Proposal Air Ketel Niken.docx

  • Uploaded by: Alfan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Air Ketel Niken.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,082
  • Pages: 18
Analisis Perancangan Ekonomizer untuk Meningkatkan Efisiensi Boiler serta Menekan Jumlah Konsumsi Bahan Bakar pada PLTU Suralaya Unit 8

I.

LATAR BELAKANG

Perindustrian di Indonesia kini semakin maju dan berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan semakin besar pula kebutuhan listrik yang merupakan infrastruktur primer dari sebuah Negara. Dan sebagai kebutuhan pokok bagi tiap orang tanpa memandang golongan dan status sosialnya, diperlukan pasokan listrik yang harus memadai kebutuhan suatu negara. Guna menopang segala sarana dan pra sarana dari sektor perindustrian di Indonesia, kebutuhan listrik merupakan sesuatu yang sangat vital dan harus dipenuhi. Salah satu pembangkit listrik yang masih menjadi pilihan utama adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU sampai sejauh ini mewakili sumber energi terbesar untuk pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu komponen pada PLTU adalah boiler. Boiler merupakan bagian penting pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Salah satu komponen terpenting dalam siklus pembangkit ini adalah boiler, dimana fungsi utama dari komponen ini adalah penghasil steam (uap) yang akan menggerakan turbin guna menghasilkan tenaga listrik. Air yang mengalir di dalam waterwall pada boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) di dalam ruang bakar (furnace) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi

uap. Proses pemanasan yang terjadi di dalam boiler memiliki suhu yang sangat tinggi, dimana suhu nya dihasilkan bisa mencapai 800°C - 900°C untuk memanaskan air yang mengalir pada waterwall. Salah satu cara untuk menaikkan efisiensi boiler yaitu dengan menggunakan sebuah alat yang bernama economizer. Fungsi economizer pada boiler adalah untuk memanaskan air pengisi boiler dengan memanfaatkan panas dari gas sisa pembakaran di dalam boiler. Dengan meningkatnya temperatur air pengisi boiler maka efisiensi boiler juga akan meningkat. Gas sisa pembakaran bahan bakar di dalam boiler masih mempunyai temperatur yang cukup tinggi. Dengan melewatkan gas sisa pembakaran melalui pipa-pipa economizer maka akan terjadi transfer panas yang akan di serap oleh pipa-pipa economizer dan panas tersebut diteruskan ke dalam air pengisi boiler yang terdapat di dalam pipa-pipa economizer. Economizer dirancang dalam dua konfigurasi konstruksi

dasar.

Economizer dibuat

dari pipa

boiler baja

melewati lembar tabung, seperti boiler firetube. Sebagai pembuangan efluen melewati atau sekitar tabung tersebut mengalihkan panas ke air umpan di sisi shell dari economizer . Desain ini berkaitan dengan efisiensi rata-rata 45-75 persen.Desain economizer alternatif yang mendapatkan penerimaan luas adalah horizontalhigh-efficiency condensing economizer.Desain ini dibangun dari exhaust stainless steel chest dan pipa penukar panas thin-wall high tensile. Air yang mengalir melalui tabung, yangdipasang di exhaust chest, menyerap panas transien gas buang. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah tekanan superheater, temperatur air umpan, temperatur uap, jumlah uap yang dihasilkan, jumlah konsumsi bahan bakar, dan nilai kalor pembakaran bahan bakar. Target pada penelitian kali ini yaitu menaikkan efisiensi boiler dengan menggunakan economizer. Pada economizer ini belitan pipa di dalamnya dirancang sehingga dapat menaikkan efesiensi boiler dan

diharapkan dapat menekan laju penggunaan bahan bakar pada PLTU itu sendiri.

II.

Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan yang telah di bahas di atas,

masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Pengaruh variasi ketebalan belitan pipa terhadap perpindahan panas pada economizer 2. Pengaruh suhu air keluaran economizer terhadap laju tekan penggunaan bahan bakar

III.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan belitan pipa terhadap perpindahan panas pada economizer 2. Untuk mengetahui pengaruh suhu air keluaran economizer terhadap laju penggunaan bahan bakar 3. Untuk mengetahui pengaruh perancangan economizer terhadap efisiensi boiler serta laju tekan bahan bakar

IV.

