PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA AKTIVITAS INFUSA KULIT BUAH SALAK SEBAGAI ANTIDIABETES MELALUI INHIBISI ENZIM ALPHA-AMILASE
BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh: Sherly Melita ; 10618088; 2018 Alvina Damayanti; 10618009; 2018 Endita Fachrijah Dayanti; 10118071; 2018
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri 2018
i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1.
Judul Kegiatan
:
Aktivitas Infusa Kulit Buah Salak Sebagai Antidiabetes Melalui Inhibisi Enzim Alpha-Amilase
2.
Bidang Kegiatan
:
PKM-P
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap
:
SHERLY MELITA
b.
NIM
:
10816088
c.
Jurusan
:
S1-KEDOKTERAN GIGI
d.
Perguruan Tinggi
:
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
e.
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
JURANGSAPI RT 48 RW 16 KEC.TAPEN KAB.BONDOWOSO
f.
Email
[email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis 5.
: 4 Orang
Dosen Pendamping a.
Nama Lengkap dan Gelar
ATIQOH ZUMMAH, : S.Si., M.Sc
b.
NIDN/NIDK
: 2017.0844/0711119101
Alamat Rumah dan No Tel./HP
Palon-Paciran, Lamongan : /085732993268
c. 6.
:
Biaya Kegiatan Total a. Kemristekdikti
: Rp 10.000.000
b.
: -
Sumber lain
7. Jangka Waktu Pelaksana an
: 5 Bulan
ii
Kediri, 24 Desember 2018
Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua
Ketua Pelaksana Kegiatan,
Jurusan/Departemen/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa (
)
(
NIP/NIK.
) NIM.
Wakil Rektor Bidang Kemaha siswaan/ Direktur
Dosen Pendamping,
Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,
(
) NIP/NIK.
(
)
NIDN/NIDK.
iii
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul
.................................................................................
i
Halaman Pengesahan
.................................................................................
ii
Daftar Isi
.................................................................................
iv
1.1 Latar Belakang
.................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
.................................................................................
2
1.3 Tujuan Penelitian
.................................................................................
2
1.4 Manfaat
.................................................................................
2
2.1 Salak
.................................................................................
3
2.1.1 Deskripsi
.................................................................................
3
2.1.2 Klasifikasi
.................................................................................
4
2.1.3 Jenis-Jenis
.................................................................................
5
2.1.4 Kandungan dan Khasiat
.................................................................................
2.2 Diabetes
.................................................................................
6
2.2.1 Definisi
.................................................................................
6
2.2.2 Gejala
.................................................................................
6
2.2.3 Macam-Macam
.................................................................................
7
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.3 Enzin Alpha-Amilase
.................
10
2.4 Hasil Penelitian Pengaruh Kulit Salak Terhadap Kadar Gula Darah
.................
10
.................................................................................
12
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
iv
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
.................................................................................
3.3 Pembuatan Ekstrak Air Kulit Salak 3.4 Pengujian Aktivitas Enzim Alpha-Amilase
................................................................... ............................................................................
12 12 12
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
.................................................................................
13
4.2 Jadwal Kegiatan
.................................................................................
13
................................................................................
