Proposal Donor Darah Dalam Perspektif2.docx

  • Uploaded by: Aris Nur Rohman
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Donor Darah Dalam Perspektif2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,681
  • Pages: 13
DONOR DARAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu syarat utama dalam upaya meneruskan dan mengekalkan nilai-nilai kebudayaan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan bagi masyarakat. Agar pendidikan dapat melaksanakan fungsinya sebagai agent of culture dan bermanfaat bagi manusia itu sendiri, maka diperlukan

acuan pokok yang

mendasarinya. Dalam menetapkan sumber pendidikan Islam para ahli seluruhnya sepakat bahwa yang menjadi sumber dalam pendidikan Islam adalah Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad yang dilakukan para ilmuan dalam menjawab fenomena yang muncul dan tidak tertera jawabannya secara terperinci dalam Al-Qur’an dan Hadits. Azra menekankan bahwa dasar-dasar pendidikan Islam dilekatkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya. Al Qur’an misalnya, memberikan prinsip yang sangat penting bagi pendidikan, yaitu penghormatan akal manusia, bimbingan Ilahinya, tidak menentang fitrah manusia, serta memelihara kebutuhan sosial. Dasar

pendidikan

Islam

selanjutnya

adalah

nilai-nilai

sosial

kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Qur’an dan Sunnah atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia. Dengan dasar ini, maka pendidikan Islam dapat di letakan di dalam kerangka logis, selain menjadi sarana transmisi pewarisan kekayaan sosial budaya yang positif bagi kehidupan manusia. (Abd Azis Albone 2008, 35-36). Nilai berhubungan erat dengan kegiatan manusia menilai. Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil suatu keputusan. Keputusan nilai dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau buruk,

manusiawi atau tidak manusiawi, religus atau tidak religius. Penilaian ini di hubungkan dengan unsur-unsur atau hal yang ada pada manusia, seperti jasmani, karsa, rasa, dan keyakinan. Sesuatu di pandang bernilai karena sesuatu itu berguna, maka di sebut nilai kegunaan, bila benar dipandang bernilai maka disebut nilai kebenaran, indah di pandang bernilai maka di sebut nilai keindahan (estetis), baik di pandang bernilai maka disebut nilai moral (etis), religius dipandai bernilai maka di sebut nilai ke agamaan. Oleh karena itu, nilai itu memiliki polaritas dan hierarkie yaitu; 1. Niilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan. 2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu urutan pentingnya.(Elly M. Setiadi dkk. 2006, 110). Agama Islam merupakan satu sistem akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan.(Mohammad Daud Ali 2013, 50). Agama Islam mempunyai hubungan erat dengan ajaran Islam yang di kembangkan oleh Ilmu-ilmu ke islaman. Sumber agama atau ajaran agama Islam, telah disebut di atas, ialah Al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan mempergunakan rakyu atau akal pikiran sebagai sumber ajaran

Islam ketiga, manusia yang

memenuhi syarat untuk menalar atau berijtihad mengembangkan komponen agama Islam yang terdiri dari akidah, syari’ah dan akhlak itu masing-masing dengan ilmu kalam, ilmu fikih dan ilmu tasawuf serta ilmu akhlak yang biasa di sebut ilmu-ilmu keislaman tradisional.(Mohammad Daud Ali 2013, 136). Donor darah merupakan bentuk

kegiatan

sosial

yang biasanya

diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), sebuah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. Penyumbang darah atau disebut donor darah adalah sebuah proses pengambilan darah dari seseorang yang sukarela guna disimpan di bank darah sebagai persediaan darah yang nantinya bisa digunakan untuk transfusi darah. Kegiatan penyumbangan darah ini biasa dilakukan secara rutin oleh Unit Donoh Darah (UDD) PMI pusat dan juga Unit Donor Darah regional. Serta dalam waktu tertentu juga diadakan donor darah di pusat-pusat keramaian, seperti

sekolah,

universitas,

pusat

perbelanjaan,

dan

kantor

perusahaan.

(https://islamedia.web.id 08/12/17 ).