Batasan Masalah Untuk lebih memperjelas tujuan dari penelitian ini, maka dibuat

beberapa ruang lingkup masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya mengkaji perpindahan panas pada economizer PLTU Suralaya Unit 8 2. Penelitian ini hanya mengkaji penggunaan bahan bakar pada PLTU Suralaya Unit 8

V.

Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskritif

dimana metode ini bisa digunakan dalam penulisan skripsi fakultas teknik. Metode deskriktif yang digunakan penulis memiliki tujuan untuk melakukan pengecekan dan analisa rancangan ulang ekonomizer terhadap efisiensi dan penekanan laju bahan bakar pada boiler, karena dalam skripsi penulis memiliki judul Analisis Perancangan Ekonomizer untuk Meningkatkan Efisisensi Boiler serta Menekan Jumlah Konsumsi Bahan Bakar pada PLTU Suralaya. Lokasi penelitian dilakukan di Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang terletak di Jalan Raya Merak, Suralaya, Cilegon, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya Unit Pembangkitan 8. Waktu penelitian yang dilaksanakan, yaitu :

VI.

Mulai tanggal

: 1 Februari 2019

Selesai Tanggal

: 1 Mei 2019

Studi Literatur

1. Boiler Efisiensi boiler adalah sebuah besaran yang menunjukkan hubungan antara supply energi masuk ke dalam boiler dengan energi keluaran yang dihasilkan oleh boiler. Namun demikian, efisiensi pada boiler dapat didefinisikan ke dalam tiga cara yaitu: 1. Efisiensi Pembakaran 2. Efisiensi Termal 3. Efisiensi Bahan Bakar-Uap Air (Fuel-to-Steam) 1. Efisiensi Pembakaran Boiler secara umum menjelaskan kemampuan sebuah burner untuk membakar keseluruhan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar (furnace) boiler. Efisiensi tipe ini dihitung dari jumlah bahan

bakar yang tidak terbakar bersamaan dengan jumlah udara sisa pembakaran (excess air). Pembakaran boiler dapat dikatakan efisien apabila tidak ada bahan bakar yang tersisa di ujung keluaran ruang bakar boiler, begitu pula dengan jumlah udara sisa. Untuk

mendapatkan

efisiensi

pembakaran

yang

tinggi, burner dan ruang bakar boiler harus didesain seoptimum mungkin. Di sisi lain perbedaan penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi efisiensi pembakaran. Diketahui bahwa bahan bakar cair dan gas (seperti LNG dan HSD) menghasilkan efisiensi pembakaran yang lebih tinggi jika dibandingkan bahan bakar padat seperti batubara. Menghitung efisiensi pembakaran boiler tidaklah sulit, kita hanya perlu mengurangi jumlah total energi panas yang dilepas oleh pembakaran

dengan

energi

panas

yang

lolos

melewati stack (cerobong asap), dibagi dengan total energi panas.

ηcombustion = Qin − QlossesQin×100% ηcombustion = Qin − QlossesQin×100%

dimana, ηcombustionηcombustion : Efisiensi pembakaran boiler (%) QinQin : Energi panas total hasil pembakaran (kalori; Joule) QlossesQlosses : Energi panas lolos melewati cerobong asap (kalori; Joule)

Satu-satunya yang sulit dari efisiensi pembakaran adalah bagaimana mengejar angka yang paling optimal. Efisiensi pembakaran ditandai dengan terbakarnya keseluruhan bahan bakar di ruang bakar. Sedangkan parameter kontrol yang digunakan untuk memastikan keseluruhan bahan bakar terbakar, adalah jumlah udara sisa pembakaran (excess air) yang keluar melalui stack. Semakin banyak jumlah excess air yang keluar melewati cerobong asap, maka semakin kecil pula kemungkinan jumlah bahan bakar yang belum terbakar bisa melewati cerobong asap. Namun juga, semakin banyak jumlah excess air yang lolos melewati cerobong asap, jumlah energi panas yang lolos terbawa oleh udara sisa tersebut juga semakin banyak. Maka dari itu ada angka optimum dari besaran excess air, sehingga didapatkan efisiensi pembakaran boiler yang paling optimal.

