Ptk (proposal) Edy Tanjabar.docx

  • Uploaded by: novita ulfia rahmi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ptk (proposal) Edy Tanjabar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,819
  • Pages: 21
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI GERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS 6B SEKOLAH DASAR NEGERI NO 04/V KUALA TUNGKAL Oleh : EDY SYUPRIANTO,S.Pd.SD Nip. 19700819 199007 1 001 Guru SDN 04/v Kuala Tungkal

Laporan Hasil Kegiatan : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANJUNG BARAT

SD NEGERI 04/V KUALA TUNGKAL TAHUN 2014

ABSTRAK Hasil belajar siswa tentang konsep gerhana yang dipelajari di kelas VIB rata-rata masih antara 40-50% saja dapat dikuasai dengan baik. Masih terjadi beberapa miskonsepsi, seperti menyebutkan pengertian gerhana bulan dan gerhana matahari tidak secara berurutan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIB SDN 04/V Kuala Tungkal masih memerlukan proses penanaman konsep untuk setiap materi yang dipelajari agar mampu dikuasai dengan baik, salah satunya melalui metode demonstrasi. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi. dengan penerapan metode demonstrasi siswa diajak untuk mengamati langsung tentang gerhana melalui alat peraga. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa SDN 04/V Kuala Tungkal kelas VIB semester II , yang terdiri dari 30 orang, dengan 18 orang lakilaki dan 12 orang perempuan pada semester genap 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan 3 siklus yang masing-masing siklusnya diuraikan dengan 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi , serta refleksi dan untuk siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa kelas VIB SDN 04/V Kuala Tungkal masih dari 36,70 pada siklus 1 menjadi 55,5 pada siklus 2 dan 70 pada siklus 3, dengan nilai kemampuan mahasiswa minimal cukup meningkat dari 17% pada siklus 1 menjadi 28% pada siklus 2 dan 74% pada siklus 3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada guru-guru khususnya guru kelas VI pada mata pelajaran IPA tentang pembelajaran gerhana agar dapat menerapkan metode demonstrasi, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat membuat siswa lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran, dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa

yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan caranya sendiri dengan lebih tekun.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional bahwa mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar, guru harus berupaya menerapkan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, Adanya keikutsertaan siswa secara aktif dalam menciptakan situasi yang sangat mendukung untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Berkenaan dengan hal tersebut di atas penulis mencoba menggunakan metoda demontrasi dalam pembelajaran. Sebab dengan menggunakan metoda demontrasi, siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Semakin banyak siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan, dengan meningkatnya pemahaman terhadap materi diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Kondisi yang terjadi saat ini berbeda dengan keadaan di atas, berdasarkan pengamatan khususnya di SDN 04/V Kuala Tungkal, banyak guru yang masih mengajar secara konvensional yaitu mengajar dengan menggukan metode ceramah dan tanya jawab dalam setiap pembelajaran sehingga sebagian besar siswa memperoleh nilai yang kurang memuaskan, khusunya di kelas VIB yaitu 60% (18 siswa) dari 30 siswa memperoleh nilai 60 untuk mata pelajaran IPA. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Idealnya 80 % (24 siswa) harus mencapai KKM.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi gerhana dengan menggunakan

metode demonstrasi. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci sebagai berikut : Apakah penggunaan metoda demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerhana pada siswa kelas VIB SDN 04/V Kuala Tungkal ? 1.2.2 Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerhana kelas VIB SDN 04/V Kuala Tungkal. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi gerhana di kelas VIB SDN 04/V Kuala Tungkal melalui penggunaan metode demonstrasi. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa 1) Dapat menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak perbalisme. 2) Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA. 3) Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru 1) Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kwalitas pembelajaran IPA. 2) Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan Ajar / materi. c. Bagi Sekolah Sekolah dapat

menentukan kebijakan

dan langkah stategis untuk

meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana(2009:3)Mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognetif,afektif dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiana (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.Benjamin S.Bloom(Dimyati dan Mudjiono,2006:26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognetif, sebagai berikut : a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagianbagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. 2.1.2 Hakikat IPA Perkembangan IPA telah melaju dengan cepat. Hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan IPA memungkinkan

teknologi

berkembang.