14
................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRANLAMPIRAN
v
BAB 1 PENDAHULUAN 1)
Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010). Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya selsel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008). Berdasarkan Perkeni tahun 2011 Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan karakteristik 11 hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan gangren. Diabetes Mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Terdapat 1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Penderita DM di Indonesia sebanyak 4,5 juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di dunia. Sekarang angka ini meningkat menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan menjadi 12,4 juta pada tahun 2025 atau urutan kelima di dunia (Tandra, 2008). Penyandang Diabetes Melitus memiliki risiko terkena penyakit jantung 2-4 daripada orang yang non diabetes melitus. Kemenkes RI (2013) menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan prevalensi 1,1 bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007 (Kemenkes RI, 2013). Prevalensi diabetes se-Indonesia diduduki oleh provinsi Jawa Timur karena diabetes merupakan 10 besar penyakit terbanyak. Jumlah penderita DM menurut Riskesdas mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2013 sebesar 330.512 penderita (Kemenkes RI, 2014). Salah satu obat yang digunakan untuk terapi penyakit diabetes mellitus tipe II adalah quersetin, akarbosa dan miglitol. Obat tersebut digunakan sebagai inhibitor enzim -glukosidase yang mencegah terjadinya degradasi karbohidrat kompleks menjadi glukosa, namun obat sintetik ini dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti perut kembung, diare, dan
1
hepatitis (Nampoothiri dkk., 2011). Oleh karena itu, perlu digalakan penelitian untuk menemukan obat untuk terapi diabetes yang aman. Salah satu alternatif pengobatan penyakit diabetes yang aman yaitu dengan memanfaatkan bahan alam berupa obat obatan herbal. Bahan-bahan alam yang telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai antidiabetes adalah kulit buah salak. Saat ini penelitian kulit buah salak masih sedikit dilaporkan. Menurut penelitian Deng (2012),kulit buah salak mengandung TPC (Total Phenolic Content) sebesar 3,28 ± 0,42 mg GAE/g kulit buah. Dan kulit buah salak juga memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai FRAP (Ferric-Reducing Antioxidant Power) sebesar 0,74 ± 0,10 μmol Fe(II)/g, nilai TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant Capacity) sebesar 4,50 ± 0,22 μmol Trolox/g kulit buah (Deng, dkk., 2012). Hasil uji fitokimia menunjukkan kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid. Kandungan flavonoid di dalam ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah3 . Ekstrak etanol kulit buah salak mengandung metabolit sekunder alkaloid, polifenolat, flavonoid, tanin, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen. 2)
3)
4)
Rumusan Masalah Bagaimanakah aktivitas ekstrak infusa kulit buah salak terhadap enzim alpha-amilase ? Tujuan Penelitian a) Melakukan estraksi secara infusa kulit buah salak dengan variasi pelarut, yaitu air, etanol dan n-heksana. b) Mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak infusa kulit buah salak terhadp enzim alpha-amilase. Manfaat a) Meningkatkan nilai guna kulit buah salak yang memiliki potensi untuk dikembangkan dibidang kesehatan. b) Menghasilkan alternatif obat yang dapat digunakan sebagai kandidat antidiabetes yang aman.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Salak ( Sallacca edulis ) 2.1.1 Deskripsi buah salak ( Sallacca edulis ) Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Palmae yang diduga dari Pulau Jawa. Ternyata tidak hanya di Indonesia, salak juga dapat tumbuh dan menyebar di Malaysia, Filipina, Brunei, dan Thailand (Widyastuti, 1996). Tanaman salak ini tumbuh secara berumpun dan tinggi tanamannya dapat mencapai 7 m, tetapi ratarata yang tumbuh tidak lebih dari 4,5 m. Tanaman ini merupakan tanaman berumah dua yang dapat menghasilkan bunga jantan terpisah dengan tanaman yang menghasilkan bunga betina. Batang berduri hampir tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat. Daun tersusun berbentuk roset seperti pedang dengan panjang antara 2,5 – 7 m. Bunga jantan dan bunga betina merupakan bunga majemuk yang masingmasing tersusun dalam bunga tongkol. Buah tersusun dalam tandan yang masing-masing muncul dari ketiak daunnya. Buah yang dihasilkan biasanya berbentuk bulat atau bulat telur terbalik dengan bagian pangkal meruncing. Kulit buah salak ini mempunyai sisik dan tersusun rapih seperti genteng. Warna buah salak ini beragam dari kuning 5 sampai hitam. Tiap buah salak terdiri dari 3 septa daging buah. Rasanya bervariasi, ada yang manis, asam, sepat atau kombinasi dari ketiganya (Widyastuti, 1996). Tanaman salak dapat tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia. Akan tetapi, untuk dapat tumbuh dengan produktif tanaman ini membutuhkan lingkungan yang ideal. Ketinggian tempat yang diinginkan berkisar antara 1 – 400 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 200 – 400 mm /bulan. Suhu udara harian daerah antara 20o – 30oC dan terkena sinar matahari antara 50 – 70% menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhannya. Jenis tanah yang ideal adalah tanah yang gembur, mengandung bahan organik, dengan air tanah yang dangkal, dan mampu menyimpan air tetapi tidak mudah tergenang (Widyastuti, 1996). Buah Salak yang sudah mencapai umur 6 – 7 bulan umumnya sudah dapat dipanen sejak hari penyerbukan. Buah yang dipetik pada umur tersebut sudah masak, rasanya manis, beraroma salak dan masir. Cara pemanenan buah salak biasanya dilakukan dengan memotong tangkai tandannya menggunakan sabit. Buah salak dalam satu tandan memiliki kematangan yang tidak seragam, maka dari itu dilakukan petik pilih dari tandannya (Mandiri, 2010). Buah salak yang sudah matang ditandai 3
