Puisi Bukit Sadok.docx

  • Uploaded by: Mohd Najib Buang
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Puisi Bukit Sadok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 260
  • Pages: 2
Cerita ini cerita lama Cerita hidup seorang wira Di Bukit Sadok dia berjaga Demi pertahan hidup merdeka (Syair)

1. Bukit itu mengimbau sebuah ceritera lama Diatasnya telah tumpah darah-darah perwira Terpahat seribu kisah suka dan duka Berjuang membebaskan alam rimba Tidak rela bumi diinjak Garuda Putih penjajah benuan 2. Berdiri megah diatas puncak bukit yang agung Terpacak tiang-tiang kota peneguh bangsa Bangsa yang mahu bebas merdeka tanpa ada rasa curiga Bebas bersama alam rimba, sungai dan segala hidupan didalamnya Selingkar selasih di atas beras Dibawa oleh si anak dara Biar pun kering Sungai Seribas Mati hidup tetap bersama (Syair) 3. Kalau roboh Kota Sadok ini Kalau diserang, dibedil dengan Bujang Sadok terbilang Kita pertahankan, kita bangkit berjuang Kita hamparkan perisai dan kita pacakkan pada bumi Bumi ini tanah kita. Kita pertahankannya 4. Berkuntau di atas bumi yang nyata Bersama roh Singalang Burung kita seru semua Berlindunglah pada Keling raja segala dewa Berpeganglah pada Bungai Nuing yang gagah perkasa Berbentengkan Rentap pahlawan rimba Berjuanglah kita selagi daya Janganlah sampai berputih mata Budi yang baik tidak dilupa Seribu tahun dikenang juga (Syair)

5. Kalau Bukit Sadok diserang, kubu kita dibedil Aku seru semangat ilangku lahir dikala bulan purnama Disepuh tujuh besi dari tujuh petala bumi Dibasuh dangan air mata tujuh puteri Takkan disarung kecuali bermandi darah.

SIPNOSIS Puisi ini mengisahkan tentang perjuangan pahlawan Rentap yang berjuang mempertahankan kubu di Bukit Sadok pada 28.10.1861 dan serangan yang diketuai oleh Tuan Muda Charles Brooke. Walaupun terpaksa berundur, namun semangat “Agi Idup Agi Ngelaban” (Masih hidup masih melawan) tetap menjadi pegangan masyarakat iban sehingga kini.

Related Documents

Puisi
April 2020 38
Puisi
May 2020 37
Puisi
July 2020 30
Puisi
May 2020 38
Puisi
May 2020 16

More Documents from ""