Nampak pada ilustrasi grafik di atas bahwa semakin tinggi jumlah udara (oksigen) yang lolos melewati stack, maka akan semakin kecil jumlah bahan bakar termasuk karbon monoksida yang belum terbakar sempurna. Namun juga seperti yang telah kita bahas di atas, semakin tinggi jumlah excess air maka grafik efisiensi pembakaran kembali turun, tidak lain hal ini dikarenakan energi panas yang ikut lolos dengan udara sisa tersebut. Maka dapat dipastikan ada nilai paling optimum dari excess air sehingga didapatkan efisiensi pembakaran paling baik. Sebagai gambaran

saja, nilai excess air optimum untuk pembakaran gas alam adalah 5 hingga 10%, bahan bakar cair di angka 5 hingga 20%, dan 15 hingga 60% untuk pembakaran batubara. 2. Efisiensi Termal Boiler menunjukkan bagaimana performa boiler dalam hal fungsinya sebagai heat exchanger. Perhitungan efisiensi ini akan menunjukkan seefektif apa perpindahan energi panas dari proses pembakaran bahan bakar ke air. 3. Efisiensi Bahan Bakar-Uap Air (Fuel-to-Steam) Perhitungan Konsumsi Spesifik Bahan Bakar, Heatrate (Tara Kalor) ,dan Efisiensi Termal.

Keterangan gambar : Qin : Masukan kalor yang ditambahkan kWhb : kiloWatt jam brutto (energi yang dihasilkan terminal generator) kWhNu : kiloWatt jam neto unit pembangkit (energi bersih yag dihasilkan terminal generator/ unit pembangkit) kWhPS : kiloWatt jam pemakaian sendiri TM : Trafo Mesin (Generator Transformers) TPS : Trafo Pemakaian Sendiri (Main Auxillary Transformers) kWhNP : kiloWatt jam pusat pembangkit

Berdasarkan SPLN No. 80 tahun 1989, persamaan yang digunakan untuk menghitung konsumsi spesifik bahan bakar adalah sebagai berikut: 1. Pemakaian bahan bakar spesifik brutto ( B SFC )

2. Pemakaian bahan bakar netto ( SFCN )

Dimana : Qf : Jumlah bahan bakar yang dipakai (dalam liter) LHV : Nilai kalor bawah bahan bakar yang digunakan (dalam kJ/ kg atau kKal/ kg). HHV : Nilai kalor atas bahan bakar yang digunakan (dalam kJ/ kg atau kcal/ kg). kWhb : Jumlah kWh yang dibangkitkan generator (dalam kWh). kWhPS : Jumlah kWh yang dibutuhkan untuk pemakaian sendiri (dalam kWh). Mf : Berat bahan bakar selama pengujian (dalam kg)

Sedangkan, persamaan yang digunakan untuk menghitung tara kalor (heat rate) sebagai berikut: 1. Tara kalor brutto ( HRB )

2. Tara kalor netto ( HRN )

Dimana: Tara kalor unit brutto ( HRB ) adalah jumlah kalor bahan bakar dihitung berdasarkan nilai kalor bawah (LHV) untuk menghasilkan setiap kWh brutto. Tara kalor unit netto ( HRN ) adalah jumlah kalor bahan bakar yang dihitung berdasarkan nilai kalor bawah (LHV) untuk menghasilkan setiap kWh netto. Sedangkan, persamaan guna menghitung efisiensi termal adalah sebagai berikut:

Dimana: ηth : efisiensi termal (dalam persen, %) Tara kalor : dalam kKal/ kWh Besarnya efisiensi termal tergantung beban, makin tinggi beban makin besar efisiensinya. Efisiensi termal unit (ηth ) adalah presentase keluaran energi terhadap masukan kalor. Catatan : 1 kJ = 0,2388 kKal = 0,2948 BTU = 0,000277 kWh 1 kcal = 0,001163 kWh = 4,187 kJ 1 kWh = 859,845 kkal (IEC 46 1962) 1 kg = 2,205 lb 2. Ekonomiser Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular yang digunakan untuk memanaskan air umpan boiler sebelum masuk ke steam drum. Istilah economizer diambil dari kegunaan alat tersebut, yaitu untuk menghemat (to economize) penggunaan bahan bakar dengan mengambil panas (recovery) gas buang sebelum dibuang ke atmosfir. Biro Efisiensi Energi (2004) menyatakan bahwa sebuah economizer dapat dipakai untuk memanfaatkan panas gas buang untuk pemanasan awal air umpan boiler. Setiap penurunan 2200C suhu gas buang melalui economizer atau pemanas awal terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler. Setiap

kenaikan 600C suhu air umpan melalui economizer atau kenaikan 2000C suhu udara pembakaran melalui pemanas awal udara, terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler.