dengan sisik yang jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) bila ditekan terasa lunak, warnanya mengkilat dan mudah terlepas bila dipetik dari tandannya (Mandiri, 2010). Buah salak terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit buah, daging buah yang diselubungi selaput tipis dan bijinya. Menurut Direktorat Gizi (1976) bagian yang dapat dimakan dari buah salak adalah 50%. Buah salak meruapkan salah satu buah yang dapat dijadikan sumber kalori. Selain itu buah salak merupakan sumber mineral. Kandungan kalsium, fosfor dan zat besi realtif besar, yaitu masing masing 28,0 g; 18,0 g dan 4,2 g tiap 100 gram daging buah salak (Direktorat Gizi, 1976). Salak mengandung antioksidan yang tinggi berupa asam askorbat sebesar 129,34mg/100gr (Kurniawati.2010). Menurut hasil penelitian Haruenkit (2007), dalam buah salak mengandung polifenol total sebesar 217,1 ± 13,2 mg GAE (gallic acid equivalent)/100 g berat segar. Buah salak memiliki aktivitas antioksidan yang diukur dengan metoda DPPH dan ABTS berturut-turut sebesar 110,4 ± 7,9 dan 1507,5 ± 70,1 µM TE (micromolar trolox equivalent)/100 g berat segar (Haruenkit, dkk., 2007). Buah salak mengandung senyawa bioaktif dengan jumlah tinggi, sehingga mempengaruhi profil lipid plasma secara positif dan mempunyai aktivitas antioksidan terhadap tikus yang diinduksi kolesterol (Leontowich, dkk., 2006). Saat ini penelitian kulit buah salak masih sedikit dilaporkan. Menurut penelitian Deng (2012), kulit buah salak mengandung TPC (Total Phenolic Content) sebesar 3,28 ± 0,42 mg GAE/g kulit buah. Dan kulit buah salak juga memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai FRAP (Ferric-Reducing Antioxidant Power) sebesar 0,74 ± 0,10 µmol Fe(II)/g, nilai TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant Capacity) sebesar 4,50 ± 0,22 µmol Trolox/g kulit buah (Deng, dkk., 2012). Berdasarkan penelitian Fitrianingsih (2014), ekstrak etanol kulit buah salak mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 229,27 ± 6,35 µg/mL. Berdasarkan penelitian di Shiga-Jepang pemberian antioksidan vitamin E dapat memperbaiki komplikasi diabetes, memperbaiki fungsi ginjal, menormalkan hipertensi pada hewan uji yang menderita DM tipe 2 hal ini menunjukkan bahwa stres oksidatif berperan dalam perkembangan diabetes nefropati dan antioksidan sebagai terapeutik DM tipe 2. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa pemberian α-tocopherol ternyata dapat mencegah diabetes dan melindungi gangguan ginjal pada tikus. Pemberian diet yang kaya tocotrienol dapat menurunkan kadar glukosa darah dibanding pada hewan uji kontrol. Pemberian vitamin E setiap hari selama 4 bulan pada pasien ternyata dapat melindungi dari diabetes nefropati (Steelsmith,
4
2001; Schoenhals, 2005). Kandungan polifenol sebagai antioksidan dan tannin yang terdapat pada kulit buah salak berpotensi memiliki aktivitas antihiperglikemia. Maka dari itu dilakukan pengujian aktivitas antihiperglikemia dari ekstrak etanol kulit buah salak. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas antihiperglikemia ekstrak etanol kulit buah salak sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan yang berguna bagi kesehatan dan menjadi salah satu solusi terapi penyakit diabetes mellitus. 2.1.2 Klasifikasi salak (salacca edulis) Tanaman salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Steenis, 1975; Tjitrosoepomo, 1988): Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Monocotyledoneae Ordo : Principes Familia : Palmae Genus : Salacca Spesies : Salacca zalacca (Gaert.) Voss. Sinonim : Salacca edulis Reinw. 2.1.3 Jenis-jenis Salak Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang
5
berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi (Balai Informasi Pertanian:1992). 2.1.4 Kandungan dan khasiat kulit salak Menurut Saputra (2008) kulit salak mengandung unsur aktif. Keseluruhan unsur aktif tersebut bekerja secara bersamaan pada tubuh pasien untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Diantara unsur aktif yang terkandung di dalam kulit salak yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes adalah: A. Ferulic Acid dan Proline ; senyawa yang mendorong terbetuknya kolagen dan elastin (dua unsure penting untuk memulihkan jaringan). B. Cinnamic acid derivatives; senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel. Zat zat diatas berperan penting dalam proses perbaikan pancreas pada penderita diabetes tipe I. C. Arginin; senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products & Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II. D. Pterostilbene; senyawa ini merupakan zat anti diabetes dan berperan langsung dalam menurunkan kadar gula darah. 2.2
