Dari Mbakpur.docx

  • Uploaded by: Alfan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dari Mbakpur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,721
  • Pages: 31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran dari tujuan nasional Indonesia adalah mencapai suatu struktur ekonomi yang mantap dan seimbang, ditunjang oleh kekuatan dan kemampuan yang tangguh dari sektor pertanian, perkembangan sector industri yang kokoh, ditambah stabilitas nasional yang mantap dan dinamis. Sejalan dengan usaha untuk mengembangkan sektor industri yang kokoh maka perlu diciptakan suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri untukn menghasilkan lulusan yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan teknologi dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan teknologi dan bidang-bidang penerapannya. Dengan kemampuan akademis yang handal dan keterampilan aplikasi di bidang industri yang cukup, tenaga-tenaga kerja itu bisa mengembangkan ktrativitas dan penalaran untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pembangunan indutri Indonesia. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dibutuhkan kerjasama dan jalur kominikasi yang baik antara politeknik, industri, instansi pemerintahan dan swasta. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu yang dipelajari dari politeknik dan penggunaan ilmu di dunia industi. Agar tujuan dapat tercapai maka Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang menjembatani mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktik industri sebagai kelengkapan teori yang telah dipelajari di bangky kuliah. Antara lain adanya proses-proses pengolahan air yang dilakukan di PJB Unit Pembangkitan Gresik yang kerap kali melibatkan proses-proses kimia dan juga bahan-bahan kimia, yaitu pada external treatment, dan internal treatment air umpan boiler, dengan adanya proses pembelajaran yang kami dapat pada proses produksi tenaga listrik yang ada di PT. PJB Gresik khususnya meteri yang berhubungan dengan bidang kami yaituilmu kimia, dapat menambah pengetahuan kita tentang bagaimana proses yang sebenarnya terjadi di industri yang mana proses-proses ini menjadi materi kuliah yang diajarkan di perkuliahan. Dalam kesempatan ini kami selaku mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang melaksanakan kerja praktik industri di PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik di Laboraturium Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

Pada unit PLTGU di PT. PJB Gresik melibatkan serangkaian proses yang panjang untuk menghasilkan listrik. Selain itu juga diperlakukan berbagai macam bahan kimia untuk proses pemurnian air proses dan pendukung proses produksi listrik.

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi listrik di Pembangkit Listrik Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik 2. Untuk mengidentifikasi masalah dan pembelajaran problem solving untuk menerapkan dan mengaplikasikan mata kuliah yang telah dipelajari di perkuliahan 3. Untuk mengetahui efesiensi suatu unit melalui perhitungan neraca massa 1.3 Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB UP Gresik adalah : 1.3.1

Bagi Mahasiswa

1. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan 2. Menambah wawasan dan pengalaman serta memberikan gambaran nyata aplikasi ilmu telah diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan di PT. PJB UP Gresik 3. Mengetahui secara umum mengenasi proses utilitas pembangkitan listrik di PLTGU 4. Mengetahui peranan kimia dalam proses produksi listrik 5. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menanggapi situasi dan kondisi lingkungan kerja 6. Mengukur kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dan bekerja dalam lingkungan industri 1.3.2

Bagi Jurusan Teknik Kimia

1. Menghasilkan lulusan yang trampil, peka terhadap lngkungan industri dalam menjalankan tugas 2. Sebagai parameter kualitas hasil pendidikan untuk informasi dalam pengembangan kurikulum

3. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan politeknik khususnya Jurusan Teknik Kimia kepada badan usaha perusahaan yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Politeknik Negeri Malang 1.3.3

Bagi Perusahaan

1. Membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan pada perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 2. Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerjasama antar perusahaan dan lembaga pendidikan khususnya Politeknik Negeri Malang

BAB II HASIL PERAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1 Identitas Perusahaan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit pembangkitan listrik PT PJB berada di ppropinsi Jawa Timur. Unit ini juga merupakan salah satu produsen listrik yang melayani kebutuhan listrik wilayah pulau Jawa dan bali yang terhubung dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali dengan kapasitas terpasang 2218 MW. PT Pembangkitan Jawa- Bali ( PT PJB) Unit Pembangkitan Gresik merupakan anak perusahaan dari Perusahaan Listrik Negara, PT. PLN ( Persero ), yang dibangun diatas tanah seluas ± 78 Hektar. PT PJB ini terletak di desa Sidorukun, Jalan Harun Tohir Nomor 1, Kota Gresik, Propinsi Jawa Timur atau ± 20 km arah barat laut kota Surabaya. Batasan-batasan area PT PJB adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.

Sebelah utara : Perusahaan PERTAMINA Sebelah timur : Selat Madura Sebelah selatan : Bengkel Swabina Graha Sebelah barat : Jalan Harun Tohir Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan Alasan dipilihnya lokasi

ini

adalah : 1. Lokasi PT.PJB UP Gresik berada di pantai untuk mempermudah pengangkutan peralatan dan transportasi bahan bakar (selain menggunakan bahan bakar gas alam juga menggunakan bahan bakar HSD atau solar) dan

MFO (Marine Fuel Oil) atau bahan bakar residu. Selain itu, proses Desalination Plant mudah dilakukan untuk preoses pendukung produksi maupun operasi. 2. Lokasi di Kota Gresik, dekat dengan kota Surabaya dan kawasan industri Gresik, Sidoarjo, serta Mojokerto sehingga tidak membutuhkan biaya transportasi yang tinggi. 3. Sebagai salah satu unit pembangkit, PT PJB Unit Pembangkitan Gresik mengoperasikan tiga jenis mesin pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas – Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dengan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan (beban), PT PJB menggunakan sistem interkoneksi Jawa –Bali. Gambar 2.2 PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

2.1.1 Visi Perusahaan Visi dari perusahaan PT Pembangkit Jawa-Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan Gresik adalah:

P L T U P L T G 1 & 2 2 x 2 0

P L T U 3 &

1 &

4 2

2 2

X

X

2 0 0

1 0 0

PL TG U BL OK I, II, III 3 X 50 0 M W

M W

M W

M W

“ To be An Indonesian Leading Power Generation Company with World Class Standarts” Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik di Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia.

