BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin dengan tanda-tanda sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lender bercampr darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada. (Saifuddin,2006). Persalinan dengan melakukan Laserasi pada ibu primipara terjadi karena adanya tindakan medis yaitu karena adanya indikasi tertentu atau yang biasa disebut episiotomi. Episiotomi adalah tindakan membuat luka perineum yang di sengaja untuk memperbesar muara vagina pada saat perineum dan vagina meregang sebelum keluar kepala bayi, biasanya karena adanya bayi besar.Selain itu laserasi perineum juga bisa terjadi karena ruptur perineum yaitu karena adanya robekan perineum secara alami yang lukanya tidak teratur, yang disebabkan adanya desakan kepala janin yang terlalu cepat atau bahu pada proses persalinan yang menyebabkan perlukaan pada perineum (Suherni, 2009). Primipara adalah seorang wanita yang sudah melahirkan satu kali satu janin atau lebih yang dapat bertahan hidup (levano, 2009). Seorang ibu primipara merupakan wanita yang pertama kali mempunyai anak dan akan menjadi seorang ibu. Seorang ibu primipara mempunyai keinginan yang sangat besar pada saat proses persalinannya agar aman tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan, karena hal tersebut dapat memotivasi seorang ibu primipara untuk lebih bnyak lagi pengetahuan tentang perawatan setelah melahirkan (Musiskah, 2014).
Dampak yang ditimbulkan dari nyeri perineum akan menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga banyak ibu dengan luka perineum jarang mau bergerak pascapersalinan sehingga dapat mengakibatkan banyak masalah diantaranya sub involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan perdarahan pascapartum. Ibu bersalin dengan luka perineum akan mengalami nyeri dan ketidaknyamanan.(Tamsuri dalam Rahmawati, 2013). Nyeri perineum timbul karena adanya kejadian robekan /laserasi perineum saat proses melahirkan. Nyeri perineum akan dirasakan secara berbeda pada setiap ibu post partum karena setiap ibu post partum memiliki kemampuan yang berbeda dalam beradaptasi dengan rasa nyeri. Kemampuan adaptasi tersebut bisa di sebabkan oleh karakteristik ibu post partum (Suherni, 2009). Perlukaan perineum merupakan perlukaan yang terjadi pada perineum saat persalinan dan 70% terjadi pada wanita yang melahirkan pervaginam (Chapman, 2006). Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umunya terjadi digaris tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu
panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar yang
menyebabkan nyeri pada perineum (Sukarni & Margareth dalam Timbawa, 2015). Penelitian Menurut Henderson (2005) sekitar 85% wanita yang melahirkan spontan pervaginam mengalami trauma perineum berupa 32-33% karena tindakan episiotomi dan 52% merupakan laserasi spontan (Triwik, 2017). World Health Organization (WHO) tahun 2009 menyebutkan terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin, angka ini diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24% dan pada usia 32-39 tahun sebesar 62% (Afandi, 2014). Pada tahun 2013 terjadi
57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes RI, 2013). Ramona T.Mercer adanya pencapaian peran maternal dalam merawat bayinya sendiri. Sikap pengasuh anak adalah sikap maternal keyaninan tentang pengasuhan anak. Dengan adanya perasaan dekat terhadap seorang anak akan mempengaruhi dalam proses rasa kasih sayang dan terbentuknya komitmen emosional seorang individu. (alligood, 2017) Kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah lakunya sebagai manusia dalam melaksanakan tanggung jawabnya guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Kemandirian ibu primipara dalam merawat bayi dan dirinya dipengaruhi oleh usia ibu, jumlah persalinan, tingkat kelelahan kondisi fisik ibu. Yang akan mempengaruhi kemampuan dan kemandirian ibu dalam merawat diri (mambela, 2017) Kemandirian merupakan kemampuan untuk berdiri sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atau segala tingkah lakunya sebagai manusia dalam melaksanakan tanggung jawabnya guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Kemandirian ibu nifas dalam merawat bayi dan dirinya dipengaruhi oleh usia ibu, tipe persalinan, dukungan, pengetahuan ibu, kondisi bayi, jumlah persalinan, tingkat kelelahan kondisi fisik ibu. Yang akan mempengaruhi kemampuan dan kemandirian ibu dalam merawat diri (mambela, 2017) Penelitian yang dilakukan oleh Tajun Mursidah Lubis dapat dikemukakan bahwa menunjukkan sebagian besar responden pada kategori usia reproduksi sehat yaitu 20-35 tahun. Hal tersebut sesuai teori bahwa seorang ibu akan sehat jika melahirkan pada usia antara 20-35 tahun karena pada saat itu organ reproduksi wanita dalam kondisi yang prima untuk menghadapi proses kehamilan dan kelahiran (Manuaba, 2007). Teori tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian ini bahwa pada golongan paritas primipara yang mengalami nyeri berat sebanyak 17 responden, sedangkan pada golongan paritas multipara yang mengalami nyeri berat hanya 12 responden. Mayoritas pada responden
multipara mengalami nyeri ringan, sebaliknya mayoritas responden primipara mengalami nyeri berat (mambela, 2017) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adriana Amorim Francisco mengemukakan bahwa nyeri perineum mempengaruhi sekitar sepertiga wanita primipara setelah persalinan dan mempengaruhi posisi dan aktivitas ibu. Bertolak dari latar belakang, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “hubungan tingkat nyeri sedang sampai berat pada perineum dengan kemandirian ibu primipara dalam merawat bayinya”. Penelitian ini dilakukan di samarinda kelurahan ………………………. Partisipan yang diambil ibu nifas primipara yang baru melahirkan dan pertama kali melahirkan mulai dari usia 20-34 tahun.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah
yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok penelitian adalah “Mengetahui apakah ada hubungan tingkat nyeri sedang sampai berat pada perineum dengan kemandirian ibu primipara dalam merawat bayinya Di …………………..”