Diabetes 2.2.1 Pengertian Diabetes adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah (IDF, 2015). Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya (Perkeni:2011) Penyakit ini merupakan suatu keadaan yang memengaruhi kemampuan endokrin pankreas untuk memproduksi atau menggunakan hormon insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas . Insulin diperlukan untuk mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh di mana ia digunakan sebagai energi. Kurangnya, atau ketidakefektifan, insulin pada orang dengan diabetes berarti bahwa glukosa tetap beredar di dalam darah (IDF, 2015). Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar, Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2016 telah mencapai 420 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, jumlah ini
6
diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2016). 2.2.2 Gejala Diabetes Karena kekurangan insulin dan memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah, maka beberapa gejala yang umum bagi penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara umum, beberapa gejala yang terjadi antara lain: A. Sering buang air kecil B. Sering merasa sangat haus C. Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi sinyal lapar D. Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula ke dalam sel-selnya, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk mendapatkan energi. E. Sering kesemutan pada kaki atau tangan. F. Mengalami masalah pada kulit seperti gatal atau borok. G. Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh. H. Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena penderita diabetes tipe 1 sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak, mudah merasa lelah. (Gustaviani R:2006) 2.2.3 Macam-macam Diabetes Ada 2 macam diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 karena masalah jumlah insulin yang kurang bukan karena pankreas tidak bisa berfungsi baik. A. Diabetes Tipe I Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitusatau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin. Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anakkarena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas
7
tidak dapat menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah. 1. Penyebab Diabetes Tipe 1 Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Karena kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena: a. Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena diabetes. b. Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. c. Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang menderita diabetes. 2. Perawatan Diabetes Tipe 1 Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap hari. Umumnya dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung bila dimasukkan lewat mulut. Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh. B. Diabetes Tipe 2 Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.
8
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap. 1. Penyebab Diabetes Tipe 2 Penyebab diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 dapat diringkaskan sebagai berikut: a. Faktor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang mengalaminya. b. Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan cepat saji (fast food) yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat. c. Kadar kolesterol yang tinggi. d. Jarang berolahraga. e. Obesitas atau kelebihan berat badan. Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin. 2. Perawatan Diabetes Tipe 2 Perawatan diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin. Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai (Suyono . S:2006)
9
2.3
Enzim Alpha-amilase Enzim amilase merupakan enzim yang mampu bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis pati oleh air membentuk gula. Gula merupakan produk konstituen utama dalam industri makanan dan minuman (Widiasa:2007). Enzim α-amilase memiliki nama kimiawi, yaitu endo-1,4-α-D-glucan glucohydrolase, EC Enzim α-amilase merupakan enzim ekstraseluler yang mampu memotong ikatan 1,4-α-D-glikosidik antara monomer glukosa pada rantai linier amilosa. Enzim ini dikategorikan sebagai endoenzim karena pemotongan pati dilakukan secara acak dari dalam (Pandey: 2000). Enzim αamilase disusun oleh protein. Protein yang tersusun dalam enzim terdiri dari 3 domain, yaitu domain A, B, dan C sesuai Gambar 1. Domain A yang ditandai dengan warna merah merupakan domain terbesar berbentuk seperti super struktur barrel (β/α)g. Domain B yang ditandai dengan warna kuning. Domain B menempel dengan domain A karena ikatan disulfida serta berada di antara domain A dan C. Domain C yang ditandai dengan warna biru memiliki struktur lembaran β yang terhubung dengan domain A karena adanya rantai polipeptida sederhana. Sisi aktif enzim yang ditandai dengan warna hijau merupakan rantai panjang, terletak di bagian akhir gugus karboksil domain A dan B. Enzim juga dilengkapi dengan ion kalsium yang ditandai dengan bola biru dan ion klorida yang ditandai dengan bola kuning. Ion kalsium berperan sebagai stabilisator dan activator allosteric (Souza:2010). Beberapa enzim memiliki lebih dari satu bagian aktif untuk mengikat substrat supaya enzim dapat mengikat substrat lain ketika sudah terikat dengan suatu substrat tertentu. Sifat enzim inilah yang disebut sebagai allosteric (Shuler:2002). Enzim αamilase bersifat calsium metalloenzymes sehingga tidak dapat berfungsi tanpa adanya ion kalsium (Stein:1964).