2.1.2 Misi Perusahaan Misi dari perusahaan PT. Pembangkitan Jawa - Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan Gresik adalah: 1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. 2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi

tata

kelola

pembangkitan dan sinergi bussines partner dengan metode best-practice dan ramah lingkungan. 3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi. 2.1.3 Menejemen Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan lingkungan di UP. Gresik antara lain : 1. Mengoptimalkan pemakaian bahan bakar gas alam pada semua unit. 2. Pembersihan / perawatan di lokasi unit. 3. Melaksanakan program penghijauan pada tanah-tanah yang kosong untuk menciptakan suasana lingkungan yang indah dan hijau. Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan, teah dilakukan upaya pemantauan lingkungan terhadap kualitas udara dan kebisingan,kualitas air dan air laut secara rutin sesuai ketentuan Rencana Pemantauan Lingkungan. 2.1.4 Jumlah Pegawai Jumlah pegawai tiap unit pembangkit sebanyak 398 orang yang pada dasarnya terbagi 4 kelompok yaitu : 1. 2. 3. 4.

Bidang engineer Bidang operator Bidang maintenance Bidang tata usaha

2.1.5 Jam Kerja Karyawan Mesin pembangkit bekerja 24 jam penuh sehingga perlu pembagian jam kerja karyawan dengan shift dan non shift. Terdapat 3 shift dalam sehari yaitu : 1. Shift pagi : 07.30 sampai 15.30 WIB 2. Shift siang : 15.30 sampai 22.30 WIB 3. Shift malam : 22.30 sampai 07.30 WIB

Untuk non shift berlaku hari senin sampai kamis mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat 12.00 sampai 12.30, jum’at 07.30 sampai 16.30 dengan waktu istirahat pukul 11.30 sampai 13.00 untuk ibadah karyawan. 2.1.6 Sejarah Berdirinya Perusahaan Dengan meningkatnya pembangunan dan pekembangan wilayah di pulau Jawa, Madura dan Bali atau yang biasa disebut JAMALI, khususnya sektor industri menyebabkan banyak permintaan tenaga listrik sehingga dibangun Pusat Pembangkitan Tenaga Listrik yang terletak di kota Gresik Jawa Timur. Pada pertengahan tahun1978 nuntuk pertama kali di kota Gresik dibangun Pusat Tenaga Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan kapasitas 40 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkitan masing-masing dengan kapasitas 20 MW. Dimana kedua unit PLTG tesebut termasuk dalam wilayah PLN Sektor Perak. Awal tahun 1980 dilokasi PLTG tersebut dibangun lagi 2Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang

berkapasitas

masing-masing

100

MW.

Berdasarkan

SK

Direksi

PLN

No.

0.30.K/023/DIR/1980 tanggal 15 Mei 1980. Kedua jenis pembangkit tersebut (PLTG & PLTU) dijadikan 1 dalam wilayah kerja tersendiri dengan nama PLN Sektor Gresik. PLN Sektor Gresik dibawah organisasi PLN Pembangkit dan Penyaluran Tenaga Listrik Jawa Bali (PLN KITLUR) yang berkantor pusat di Surabaya. Selanjutnya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan listrik yang semakin meningkat, pada tahun 1989 diwilayah PLN Sektor Gresik dibangun lagi dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas masing- masing 200 MW dan tiga unit pembangkit PLTG masing – masing 20 MW, sehingga kapasitas total pembangkit di PLN Sektor Gresik menjadi 700 MW. Kemudian pada tahun 1995 PT PLN KITLUR sebagai induk organisasi dari PLN Sektor Gresik Baru berganti nama menjadi PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Bali II (PT PJB II) yang merupakan salah satu anak perusahaan milik PLT PLN Pusat/ Holding. Seirirng dengan perubahan tersebut nama-nama organisasi PLN dibawahnya menglami perubahan, sehingga nama PLN Sektor Gresik berubah menjadi PT PLN PJB II Sektor Gresik.

*PLTG 3 telah direlokasi ke Palembang dan PLTG 4 dan 5 ke Riau Tabel 2.1 Kapasitas Produksi UP. Gresik Kemudian pada pertengahan tahun 1996 PT PLN PJB II Sektor Gresik & Sektor Gresik Baru digabung menjadi satu kepemimpinan dengan nama PT PLN PJB II Sektor Gresik sehingga total kapasitas menjadi 2200 MW. Pada tahun 1998 PT PLN PJB II Sektor Gresik dipecah menjadi 2 organisasi yaitu : 1. Unit organisasi bernama PT PLN PJB II Unit Pembangkitan Gresik ynag mengelola pengoperasian unit pembangkit (total kapasitas 2200 MW). 2. Organisasi bernama PT PLN PJB II Unit Bisnis Pemeliharaan yang bergerak dalam bidang jasa pemeliharaan unit pembangkit intern PT PLN PJB II maupun perusahaan – perusahaan lain yang menjalin kerja sama. Kemudian pada tahun 2000 organisasi induk Unit Pembangkit Gresik yaitu PT PLN PJB II berubah menjadi PT Pembangkitan Listrik Jawa Bali (PT PJB), sehingga nama organisasi PT PLN PJB II berubah menjadi PT PJB. Bersamaan itu pula maka pada 3 Oktober 2000 PT PLN PJB Unit Pembangkitan Gresik (PT PJB UP Gresik) sampai sekarang.

2.1.7 Struktur Menejemen / Organisasi PT PJB unit Pembangkit Gresik dipimpin oleh seorang manager,dalam menjalankan tugasnya Manager di bantu oleh beberapa Deputi Manager, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.

