditemukan (60%). Merupakan karsinoma yang bersifat kronik, tumbuh lambat dan mempunyai prognosis paling baik diantara keganasan tiroid lainnya.1



Campuran karsinoma folikulare-papilare



Karsinoma anaplastik ( undifferentiated ) Jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma yang berdiferensiasi baik. Tumor ini sangat ganas, terutama terdapat pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa yang kemudian membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara serak karena infiltrasi n.rekuren. 1



Karsinoma sel skuamosa



Karsinoma Tiroid medulare

Meliputi 5-10% keganasan tiroid dari sel parafolikuler, atau sel C yang memproduksi tirokalsitonin. Tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan. Tumor ini terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun, tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak-anak dan biasanya disertai gangguan endokrin lainnya. 1 b. Tumor non-epitel maligna 

Fibrosarkoma



Lain-lain

c. Tumor maligna lainnya 

Sarkoma



Limfoma maligna



Haemangiothelioma maligna



Teratoma maligna

d. Tumor sekunder dan unclassified tumors 3.3.2 Klasifikasi berdasarkan TNM7 T (Tumor primer) T0

tidak terbukti ada tumor

Tx

tumor tidak dapat dinilai

T1

<2cm

T2

2-4 cm masih terbatas pada tiroid

T3

> 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra triod yang minimal (misal ke otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)

T4a

tumor telah berestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat berikut ; jaringan lunak subkutan, laring, trakea, esofagus, n. Laringeus recurren atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid)

T4b

tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri carotis atau karsinoma anaplastik berestensi keluar kapsul (ekstra tiroid)

N (Kelenjar getah bening regional) Nx

kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0

tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening

N1

pembesaran (dapat dipalpasi)

N1a

hanya ipsilateral

N1b

kontralateral, bilateral, garis tengah, atau mediastinum

M (Metastasis jauh) Mx

metastasis tidak dapat dinilai

M0

tidak terdapat metastasis jauh

M1

terdapat metastasis jauh

Sehingga berdasarkan klasifikasi di atas stadium klinis dari kanker tiroid dapat di tentukan sebagai berikut:7,8 Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare < 45 th

> 45tahun

Stadium I

T apapun

N apapun

M0

T1

N0

M0

Stadium II

T apapun

N apapun

M1

T2

N0

M0

T3

N0

M0

T1,T2,T3

N1a

M0

T1,T2,T3

N1b

M0

T4a

N0,N1

M0

Stadium IVB

T4b

N apapun

M0

Stadium IVC

T apapun

N apapun

M1

Stadium III

Stadium IVA

Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV) Stadium IVA

T4a

N apapun

M0

Stadium IVB

T4b

N apapun

M0

Stadium IVC

T apapun

N apapun

M1

Karsinoma Tiroid Medular Stadium I

T1

N0

M0

Stadium II

T2, T3

N0

M0

Stadium III

T1,T2,T3

N1a

M0

Stadium IVA

T1,T2,T3

N1b

M0

T4a

N0,N1

M0

T4b

N apapun

M0

Stadium IVB

Stadium IVC

T apapun

N apapun

M1

3.4 Manifestasi Klinik1,2 Pasien biasanya mengeluhkan benjolan di leher bagian depan yang semakin membesar dan biasanya tidak nyeri. Pasien dapat mengeluhkan suara serak sampai kesulitan menelan apabila sudah ada perluasan tumor ke struktur sekitarnya. Kecurigaan akan keganasan dapat dilihat dari tanda berikut : 

Nodul soliter pada anak-anak, laki-laki, atau usia tua



Nodul cepat membesar



Nodul terfiksir dan keras



Nodul dengan gejala invasi local (suara serak, sesak napas, atau susah menelan)



Metastasis (pembesaran KGB, metastasis ke paru atau tulang)



Pernah mendapatkan terapi radiasi sebelumnya



Adanya riwayat keluarga dengan karsinoma tiroid



Ditemukan kalsifikasi nodul pada foto leher

3.5 Diagnosis 3.5.1 Anamnesis Pada anamnesis, keluhan utama yang diutarakan oleh pasien bisa berupa benjolan di leher yang sudah berlangsung lama, maupun gejala-gejala hipertiroid atau hipotiroidnya. Jika pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher, maka harus digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi sangat progresif atau lamban, disertai dengan gangguan menelan, gangguan bernafas dan perubahan suara. Setelah itu baru ditanyakan ada tidaknya gejala-gejala hiper dan hipofungsi dari kelenjer tiroid. Perlu juga ditanyakan tempat tinggal pasien dan asupan garamnya untuk mengetahui apakah ada kecendrungan ke arah struma endemik. Sebaliknya jika pasien datang dengan keluhan ke arah gejala-gejala hiper maupun hipofungsi dari tiroid, harus digali lebih jauh ke arah hiper atau hipo dan ada tidaknya benjolan di leher. 8,9 3.5.2 Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik status lokalis pada regio coli anterior, yang paling pertama dilakukan adalah inspeksi, dilihat apakah pembesaran simetris atau tidak, timbul tanda-tanda gangguan pernapasan atau tidak, ikut bergerak saat menelan atau tidak.9

