PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI
A. Persiapan Proklamasi KemerdekaanRI 1. Pembentukan BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). BPUPKI (Dokuritsu Zumbi Cosakai ) dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Ketuanya Dr. Rajiman Wedyodiningrat yang dilantik tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang. Jumlah anggota 63 orang. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut 3 orang tokoh yang menyampaikan konsep dasar negara yaitu Mr. Moh. Yamin, Ir. Sukarno, dan Mr. Supomo. Mr. Moh. Yamin mengemukakan kelima azas dasar negara meliputi : Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Sedangkan azas dasar negara Ir. Sukarno diberi judul Pancasila yang berisi antara lain : Kebangsaan Indonesia, Internasional dan Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuklah Panitia Sembilan, karena terdiri dari sembilan orang, meliputi : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia Sembilan berhasil menyusun “Piagam Jakarta” atau Jakarta Charter. Rumusan Piagam Jakarta memuat rumusan 5 azas, yaitu : 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan 5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Piagam Jakarta sekarang dijadikan sebagai Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4 alinea. Sidang yang kedua diselenggaraka pada tanggal 10 s.d. 17 Juli 1945, BPUPKI berhasil menyusun Rancangan Undang Undang Dasar ( UUD ) yang terdiri dari 16 bab dan 37 pasal ditambah 4 aturan peralihan dan 2 aturan tambahan. Rancangan tersebut sekarang disebut UUD 1945.
2. Pembentukan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dianggap telah menyelesaikan tugas maka dibubarkan dan diganti dengan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ). Ketuanya Ir. Sukarno dan sebagai wakil ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Sedangkan Mr. Ahmad Subarjo ditunjuk sebagai penasehat. Pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat, ratusan ribu jiwa menjadi korban. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom kembali di kota Nagasaki. Jepang benar-benar lumpuh setelah dijatuhi 2 buah bom atom yang menelah korban sekitar 250 ribu jiwa.. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr.Rajiman Wediodiningrat dipanggil ke Dalath, Saigon oleh Jend. Terauchi untuk membahas masalah kemerdekaan Indonesia karena Jepang mengalami kekalahan
dalam Perang Dunia II. Setelah ketiga tokoh sampai di Dalath, Jendral Terauchi menyampaikan tentang keadaan negeri Jepang, dan masalah kemerdekaan Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia sendiri.
B. Peristiwa Rengas Dengklok Ketika Jepang dijatuhi 2 buah bom atom oleh Amerika Serikat, maka tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan pertempuran mengingat banyak sekali korban yang berjatuha. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Tiga orang tokoh , yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat dipanggil ke Dallath, Saigon, Vietnam oleh Jendral Terauchi untuk membicarakan kemerdekaan yang pernah dijanjikan oleh Jepang. Mengingat Jepang kalah dalam perang dunia maka tidak bisa memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Sebelum Jepang mengumumkan kekalahannya terhadap Sekutu, maka ketiga tokoh tersebut diminta untuk bisa menyelenggarakan kemerdekaan. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Kaisar Hirohito mengumumkan kekalahan Jepang terhadap Sekutu, berita tersebut didengar oleh para pemuda Indonesia yang bekerja pada instansi Jepang. Pada saat itu ketiga orang tokoh yang dipanggil ke Dalath sedang dalam perjalanan pulang dari Dalath. Setiba di tanah air pada tanggal 15 Agustus 1945 mereka langsung diminta memproklamasikan kemerdekaan oleh para pemuda. Ketiga tokoh tersebut tidak langsung menanggapi permintaan para pemuda mengingat tokoh-tokoh tersebut belum mendengar sendiri. Pada saat itu terdapat dua kelompok pejuang yang sedang memperjuangkan proklamasi, yaitu golongan pemuda ( Sukarni, Wikana, Yusuf Kunto, Sutan Syahrir, Amir Syarifudin , Adam Malik, dan lainnya ) dan golongan tua ( Ir. Sukarno, Dr. Rajiman Wedyodiningrat, Drs. Moh. Hatta , Mr. Ahmad Subarjo, dan lainnya ). Dalam upaya merencanakan proklamasi terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dengan pemuda. Golongan tua menghendaki agar proklamasi dilaksanakan melalui PPKI dan dengan perhitungan yang matang, sedangkan golongan pemuda menghendaki proklamasi dilaksanakan diluar PPKI dan secepatnya sebelum Sekutu dan Belanda datang ke Indonesia. Para pemuda tidak mau menggunakan PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang telah kalah perang, sehingga kedudukannya menjadi lemah. Sebaliknya golongan tua menghendaki proklamasi dilaksanakan melalui PPKI , karena PPKI merupakan satu-satunya badan yang memiliki kewenangan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Dengan perbedaan tersebut maka timbullah ketegangan, pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta diasingkan ke Rengas Dengklok, sebuah desa di daerah Bekasi, sebelah timur Jakarta. Alasan para pemuda menculik mereka adalah agar mereka tidak mendapat pengaruh dan tekanan dari tentara Jepang. Para pemuda yang melakukan penculikan antara lain : Sukarni, Wikana, dan Yusuf Kunto. Mereka memilih Rengas Dengklok karena dianggap yang paling aman dari tentara Jepang untuk merencanakan Proklamasi kemerdekaan.