Deputi Manager Engineering & Quality Assurance Deputi Manager Operasi Deputi Manager Pemeliharaan Deputi Manager Logistik Deputi Manager Keuangan & Administrasi

Bagan struktur Organisasi PT PJB Kantor Pusat dan PT PJB UP Gresik dapat dilihat pada lembar berikut :

Gambar 2.3 Diagram Struktur Organisasi PT. PJB UP Gresik 1. Engineering & Quality Assurance Bagian enjinering merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat teknis yang dilakukan terhadap unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Unit-unit Pendukungnya. Manajer Enjiniring mempunyai tugas pokok sebagai berikut : 1. Mengevaluasi penyelengaraan O&M pusat pembangkitan tenaga listrik beserta instalasi pendukungnya. 2. Merencanakan resources (expert O&M, referensi, waku, tempat) untuk kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi : 

Audit (assesment) dan prioritisasi pemeliharaan peralatan unit pembangkit (SERP)



Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA )



Root Cause Failure Analysis ( RCFA )



Failure Defence Task ( FDT )



Task Execution

3. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan FAILURE DEFENCE peralatan Unit Pembangkit. 4. Merekomendasikan kegiatan task execution (CONTINOUS IMPROVEMENT ) beserta KPI – nya berupa : 1.

Perbaikan SOP / IK bidang O&M

2.

Penambahan SOP / IK bidang O&M

3.

Perubahan design dari peralatan & proses produksi

4.

Penambahan / pengurangan task preventive maintenance

5.

Penambahan task predictive maintenance

6.

Perbaikan kompetensi personil O&M

7.

Perbaikan kualitas & kuantitas ketersediaan material O&M

8.

Over Haul cycle extention peralatan pembangkit

9.

Life extention peralatan pembangkit, termasuk analisis COST BENEFIT.

Proses eksekusi dari rekomendasi tersebut, tetap menjadi kewenangan dari Manajer Operasi dan Manajer Pemeliharaan dengan jajaran fungsi-fungsi di bawahnya. 5. Mengevaluasi implementasi task execution yang direkomendasikan. 6. Melaksanakan

kegiatan

FAILURE

DEFENCE

untuk

mengembangkan

dan

memperbaiki task execution yang belum berhasil. 7. Menggunakan laporan keberhasilan/ kegagalan implementasi task execution sebagai bahan analisa serta program pengembangan secara berkesinambungan (proses siklus review dan inovasi). 8. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan untuk keperluan analisa pemeliharaan lebih lanjut. 9. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut 10. Merencanakan dan menyusun program Condition Base Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan membuat ”work package” program pemeliharaan serta memberikan rekomendasi.

11. Merencanakan dan menyusun dan monitoring implementasi sistem owner, technology owner dan knowledge owner sehingga system berjalan optimal serta lebih menjamin tercapainya kinerja unit pembangkitan yang lebih baik. 12. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan kebutuhan sistem informasi guna memenuhi kebutuhan ”sistem informasi manajemen” yang tepat, akurat serta real time sehingga menunjang kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan serta pemantauan kinerja unit pembangkitan. 13. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. Dalam tugasnya, Manajer Enjiniring dapat dibantu oleh Profesional atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. 2. Operasi Bagian operasi bertugas meningkatkan tingkat kompetifitas perusahaan melalui peningkatan

produktivitas

berkesinambungan

pada

unit

pembangkit,

PJB

telah

menjadwalkan program-program utama yang teintegrasi sebagai Good Governance. Ada 9 program utama yang telah disetujui untuk diterapkan, yaitu : 1. Renaca Pembangkitan 2. Rencana Peningkatan Reabilitas 3. Perencanaan dan kontrol Kerja 4. Managemen Bahan Baku 5. Balance Scorecard 6. Managemen Outage 7. Managemen Resiko 8. Managemen Kualitas 9. Kultur Kerja 3. Perencanaan, Pengendalian, dan Pemeliharaan (RendalHar) Tujuan dari program pemeliharaan yang utama adalah melayani kebutuhan operasi, yaitu untuk pengoperasian pada keadaan Base Load dan Emergency, sesuai kemampuan unit. Program pemeliharaan yang baik dapat tercapai bila dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya unit dimatikan diluar perencanaan, sehingga nantinya akan diperoleh keandalan, kontinuitas dan kinerja unit.

Tugas Pokok Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan (Rendal Pemeliharaan) adalah : 1. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Anggaran Pemeliharaan dan Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk memastikan kegiatan pemeliharaan berlangsung

secara

ekonomis

dan

mencegah

penyimpangan-penyimpangan

penggunaan anggaran yang mungkin terjadi. 2. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan rencana anggaran tahunan pengendalian pemeliharaan untuk memperlancar kegiatan pengendalian pemeliharaan sesuai dengan sasaran kinerja perusahaan; 3. Merencanakan pemeliharaan tahunan Unit Pembangkitan untuk mendukung program pengendalian pemeliharaan yang ditetapkan DM Pemeliharaan. 4. Membuat Rencana Anggaran Pemeliharaan dan Rencana Anggaran Investasi Pemeliharaan agar biaya pemeliharaan dapat digunakan secara optimal; 5. Merencanakan dan mengendalikan pemeliharaan preventive, predictive, corrective, emergency dan modifikasi agar tepat waktu dan sesuai sasaran perusahaan, serta mempersiapkan overhaul yang persiapannya dilakukan setahun sebelumnya ; 6. Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan investasi sesuai jadwal yang telah ditentukan sehingga Unit Pembangkit memiliki keandalan dan kesiapan yang maksimum; 7. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan Unit Pembangkitan untuk kepentingan pembuatan laporan; 8. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit Pembangkitan, realisasi fisik program pemeliharaan, dan realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan dan investasi untuk bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang; 9. Memberikan laporan mengenai kegiatan pengendalian pemeliharaan kinerja sebagai bahan evaluasi bagi manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan; 10. Menerapkan dan mengendalikan Manajemen Pemeliharaan, sekaligus sebagai Key User MIMS bidang O&M di Unit Pembangkit; 11. Melakukan Proactive Maintenance dengan fokus pada peningkatan kualifikasi engineering design dan life extention; 12. Melakukan analisa dan optimasi biaya Operasi dan Pemeliharaan; 13. Membuat dan menyusun Pelaporan Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan.