2.4
Hasil Penelitian Pengaruh Kulit Salak Bagi Kadar Gula Darah Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, dkk (2016) kandungan karbohidrat, protein, kapasitas antioksidan dan IC50 berturut-turut untuk masing-masing komposisi yaitu (1) komposisi 1% : -0,04%; 0,21%; 20,70 ppm, 426,58 ppm; (2) komposisi 5% : 0,82%; 0,20%; 73,40 ppm; 151,41 ppm; (3) komposisi 10% : 0,93%; 0,20%; 110,29 ppm; 87,11 ppm; (4) kulit salak : 28,14%; 44,90%; 215,10 ppm; 56,10 ppm, (5) non komposisi :1,00 %; 0,00%; 25,73 ppm; 92,18 ppm. Kandungan gizi yang paling berpotensi pada ekstrak kulit salak yang akan menjadi produk teh kulit salak adalah kandungan antioksidannya. Kandungan antioksidannya memiliki tingkat kekuatan aktif pada kulit salak dan komposisi campuran 10%.
10
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dea Nurafifah (2018) aktif dari ekstrak kasar etanol kulit buah salak manonjaya adalah fraksi etil asetat dengan nilai rendemen tertinggi 0.94%, kadar fenolik total tertinggi 1087 mg ekuivalen asam galat/g ekstrak, kadar flavonoid total tertinggi 150 mg ekivalen kuersetin/g ekstrak, penghambatan α-glukosidase paling kuat berdasarkan persen inhibisi 64.43% dan yang memberikan spot teraktif sebagai inhibitor α-glukosidase. Profil senyawa aktif yang berperan sebagai senyawa antidiabetes ialah flavonoid dari golongan glikosilflavon dan flavon. Aktivitas antidiabetes menggunakan ikan zebra, menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah salak manonjaya dari ekstrak kasar etanol dan fraksi etil asetat dapat menurunkan kadar gula darah ikan zebra yang diinduksi dengan aloksan.
11
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan rancangan penelitian pengembangan (Development Research). 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu kulit buah salak (salacca zalacca) . Akuades, enzim α-amilase merk Liquozyme Supra berasal dari Lapak Sagu, buffer fosfat pH 7 berasal dari Panadia, pati, kertas saring Whatman No. 1 didapat dari CV.Makmur Sejati, dan reagen Nelson Somogy berasal dari Chemix Yogyakarta. Alat yang digunakan yaitu oven merek Memmert, blender, magnetic stirrer merek Thermo Scientific S131125Q Cimarec, sentrifuse merek Wina Instrument Type 501, erlenmeyer, gelas ukur, neraca analitik merek Mettler Toledo, ayakan 80 mesh, spektrofotometer merek Genesys 10S UV-Vis, inkubator merek Memmert, tabung reaksi, dan penangas air. 3.3 Pembuatan Ekstrak Air kulit salak (modifikasi Bhutkar dan Bhise, 2012) Kulit salak yang telah di kering lalu ditepungkan dan diayak dengan ayakan 80 mesh. 50 g tepung kulit salak ditambahkan 200 ml akuades. Lalu diletakkan pada rotary shaker selama 4 jam. Larutan kulit salah yang telah jadi kemudian disentrifuse pada 4000 rpm selama 10 menit. Diambil bagian supernatant (bagian cair). Ekstrak air lalu dikeringkan pada suhu 60oC untuk membentuk residu serbuk.Serbuk hasil pengeringan dilarutkan pada pelarut yang telah di sediakan untuk tahap selanjutnya. 