Pada palpasi sangat penting untuk menentukan apakah bejolan tersebut benar adalah kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening. Perbedaannya terasa pada saat pasien diminta untuk menelan. Jika benar pembesaran tiroid maka benjolan akan ikut bergerak saat menelan, sementara jika tidak ikut bergerak maka harus dipikirkan kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher.9 Pembesaran yang teraba harus dideskripsikan : 10 a.

Lokasi: lobus kanan, lobos kiri, ismus

b.

Ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang

c.

Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu (multinodosa)

d.

Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, keras

e.

Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi

f.

Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus sternokleidomastoidea

g.

Kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada pembesaran atau tidak

3.5.3 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang digunakan dalam mendiagnosis penyakit tiroid terbagi atas : 10 a.

Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui kadar T3 dan T4 serta TSH paling sering menggunakan teknik radioimmunoassay (RIA) dan ELISA dalam serum atau plasma darah. Kadar normal T4 total pada orang dewasa adalah 50-120 ng/dl. Kadar normal untuk T3 pada orang dewasa adalah 0,65-1,7 ng/dl.

b.

Pemeriksaan untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid. Antibodi terhadap macam-macam antigen tiroid yang ditemukan pada serum penderita dengan penyakit tiroid autoimun. Seperti antibodi tiroglobulin dan thyroid stimulating hormone antibody

c.

Pemeriksaan radiologis10 1) Foto rontgen dapat memperjelas adanya deviasi trakea atau pembesaran struma retrosternal yang pada umumnya secara klinis pun sudah bisa diduga. Foto rontgen leher posisi AP dan lateral biasanya menjadi pilihan.

2) USG tiroid yang bermanfaat untuk menentukan jumlah nodul, membedakan antara lesi kistik maupun padat, mendeteksi adanya jaringan kanker yang tidak menangkap iodium dan bisa dilihat dengan scanning tiroid. 3) Scanning Tiroid dasarnya adalah presentasi uptake dari I 131 yang didistribusikan tiroid. Dari uptake dapat ditentukan teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid (distribusi dalam kelenjar). Uptake normal 15-40% dalam 24 jam. Dari hasil scanning tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu cold nodule bila uptake nihil atau kurang dari normal dibandingkan dengan daerah disekitarnya, ini menunjukkan fungsi yang rendah dan sering terjadi pada neoplasma. Bentuk yang kedua adalah warm nodule bila uptakenya sama dengan sekitarnya, menunjukkan fungsi yang nodul sama dengan bagian tiroid lain. Terakhir adalah hot nodule bila uptake lebih dari normal, berarti aktifitasnya berlebih dan jarang pada neoplasma. 4) FNAB. Pemeriksaan histopatologis akurasinya 80%. Hal ini perlu diingat agar jangan sampai menentukan terapi definitif hanya berdasarkan hasil FNAB saja.

3.6 Tatalaksana Indikasi operasi pada struma adalah : 1 1. Struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa 2. Struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan 3. Struma dengan gangguan kompresi 4. Kosmetik Kontraindikasi pada operasi struma : 1 1. Struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya 2. Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain yang belum terkontrol 3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit digerakkan yang biasanya karena karsinoma. Karsinoma yang demikian biasanya sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosisnya. Perlekatan

pada trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukanreseksi trakea atau laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang baik. Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila nodul tersebut suspek maligna, maka dibedakan apakah kasus tersebut operable atau inoperable. Bila kasus yang dihadapi adalah inoperable maka dilakukan tidakan biopsi insisi untuk keperluan pemeriksaan histopatologis. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau kemoradioterapi. Bila nodul tiroid suspek maligna yang operable atau suspek benigna dapat dilakukan tindakan isthmolobektomi atau lobektomi. Jika setelah hasil PA membuktikan bahwa lesi tersebut jinak maka operasi selesai, tetapi jika ganas maka harus ditentukan terlebih dahulu jenis karsinoma yang terjadi.1

Gambar 1. Algoritma Penatalaksanaan Nodul Tiroid dengan Fasilitas FNAB

Gambar 2. Algoritma Penatalaksanaan Nodul Tiroid tanpa Fasilitas FNAB

3.7 Prognosis Untuk kanker tiroid berdeferensiasi baik. kelangsungan hidup bebas penyakit jangka panjang dengan pengobatan agresif dan manajemen hampir 90% secara keseluruhan. Berbagai faktor yang berhubungan dengan prognosis, seperti yang tercantum di bawah ini.10 

Umur: Usia pasien di diagnosis adalah salah satu fitur yang paling penting dari prognosis karsinoma tiroid berdiferensiasi baik. Kematian terkait kanker yang paling mungkin terjadi jika pasien> 40 tahun pada saat diagnosis. Kekambuhan yang paling umum pada pasien yang penyakitnya didiagnosis ketika mereka <20 tahun atau> 60 tahun.



