Nht.docx

  • Uploaded by: Nur Rohman
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nht.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,025
  • Pages: 10
Pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992 (dalam Muslimin, 2000 : 25). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Number Head Together adalah suatu Modelpembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006 : 12). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk 1992 (dalam Lie, 2008:35). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered Head Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan angka yang diletakkan diatas kepala dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam mengeksplor aktifitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Strategi ini pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dalam Suprijono (2009:92) Dalam Triyanto (2007:62) Numbered head together atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Menurut Arends (2008:15) pembelajaran kooperatif tipe numbered head together ini menggunakan pendekatan struktural yang telah dikembangkan oleh spencer kagan (1992), yang menekankan penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa yang dimaksudkan sebagai alternatif untuk struktur kelas tradisional, seperti resitasi, yaitu guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan dipanggil namanya. Struktur Kagan mengharuskan siswa untuk bekerja secara interindependen (saling bergantung) dikelompok-kelompok kecil dan ditandai oleh reward kooperatif dan bukan reward individual.

4. Tujuan Model Pembelajaran NHT Model pembelajaran NHT dalam penerapannya mempunyai beberapa tujuan. Menurut Ibrahim (2000: 28) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural: Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial: Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :  

Pembentukan kelompok; Diskusi masalah;



Tukar jawaban antar kelompok

5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran NHT Kagan (dalam Nurhadi 1999:66) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together adalah: 1. Penomoran (Numbering): guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 4 hingga 6 siswa dan member nomor sehingga tiap siswa dalam tim memiliki nomor berbeda, 2. Pengajuan Pertanyaan (Quenstioning): guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa, 3. Berfikir Bersama (Head Together): para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut, 4. Pemberian Jawaban (Answering): guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Purwanto (1999:56) mengemukakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together adalah: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan mengetahui jawabannya, 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, 6. Kesimpulan Menurut Ibrahim (2000: 29) langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together adalah: Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap

orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. 6. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran NHT Menurut Ibrahim (2000:31) model pembelajaran NHT mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.

Menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab Setiap siswa menjadi siap semua. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.

Kelemahan metode Numbered Head Together sebagai berikut: 1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 3. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 4. Waktu yang dibutuhkan banyak. 5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:29), dengan tiga langkah yaitu : 1. Pembentukan kelompok; 2. Diskusi masalah 3. Tukar jawaban antar kelompok

Sintaks dalam pembelajaran NHT Menurut Kagen dalam Arends (2008:16) guru menggunakan empat fase sebagai sintaks NHT sebagai berikut : Fase-fase

Perilaku Guru Perilaku Siswa Guru membagi siswa Setiap siswa dalam tim mempunyai Fase 1. Penomoran menjadi nomor berbeda-beda,sesuai dengan (Numbering) beberapa kelompok atau jumlah siswa di dalam kelompok. tim yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi siswa nomor Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang Fase 2. Pengajuan sedang dipelajari Pertanyaan (Questioning) yang bervariasi dari yang Siswa menyimak dan menjawab spesifik hingga bersifat pertanyaan umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Misalnya “berapa jumlah gigi orang dewasa?” Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan Guru memberikan Fase3. Berpikir Bersama menjelaskan jawaban kepada bimbingan bagi kelompok (Heads Together) anggota dalam timnya sehingga siswa yang membutuhkan. semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan. -Guru menyebut salah satu nomor tertentu . -Setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas Fase 4. Pemberian Jawaban (Answering) Siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat -Guru secara random tangan dan berdiri untuk menjawab memilih kelompok yang pertanyaan harus menjawab pertanyan tersebut

Dari sintaks diatas kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29) menjadi enam langkah yaitu: Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Manfaat Pembelajaran NHT Menurut Slavin (2008:256) pembelajaran menomori bersama sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok, karena sebelumnya tidak diberi tahu siapa akan mewakili kelompok dalam mengemukakan jawaban sehingga setiap siswa menjadi lebih fokus. Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) mengemukakan, Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah: 1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. 2. Memperbaiki kehadiran.

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. Konflik antara pribadi berkurang. Pemahaman yang lebih mendalam. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Hasil belajar lebih tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran NHT Menurut Hill dalam Trianto (2007) menyebutkan bahwa kelebihan belajar kooperatif dengan metode struktural model NHT adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Meningkatkan prestasi siswa. Memperdalam pemahaman siswa. Menyenangkan siswa dalam belajar. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa. Mengembangkan rasa percaya diri siswa. Mengembangkan rasa saling memilki. Mengembangkan keterampilan-keterampilan masa depan.