3.4 Pengujian Aktivitas Enzim α-Amilase (modifikasi Wahyuni, 2015) Substrat atau larutan pati dibuat dengan konsentrasi 10 mg/ml. Masing-masing konsentrasi diambil 3,5 ml ditambahkan 3,5 ml buffer fosfat pH 7 pada tabung reaksi. Siapkan blangko berupa campuran akuades dan buffer fosfat pH 7 sebanyak 7 ml. Ditambahkan 1 ml enzim α-amilase pada larutan pati. Larutan pati dan blangko diinkubasi 37oC selama 30 menit. Ditambahkan HCl 1 N sebanyak 1 ml. Kemudian tambahkan 1 ml larutan iodine (yang sudah diencerkan 100x). Jika substrat berubah keruh atau terbentuk gumpalan, saring terlebih dahulu. Hasil penyaringan ditera absorbansinya pada panjang gelombang 620 nm, spektrofotometer UV Vis. Kurva standar pati dibuat dengan variasi konsentrasi larutan pati 2, 4, 6, 8, dan 10 mg/ml. Aktivitas enzim (unit/ml) = D [(Ro – R)/Ro] x 100
12
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No
Biaya (Rp)
Jenis Pengeluaran
1
Perlengkapan Yang Diperlukan
Rp 6.000.000
2
Bahan Habis Pakai
Rp 2.000.000
3
Perjalanan
Rp 1.000.000
4
Lain-Lain
Rp 1.000.000 Rp.10.000.000
Jumlah
4.2 Jadwal Kegiatan Bulan no
Kegiatan
1
Pra riset
2
Pengajuan judul
3
Penulisan proposal
4
Penyusunan proposal
5
Uji coba instrumen
6
Pengumpula n data
7
Analisis data
8
Penyusunan laporan
Oktober-18
November-18
Desember-18
1 2
1
1
3
4
2
3
4
2
3
4
Januari-19 1
2
3
Februari-19 4
1
2
3
April-19
Maret-19 4
1
2
3
13
4
1
2 3 4
DAFTAR PUSTAKA Balai Informasi Pertanian.1992. Budidaya Tanaman Salak. LIPTAN Lembar Informasi Pertanian. Palangkaraya-Kalimantan Tengah. Nopember. Dalam Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:2000. Dhyanaputri, I Gusti Ayu Sri, dkk . 2016. Analisis Kandungan Gizi Ekstrak Kulit Salak Produksi Kelompok Tani Abian Salak Desa Sibetan Ssebagai Upaya Pengembangan Potensi Produk Pangan Lokal. Meditory. Vol 4 No2. Firtianingsih, Sri Peni. Dkk. 2015. Aktivitas Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Kulit Buah Salak (Salacca Zalacca (Gaertner) Voss) Terhadap Mencit Diabetes yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Matematika & sains. Vol. 20 No. 1. Gustaviani .2006. R Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Penyakit Dalam. IV ed. Jakarta:FKUI. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 392. IDF, 2015. International Diabetes Federation Diabetes Atlas 7th edition. International Diabetes Federation. (2016). Diabetes Evidence Demands Real Action From The UnSummit On Non Communicable Diseases .www. International Diabetes Federation. Lathifah, Nur Lailatul. 2017. Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah Dengan Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol 5 No2. Pandey, A.; Nigam, P.; Soccol, C.R.; Soccol, V.T.; Singh, D.; Mohan, R., "Review: advances in microbial amylases", Biotechnol. Appl. Biochem. 31 (2000), 135– 152. Perkeni, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011, PB Perkeni. Pradipta Inna. 2011. Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Snack Bars Tempe dengan Penambahan Salak Pondoh Kering. Fakultas Pertanian: Universitas Sebelas Maret. Shuler, M.L.; Kargi, F., "Bioprocess engineering: basic concepts", 2nd Ed., Prentice Hall PTR, 2002. Sidik, 1998. Perkembangan Pemanfaatan Tumbuhan obat di Indonesia. Makalah Seminar Pengobatan Tradisional. Diakses pada tanggal 24 Desember 2018. Souza, P.M. de; Magalhaes, P. de O., "Application of microbial alpha-amylase in industry - a review", Brazilian Journal of Microbiology 41 (2010), 850-861.
