BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut.1234 Bila tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus.3,4 Sumbatan serumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dermatitis kronik, liang telinga sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing, serumen terdorong masuk kedalam liang telinga yang lebih dalam saat mencoba membersihkan telinga.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar, basah dan kering. 1,2,3,4 2.2 Anatomi dan Fisiologi Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam. Telinga luar berfungsi untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Bentuk dari liang telinga seperti spiral sehingga mampu melindungi membran timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.1 Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari pinggir konka hingga membrane timpani. Sepertiga bagian luar adalah bagian kartilaginosa sedangkan duapertiga bagian dalam adalah bagian tulang. Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan.1 Kulit yang melapisi kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang bervariasi antarindividu. Kulit bagian telinga luar membentuk serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum
2
ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini.1,3,5 Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. Efek bakterisidal serumen berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan immunoglobulin. Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras. Tubuh mempunyai mekanisme pembersihan serumen secara alami, dengan adanya migrasi epitel dari membran timpani menuju ke meatus akustikus eksterna dan dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah. 1,3,4 2.3 Fungsi serumen A. Membersihkan Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan rahang seperti mengunyah (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran timpani yang bermigrasi kearah luar dari umbo kedinding kanalis akustikus eksternus dan bergerak keluar. Serumen pada kanalis akustikus eksternus juga membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut keluar. Jaw movement membantu proses ini dengan memampatkan kotoran yang menempel pada dinding kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan pengeluaran kotoran. B. Lubrikasi Lubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis akustikus eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari kandungan lipid yang tinggi dari produksi 3
sebum oleh kelenjar sebasea. Pada serumen tipe basah, lipid ini juga mengandung kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam jumlah yang banyak, dan alkohol. C. Fungsi sebagai Antibakteri dan Antifungal Fungsi antibakterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak studi yang menemukan bahwa serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa strain bakteri. Serumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain haemophilus influenzae, staphylococcus aureus dan escherichia colli. Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat dengan signifikan oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif rendah pada serumen (biasanya 6 pada manusia normal). Dikatakan pula bahwa serumen juga melindungi telinga tengah dari infeksi bakteri dan fungi. Beberapa penulis mengatakan bahwa serumen yang tertahan dapat menjadi barier untuk membantu pertahanan tubuh melawan infeksi telinga namun secara klinik dan biologi fungsi ini tampak cukup lemah.
Gambar. 1.1 anatomi telinga
4
Serumen dapat dibagia menjadi 2 tipe yaitu menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras. 2 Serumen tipe basah dan tipe kering Pada ras Oriental memiliki lebih banyak tipe serumen dibandingkan dengan orang ras non-Oriental. Serumen pada ras Oriental, dan hanya pada ras Oriental, memilki karakteristik kering, berkeping-keping, berwarna kuning emas dan berkeratin skuamosa yang disebut ricebrawn wax. Serumen pada ras non-Oriental berwarna coklat dan basah, dan juga dapat menjadi lunak ataupun keras. Perkembangan serumen dipengaruhi oleh mekanisme herediter, alel serumen kering bersifat resesif terhadap alel serumen basah. Yang cukup menjadi perhatian adalah bahwa rice-bran wax berhubungan dengan rendahnya insidensi kanker payudara. Namun, ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar seruminosa dan kelenjar pada payudara sama-sama merupakan kelenjar eksokrin. 2 Serumen tipe lunak dan tipe keras Selain dari bentuknya, beberapa faktor dapat membedakan serumen tipe lunak dan serumen tipe kering:
Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras lebih sering pada orang dewasa
Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan bersisik.
Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada serumen tipe keras.
Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling sering kita temukan di tempat praktek.
5
Warna serumen bervariasi dari kuning emas, putih, sampai hitam, dan konsistensinya dapat tipis dan berminyak sampai hitam dan keras. Serumen yang berwarna hitam biasanya tidak ditemukan pada anak-anak, namun bila dijumpai maka dapat menjadi tanda awal terjadinya aklaptonuria. 2 2.4 Patofisiologi Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi. Impaksi serumen terbentuk oleh karena gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih. Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan. Pembersihan liang telinga yang tidak tepat (khususnya dengan kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal dan mendorong serumen ke arah membran timpani.
2,3
Obstruksi serumen pada liang telinga
disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi setelah serumen kontak dengan air. Dengan bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering dan perubahan dari sekret dapat menyebabkan serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan. 3,4 2.5 Gejala Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran (tuli konduktif). Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. Beberapa pasien mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus. 3,4 2.6 Diagnosis Pada pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi. 6
Evaluasi adanya perforasi membran timpani dan riwayat fraktur tulang temporal atau pembedahan telinga. 3 2.7 Penanganan Adanya serumen pada liang telinga adalah suatu keadaan normal. Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengair atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan suction atau mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh. 2,4 Indikasi untuk mengeluarkan selumen adalah sulit untuk melakukan evaluasi membrane timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus, cerumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari microsuction.
Mengeluakan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat.
Irigasi merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani intak. Perforasi membran timpani memungkinkan masuknya larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah sehingga menyebabkan otitis media. Perforasi dapat terjadi akibat semprotan air yang terlalu keras kearah membran timpani. Liang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus eksternus sehingga arus yang
7
kembali mendorong serumen dari belakang. Air yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat dibawah telinga dengan bantuan asisten. 2
Gambar 1.2 irigasi telinga Tatalaksana pada serumen yang keras yaitu dengan memberikan zat serumenolisis terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan lebih lanjut. Zat serumenolisis yang digunakan antara lain minyakmineral, hydrogen peroksida, debrox dan cerumenex. Tidak boleh menggunakan zat ini untuk jangka waktu lama karena dapat menyebabkan iritasi kulit bahkan dermatitis kontak.
8
BAB III KESIMPULAN
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar, basah dan kering. Serumen normal ditemukan pada kanalis akustikus eksternus yang berfungsi untuk membersihkan, lubrikasi dan antibakteri serta antifungi. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan keluhan pasien berupa adanya tekanan sampai nyeri telinga, penurunan fungsi pendengaran dan gambaran serumen saat dilakukan otoskopi. Penanganan serumen dilakukan dengan cara kuretase, suction/ penyedotan, irigasi, hingga pemberian obat yang bersifat serumenolisis. 2
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams et al. Serumen dalam BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology) Edisi 6. Jakarta; EGC. 1997: 76-7 2. Anonim. Makalah Serumen. Cimahi. 2008 3. Probst R. Grevers G. Iro H. Cerumen and Cerumen Impaction in Basic Otorhinolaryngology. German; Thieme. 2006: 210-1 4. Soepardi E. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti R. Serumen dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 2010: 59-60 5. Lalwani A. Diseases of the External Ear in Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery 2 nd Ed. New York; McGraw-Hill’s. 2007 6. Wyk C. Cerumen Impaction Removal. Medscape. 2012. http://emedicine.medscape.com /article/1413546-overview#showall
10