Namun setiap model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan kelebihan, kekurangan model pembelajaran NHT sebagai berikut: 1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau menerapkannya. 2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh guru. 3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah Number Head Together (NHT). Teknik Belajar atau model pembelajaran Number head together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan peserta didik. Menurut Muslimin (2000) mengemukakan bahwa: “Pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja dalam kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward”. Menurut Kagan (2007) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.

Menurut Anita Lie (2007) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah suatu tipe dari pembelajaran kooperatif pendekatan structural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menurut Trianto (2007) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Sedangkan menurut Ahmad Zuhdi (2010) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Langkah-langkah kegiatan dalam NHT : Secara umum menurut Indrawati (2007) Langkah-langkah kegiatan dalam Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah sebagai berikut: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan.

Menurut Anita Lie (2002) prosedur Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah saat pemanggilan siswa untuk menjawab atau melakukan sesuatu yang dIpanggil adalah nomor kepala dari salah satu kelompok secara acak. Hal ini akan menyebabkan semua siswa harus siap. Dan penghargaan diberikan jika jawaban benar untuk nilai kelompok. Teknik ini memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam kelompok untuk saling memberikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Menurut Bobbi De Porter (2001) siswa akan belajar paling baik dalam lingkungan kerja sama. Belajar yang menekankan pada kerja sama diantara sesama siswa dalam suatu komunikasi belajar dapat lebih menggairahkan.

Menurut Ibrahim (2000:28) Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) memiliki unsur-unsur model belajar mengajar yaitu: a. Sintaks Adapun Sintak atau Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah sebagai berikut 1. Pendahuluan

Pada pendahuluan berisi tettang persiapan antara lain: a) Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c) Guru melakukan apersepsi d) Guru memberikan motivasi pada siswa 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti adalah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Fase 1 : Penomoran Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan : Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini guru memberikan pertanyan berupa lembar kerja siswa (LKS menggunakan Mcromedia Flash). Fase 3 : Berfikir bersama Berpikir bersama : Siswa berfikir bersama menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang berupa LKS dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Fase 4 : Menjawab Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan di depan kelas. 3. Penutup Penutup merupakan tahap evaluasi. a) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan. b) Siswa diberi PR dari buku paket atau buku panduan lain.

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Ahmad Zuhdi (2010:65) kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) : 1) Setiap siswa menjadi siap semua, 2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Sedangkan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) : 1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran numbered head together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Number head together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). Sedangkan menurut Trianto, (2011:62) Pembelajaran numbered head together (NHT) atau penomeran berpikir bersama adalah jenis pembelajarankooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Berbeda dengan Trianto,Anggraini (2012:21) menerangkan pembelajaran ini mempunyai karakteristik utama yaitu guru menunjuk satu siswa untuk mewakili kelompok, sebelumnya guru tidak memberi tahu siapa yang akan mewakili kelompok. Sedangkan Huda (2011: 3) menyatakan bahwa model NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan dapat meningkatkan kerjasama siswa. Manfaat Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran numbered headtogether (NHT) terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi. Menurut Ibrahim (dalam Hobri 2009:62) ada empat sintak yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran numbered head together (NHT) yaitu : 1.Penomoran Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. 2.Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula. 3.Berpikir bersama Setiap kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. 4.Menjawab pertanyaan Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomor-nya sama melaporkan hasil kerjasama kelompoknya untuk seluruh kelas. Pada sesi ini siswa tidak diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi ketika diskusi.

Apa saja kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya: 1.Meningkatkan prestasi belajar siswa 2.Mampu memperdalam pamahaman siswa 3.Menyenangkan siswa dalam belajar 4.Mengembangkan sikap positif siswa

5.Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa 6.Mengembangkan rasa ingin tahu siswa 7.Meningkatkan rasa percaya diri siswa 8.Mengembangkan rasa saling memiliki 9.Mengembangkan keterampilan untuk masa depan Referensi Bobbi DePorter, Mark Raerdon, Sarah S. Nourie. (2001). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Indrawati. (2007). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : PPPPTK IPA. Lie, Anita (2009). Cooperatif Kelas.Jakarta:Grasindo

Learning: Mempraktikan

Cooperatif

Learning

Di Ruang-Ruang

Popy K, Devi, (2007). Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung : PPPPTK IPA. Paulina Panen. 2004. Belajar dan Pembelajaran I. Jakarta: Universitas Terbuka. Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Ibrahim. H. M., Rachmadiarti, F., Nur, M., & Ismono. (2000) Pembelajaran kooperatif. Surabaya: University Press. Trianto. (2007) Pembelajaran Inofatif. Jakarta:Prestasi Pustaka Zuhdi, Ahmad.( 2010)Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher.

More Documents from "Nur Rohman"

Buku Prestasi Santri
August 2019 40
Tugas Stroke.docx
May 2020 9
Nht.docx
June 2020 8
Oil-analysis Cause Efect
October 2019 45
Oil Analysis Handbook
October 2019 47