4. Logistik Secara umum bagian logistik bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kegiatan rutinitas yang terjadi pada penyelanggaran perusahaan. Bagian umum dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan yang bertugas antara lain : 1. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, dan rumah tangga perkantoran untuk memperlancar kinerja Unit Pembangkitan. 2. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya Administrasi. 3. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan, serta “ comunity development” dengan stake holder sehingga menciptakan citra yang baik tentang perusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan. 4. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisinis inti Unit pembangkitan. 5. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif begi karyawan. 6. Menyelenggarakann kegiatan pengadaan material berdasar permintaan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan untuk mendukung Pemeliharaan Rutin serta kebutuhan material Non Instalasi lainnya. 7. Menyelanggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta material handling-nya untuk semua material milik Unit Pembangkitan.

5. Keuangan & Administrasi Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kondisi keuangan pada kas perusahaan. Bagian ini terdiri dari unit anggaran serta unit akuntasi. Manajer Keuangan mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan bahan acuan penggunaan keuangan Unit Pembangkitan. b. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip mengenai keuangan. c. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan penggunaan keuangan selanjutnya. d. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan untuk digunakan sebagai bahan acuan penilaian terhadap peningkatan kinerja/ keuntungan Unit Pembangkitan secara keseluruhan.

e. Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses audit yang komprehensif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk mendukung kemampuan perusahaan mencapai hasil kinerja operasional yang maksimum. f. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua kebijakan dan ketentuan dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan standard atau ketentuan yang berlaku. g. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga informasi audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat. h. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut. i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. Dalam tugasnya, Manajer Keuanagan dapat dibantu oleh Supervisor atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. 6. Kimia, Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Kimia & LK3) Manajer Kimia & LK3 mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Merencanakan, mengendalikan, menganalisa, dan mengevaluasi setiap aspek kimia yang secara langsung dan tidak langsung mempunyai dampak tehadap kinerja Unit Pembangkitan agar keandalan unit dapat tetap terjaga. b. Mengelola kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan produksi untuk mencapai angka kecelakaan kerja nihil (zero accident) melalui penerapan SMK3. c. Merencanakan, mengendalikan program konservasi Unit Pembangkitan untuk mencegah terjadinya kerusakan metal pada Unit Pembangkitan karena korosi agar keandalan unit dapat tetap terjaga. d. Merencanakan dan mengendalikan kualitas limbah produksi agar memenuhi peraturan lingkungan yang berlaku melalui penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001. e. Menjamin pelaksanaan manajemen LK3 agar sesuai ISO 14001 dan SMK3 pembangkitan agar sesuai dengan standard yang ditetapkan.

f. Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan Manajemen Mutu dan Manajemen Risiko. g. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut. h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. Dalam tugasnya, Manajer Kimia, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) dapat dibantu oleh Supervisor atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. 7. Sumber Daya Manusia Manajer Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh sumber daya manusia Unit Pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya dan jumlah tenaga kerja. b. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya Kepegawaian dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan terselenggaranya kegiatan kepegawaian sesuai kebijakan manajemen Unit Pembangkitan. c. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan organisasi dan tata laksana system manajemen agar sesuai dengan fungsinya di dalam Perusahaan. d. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan anggaran, penyelesaian administrasi kepegawaian dan penyuluhan kepada pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan pegawai. e. Melaksanakan pembinaan pengendalian mutu karyawan Unit Pembangkitan secara terpadu agar dicapai produktivitas pegawai sesuai dengan ketetapan manajemen. f. Mengelola dan mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia sehingga dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang berkembang agar didapat SDM yang maju, kuat, sehat jasmani dan rohani sesuai visi dan misi perusahaan. g. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah strategis di unit satuan kerjanya dalam melakukan hubungan industrial sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif.

h. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan serta ”community development” dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik tentang perusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan. i. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti Unit Pembangkitan. j. Mengelola pelaksanaan sistem manajemen kinerja sehingga terjadi keselarasan antara kinerja unit dengan kinerja individu karyawan serta menciptakan obyektivitas. k. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, dan rumah tangga perkantoran untuk memperlancar kinerja Unit Pembangkitan. l. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi anggaran biaya adminitrasi. m. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan. n. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan. o. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambbilan keputusan lebih lanjut. p. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. Dalam tugasnya, Manajer Sumber Daya Manusia dapat dibantu oleh Supervisor atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. 2.1.8 Bidang Usaha Kegiatan ini dari Unit Pembangakitan Gresik adalah memproduksi tenaga listrik. Dengan total daya terpasang 2.280 MW, UP Gresik mampu memproduksi energi listrik rata-rata 10.859 GWh per tahun yang disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 1600 kV dan 500 kV. 2.2 Aktivitas selama Praktik 2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) PLTGU merupakan suatu instansi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada

dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara (Open Cycle) PLTU atau dengan sistem daur ganda (Combine Cycle).

Gambar 2.4 Skema combine cycle PLTGU PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasing pembakaran di PLTG yang sudah terpakai, untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recorvery Steam Generator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar turbin dan kemudian berlanjut ke generator, sehingga dari proses pengkombinasian PLTG dan PLTU dapat dihasilkan energi listrik yang cukup besar. PLTGU Gresik terdiri dari 3 blok, tiap bloknya mengoperasikan 3 turbin, 3 HRSG, dan 1 gas uap. Sehingga jumlah keseluruhan unit yang beroperasi di PLTGU Gresik yaitu 9 gas turbin, 9 HRSG dan 3 gas uap. Dengan kombinasi yang berbeda-beda tiap bloknya. Masing- masing blok mampu memproduksi kurang lebih 500 MW, sehingga dapat diketahui kapasitas total dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yaitu sebesar 1500 MW. PLTGU Gresik terdiri blok 1 dan blok 2 dapat menggunakan 2 macam bahan bakar, yaitu minyak dan gas, penggunaan kedua bahan bakar tersebut dipergunakan secara bergantian sesuai dengan tingkat kesediaan masing-masing bahan bakar, sedangkan PLTGU blok 3 sudah didesain hanya dapat beroperasi dengan menggunakan bahan bakar gas alam saja.