Kinerja

economizer ditentukan oleh fluida yang mempunyai koefisien perpindahan panas yang rendah yaitu gas. Kecepatan perpindahan panas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan koefisien perpindahan

panas

total

dengan

cara

mengatur

susunan

tubing/properti fin dan meningkatkan luas kontak perpindahan panas. Respon yang dihasilkan oleh economizer adalah efektifitas perpindahan panas dan biaya operasi. Efektifitas perpindahan panas adalah besarnya energi yang dapat terambil dari total jumlah energi yang dapat diserap. Semakin besar efisiensi perpindahan panas pada economizer, maka panas gas sisa yang terambil akan semakin banyak. Semakin besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi, maka alat tersebut semakin efisien. Biaya operasi economizer ditentukan oleh tenaga fan dan tenaga pompa. Fan digunakan untuk mengalirkan udara pembakaran ke boiler melalui economizer. Semakin banyak loop dan semakin rumit susunan tubing pada economizer maka tenaga fan yang dibutuhkan semakin besar. Pompa digunakan untuk mengalirkan air umpan boiler ke steam drum melalui economizer. Semakin panjang dan semakin banyak loop pada economizer, maka tenaga pompa yang dibutuhkan semakin besar. Respon yang optimum diperoleh menggunakan perancangan faktor yang mempengaruhi kinerja economizer sebagai berikut: a. Diameter luar tubing, yaitu besarnya diameter tube yang digunakan dalam menyusun economizer. Semakin besar diameter tube akan mengakibatkan efektifitas perpindahan panas semakin berkurang. b. Transversal spacing, yaitu menyatakan jarak antar tube sejajar ke arah lebar economizer. Semakin lebar jarak antar tube mengakibatkan proses induksi panas dalam economizer semakin berkurang, sehingga efektifitas perpindahan panas menurun. c. Kerapatan fin, yaitu banyaknya fin tiap inci yang dapat disusun

untuk menggabungkan beberapa tube dalam economizer. Semakin banyak fin yang tersusun akan mengakibatkan perpindahan panas tidak efektif karena jarak antar tube yang semakin jauh. Kinerja economizer sangat sensitif terhadap faktor noise temperatur feedwater. Hal ini dikarenakan bila temperatur feedwater tidak baik maka akan mengakibatkan biaya operasi meningkat. Economizer dirancang dalam dua konfigurasi konstruksi dasar. Economizer dibuat dari pipa boiler baja melewati lembar tabung, seperti boiler firetube. Sebagai pembuangan efluen melewati atau sekitar tabung tersebut mengalihkan panas ke air umpan di sisi shell dari economizer . Desain ini berkaitan dengan efisiensi rata-rata 45-75 persen.Desain economizer alternatif yang mendapatkan penerimaan luas adalah horizontalhigh-efficiency condensing economizer.Desain ini dibangun dari exhaust stainless steel chest dan pipa penukar panas thin-wall high tensile. Air yang mengalir melalui tabung, yangdipasang di exhaust chest, menyerap panas transien gas buang. Condensing Economizers dapat mencapai efisiensi hingga 85% di tumpukan kecepatan yang sangat rendah. Sebuah siklus kondensat breech dan drain diperlukan dalam kondensasi aplikasi.

Konstruksi Ekonomizer

3. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses terjadinya perpindahan energi yang disebabkanadanya perbedaan tekanan dan temperature. Ilmu perpindahan panas mencakup hukum-hukumtermodinamika yaitu hukum pertama dan hukum kedua. Hukum kedua termodinamika berisi tentang : “ tidak mungkin bagi sistem apapun untuk beroperasi sedemikian rupa sehingga hasiltunggalnya akan berupa suatu perpindahan energy dalam bentuk kalor dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih panas.” (Claucius) Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi di antara permukaan padat dengan aliran gas atau cairan. Panas yang dipindahkan pada proses konveksiini dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas yang

menyertai perubahan

fasa akibat

adanya perbedaan

temperature dan tekanan. Panas sensible adalah panasyang tidak disertai perubahan fasa, walaupun adanya perbedaan temperatur dan tekanan.Perpindahan panas secara konveksi terbagi 2 yaitu : 1. Konveksi Paksa Konveksi

paksa

adalah

terjadinya

proses

perpindahan panas dikarenakan adasirkulasi lain, sehingga perubahan temperature menjadi cepat. 2. Konveksi Alamiah Konveksi alamiah adalah terjadi proses perpindahan secara alami karena fluida yang berubah densitasnya karena proses pemanasan bergerak naik. 4. Perhitungan Perpindahan Panas Konsep untuk perancangan ekonomizer dalam boiler ini adalah Perpindahan panas. Sehingga area perpindahan panas harus diperhitungkan. Q = U A LMTD...........................................(i) Keterangan : Q = Panas yang diserap oleh pipa (J/s)

