PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP BAGI ANAK JALANAN BERBASIS BUDAYA DALAM UPAYA MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEUR DAN PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL Oleh: Andi Muhammad Bayu D. S. Sulawesi Selatan 1.
Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting, setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan. Education is one of important thing in this world, without education you are not going anywhere. Begitu indahnya pendidikan hingga membuat begitu banyak penemuan penemuan yang dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, Saya tidak bisa membayangkan jika ada anak-anak yang tidak lagi merasakan yang namanya pendidikan. Mereka yang tidak lagi merasakan pendidikan sangat disayangkan, karena tidak menutup kemungkinan mereka adalah orang sukses di masa depan. Begitu banyak anak-anak yang putus sekolah hingga akhirnya harus turun kejalan untuk bekerja, ada yang berjualan koran, minuman, atau bahkan mengemis. Saya sangat kaget ketika membaca di website kementrian sosial (Kemensos) bahwa anak jalanan saat ini berjumlah sekitar 4,1 juta orang. Angka ini dapat disetarakan dengan jumlah penduduk Singapura. Anak jalanan (Anjal) adalah sebuah istilah umum yang mengacu kepada anakanak yang mempunyai kegitan ekonomi dijalan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu: Street child are those who have abandoned their homes, school and immidiate communities before they are sisteen years of age, and have drifted into a nomadic street life (anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari orang keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya. Dewasa ini, pertumbuhan anak jalanan di Indonesia semakin meningkat, terutama di kota-kota besar, Makassar adalah salah satu contoh, dimana kita akan sangat mudah menemui anak jalanan diberbagai tempat, mulai dari di perempatan lampu lalu lintas (Traffic Light) Terminal, Toko, Pasar, Mall, dan bahkan tempat hiburan. Ini berarti banyaknya jumlah orang yang tidak lagi bisa merasakan yang namanya pendidikan. Mengingat dalam UUD 1945 pasal 34 yang berbunyi “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Artinya sesungguhnya mereka yang hidup terlantar (termaksud anak jalanan) juga harus menjadi perhatian negara. Walaupun pemerintah memberikan perlindungan terhadap nasib dan masa depan anak Indonesia, termaksud bagi anak jalanan faktanya masih banyak anak jalanan yang berada di jalanan untuk melakukan kegiatan ekonomi. One thing that we must do it is help them, bagaimana cara kita untuk bisa membantu mereka? atau bagaimana cara kita untuk bisa mengurangi angka anak jalanan? yaitu dengan memberikan mereka pendidikan. Perlu kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah dibanding negara Malaysia, Singapura, dan Hongkong (Kompas.com) tetapi sangat sedikit
orang yang mampu mengubah kekayaan alam ini menjadi kesejahteraan. Hal ini terjadi karena kurangnya semangat dan pengetahuan untuk mengolah kekayaan alam yang ada. Ini adalah salah satu contoh begitu pentingnya sebuah pendidikan. Pentingnya sebuah pendidikan hingga mampu mengubah kehidupan manusia, pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat dalam berwirausaha yaitu Pendidikan Entrepreneurship. Pendidikan lebih luas maknanya dibanding kata pengajaran, karena pendidikan yang berhasil akan mengubah perilaku, dan perilaku akan mengubah karakter, dan karakter berbangsa akan menciptakan budaya bangsa, dan budaya bangsa akan menciptakan peradaban bangsa. Dengan demikian, kita akan memasuki peradaban baru di negeri Indoneisa tercinta, yaitu peradaban yang bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri, mulai dari pendidikan. Pendidikan entrepreneurship bukan hanya pendidikan berdagang, tetapi pada hakikatnya adalah sebuah tindakan kreatif, inovatif, dan sportif serta dapat diterima oleh umum. Melihat begitu banyaknya anak jalanan yang ada, maka penulis berinisiatif untuk menciptakan sebuah terobosan baru yaitu pendidikan entrepreneurship bagi anak jalanan berbasis budaya dalam upaya menumbuhkan jiwa kewirausahan dan pelestarian kearifan lokal. 2.
Tujuan 1. Mengurangi angka anak jalanan. 2. Membantu anak jalanan dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan. 3. Melestarikan kearifan lokal.
3.