C. Tujuan Penelitian Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan umum : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat nyeri sedang sampai berat pada perineum dengan kemandirian ibu primipara dalam merawat bayinya Di………………………
2. Tujuan Khusus : a. Untuk mengidentifikasi hubungan tingkat nyeri sedang sampai berat pada perineum dengan kemandirian ibu primipara dalam merawat bayinya di………………………. b. Mengidentifikasi kemandirian pada ibu primipara dalam merawat bayinya di……… c. Menganalisa hubungan tingkat nyeri sedang sampai berat pada perineum dengan kemandirian ibu primipara dalam merawat bayinya di…………………………
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberi wawasan baru bagi pembaca mengenai konsep dasar Tingkat Nyeri Perineum sedang smapai berat Dengan Kemandirian Ibu Primipara Dalam Merawat Bayinya. Penelitian ini juga berfungsi untuk mengetahui sinkron atau tidaknya teori dengan nyata yang terjadi dilapangan, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi sehingga disusunlah penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Manfaat praktis dari penelitian ini bagi rumah sakit adalah untuk menjadi pembelajaran bagi tim terutama perawat untuk dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. b. Bagi Perawat Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada pasien primipara.
c. Bagi Instansi Akademik Manfaat praktis bagi mahasiswa keperawatan dapat digunakan sebagai referensi
bagi
mahasiswa
Pendidikan
keperawatan
untuk
mengembangkan ilmu Hubungan Tingkat Nyeri Sedang Sampai Berat Pada Perineum Dengan Kemandirian Ibu Primipara Dalam Merawat Bayinya. d. Bagi Pasien dan Keluarga Manfaat praktis dari penelitian ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar pasien dan keluarga dapat lebih terbuka dalam setiap keluhan yang dialami akibat dari primipara dengan harapan pasien dapat merasakan lebih terang. e. Bagi Pembaca Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca yaitu menjadi pembanding informasi bagi orang yang membaca ini agar dapat mengetahui dan lebih mendalami bagaimana saja respon ibu primipara dengan tingkat kemandiriannya dalam merawat bayinya.
E. Penelitian Terkait 1. Penelitian ini Tajun Mursidah Lubis (2016), tentang Faktor-Fakto Yang Mempengaruhu Tingkat Kemandirian Ibu Dalam Merawat Diri Dan Bayinya Selama Periode Nifas , penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik convenience sampling, dan menggunakan uji bivariat dengan kolerasi spearman di paparkan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemandirian, berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemandirian ibu nifas p<0.05. 2. Penelitian ini Adriana Amorim Francisco, Mirian Hiromi Kinjo, Caroline de Souza Bosco, Renata Luana da Silva, Edilaine de Paula Batista Mendes5, Sonia Maria Junqueira Vasconcellos de Oliveira (2015), Association between perineal trauma and pain in primiparous women, penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode studi crosssectional nyeri akan diukur dengan skala nyeri numerik untuk periode tertentu, berdasarkan hasil analisa dapat disumpulkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Konsep Dasar Persalinan Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke jalan lahir yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), kelahiran spontan dengan persentasi belakng kepala berlangsung dalam 1824 jam yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu. Faktor – faktor penyebab dimulainya persalinan menurut 1. Faktor hormonal Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormone estrogen
dan progesterone.
Dimana progesterone
bekerja sebagai
relaksasi otot polos. Sehingga alirandarah berkurang dan hal ini menyebabkan
atau
merangsang
pengeluaran
prostaglandin, prostaglandin merangsang dilepaskannya oksitosin. Hal ini juga merangsang kontraksiuterus. Factor struktur uterus atau rahim membesar
dan
menekan,
menyebabkaniskemia otot-otot
sehingga mengganggu sirkulasi berkibatdegenerasi.Plasenta
yang
otot mengalami
Rahim
plasenta yang degenerasi
akan
mengakibatkansuplai nutrisi janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. 2. Faktor syaraf Karena
pemebesaran janin
dan masuknya
janin ke
panggul maka akan menekan danmenggesek ganglion servikalis yang akan merangsang timbulnya kontraksi uterus.(Prawirohardjo, 2017)