A = Luas perpindahan panas yang dibutuhkan (m2) U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh )W/m2) LMTD = Log Mean Temperature Different (oC) Berdasarkan persamaan umum diatas maka nilai area yang dibutuhkan untuk perpindahan panas bisa kita peroleh. Maka, dibawah ini merupakan tahapan-tahapan untuk memperoleh nilai area tersebut. 5. Kapasitas Pembangkit Energi Kesetimbangan energi laju aliran massa uap dapat diperoleh dari Hukum kesetimbangan kalor (Moran, 2003) Q = ṁ. Δh.............................................(ii) Keterangan : Δh = perbedaan entalpi [kJ/kg] ṁ = laju aliran massa uap [kg/s] 6. Penentuan Aliran Perancangan ini diawali dengan menentukan LMTD yang merupakan perbedaan temperature rata-rata berdasarkan arah aliran yang terjadi antara gas buang dengan pipa-pipa di dalam boiler. Pada umumnya arah aliran untuk pipa superheater dan ekonomizer menggunakan konveksi berlawanan arah, dimana gas mengalir dari bawah ke atas melewati pipa-pipa yang di dalamnya air bergerak berlawanan arah, sedangkan untuk pipa evaporator mengalami konveksi searah, sehingga LMTD keduanya memiliki nilai yang berbeda. LMTD untuk aliran yang berlawanan arah lebih kecil bila dibandingkan terhadap konveksi satu arah, hal ini juga berpengaruh terhadap area perpindahan panas keduanya.

Hubungan Aliran Silang Fluida Uap dan Gas Terhadap Temperature (Incropera, 2003)

Gambar di atas merupakan rangkaian pipa yang dilalui oleh gas buang, berdasarkan arah aliran fluidanya maka dapat ditentukan nilai Log Mean Temperature Different (LMTD) dengan persamaan sebagai berikut (Holman, 1998)

𝐿𝑀𝑇𝐷 =

ΔTmax−ΔTmin 𝑙𝑛

ΔTmax ΔTmin

..............................................(iii)

Untuk menentukan LMTD tersebut maka dihitung terlebih dahulu untuk nilai ΔT , setelah itu maka klasifikasikan nilai maksimum dan

minimumnya. Maka akan didapatkan nilai LMTD yang selanjutnya dapat diaplikasikan ke dalam persamaan i. 7. Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Keseluruhan (U) Besarnya harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Hewitt, 1994) : 1 𝑈

=

1 𝐴𝑐 ℎ𝑖( ) 𝐴ℎ

+ 𝐴ℎ. 𝑅𝑤 +

1 𝑛𝑜.ℎ𝑜

................................(iv)

Dimana : hi = Koefisien konveksi dalam pipa [W/m2.oC] Ac/Ah = Perbandingan luas pipa bagian dalam dengan luas pipa yang menyerap kalor Ah.Rw = Tahanan konduksi pipa superheater [m2.oC/W] no = Koefisien konveksi gas buang [W/m2.oC] ho = Efektivitas sirip bagian luar [%]

setelah didapatkan nilai koefisien perpindahan panas konveksi keseluruhan tersebut, maka dapat diaplikasikan ke persamaan i 8. Koefisien perpindahan panas dalam pipa ekonomiser Koefisien perpindahan panas dalam pipa dapat ditentukan pada

Kondisi temperatur uap rata rata dan tekanan tertentu. Selanjutnya didapat harga µ, k, dan Pr. Kemudian kecepatan aliran uap dihitung melalui persamaan (Hewitt, 1994).