Tingkat kemaksimalan kinerja PLTGU Gresik juga didasarkan pada kapasitas pasokan bahan bakar utama yang digunakan yaitu gas alam yang masih kurang atau belum memenuhi kebutuhan optimal PLTGU, karena dibanding dengan pemakaian bahan bakar minyak HSD/MFO, pemakaian bahan bakar gas alam lebih bisa mengoptimlakan operasi dari Energ Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap. i Energi Kimia Meka ( Bah nik(G Energi Ener an as Listrik gi Bakar Ener En Bertek Kalor dan gi erg anan) (air Udara Mek i & ) anik Lis kalor (uap tri gas ) k buan g)

Gambar 2.5 Diagram Alir Fluida PLTGU Proses PLTG yang menghasilkan listrik memiliki gas buang yang dimanfaatkan oleh combine cycle tersebut untuk memanaskan air sehingga didapatkan uap kering yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan generatir yang akhirnya menghasilkan energi listrik. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap mamiliki 4 komponen penting yaitu : 1. 2. 3. 4.

Kombuster dengan alat bantunya Turbin dengan alat Generator dengan alat bantuannya HRSG dengan alat bantunya

Dari perpindahan energi-energi diatas dapat diketahui proses yang terjadi dengan peralatanperlatan yang ada kaitannya dengan aliran, tekanan dan temperatur yang tinggi serta prosesproses kimia yang tidak bisa dihindarkan. Karena material dari peralatan mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan pola pengoperasian serta monitoring yang teliti dan hati-hati secara terus menerus sehingga keandalan dan effisiensi dapat dipertahankan. 2.2.2 Proses Produksi

Pengoperasian pembangkit PLTGU Gresik pada kondisi normal dikenal dengan istilah 3-31. Operasi ini merupakan pengoperasian pada PLTGU Gresik pada daya maksimum yaitu dengan pengoprasian tiga (3) pembangkit gas turbin, tiga (3) HRSG, dan satu (1) pembangkit turbin uap. Peralatan utama dari pembangkit listrik tenaga uap adalah HRSG, turbin dan generator. Agar dapat menghasilkan uap guna menggerakkan turbin, air yang dimasukkan HRSG harus berupa air tawar yang bebas dari mineral-mineral yang tidak dibuthkan sebagai air pengisi HRSG. Proses Kerja PLTGU : 1. Gas alam sebagai bahan bakar dipompa pada combuster bersamaan dengan udara untuk membantu pembakaran. Proses pembakaran tersebut menghasilkan gas panas dengan tekanan dan suhu yang tinggi. 2. Semburan gas panas hasil pembakaran digunakan untuk memutar gas turbin pada PLTG dimana putaran tersebut dimanfaatkan untuk memutar generator sehingga dihasilkan listrik bertegangan 11kV kemudian dinaikan menjadi tegangan 150kV yang kemudian disalurkan pada konsumen melalui saluran transmisi. 3. Gas buang dari pembakaran PLTG yang memiliki suhu kurang lebih 500°C dapat langsung dibuang melalui by pass stack namun karena untuk menghasilkan uap diperlukan panas, maka gas buangan tersebut dapat disalurkan ke HRSG (High Recovery Steam Generator) melalui exhause dumper, untuk dikontakkan dengan air murni umpan sehingga dihasilkan uap. 4. Uap hasil pemanasan air akan ditampung dalam steam drum dan kemudian digunakan untuk memutar steam turbin, uap air yang memiliki tekanan tinggi (High Pressure Steam) digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, dan untuk uap air tekanan rendah digunakan padasteam turbin tekanan rendah. 5. Uap air yang telah digunakan untuk memutar turbin kemudian dikondensasi dengan memanfaatkan air laut yang telah dinetralkan sebagai media pendingin pada kondensor. 6. Putaran steam turbin yang kemudian dimanfaatkan untuk memutar generator sehingga dihasilkan listrik bertegangan 15,7kV yang kemudian dinaikkan tegangannya menjadi tegangan 150kV dan 500kV dan kemudian disalurkan ke pelanggan melaui saluran transmisi. 7. Kehilangan losses air untuk dijadikan uap akan ditambahkan dengan air make up pada hotwell, penambahan ini dengan tujuan agar jumlah air dalam proses tetap stabil.

Pada pmbangkit PLTGU Gresik, proses dilakukan secara otomatis dan kontinyu. Dimana semua peralatan yang ada dikontrol dari CCR (Command and Control Room), akan tetapi pemantauan secara manual tetap dilakukan untuk setiap blok PLTGU. 2.2.3 Komponen Mekanis PLTGU 2.2.3.1 Combuster dengan Alat Bantunnya Combuster merupakan alat terjadinya pembakaran. Combuster basket pada unit pembangkit ini terdapat 18 buah, dimana antar combuster satu dan lainnya digabungkan dengan cross flame tube (sebagai media perambatan panas). Pada combuster 8 dan 9 dipasang igniters yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang pembakaran. Pada combuster 17 dan 18 diletakkan frame detector yang berfungsi untuk mendeteksi pembakaran pada combuster. Alat ini bekerja secara otomatis mendeteksi pembakaran yang ada pada combuster agar dapat dipastikan pembakaran pada combuster sempurna. Didalam combuster terdapat beberapa peralatan pendukung diantaranya : a. Inlet Air Filter Inlet Air Filter merupakan komponen pendukung yang berfungsi sebagai penyaring udara dari lingkungan sekitar yang nantinya akan dimasukkan kedalam combuster. b. Inlet Guide vanes (IGV) Inlet Guide vanes (IGV) merupakan sudu diam pertama, letak posisinya terpasang pada sisi masuk dari saluran kompressor, IGV berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang akan masuk ke dalam kompressor, inlet guide vanes juga dapat menambah kemampuan akselerasi pada saat terjadi start dan mencegah rotor mengalami surge dan stall. c. Compressor Compressor merupakan peralatan yang berfungsi sebagai pemasok udara bakar dan penekan udara yang masuk pada ruang pembakaran, seperti yang kita ketahui bahwa untuk mendapatkan nyala api harus dipenuhi 3 unsur yaitu bahan bakar, udara bakar (O2), dan api penyala, sedangkan penekanan ditunjukan agar udara nantinya mempunyai rasio tekan yang cukup tinggi. d. Pre-mix Fuel Nozzel