Perkembangan

teknologi

memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat pula. Inilah salah satu ciri dari abad modern, dan pada abad modern kita sedang berada. Tujuan Pendidikan IPA, antara tentang

fakta-fakta,

konsep

IPA,

untuk memahami pengetahuan fenomena

alam

dan

untuk

mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Dengan lain perkataan, hasil belajar IPA bukan hanya sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses. Keterampilan yang diharapkan ialah dinamakan keterampilan intelektual, atau disebut juga keterampilan proses.

2.1.3 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran akuntansi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran akuntansi. menempati peranan yang tak kalah penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pemilihan metode apa yang tepat, guru harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar

(Hasibuan, 2004:3). Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. a. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; 3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran Sebagai suatu cara,metode tidaklah berdiri

sendiri, tetapi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut: 1. Anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya.

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 2. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajarmengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. 4. Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen. 5. Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

2.1.4 Metode Demonstarsi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Pendapat lain tentang metode demonstrasiadalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan

bahan

pelajaran

(Syaiful

Bahri

Djamarah,

2000).

Manfaat psikologis pedadogis dari metode demonstrasi adalah : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil belajar lebih melekat dalam diri siswa Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi darai metode ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh kongkret,dengan menghadirkan objek sebenarnya. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas bila benda yang dipergunakan terlalau kecil. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran. Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tidaknya tujuan pengajaran. 2.2. Hipotesis Tindakan Penelitian siklus

ini direncanakan terbagi ke dalam tiga siklus, setiap

dilaksanakan

mengikuti

prosedur perencanaan (planning),

tindakan (akting), pengamatan (observer),

dan refleksi (reflecting).

Melalui tiga siklus tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan melalui penggunaan

metode

demonstrasi

dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPA Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya objek penelitian ini adalah proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan ajar. Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masingmasing

siklus

terdiri

dari

empat

kegiatan

pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus I, tahap perencanaan meliputi : a.

Menyusun Rencana Program Pembelajaran

yaitu

perencanaan,

b. Menyiapkan media pembelajaran Balok Uang Bersusun c.

Menyiapkan buku sumber

d. Menyusun angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara. e.

Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi.

Tahap Pelaksanaan tindakan meliputi: apersepsi, proses pembelajaran dan evaluasi. Pada saat proses pembelajaran guru memberikan konsep tentang Tarif Pajak Penghasilan dengan bantuan media Balok Uang bersusun. Setelah penjelasan konsep selesai, guru memberikan soal tes tentang menghitung Pajak Penghasilan. Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sekaligus untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa, penguasaan siswa akan konsep tarif pajak penghasilan, serta perilaku siswa selama proses pembelajaran. Pada tahap Refleksi, penulis melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil analisis tersebut kemudian di refleksikan untuk mengambil langkah selanjutnya, apakah perlu melaksanakan siklus selanjutnya atau tidak.

BAB III METODE PENELITIAN

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 yang berlokasi di SD Negeri 04/V Kuala Tungkal yang beralamat di Jalan Syarif Hidayatullah, Kelurahan Tungkal II, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Barat, Propinsi Jambi. 2.1

Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIB 2013/2014

SDN 04/V Kuala Tungkal semester 2

tahun pelajaran

dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang yang terdiri dari 18

siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3.1

Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu pada tujuan penelitian tindakan dengan metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan yaitu seperti pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Jenis Data Metode No