𝑉𝑢 =

ṁ𝑢.𝑣 𝑛.𝐴1

...............................................(v)

Vu = Kecepatan aliran uap dalam pipa (m/s) ṁu = laju aliran uap (kg/s) n = jumlah pipa v = Volume jenis uap (m3/kg) kecepatan aliran uap tersebut digunakan untuk menghitung bilangan Reynold pada persamaan (vi). Besarnya koefisien perpindahan panas dalam pipa dianalisa berdasarkan harga persamaan bilangan Reynold (Hewitt, 1994).

𝑅𝑒 =

𝜌.𝑉𝑢.𝐷𝑖 𝜇

.........................................(vi)

Dengan :

𝜌 = Massa jenis uap pada HP superheater [kg/m3] µ = viskositas dinamik uap [kg/ms] Di = Diameter dalam [m] Jika aliran yang terjadi adalah turbulen, Re > 4000, maka hi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

ℎ𝑖 =

𝑁𝑢.𝐾 𝐷𝑖

.....................................................(vii)

K = Konduktivitas thermal uap [W/moC] Dengan harga bilangan Nusselt dapat dihitung berdasarkan persamaan viii. Bilangan Nusselt dapat dihitung dengan persamaan berikut :

𝑁𝑢 = 0,023. 𝑅𝑒 0,8 . 𝑃𝑟 0,4 ...............................(viii)

VII.

State of the Art Economizer dirancang dalam dua konfigurasi konstruksi

dasar. Economizer dibuat dari pipa boiler baja melewati lembar tabung, seperti boiler firetube. Sebagai pembuangan efluen melewati atau sekitar tabung tersebut mengalihkan panas ke air umpan di sisi shell dari economizer . Desain ini berkaitan dengan efisiensi rata-rata 45-75 persen.Desain economizer alternatif yang mendapatkan penerimaan luas adalah horizontalhigh-efficiency condensing economizer.Desain ini dibangun dari exhaust stainless steel chest dan pipa penukar panas thin-wall high tensile. Air yang mengalir melalui tabung, yangdipasang di exhaust chest, menyerap panas transien gas buang. Yang merupakan pencapaian dari penelitian ini yaitu rancangan ekonomiser yang baru diharapkan dapat menaikkan efesiensi boiler dan dapat menekan laju penggunaan bahan bakar pada PLTU itu sendiri. Rancangan ekonomiser yang dimaksud ialah dengan menambah belitan pada pipa sehingga suhu air keluaran ekonomiser setelah dilakukan pemanasan awal oleh gas buang akan tetap dijaga sehingga pada saat pemanasan lanjut air pengisi boiler tersebut tidak memakan waktu yang lama. Apabila waktu pemanasan air pengisi boiler relatif lebih cepat maka hal ini akan berdampak positif pada aliran bahan bakar yang digunakan. Apabila waktu pemanasan lebih cepat maka persentase bahan bakar yang digunakan semakin berkurang sehingga dapat menghemat dalam segi perekonomian PLTU tersebut.

VIII. Roadmap Penelitian

MULAI

Proses Pengolahan Data 1. Studi Literatur 2. Wawancara 3. Studi Lapangan

Spesifikasi desain / proses ekonomizer

Proses laju bahan bakar

Memahami tipe konstruksi, klasifikasi, laju penggunaan bahan bakar

Membandingkan beberapa rancangan ekonomizer

Membandingkan laju penggunaan bahan bakar sebelum dan sesudah perubahan rancangan ekonomizer

Melakukan penelitian terhadap rancangan ekonomizer yang digunakan

TIDAK

Analisis apakah rancangan dapat diterima?

YA KESIMPULAN & SARAN

SELESAI

Daftar Pustaka http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jmemme/article/view/1634 http://yadda.icm.edu.pl/baztech/element/bwmeta1.element.baztech-article-BUJ50039-0008 http://artikel-teknologi.com/cara-menghitung-efisiensi-boiler/ http://personal.its.ac.id/files/pub/3086-m_syahid_a-statistikKINERJA%20ECONOMIZER%20PADA%20BOILER.pdf https://id.pdfcoke.com/doc/272754470/Desain-Ekonomiser

Related Documents

Ketel Uap
May 2020 15
Ketel Uap.docx
December 2019 19
Ketel Vertikal.docx
May 2020 18

More Documents from "Julian Juli"

Tugas Paper Review 1.docx
December 2019 51
Proposal.docx
May 2020 33
Dari Mbakpur.docx
June 2020 33
G08rfe.pdf
December 2019 35
Jurnal.docx
June 2020 12