Jenis kelamin: Pria dua kali lebih mungkin sebagai perempuan meninggal karena kanker tiroid.



Ukuran: Ukuran tumor primer adalah terkait dengan kelangsungan hidup. Pasien dengan tumor primer> 4 cm telah meningkat kekambuhan dan tingkat kematian terkait kanker.



Invasi lokal: Invasi jaringan sekitarnya di luar tiroid menunjukkan agresivitas biologis dan secara signifikan memperburuk prognosis pasien.



Metastasis Kelenjar getah bening: metastasis kelenjar getah bening tidak muncul untuk menjadi seperti penting dalam hasil karsinoma tiroid berdiferensiasi baik seperti dalam hasil paling tumor padat lainnya.



Metastasis jauh: metastasis jauh pada pemeriksaan awal dikaitkan dengan peningkatan 68,1 kali lipat tingkat kematian penyakit tertentu.

Prognosis yang bisa ditetapkan tergantung dari tipe keganasannya. Tipe karsinoma tiroid anaplastik memiliki prognosis yang paling buruk diantara yang lainnya, dengan ketahanan hidup <5 tahun. Yang kemudian diikuti dengan karsinoma meduler, karsinoma folikuler dan karsinoma papiler.10

BAB IV KESIMPULAN Karsinoma tiroid berasal dari folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompookan menjadi karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya. Karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin (APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi karsinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut. Kelompok usia di atas 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresivitas penyakit yang lebih berat, yang terlihat dari seringnya kejadian karsinoma tiroid tidak berdiferensiasi. Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat kecuali jenis anaplastik yang cepat membesar dalam hitungan minggu. Sebagian kecil pasien khususnya dengan nodul yang besar mengeluhkan penekanan pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid tidak nyeri kecuali adanya perdarahan dalam nodul atau kelainan tiroiditis akut/subakut. Keluhan

lain

pada

keganasan

adalah

suara

serak.

Ada beberapa faktor yang menentukan apakah sebuah nodul tiroid ganas atau tidak. Usia pasien saat pertama kali nodul ditemukan, riwayat radiasi sinar pengion, jenis kelamin merupakan faktor-faktor penentu keganasan. Jenis kelamin laki-laki, meskipun prevalensi lebih rendah, tetapi kecenderungan menjadi ganas lebih tinggi daripada wanita. Respon terhadap pengobatan dengan hormon tiroid juga dapat digunakan sebagai petunjuk dalam evaluasi nodul tiroid.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 691-695. 2. Sudoyo, Aru w, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4. Vol.2.Jakarta; EGC. Juni 2006. Hal 1981. 3. Guyton, Arthur C, John E.Hall. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Editor: Irawati S – Ed 9 – Jakarta: EGC. 1997 H.1188. 4. Silbernagl, Stefan. Teks dan atlas Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2007. Hal 280 5. Sherwood, Lauralee, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Second Edition,2001, EGC, p 645 6. Sharma,

Pramod

K.

Thyroid

Cancer.

Jan

2010.

Available

at:

http://emedicine.medscape.com/article/851968-overview 7. Lentsch,

Eric

J.

Thyroid

Cancer

Staging.

Nov

2015.

Available

at

:

https://emedicine.medscape.com/article/2006643-overview 8. Jamson, L. 2005. Diseases of Tyroid Gland. Harrisons Principles of Internal Medicine, 16 th edition, Mcgraw-Hill Medical Publishing Division 9. Johan, S. M. 2006. Nodul tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI 10.

Gardner,

David

G,

Dolores

Shoback.

Lange:

Basic

and

Clinical

Endocrinology.International Ed.8th. The McGraw-Hill. 2007. Pg.270-278 11.

Kim DW, Park JS, In, HS, Choo HJ, Ryu JH, Jung SJ. 2012. Ultrasound-based

diagnostic classification for solid and partially cystic thyroid nodules. ANJR. 33:114449

Related Documents


More Documents from "Cut Hanassa Muly"

Ppki_iii.pdf
October 2019 52
Rini Pemicu 4.pptx
November 2019 29
Tree And Flower.docx
October 2019 25
Referat Tumor Tiroid.docx
November 2019 22
Form Admin Surat.docx
October 2019 28
9 Soal Kesebangunan.docx
October 2019 32