14
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 137. Stein, E.A.; Hsiu, J.; Fischer, E.H, "Alphaamylases as calcium-metalloenzymes. I. Preparation of calcium-free apoamylases by chelation and electrodialysis", Biochemistry 3 (1964), 56–61. Suyono S. 2006. Diabetes Melitus di Indinesia. Buku Ajar Penyakit Dalam. IV ed. Jakarta:FKUI. Tandra, H., 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Widiasa, I.N.; Wenten, I.G.,"Combination of reverse osmosis and electrodeionization for simultaneous sugar recovery and salts removal from sugar wastewater", Reaktor 11 (2007), 91-97.
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. Ketua Kelompok a) Identitas Diri 1 Nama Lengkap
Sherly Melita
2
Jenis Kelamin
P
3
Program Studi
S1 Kedokteran Gigi
4
NIM
10618088
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Bondowoso,15 Mei 1999
6
Alamat E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
081235798263
b) Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat 1 2 3 c) Penghargaan Yang Pernah Diterima No
Jenis Penghargaan
Pihak Pemberi Penghargaan
Tahun
1 2 2. Anggota Kelompok Anggota 1 a) Identitas Diri 1 Nama Lengkap
Alvina Damayanti
2
Jenis Kelamin
P
3
Program Studi
S1 Kedokteran Gigi
4
NIM
10618009
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Pasuruan, 07 Februari 2000
6
Alamat E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
082234653169
16
b) Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat 1 2 3 c) Penghargaan Yang Pernah Diterima No
Jenis Penghargaan
Pihak Pemberi Penghargaan
Tahun
1 2 Anggota 2 a) Identitas Diri 1 Nama Lengkap
Endita Fachrijah Dayanti
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
S1 Farmasi
4
NIM
10118071
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Sumenep , 01 Agustus 2000
6
Alamat E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
085903608880
b) Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat 1 2 3 c) Penghargaan Yang Pernah Diterima No
Jenis Penghargaan
Pihak Pemberi Penghargaan
Tahun
1 2
17
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P Kediri, 24 Desember 2018 Ketua/Anggota Tim
__________________________
3. Dosen Pendamping a) Identitas Diri 1 Nama Lengkap
Atiqoh Zummah
2
Jenis Kelamin
P
3
Program Studi
D4 CTM
4
NIP/NIDN
2017.0844/0711119101
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Gresik, 11 November 1991
6
Alamat E-mail
[email protected]
7
Nomor Telepon/HP
085732993268
b) Riwayat Pendidikan Gelar Akademik
Sarjana
S2/Magister
Nama Institusi
Universitas Negeri Surabaya
Universitas Gadjah Mada
Jurusan/Prodi
Kimia
Kimia
Tahun Masuk-Lulus
2009-2013
2014-2016
S3/Doktor
18
c) Rekam Jejak Tri Dharma PT i. Pendidikan/Pengajaran No
Nama Mata Kuliah
1
Praktikum Kimia Farmasi II
2
PRAKTEK KIMIA KUANTITATIF
3
Prak. Kimia Analisa II
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Wajib/Pilihan
SKS
PRAKTEK KIMIA KUANTITATIF PRAKTEK KIMIA KUANTITATIF PRAKTEK KIMIA ANALISIS PRAKTEK KIMIA ANALISIS PRAKTEK KIMIA ANALISIS Praktikum Kimia Farmasi II PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I PRAKTIKUM KIMIA DASAR PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I PRAKTIKUM KIMIA DASAR
15
ILMU ALAM DASAR/IAD
16
BIOKIMIA
17
KIMIA ANALITIK
18
Kimia Inti dan Radiokimia
19
Ilmu Kealaman Dasar
20
KIMIA ANALITIK II
21
Praktikum Kimia Dasar I
22
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I
19
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PRAKTIKUM KIMIA DASAR PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I PRAKTIKUM KIMIA DASAR