Pre-mix Fuel Nozzel berfungsi untuk mengatur rate suplay bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang pembakaran (Combustor Chamber) terdiri dari pilot nozzle. Pilot nozzle berfungsi untuk menjaga kestabilan nyala api dengan standart yang digunakan yaitu 5% dari bahan bakar gas, atau 10% dari bahan bakar minyak. Pada PLTGU Gresik tipe Pre-mix nozzle yang digunakan yaitu dual nozzle tipe yang bisa mengatur suplay bahan bakar yang digunakan baik berupa minyak maupun gas. e. Igniters Igniters adalah dua elektroda seperti busi yang mendapat suplay tegangan AC dari transdomator igniters. Pada saat penyalaan, igniters didorong masuk ke combuster dan suplai listrik menyala sehingga mengeluarkan percikan api (busur api) dan setelah beberapa detik suplai listrik terputus dan igniters akan padam, igniters kemudian ditarik keluar combuster chamber. f. Flame Detector Flame Detector dalam combuster ini berfungsi sebagai pembakaran pada combuster. Alat ini bekerja secara otomatis mendeteksi pembakaran yang terjadi pada combuster agar dapat dipastikan pembakaran ada combuster sempurna dan pemanfaatan bahan bakar maupun proses dapat terkurangi seminimal mungkin. 2.2.3.2 HRSG dan Alat Bantunya Seperti diuraikan diatas bahwa fungsi HRSG adalah merubah fasa air menjadi uap melalui proses pemanasan dengan gas buang sisa dari generator PLTG dengan menjadikan uap yang memiliki energi potensial, sebagai penghasil energi listrik melalui proses combine cycle. Spesifikasi HRSG yang digunakan di PLTGU Gresik yaitu : Tipe

: Vertical gas flow up word circulation dual presure

Produksi

: CMI belgium

Kemampuan penguapan

: HP = 18,1 ton/h dan LP = 48,5 ton/h

Limit tek uap

: HP = 77kg/cm2 dan LP= 5,5 kg/cm2

Limit suhu uap

: HP = 507°C dan LP= saturation

Suhu gas

: input 532°C dan output 99°C

Komponen – komponen pendukung dalam HRSG yaitu : a. Preheater Merupakan alat pemanas bagi air yang berasal dari condensate water tank, yang akan dialirkan menuju daerator, dipompa dengan Condensate Extraction Pump (CEP).Preheater berfungsi sebagai pemanas awal untuk menaikkan suhu air agar tidak terjadi perubahan suhu yang drastis pada saat air menuju pemanasan tahap selanjutnya karena hal itu bisa merusak komponen-komponen pipa akibat thermal stress, air yang keluar dari preheater suhunya akan naik sampai sekitar 125°C, apabila turbin gas menggunakan bahan bakar minyak memiliki kandungan sulfur yang tinggi sehingga dikawatirkan terjadi endapan sulfur pada preheater. Preheater terletak paling atas adari HRSG. b. Economizer Fungsi dari economizer adalah sebagai pemanasan air pengisi yang berasal dari feed water pump dengan memanfaatkan energi panas gas buang dari turbin gas yang dilewatkan pada cerobong HRSG untuk memanaskan air yang nantinya akan menjadi uap. Hasil pemanasan pada economizer akan dialirkan menuju steam drum. c. Steam Drum Berfungsi memisahkan air dan uap dari hasil pemanasan pada economizer. Pada PLTGU Gresik sirkulasi uap dan air menggunakan system natural circulation yaitu sirkulasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Uap basah yang memiliki massa lebih ringan dari air akan bergerak ke atas dan disalurkan ke superheater sedangkan yang masih berwujud air akan turun dan kembali lagi ke evaporator, steam pada HRSG ada 2 yaitu High Pressure steam drum, dan Low Pressure steam drum. d. Evaporator Sebagai tempat pemanasan air dari steam drum hingga berubah fasa menjadi fasa uap kering. Pada HRSG terdapat 2 evaporator, yaitu LP (low pressure) Evaporator, dan HP (high pressure) Evaporator. Pada LP Evaporator, uap yang dihasilkan kemudian langsung ditampung di LP steam drum, dan langsung digunakan untuk memutar LP steam turbin, sedangkan pada HP Evaporator masih dibutuhkan proses lebih lanjut. e. Superheater

Terletak pada bagian bawah dari HRSG dan dibuat dari pipa-pipa yang disusun secara paralel, berfungsi untuk menaikkan suhu uap air menjadi lebih panas. Pada superheater ini uap air yang masuk masih bersifat basah dan dalam pemanasan tahap akhir keluarannya berupa uap air kering. Hal ini bertujuan agar tidak merusak komponen turbin uap. Pada bagian ini terdiri dari atas dua tingkatan yaitu primary superheater dan secondary superheater. f. Exhaust Damper Berfungsi sebagai pengatur laluan gas buang dari turbin, gas menuju by pass stack untuk open cycle atau ke HRSG untuk combine cycle. 2.2.3.2.1 Sistem Kerja HRSG Sistem kerja HRSG dimula dengan memasukkan dari hasil proses turbin gas (open cycle) ke dalam HRSG. Gas buang yang masuk mempunyai temperatur yang amat tinggi, yaitu sekitar 513°C sehingga dapat digunakan untuk memanaskan air dan membentuk uap di HRSG. Di HRSG terdapat pipa-pipa kecil melintang atau yang disebut dengan tube-tube. Isinya adalah air, yang nantinya akan dipanasi oleh gas buang yang masuk, sehingga berubah menjadi uap Skema kerja detail :

Gambar 2.6 Diagram Alir Air HRSG a. Proses pemanasan air dimulai dari bagian paling atas, yaitu air condensate dipompa oleh Condensate Extraction Pump menuju ke preheater, dan kemudian dilakukan pemanasan sampai mencapai suhu 130°C dengan tekanan 3,5 bar. b. Kemudian setelah dilakukan pemanasan di preheater, dimasukkan ke daerator. Di daerator terjadi penghilangan kandungan udara dan zat-zat terlarut pada air kondensat, air kondensat di spray dengan uap tekanan rendah sehingga juga menaikkan temperatur air kondensat. c. Setelah dari daerator kemudian air dipisah berdasarkan tekanannya air tekanan rendah (low pressure) dipompa ke LP economizer dan air bertekanan tinggi (high pressure) dipompa ke HP economizer. d. Di LP Economizer dilakukan pemanasan lanjut untuk meningkatkan suhu dan juga tekanan air, setelah itu langsung masuk ke LP drum, stelah itu air dipompa oleh LP Boiler Circulation Pump (LP BCP), dan dilewatkan ke LP Evaporator.