B. Definisi Operasional 1. Donor Darah Donor Darah adalah orang yang menyumbangkan darahnya untuk maksud dan tujuan transfusi darah.(Tim Penyusun 2012, 10). yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah tindakan memasukan darah atau komponennya ke dalam sistim pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa di transfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih dan Tujuan transfusi darah yaitu menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang, seperti kehilangan darah besar karena trauma dan selama operasi dan di gunakan untuk mengobati anemia berat atau trombositopenia yang di sebabkan oleh penyakit darah. Jadi yang di maksud penelitianini, Donor Darah merupakan peran para pendonor dalam memberikan darahnya kepada siapa saja yang membutuhkan untuk menyelamatkan hidup manusia akibat bencana alam, kecelakaan operasi, perang dan berbagai penyakit yang lain dengan sukarela tanpa pamrih dalam tolong menolong yang di landasi ke ikhlasan beramal masyarakat. Nilai pahalanya di serahkan kepada Allah SWT semata. 2. Perspektif Perspektif adalah adalah peninjauan, tinjauan dan pandangan luas.1 Perspektif dalam kamus besar bahasa indonesia di artikan “sudut pandang dan pandngan”.2 yang peneliti maksudkan dengan istilah perspektif merupakam sudut pandang atau pandangan pendidikan agama Islam berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad yang dilakukan para ilmuan dalam menjawab fenomena yang muncul dan tidak tertera jawabannya secara terperinci dalam Al-Qur’an dan Hadits dalam penelitian Donor Darah Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam yang terdapat banyak manfaat bagi kehidupan yaitu menolong jiwa manusia serta nilai bagi pendonor dan pencari pendonor darah. 1

Widodo. Amd, DKK, Kamus Ilmiah populer, (Yogyakarta, 2001), hlm, 561. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:balai pustaka, 1994), hlm,760. 2

3. Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “pendidikan” dan agama”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan di beri awalan “P” dan akhira “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.” Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Istilah Pendidikan adalah terjemah dari bahasa yunani paedagogie yang berarti “pendidikan” dan paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut paedagogos. Istilah paeda gogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Berpijak dari Istilah di atas, pendidikan bisa di artikan sebagai usaha yang di lakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani

dan rohaninya

ke

arah

kedewasaan atau dengan kata lain, pendidikan ialah “bimbingan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakatnya. Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukan pendidikan adalah “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sementara itu, pengertian agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: “Kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewjiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.” Pengertian agama menurut Frezer dalam Aslam Hadi yaitu: “menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang di anggap mengatur dan menguasai jalanya alam semesta dan jalannya peri kehidupan manusia.” Sementara Itu, menurut M.A. Tihami pengetian agama yaiitu:

a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain alTha’at (ketaatan), al-Ibadat (ibadah), al-Jaza (pembalasan), al-Hisab (perhitungan). b. Dalam pengetian syara; al-din (agama) keseluruhan jalan hidup yang di tetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakan al-din karena kita (manusia) menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan) dan perbuatan. Agama dinamakan juga al-millah, karena Allah menuntut ketaatan kepada Rosul dan kemudian Rasul menuntut ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan Syara’ (syariah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup pada kita (manusia) melalui lisan Nabi Saw. c. Ketetapan Tuhan yang menyeru kepada makhluk yang berakal untuk menerima segala sesuatu yang di bawa oleh Rosul. d. Sesuatu yang menuntut makhluk berakal untuk menerima segala yang di bawa Rasullah Saw. Menurut Harun Nasution, ada beberapa pengertian atau definisi tentang Agama, yaitu: a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuataan gaib yang harus di patuhi. b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia. c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diri manusia dan yang memengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. d. Kepercayaan pada suatu kekuatan goib yang menimbulkan hidup tertentu. e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib. f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang di yakini bersumber pada kekuatan gaib. g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusiamelalui seoraang rosul.