1

Instrumen

Sumber

Penelitian

Data

Hasil belajar

Tugas

Siswa

Tes

Di akhir

siswa

Tes hasil

Siswa

Tes

pertemuan

Jenis Data

belajar

yang digunakan

Waktu Pelaksanaan

setiap siklus

Tes hasil belajar berbentuk tes uraian (Suharsimi Arikunto, 2008, 162) adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban bersifat

pembahasan atau uraian kata-kata. Keunggulan tes uraian adalah dapat mengukur

kemampuan

menginterprestasi,

siswa

menghubungkan

dalam

hal

mengorganisasikan,

pengertian-pengertian

yang telah

dimiliki pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri ( Depdiknas, 1999; 50 ). 4.1 Prosedur Penelitian 4.1.1 Perencanaan Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya objek penelitian ini adalah proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa, dan bahan ajar. Penelitian menggunakan tiga siklus, yaitu siklus I, II . Masing-masing siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. a. Siklus I Siklus I dilaksanakan selama satu kali pertemuan dengan dua jam pelajaran dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Rencana Tindakan a. Menyiapkan administrasi guru yang terdiri dari : silabus, program tahunan, program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), agenda dan jurnal, buku nilai dan analisis ulangan. b. Menyusun tes hasil belajar dan instrumen penilaian c. Menyiapkan lembar kerja siswa 2. Pelaksanaan Tindakan a. Memberikan arahan atau penjelasan mengenai metode pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa b. Memberikan arahan tentang tujuan minimal yang diharapkan harus tercapai dalam pertemuan bersangkutan.

c. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3. Observasi Pada

dasarnya

pemantauan

dilaksanakan

selama

penelitian

berlangsung, dengan sasaran utama untuk melihat efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa pembelajar. Hasilan berlangsung. Observasi dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran berlangsung yang meliputi aktivitas belajar siswa termasuk masalahmasalah yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan. Berikut langkah-langkah observasi yang dilakukan meliputi: a. Mengamati dan mencatat pengaruh tindakan yang mencakup aktifitas belajar siswa b. Kendala-kendala tindakan yang muncul menghambat tindakan. 4. Refleksi Pada tahap Refleksi, penulis melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil analisis tersebut

kemudian

di

refleksikan

untuk

mengambil

langkah

selanjutnya, apakah perlu melaksanakan siklus selanjutnya atau tidak. Tahap refleksi dilakukan pada setiap akhir

siklus yang

bertujuan untuk melihat apakah pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan prosedurnya . Sebagai dasar refleksi disetiap akhir siklus adalah kelebihan proses pembelajaran ini yang perlu dipertahankan dan

hambatan atau kendala

yang dialami dalam pembelajaran

dengan metode demonstrasi baik masalah aktivitas maupun hasil belajar siswa yang perlu dicarikan jalan keluar. Hasil refleksi tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan tahapantahapan penelitian pada siklus II.

b. Siklus II Siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan dengan dua jam pelajaran dengan kegiatan sebagai berikut : 1.Rencanaan Tindakan a. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran c. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I 2. Pelaksanaan Tindakan a. Melakukan analisis pemecahan masalah b. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok 3. Oservasai a. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok b. Mencatat perubahan yang terjadi c. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan 4. Refleksi a. Merefleksi proses pebelajaran interakti dengan kerja kelompok b. Merfleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok c. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian d. Kesimpulan akhir.

1. Kredibel dipercaya 2. Obyektik realistik rasional 3. Kaya data 4. Sesuai standar --- tata tulis,bahasa ilmiah,

Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas no

Bulan kegiatan

1

Persiapan/penyusunan

Bl 1

Bl 2

Bl 3

Bl 4

Bl 5

proposal penelitian 2

Perizinan

3

Obsevasi / survei

4

Penyusunan instrumen

5

Pelaksanaan tindakan dengan siklus 1 dst

6

Ceking catatan lapangan

7

Penyusunan laporan

8

Seminar hasil dan revisi

9

Penggandaan laporan

Related Documents

Proposal Ptk
October 2019 21
Contoh Proposal Ptk
November 2019 22
Contoh Proposal Ptk
November 2019 12

More Documents from "adi suswanto"