Deskripsi Proyek Sosial Pendidikan entrepreneurship bagi anak jalanan berbasis budaya dalam upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan pelestarian kearifan lokal adalah sebuah kegiatan sosial dimana anak jalanan akan diberikan pendidikan kewirausahaan berbasis budaya, anak jalanan tersebut dibimbing untuk menjadi kreatif, inovatif, dan sportif dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Orang bisa menjadi entrepreneur karena 3L yaitu Lahir, lingkungan dan latihan (terus menerus). Entrepreneur adalah orang yang mampu melihat dan menangkap peluang bisnis yang ada dengan memperhatikan managerial skill, untuk bisa menjadi entrepreneur sejati, maka seyogianya dibangun leadership dan untuk bisa menjadi leader yang mumpuni maka seyogianya membangun learning culture untuk membangun diri sendiri. Proyek sosial ini berbasis budaya karena anak jalanan akan melihat permasalahan budaya yang ada yaitu budaya yang hampir punah dengan menghidupkannya kembali, salah satu contoh adalah dengan membuat souvenirs berbentuk perahu pinisi. Perahu pinisi merupakan lambang dari Kabupaten Bulukumba tempat dimana saya tinggal dan menuntut ilmu, Kabupaten Bulukumba berada di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan kota berlayar. Sasaran proyek ini akan mengajak seluruh elemen masyarakat terutama mahasiswa, pengrajin perahu pinisi, dan anak jalanan dimana mereka akan membuat souvenirs perahu pinisi berupa gantungan kunci, miniatur pinisi dan sebagainya dan hasilnya akan bernilai ekonomi. Saya mulai mencetuskan ide ini sejak tahun 2015 ketika menginjak bangku perkuliahan semester I, saat itu saya dimentori oleh dosen saya yang ahli dibidang pendidikan. Karena keterbatasan dana dan kesibukan masing-masing, ide ini berhenti di tengah jalan. Meskipun demikian
saya masih sangat optimis untuk merealisasikannya. Proyek sosial ini sangat simple tetapi dapat memberikan dampak yang signifikan bagi anak jalanan. Itulah mengapa, saya sangat ingin merealisasikan ide ini. 4.
Perencanaan dan Budgeting
Perencanaan
Bulan
Aktifitas
Keterangan Oktober
November
Desember
Januari
Perekrutan Relawan
Perekrutan relawan yang ingin membantu dalam menjalankan project sosial ini. (Tidak dibutuhkan kriteria khusus, yang penting penuh semangat)
Mengumpulkan Anak Jalanan
Mengumpulkan anak jalanan yang mau ikut dalam proyek sosial ini.
Pencarian Lokasi
Pencarian basecamp/secretariat di tempat yang strategis dalam membantu proyek sosial ini.
Mulai Menjalankan Proyek
Mulai menjalankan proyek sosial ini, secara bertahap dan signifikan termaksud pendidikan entrepreneuship berbasis budaya.
Produksi Dan Ditribusi
Produksi dan ditribusi souvenirs berbentuk perahu pinisi.
Pengenalan Proyek Sosial Ke Masyarakat.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, proyek sosial ini akan diperkenalkan di publik, kemudian akan berjalan mulai hingga seterusnya.
Budgeting No.
Keperluan
Ketentuan
Keterangan
1.
Sewa lokasi
Kursi sebanyak 30 buah Meja 15 buah Sebuah papan tulis 2 buah spidol dan Tinta Penghapus
Rp.7.250.000
Sewa lokasi adalah hal yang sangat penting dalam proyek sosial ini, kemudian kebutuhan didalamnya juga berperan penting.
2.
Produksi dan distribusi
Alat dan bahan pembuatan Proses pendistribusian
Rp.750.000
3.
Pengenalan Proyek Pembuatan akun sosial media sosial Pencetakan spanduk, poster, dan browsur.
Rp.200.000
Alat dan bahan yang diperlukan dalam produksi dan distribusi souvenirs ini adalah poin utama dalam proyek sosial ini. Perlu penyebarluasan dalam proyek sosial ini agar masyarakat luas tahu.
4.
Biaya tak terduga
Rp.1.800.000
Total Biaya
5.
Harga Total
RP.10.000.000
Hambatan dan Tantangan
Hambatan 1. Belum memiliki mentor atau inkubator dalam menjalankan project ini. 2. Tidak semua anak jalanan ingin mengikuti proyek sosial.
Tantangan 1. Belum ada sosial project berbasis budaya seperti ini yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi anak jalanan, saya tertantang untuk memulainya.
2. Semangat saya untuk mengurangi angka anak jalanan tidak pernah berhenti dan banyak teman saya ingin berpartisipasi dalam proyek sosial ini, hal ini juga yang membuat saya untuk menjadikan ide ini nyata. 3. Tantangan berikutnya adalah saya ingin membuat semua anak jalanan dapat melakukan kegiatan ekonomi sekaligus dapat melestarikan kearifan lokal.
DAFTAR PUSTAKA Arief, Armai. Upaya pemberdayaan anak jalanan. Diakses melaui (http://anjal.blogdrive.com) pada tanggal 29 januari 2017 Prawira, Reihansyah. Tentang Anak Jalanan. Diakses melalui www.reihansyah23.blogspot.co.id pada tanggal 29 Januari 2017 KEMENSOS. 2015 sekilas tentang masalah anak jalanan. Diakses melalui www.kemensos.go.id pada tanggal 30 januari 2017