23 24 25 26 27
Praktikum Kimia Farmasi II
28
Praktikum Kimia Farmasi II
29
Praktikum Kimia Farmasi II
30
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KIANTITATIF
31
Prak. Kimia Analisa II
32
Kimia Organik II
33 34
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KIANTITATIF PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KIANTITATIF
35
Kimia Dasar II
36
Praktikum Kimia Dasar II
37
HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI
38
BIOKIMIA
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS PRAKTIKUM KIMIA 40 ANALISIS PRAKTIKUM KIMIA 41 ANALISIS ii. Penelitian 39
No
Judul Penelitian
Penyandang Dana
Tahun
1
Aktivitas Antihiperuresemia Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Melalui Inhibisi Enzim Xantin Onksidase
KEMENRISTEK DIKTI
2018
20
iii. Pengabdian kepada Masyarakat Judul Pengabdian kepada No Masyarakat
Penyandang Dana
Tahun
1
Peningkatan Pengetahuan Penyakit Menular Seksual (PMS) Kepada Masyarakat Desa Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri
IIK
2017
2
Pemanfaatan Tananaman Obat Keluarga (TOGA)IIK
IIK
2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P Kediri, 24 Desember 2018 Dosen Pendamping
_____________________
21
LAMPIRAN 2 Justifikasi Anggaran
-Sarung Tangan
5
Harga Satuan (Rp) Rp 5.000
- Alat-alat gelas (Pyrex)
1
Rp 160.000
Rp 160.000
- Vacum evaporator
1
Rp 3.500.000
Rp 4.500.000
- Ayakan
2
Rp 35.000
Rp 75.000
-Gunting
3
Rp 10.000
Rp 30.000
-Kertas saring
24
Rp 5.000
Rp 120.000
-oven
1
Rp 400.000
Rp 400.000
-Blender
1
Rp 250.000
Rp 250.000
-Magnetic stirrer
1
Rp 1.050.000
Rp 50.000
-sentrifuse
6
Rp 50.000
Rp 300.000
-erlenmeyer
5
Rp 50.000
Rp 250.000
-neraca analitik
1
Rp 1.440.000
Rp 1.440.000
-spektrofotometer
2
Rp 150.000
Rp 300.000
-inkubator
1
Rp 700.000
Rp 700.000
-tabung reaksi
10
Rp 8.000
Rp 80.000
-Penangas air
1
Rp 50.000
Rp 50.000
1. Jenis Perlengkapan
Volume
Rp 25.000
Rp 8.460.000
-SUB TOTAL (Rp) 2. Bahan Habis
Nilai (Rp)
Volume
Harga Satuan(Rp)
Nilai (Rp)
- Kulit buah Salak (Salacca zalacca cortex fructus)
5kg
Rp. 10.000
-aquades
-
-
-enzim alpha-amilase
500 ml
Rp. 50.000
Rp 250.000
-buffer fosfat pH 7
500 ml
Rp 350.000
Rp 350.000
-Pati
500 ml
Rp 50.000
Rp 250.000
-etanol
500 ml
Rp 30.000
Rp 150.000
-n-heksana
500 ml
Rp 50.000
Rp 250.000
-SUB TOTAL (Rp)
Rp 50.000
Rp. 1.300.000
22
3. Perjalanan - Keperluan pembelian bahan - Keperluan ujicoba (kampus ke lokasi ujicobapp)
12L
Harga Satuan (Rp) Rp. 10.000/L
Rp. 120.000
12 L
Rp. 10.000/L
Rp. 120.000
Volume
Nilai (Rp)
- Lainnya -SUB TOTAL (Rp)
Rp. 240.000
TOTAL 1+2+3 (Rp)
Rp. 10.000.000
TERBILANG: Sepuluh Juta Rupiah
23
LAMPIRAN 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Alokasi Waktu (jam/minggu)
Uraian Tugas
No
Nama/NIM
Program Studi
Bidang Ilmu
1
ALVINA DAMAYANTI/10618009
S1KEDOKTERAN GIGI
Kesehan Gigi
15
Editing & Pendahulua n
2
ENDITA FACHRIJAH DAYANTI/10118043
S1-FARMASI
Farmasi
15
Tinjauan Pustaka
3
SHERLY MELITA/10618088
S1KEDOKTERAN GIGI
Kesehatan Gigi
15
Metode Penelitian
24
LAMPIRAN 4 KOP PERGURUAN TINGGI
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SHERLY MELITA
NIM
: 10618088
Program Studi
: S1-KEDOKTERAN GIGI
Fakultas
: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul “Aktivitas Infusa Kulit Buah Salak Sebagai Antidiabetes Melalui Inhibisi Enzim Alpha-Amilase” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya. Kediri, 24 Desember 2018 Mengetahui,
Yang menyatakan,
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa Materai Rp. 6000
(
) NIP/NIK.
(
)
NIM.
25