e. Air bertekanan rendah tersebut akan ditingkatkan temperaturenya dengan proses pemanasan di LP Evaporator hingga berubah dari fase air menjadi fasa uap dan selanjutnya dialirkan ke LP steam drum. f. Uap yang masuk ke LP steam drum dipisahkan antara air dan uap, untuk airnya ditampung di bagian bawah drum dan untuk uapnya disalurkan ke LP steam drum. g. Sedangkan air bertekanan tinggi (high pressure) dari daerator dipompa oleh HP Boiler Feed Pump (HP BEP) masuk ke HP Primary Economizer, lalu dilanjutkan ke HP Secondary Economizer, kemudian masuk ke HP drum. h. Kemudian dari HP drum dipompa dengan HP Boiler Circulation Pump (HP BCP) melewati HP Evaporator. i. Air bertekanan tinggi yang melewati HP evaporator ditingkatkan temperaturnya dengan proses pemanasan, sehingga terjadi perubahan fasa dari air menjadi uap bertekanan tinggi, yang kemudian dialirkan ke HP steam drum. j. Di HP steam drum dipisahkan antara uap dan airnya, air ditampung di bagian bawah drum untuk disirkulasi lagi, dan untuk steamnya dialirkan menuju primary super heater dan secondary superheater. k. Uap kering yang dialirkan ke Superheater bertujuan agar temperatur uap kering tersebut naik hingga menjadi uap superheat sebelum digunakan dalam proses HP steam drum. 2.2.3.3 Turbin dengan Alat Bantunya Turbin merupakan peralatan utama pada pembangkit listrik yang berfungsi untuk mengkonveksikan energi kinetik/potensial menjadi energi mekanik/putar. Pada PLTGU turbin di bedakan menjadi 2 yaitu gas turbin dan steam turbin, untuk menunjang fungsi tersebut maka turbin terdiri dari elemen-elemen yakni sudu tetap (nozzle) dan sudu jalan yang terikat pada proses putar dan membentuk sudu bertingkat banyak dari sudu tekanan tinggi menuju sudu tekanan rendah. Peralatan ini bekerja dengan temperatur, tekanan dan putaran tinggi. Hal-hal yang bisa membahayakan jika terjadi kerusakan yaitu terjadinya gesekan diantara kedua sudu, atau apabila kedua sudu, atau apabila kondisi kotor akibat kerak yang ditimbulkan oleh kondisi uap pemutar turbin yang kotor. Kotoran pada sudu turbin dapat menurunkan efisiensi turbin, dan dapat mengakibatkan turbin bergetar/vibrasi tinggi akibat berat sudu turbin yang tidak seimbang karena kotor, sehingga akan dapat mengakibatkan bahaya, dengan kondisi

kerja dan susunan peralatan yang sedemikian rupa maka sangat dibutuhkan perawatan yang sangat ketat pula baik perawatan secara mekanik maupun secara kimia. a) Gas Turbin Spesifikasi Turbin Tipe : MW 701 D, axial flow, reaction type Putaran : 3000rpm, pada keadaan maksimum 3750 rpm Jumlah tingkat :4 Spesifikasi Ruang Bakar Tipe : Canular type Jumlah ruang bakar : 18 Spesifikasi Kompresor Tipe : Axial flow type Jumlah tingkat : 19 b) Steam Turbin Tipe Jumlah Putaran Kapasitas P. Exhaust P. uap masuk T. uap masuk

: Tandem Compound Two Casing Double Exhaust : 3 blok : 3000 rpm : 188.91 KW : 697 mmHg vacuum : HP = 75 atm abs : LP = 5.1 atm : HP = 505°C : LP = 175.9°C

Komponen Pendukung Turbin a) Starting Motor Starting motor berfungsi sebagai penggerak pertama pada turbin gas sebelum dilakukan pembakaran awal. Starting motor otomatis akan mati pada kondisi putaran mencapai rpm tertentu, setelah menggerakkan turbin gas. b) Lube Oil System Berfungsi sebagai minyak pelumas bearing, yang merupakan tumpuan poros turbin gas yang selalu berputas. Terdapat indikator di lokal yang harus selalu dipantau operator lokal. Sedangkan pada CCR terdapat indicator yang juga harus selalu dipantau.

c) Lube Oil Cooler Berfungsi untuk menjaga temperature lube oil system yang telah dipergunakan temperaturnya akan naik, sehingga harus didinginkan sebelum digunakan kembali. d) Condenser Condenser adalah alat untutk merubah fasa uap menjadi fasa cair dimana dalam pembangkit digunakan untuk merubah uap. Setelah memutar turbin menjadi air dengan sistem kodensasi, hasil dari kondensasi ditampung dalam hotwell kemudian dipompa dikembalikan lagi ke boiler dengan melalui pemanas-pemanas. Proses kondensasi yaitu dari uap dikondensasikan menjadi cair lagi maka sistem ini biasa disebut sistem tertutup atau Close Loop. Sebagai pendingin condenser diambilkan air laut yang disirkulasikan melalui tube-tube condenser. Bagian-bagian dari condenser :



Condenser Water Box Merupakan sebuhan kotaktempat berlangsungnya perubahan fasa dari uap ke cair, yaitu tempat bertemunya uap bekas dari exhaust turbine dengan air pendingin yang dipompa dari laut hasil dari pengondensasian ditampung pada condenser hotwell, yaitu bagian bawah dari kondensor water box.



Tube-Tube Condenser Tube-tube kondenseor merupakan pipa-pipa dalam water box yang terbuat dari Aluminium Brass berfungsi sebagai pendingin dimana didalamnya dialiri air laut dan pada permukaan luarnya bersinggungan langsung dengan api bekas dan exhaust turbine sehingga terjadi perubahan fasa dari uap ke cair.