Agama adalah aturan perilaku bagi umat manusia yang sudah di tentukan dan di komunikasikan oleh Allah Swt. Melalui orang-orang pilihan-Nya yang di kenal sebagai utusan-utusan, rasul-rasul, atau nabi-nabi. Agama mengajarkan manusia untuk beriman kepada adanya keesaan, dan supremasi Allah yang maha tinggi dan berserah diri secara spiritual, mental, dan fisikal kepada kehendak Allah, yakni pesan nabi yang membimbing kepada kehidupan dengan cara yang di jelaskan Allah. Dari keterangan dan pendapat di atas dapat di ketahui bahwa agama adalah peraturan yang bersumber dari Allah Swt., yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan sang pencipta maupun hubungan antarsesamanya yang di landasi dengan mengharap ridho Allah Swt. Untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan akherat. Lalu, pengertian Islam itu sendiri adalah “agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw., berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an, yang di turunkan kedunia melalui wahyu Allah Swt.” Agama Islam merupakan sistem tata kehidupan

yang pasti

bisa menjadikan manusia damai, bahagia, dan

sejahtera.Pengetian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang di ungkapkan Sahilun A. Nasir, yaitu: Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni ajaran Islam itu benar-benar di pahami, diyakini kebenaranya, diambilkaan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental.(Syafaat, aat dkk. 2008, 11-15). Sedangkan menurut Muhaimin (2003), bahwa pendidikan agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan Islam. Istilah “pendidikan Islam” dapat di pahami dalam beberapa perspektif yaitu: 1. Pendidikan menurut Islam, atau pendidikan yang berdasarkan Islam, dan/atau sistem pendidikan yang Islami, yakni pendidikan yang di pahami dan di kembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental

yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Alquran dan alsunah/hadis. Dalam pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam dapat terwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau di bangun dan di kembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut. Dalam realitasnya, pendidikan yang di bangun dan di kembangkan dari kedua sumber dasar tersebut terdapat beberapa perspektif, yaitu (1) pemikiran,

teori

dan

praktek

penyelenggaraannya

hanya

mempertimbangkan situasi konkret dinamika pergumulan masyarakat Muslim (era klasik dan kontemporer) yaang mengitarinya; (2) pemikiran, teori

dan

praktik

penyelenggaraannya

hanya

mempertimbangkan

pengalaman dan khazanah intelektual ulama klasik; (3) pemikiran, teori dan praktik penyelenggaraannya mempertimbangkan situasi sosio-historis dan kultural masyarakat kontemporer dan melepaskan diri dari pengalaman-pengalaman serta khazanah intelektual ulama klasik; (4) pemikiran, teori dan praktik penyelenggaraannya mempertimbangkan pengalaman dan khazanah intelektual Muslim klasik serta mencermati situasi sosio-historis dan kultural masyarkat kontemporer. 2. Pendidikan ke Islaman atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangaan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua ini dapat berwujud: (1) segenap kegiatan yang di lakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam dalam menanamkan dan/atau menumbangkan-ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk di jadikan sebagai pandangan hidupnya, yang di wujudkan dalam sikap hidup, yang dan di kembangkan dalam ketrampilan hidupnya sehari-hari; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak. 3. Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam.

Dalam arti proses bertumbuh–kembangnya Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban,sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Sampai sekarang. Jadi, dalam pengertian yang ketiga ini istilah ”Pendidikan Islam” dapat di pahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan ajaran agama, budaya dan peradaban umat Islam dari genersi ke generasi sepanjang sejarahnya. Sungguhpun demikian, dari beberapa definisi tersebut intinya dapat di rumuskan sebagai berikut: Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang di selenggarakan atau didirikan dengan niat untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikannya. Kata niat mengandung pengertian suatu usaha yang di rencanakan dengan sungguhsungguh, yang muncul dari hati yang bersih suci karenamengharap ridha-Nya, bukan karena interes-interes yang lain. Niat tersebut di tindak lanjuti dengan mujahadah, yakni berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan niat serta berusaha melakukan kebaikan atau konsisten dengan sesuatu yang di rencanakan. Kemudian di lakukan dengan muhasabah, yakni melakukan kontrol dan evaluasi terhadap rencana yang telah di lakukan. Jika berhasil dan konsisten dengan niat atau rencana semula, maka hendaklah bersyukur, serta berniat lagi untuk melaksankan rencana-rencana berikutnya. Sebaliknya jika gagal, atau kurang konsisten dengan rencana semula, maka ia segera beristighfar atau bertaubat kepada-Nya sambil memohon Pertolongankepada-Nya agar di beri kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan niat atau rencananya tersebut. (Muhaimin 2010, 6-9) Berdasarkan definisi dari istilah-istilah, keterangan tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa maksud judul: “Donor Darah Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam” adalah suatu pandangan pengkajian Pendidikan Agama Islam tentang dasar hukum dan nilai-nilai yang ada di dalam kegiatan donor darah untuk kemaslahatan umat manusia dalam tolong menolong sebagai makhluk sosial.

