Pemeriksaan Imunologi.docx

  • Uploaded by: Juliatika
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Imunologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,156
  • Pages: 7
TYPUS ABDOMINAL Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica, terutama serotype Salmonella typhi (S. typhi). Bakteri ini termasuk kuman Gram negatif yang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk batang,berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, H dan Vi. 1. TES WIDAL Pada uji Widal, akan dilakukan pemeriksaan reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer anti bodi dalam serum. A.TUJUAN DARI UJI WIDAL adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang diduga menderita demam tifoid. Dari ketiga aglutinin (aglutinin O, H, dan Vi), hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosis. Semakin tinggi titer aglutininnya, semakin besar pula kemungkinan didiagnosis sebagai penderita demam tifoid. Pada infeksi yang aktif, titer aglutinin akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang waktu paling sedikit 5 hari. Peningkatan titer aglutinin empat kali lipat selama 2 sampai 3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid.

B. INTERPRETASI HASIL UJI WIDAL ADALAH SEBAGAI BERIKUT : a. Titer O yang tinggi ( > 160) menunjukkan adanya infeksi akut b. Titer H yang tinggi ( > 160) menunjukkan telah mendapat imunisasi atau pernah menderita infeksi c. Titer antibodi yang tinggi terhadap antigen Vi terjadi pada carrier 2. TES IGM SALMONELLA A. Tes IgM Salmonella typhi merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang sederhana dan cepat dengan menggunakan partikel yang berwarna dan meningkatkan sensetivitas. Spesifisitas ditingkatkan dengan menggunakan antigen O9yang benar-benar spesifik yang hanya ditemukan pada Salmonella serogrup D. Tes ini hanya mendeteksi IgM dan tidak mendeteksi IgG hanya dalam beberapa menit. B. Berikut adalah

kelebihan tes anti-Salmonella typhi IgM/IgG sebagaimana di

informasikan oleh Prodia, salah satu laboratorium klinik di Indonesia: a)

Mendeteksi secara dini infeksi akut akibat Salmonella Typhi, karena antibody IgM muncul pada hari ke 3-4 terjadinya demam (sensitivitas lebih dari 95%)

b)

Lebih spesifik dalam mendeteksi infeksi Salmonella Typhi dibandingkan dengan widal sehingga bisa membedakan secara tepat berbagai infeksi dengan gejala yang mirip (spesifisitaslebih dari 93%)

c)

Hanya memerlukan sampel serum tunggal, sedangkan pada widal idealnya dilakukan dua kali dengan jarak pemeriksaan antara 5-7 hari.

d)

Antigen yang digunakan dalam tes anti-Salmonella typhi IgM/IgG responsive terhadap antibody spesifik terutama pada pasien anak-anak, sehingga memiliki sensitivitas yang baik pada kelompok umur tersebut.

C.INTERPRETASI Nilai ≤2

Interpretasi Negatif tidak ada indikasi demam typhoid saat diperiksa. Hasil seperti kontrol negatif.

3

Hasil tidak meyakinkan. Ulangi analisis. Jika masih tidak meyakinkan, ulangi sampling pada hari berikutnya.

4

Positif lemah. Mengindikasikan demam typhoid saat diperiksa.

6-10

Positif. Terindikasi kuat mengalami demam typhoid saat diperiksa. Hasil seperti kontrol positif.

Indeterminate

Tidak ada nilai jelas yang diperoleh karena :

(tidak menentu)

1. Prosedur kerja yang tidak sesuai. Ulangi analisis. 2. Kualitas sampel yang buruk. Ulangi sampling dan analisis.

3.TUBEX Pemeriksaan Tubex merupakan sarana penunjang demam tifoid yang mudah untuk dikerjakan, dan hasilnya relatif cepat diperoleh yaitu sekitar ± 1 jam. Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi IgM anti Salmonella typhi 09 pada serum pasien. Dikatakan positif pada pemeriksaan ini apabila ditemukan Salmonella typhi serogroup D. Berdasarkan penelitian Karen H Keddy tahun 2011,

pemeriksaan Tubex memiliki sensitivitas hingga 83,4%, spesifisitas 84,7%, PPV 70,5%, dan NPV 92,2% (Sudoyo, 2010).