Circulating Water Pump (CWP) Adalah pompa air pendingin kondensor, yaitu air laut dipompa dimasukkan kondensor, setelah melalui tube-tube (pipa-pipa) kondensir lalu dikembalikan ke laut lagi.



Bar Screen

Yaitu saringan air lau agak halus pada inlet CWP, agar kotoran-kotoran tidak tersedot oleh pompa CWP dan masuk ke kondensor dan saringan ini bisa berputar secara automatis setiap 2 jam sekali dengan lama berputar 20 menit.



Steam Ejector Steam ejector adalah salah satu perlatan yang berfungsi untuk membuat dan mempertahankan vacuum didalam kondesor.

2.2.3.4 Generator dan Alat Bantunya Untuk menghasilkan listrik maka turbin yang memiliki energi mekanik/putar digabung menjadi satu dengan generaor yang memiliki fungsi mengkovenksikan energi mekanik menjadi energi listrik. Putaran yang cepat dan terus-menerus dapat membuat generator menjadi panas. Baik rotor maupun statornya dijaga agar suhunya tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak generator dengan pendingin gas H2. Adanya medan magnet pada rotor generator yang berputar sesuai putaran turbin maka stator generator akan menghasilkan listrik. Kemudian listrik yang keluar dari generator dinaikkan oleh trafo step up Main Transformer menjadi 150 kV dan 500 kV yang kemudian disalurkan ke konsumen melalui transmisi udara jaringan tegangan tinggi. Untuk pengaturan besar kecilnya daya yang dibangkitkan PLTGU tergantung permintaan dari P3B. sedangkan untuk naik turunnya tegangan listrik pada PLTGU dipengaruhi oleh gas yang masuk pada gas turbin dan steam yang masuk pada steam turbin yang identic dengan bahan bakar yang masuk pada combuster dan HRSG. a) Generator Turbin Gas Tipe Output Tegangan Arus Faktor daya Sambungan Phase

: TLRI 108/36/SIEMENS : 153.75 MW : 10.5 + 5% kV : 8454 A : 0.8 : YY : 3 phases

b) Generator Turbin Uap Tipe Output Tegangan

: M 127534 SIEMENS THRI 100/42 : 251.75 MW : 15.75 + 5% kV

Arus Faktor daya Sambungan Phases

: 9228 A : 0.8 : YY : 3 phases

Bagian-Bagian dari Generator : a) Stator Pada bagian dalam rumah generator ditempatkan inti stator, pada inti stator tersebut dibuat alur-alur dalam searah aksial dan pada alur-alur tersebut ditempatkan kumparan stator, dari kumparan stator dihasilkan arus bolak-balik 3 phase yang disalurkan melalui busduct, transformator utama dan akhirnya ke rel transmisi. Kumparan stator dibuat dari tembaga yang diisolasi. Inti stator menyalurkan medan magnet yang dipolaritasnya selalu berubah sesuai dengan frekuensi arus bolak-balik 50 hz. Untuk mengurangi rugi arus pusar dan panas yang timbul, maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan diisolasikan satu terhadap yang lain. b) Rotor Rotor generator di kopel dengan poros turbin yang berputar ditengah-tengah inti stator, kumparan rotor diletakkan dalam alur rotor secara aksial dan dialiri arus searah sebagai penguat medan. Rotor dibuat dari baja alloy pejal dan tidak berlapislapis, rotor pada hakikatnya adalah sebuah elektro magnet yang besar, jika rotor dialiri aurs searah, makan rotor akan menjadi elektro magnet, ketika rotor diputar dengan kecepatan tinggi di dalam inti stator maka akan terjadi perubahan medan magnet rotor, ini akan membangkitkan medan magnet putar dalam inti stator yang pada akhirnya akan menginduksi tegangan bolak-nalik dalam kumparan stator. c) Bearing Rotor disangga oleh dua slave bearing dengan pelumasan minyak bertekanan. Bearing terletak pada upper dan lower pedestal. Pelumasan dan sistem pendinginan dari system pelumasan terbin. Bearing pedestal diisolasi terhadap slave bearing untuk mencegah arus yang ada pada poros serta untuk isolasi bearing terhadap ground. Kedua bearing generator dilengkapi dengam Hydraulic Shaft Lift Oil System yang berguna untuk meredam gesekkan pada saat turning gear dioperasikan saat start-up.

Termokopel dipasang pada posisi dekat babit metal bearing, digunakan sebagai monitoring temperature. d) Casing Casing terbuat dari baja ringan yang didisain untuk memikul inti stator dan kumparan-kumparan bagian dalam dan untuk menyangga perapat dan bantalan poros rotor di plat-plat ujung. Karena generator didinginkan dengan H2 bertekanan, oleh karena itu casing harus didisain untuk dapat menahan tekanan dan ledakan hydrogen yang mungkin terjadi. Penetrasi (penembusan) kedalam casing memungkinkan air bersikulasi di dalam pipa-pipa yang didisain untuk mendinginkan hydrogen. e) Seal Oil Unit Fungsi untuk menjaga agar pendingin H2 dalam generator tidak bocor keluar, yang mana seal oil unit tersebut sangat penting dan harus beroperasi secara terus menerus walaupun generator dalam keadaan tidak beroperasi dan untuk kelangsungan sistem operasinya dilengkapi pompa Emergency yang bertegangan DC. f) Main Transformer Berfungsi sebagai alat transformasi energi dari generator ke jaringan, dan menaikkan tegangan yang dihasilkan generator, normalnya 10.5 kV menjadi 150 kV atau 500 kV sesuai dengan jaringan diluar unit pembangkit.

Related Documents

Dari
July 2019 60
Ammanat Dari
November 2019 31
Dari Web.docx
October 2019 48
Dari Taufik.docx
November 2019 32
Dari Olin.docx
October 2019 32
Dari Buku.docx
April 2020 25

More Documents from "Asyifa Nuranzani"

Tugas Paper Review 1.docx
December 2019 51
Proposal.docx
May 2020 33
Dari Mbakpur.docx
June 2020 33
G08rfe.pdf
December 2019 35
Jurnal.docx
June 2020 12