C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan definisi operasional tersebut di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perspektif Pendidikan Agama Islam Tentang Donor Darah ?

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui Pentingnya Donor Darah b. Mengetahui pandangan Pendidikan Agama Islam tentang Donor Darah 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain: a. Memberikan pengetahuan menanamkan rasa peduli terhadap sesama manusia sebagai ciptaan Allah SWT dalam berdonor darah. b. Memberikan pemahaman tentang Donor Darah menurut pandangan pendidikan agama Islam c. Untuk menambah pengetahuan peneliti pribadi maupun para praktisi tentang donor darah dalam perspektif pendidikan Agama Islam.

E.

Telaah Pustaka

Adapun tinjauan pustaka yang penulis lakukan sebagai sumber penulisan adalah sebagai berikut Buku dengan Judul Live Blood Analysis. Karya D’Hiru yang di terbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun 2013. Buku ini membahas tentang Darah, fungsi darah, peranan darah, serta mengungkap status kesehatan dan penyakit yang mengancam kepada manusia.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kepustakaan (Library Reseach)3 karena sumber datanya semata-mata didapatkan dari berbagai karya tulis ilmiyah baik itu melalui buku maupun dokumendokumen lainya dan menelaah buku-buku yang berasal dari literaturliteratur yang berhubungan dengan judul penelitian yang penulis teliti, baik secara langsung maupun tidak langsung membicarakan persoalan yang di teliti, dengan pendektan Kualitatif sebab penelitian tidak bermaksud untuk menarik kesimpulan yang sifatnya umum, akan tetapi untuk menggali dan mendalami tentang donor darah dalam pandangan pendidikan agama Islam. Untuk itulah penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula adanya analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut (Winarno Surakhmad, 1994: 131). Dengan demikian maka akan dapat dideskripsikan secara detail dan mendalam tentang

Donor Darah Dalam Perspektif

Pendidikan Agama Islam. 2. Sumber Data 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yakni mencari teori-teori, konsep-konsep dan preposisi yang sesuai dengan tema penelitian ini yang terdapat pada sumber primer yang berupa: slogan, buku, maupun sumber sekunder yang berupa: surat kabar, jurnal, majalah ilmiah, ataupun data internet. Data-data tersebut selanjutnya dipilih dan dipilah untuk kemudian dilakukan analisis data kualitatif. 4. Metode Analisis Data 3

Sutrisno Hadi, Metodologi Research,(yogyakarta Andi, 2004), Ed.II, hlm, 4

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami skripsi ini, maka akan penulis sajikan sistematika penulisannya, yakni sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan, yang menyajikan latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang Donor Darah Perspektif

pendidikan Agama

Islam yang terdiri dari uraian tentang pengertian nilai pendidikan Islam dan macam-macam nilai pendidikan Islam serta bentuk-bentuknya. Bab III menyajikan deskripsi singkat film Upin dan Ipin serial bulan Ramadhan, yang mana akan memuat kisah-kisah Upin dan Ipin dalam menjalani aktivitas sehari-hari sebagai seorang anak yang menjalankan ibadah puasa. Bab IV akan menyajikan hasil analisis penulis terhadap film Upin dan Ipin untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam film kartun tersebut. Bab kelima merupakan penutup, yang terdiri dari simpulan, saransaran dan kata penutup.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad Daud. (2013). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada. D’Hiru, (2013), Live Blood Analysis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Ep Zainal Abidin, Habibah Neneng, Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama Jakarta. Jakarta: Saadah Cipta Mandiri. Muhaimin, (2010), Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sutrisno, (1992), “Metodologi Research”,. Jogjakarta: Rineka Karya

Tim Penyusun. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Tim Penyusun. (2008). Balai penelitiaan dan Pengembangan Agama. Jakarta: Saadah Cipta Mandiri. Tim Penyusun, (2009). Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama

Related Documents


More Documents from "Jackjun"

Propsal Miftah.docx
December 2019 21
Buku Prestasi Santri
August 2019 40
Tugas Stroke.docx
May 2020 9
Nht.docx
June 2020 8