.DENGUE Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengeu Haemorrhagic fever (DHF) adalah suatu infeksi virus akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue yaitu D1, D2, D3 dan D4, dimana infeksi dari salah satu serotipe dengue menimbulkan imunitas seumur hidup, namun tidak ada imunitas silang protektif terhadap infeksi serotipe lain. 1. Pemeriksaan IgM dan IgG Anti Dengue adalah pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap infeksi virus dengue. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan penyebab penyakit. 2. Pada penderita yang terinfeksi virus dengue pertama kali, IgM terbentuk kira-kira hari ke-3 sampai hari ke-5 dan kadarnya terus meningkat antara 1-3 minggu. Dan antibodi IgM ini akan menghilang setelah 60 - 90 hari. 3. IgG akan muncul pada hari ke- 14 pada kasus infeksi primer, sedangkan pada infeksi sekunder akan timbul pada hari ke- 2 dan akan bertahan seumur hidup. Dengan demikian penegakkan infeksi primer virus dengue dapat ditegakkan pada hari ke- 5 sakit, sedangkan infeksi virus dengue sekunder yaitu dapat ditegakkan lebih awal yaitu pada hari ke- 2 sakit. A. NS1 ADALAH GLIKOPROTEIN NON STRUKTURAL NS1 dengue diekskresikan ke dalam sistem darah pada individu-individu yang terinfeksi dengan virus dengue

NS1 bersikulasi pada konsentrasi yang tinggi di dalam serum pasien dengan infeksi primer maupun sekunder selama fase klinik sakit (clinical phase of illness) dan hari-hari pertama fase konvalesens (pemulihan). 

TUJUAN PEMERIKSAAN DENGUE NS1 AG

Untuk mendeteksi secara kualitatif antigen NS1 Dengue virus didalam sampel (serum, plasma, dan wholeblood) manusia untuk diagnosis dini pada infeksi dengue akut. Dibaca 

INTERPRETASI NS1 AG

a) Hasil Negatip: Jika hanya terbentuk garis pada area garis kontrol (C) b) Hasil Positip: Jika terbentuk garis pada area garis (T) dan (C). c) Hasil Invalid: jika tidak terbentuk garis pada area garis kontrol (C) d) Interpretasikan hasil setelah 15-20 menit. Jangan membaca hasil setelah 20 menit karena dapat meberikan hasil palsu. 6. e) Hasil positip akan tetap setelah 20 menit. Walaupun demikian, untuk mencegah kesalahan hasil, jangan baca hasil setelah 20 menit. B. PEMERIKSAAAN IGG/IGM RAPID TES IgG/ IgM tes adalah suatu tes cepat dengan teknik pengujian Immunochromatographic untuk mendeteksi secara kualitatif sekaligus membedakan antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue didalam serum. Pada infeksi primer Antibodi IgM muncul pada hari ke 3-5 sejak gejala dan bertahan untuk jangka waktu 30-60 hari. Antibodi IgG muncul disekitar hari ke 14 dan bertahan seumur hidup. Infeksi dengue sekunder ditunjukkan dengan tingkat antibodi IgG meningkat dalam 1-2 hari setelah gejala muncul dan merangsang respon antibodi IgM setelah 20 hari infeksi.



TUJUAN DENGUE DX IGG/IGM RAPID TES

Untuk secara simultan mendeteksi sekaligus membedakan antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue. Tes ini juga dapat mendeteksi ke empat serotype virus dengue karena menggunakan suatu paduan antigen recombinant dengue envelope proteins 

INTERPRETASI IGG/IGM

a) Negatip Hanya terlihat garis kontrol “C” pada tes. Tidak terdeteksi adanya antibodi IgG atau IgM. Ulangi tes 3-5 hari kemudian jika diduga ada infeksi dengue. b) IgM Positip Terlihat garis kontrol “C” dan garis IgM (“M”) pada tes. Positip antibodi IgM terhadap virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer c) IgG Positip Terlihat garis Kontrol “C” dan garis IgG (“G”) pada tes. Positip antibodi IgG terhadap virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue sekunder ataupun infeksi dengue masa lalu d) IgG dan IgM Positip Terlihat garis Kontrol “C”, garis IgG (“G”), dan garis IgM (“M”) pada tes. Positip pada kedua antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer akhir atau awal infeksi dengue sekunder e) Invalid Tidak terlihat garis Kontrol “C” pada tes. Jumlah sampel yang tidak sesuai, atau prosedur kerja yang kurang tepat dapat mengakibatkan hasil seperti ini. Ulangi pengujian dengan menggunakan tes yang baru. Rasio yang disesuaikan adalah jika > 2,6 secara pasti dikategorikan 100% infeksi demam berdarah serologik klasik, sedangkan jika < 2,6 menunjukkan 90% infeksi serologik non klasik

Related Documents

Pemeriksaan Bta
October 2019 29
Pemeriksaan Luar.docx
December 2019 27
Pemeriksaan Feses.docx
June 2020 13
Pemeriksaan Feses
October 2019 30
Pemeriksaan Penunjang.docx
December 2019 25
Pemeriksaan Fisik.docx
April 2020 16

More Documents from "Dinda Faullya Zein"