C. Penyusunan Naskah Proklamasi dan Detik-detik Proklamasi Pada sore harinya Laksamana Maeda mencari Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera menyusun proklamasi kemerdekaan, namun tidak ada di Jakarta, sehingga ia menghubungi Ahmad Subarjo, dan Ahmad Subarjo menghubungi Yusuf Kunto. Akhirnya pada malam hari kedua orang tokoh tersebut dikembalikan ke Jakarta dan membahas penyusunan naskah proklamasi di kediaman L. Maeda, Jl. Imam Bonjol , Jakarta. Tidak luput dari ketegangan-ketegangan, dan perselisihan pendapat akhirnya pada dini hari berhasil menyusun naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik. Ada dua naskah proklamasi saat itu, yaitu naskah konsep, yang ditulis tangan dan ditanda tangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta , dan naskah yang kedua yaitu naskah otentik, yaitu naskah yang diketik dan ditanda tangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta.
Semula pembacaan naskah proklamasi hendak dilaksanakan di Lapangan Ikada, namun telah diketahui tentara Jepang, dan dijaga tentara Jepang. Agar tidak banyak mengalami hambatan maka pembacaan naskah proklamasi dialihkan ke halaman rumah , Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta ( sekarang = Jl. Proklalmasi ) pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB. Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Sukarno dengan didampingi oleh Drs. Moh. Hatta dilanjutkan denganpengibaran sang merah putih yang dipimpin oleh Latif Hendraningrat dan Suhud, dengan diiringi lagu kebanngaan Indonesia Raya. Peristiwa ini merupakan peristwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu menjadi hari kelahiran bangsa Indonesia sebagai bangsa merdeka. Peristiwa tersebut tidak berlangsung lama, karena tidak lama kemudian tentara Jepang mendatangi tempat tersebut dan berupaya merampas semua dokumen tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
D. Menyusun Kelengkapan Pemerintahan RI Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : Menetapkan dan mengesahkan UUD RI yang telah dirancang oleh Dokuritsu Zumbi Cosakai atau BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) Memilih dan menetapkan presidan RI ( Ir. Sukarno ) dan wakil presiden RI ( Drs. Moh. Hatta ) Sebelum terbentuknya MPR, dalam melaksanakan pekerjaan presiden dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : 1. Menetapkan 12 orang menteri dalam lingkungan pemerintahan dan 4 menteri negara yang akan dilaksanakan pelantikannya pada tanggal 2 September 1945. Susunan menteri (kabinet Indonesia pertama kali adalah sebagai berikut : Menteri Dalam Negeri : MAA Wiranata Kusumah Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subardjo Menteri Keuangan : Mr. AA Maramis Menteri Kehakiman : Prof.Dr.Mr. Supomo Menteri Kemakmuran : Ir. Ahmad Cokrodisuryo Menteri Keamanan Rakyat: Supriyadi Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifudin Menteri Ment Sosial : Mr. Iwa Kusuma S. Menteri Perhubungan : Mr. Abikusno Cokro. Menteri Pekerjaan Umum : Mr. Abikusno Cokro. Menteri negara : Wachid Hasyim Menteri negara : MR. Amir Menteri negara : Mr. RM Sartono
Menteri negara : Otto Iskandardinata
2. Wilayah RI terbagi menjadi 8 provinsi, dan sebagai gubernurnya adalah sebagai berikut : Provinsi Sumatera : Tengku Moh Hasan Provinsi Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusuma Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Suroso Provinsi Jawa Timur : RA Suryo Sumpeno Provinsi Sunda Kecil : I Gusti Ketut Puja Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhari Provinsi Sulawesi : Ratulangi Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Moh. Rum
3. Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : Membentuk Komite Nasional Indonesa, Pembentukan Badan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat ), yang baru dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945, sebagai ketuanya adalah Mr. Kasman Singadimeja. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), bertugas sebagai badan penolong keluarga korban perang. Keanggotaanya terhimpun dari bekas anggota PETA, Heiho, Keibodan, Seinendan, dll. Belum dibentuknya tentara dikandung maksud agar tidak memancing kemarahan tentara Jepang. Dan Tentara Indonesia baru dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, karena situasi mendesak yaitu dengan datangnya pasukan Sekutu yang diboncengi oleh tentara Belanda.
UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
I. Peristiwa Penting Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI A . Penyebarluasan Berita Proklamasi Walaupun proklamasi telah dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 namun banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu, oleh karena itu para pemuda dan pejuang berupaya untuk dapat menyebarluarkan berita tersebut sampai ke seluruh lapisan masyarakat dengan maksud agar seluruh bangsa Indonesia bangkit dan ikut serta berjuang melawan penjajahan. Mengingat masih terbatasnya sarana komunikasi maka dengan berbagai cara dilakukan, antara lain : menggunakan radio, penyebaran pamflet, melalui perkumpulan, dan dari mulut ke mulut. Proklamasi kemerdekaan benar-benar disambut dengan gembira oleh seluruh lapisan Proklamasi merupakan momentum yang sangat penting, sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan telah lepas dari segala ikatan penjajahan / kolonialisme. Perlu kita peringati setiap tahun karena memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945 bagi bangsa Indonesia: 1.
Bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan untuk menentukan nasibnya sendiri
2. Proklamasi merupakan titik kulminasi ( titik puncak ) perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan 3. Proklamasi merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia sebagai tempat menyebrang dari alam penjajahan ke alam kemerdekaan 4. Proklamasi merupakan modal dasar bagi bangsa Indonesia untuk membangun menjadi bangsa yang maju dan mandiri Namun demikian masih banyak pekerjaan dan tantangan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. B. Tantangan bangsa Indonesia setelah merdeka antara lain: 1. Menghadapi tentara Jepang yang masih bersenjata lengkap, walaupun tidak punya kekuasaan lagi di Indonesia 2.
Menghadapi pasukan Sekutu, sebagai pemenang perang dunia II
3.
Menghadapi kedatangan kembali tentara Belanda yang pernah menjajah Indonesia
4.
Belum adanya lembaga negara dan pemerintahan yang memadai , dan isntansi lainnya .
5.
Indonesia belum memiliki tentara dan persenjataan masih sangat terbatas
6.
Pemerintahan yang belum stabil dan lengkap
7.
Kesengsaraan rakyat akibat penjajahan jepang
8.
Kebodohan akibat lama di jajah Belanda
C. Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : 1. Menetapkan dan mengesahkan UUD RI yang telah dirancang oleh Dokuritsu Zumbi Cosakai atau BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) 2.
Memilih dan menetapkan presidan RI ( Ir. Sukarno ) dan wakil presiden RI ( Drs. Moh. Hatta )
3.
Sebelum terbentuknya MPR, dalam melaksanakan pekerjaan presiden dibantu oleh Komite Nasional.
D. Sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : 1. Menetapkan 12 orang menteri dalam lingkungan pemerintahan dan 4 menteri negara yang akan dilaksanakan pelantikannya pada tanggal 2 September 1945. Susunan menteri ( kabinet Indonesia pertama kali adalah sebagai berikut : a.
Ment Dalam Negeri
: MAA Wiranata Kusumah
b.
Ment Luar Negeri
: Mr. Ahmad Subardjo
c.
Ment Keuangan
d.
Ment Kehakiman
: Prof.Dr.Mr. Supomo
e.
Ment Kemakmuran
: Ir. Ahmad Cokrodisuryo
f.
Ment Keamanan Rakyat
: Supriyadi
g.
Ment Kesehatan
: Dr. Buntaran Martoatmojo
h.
Ment Pengajaran
: Ki Hajar Dewantara
i.
Ment Penerangan
: Mr. Amir Syarifudin
j.
Ment Ment Sosial
: Mr. Iwa Kusuma S.
k.
Ment Perhubungan
: Mr. Abikusno Cokro.
l.
Ment Pekerjaan Umum
: Mr. AA Maramis
: Mr. Abikusno Cokro.
m.
Ment negara
: Wachid Hasyim
n.
Ment negara
: MR. Amir
o.
Ment negara
: Mr. RM Sartono
q. Ment negara
: Otto Iskandardinata
2.
Wilayah RI terbagi menjadi 8 provinsi, dan sebagai gubernurnya adalah sebagai berikut :
a.
Provinsi Sumatera
: Tengku Moh Hasan
b.
Provinsi Jawa Barat
: Sutarjo Kartohadikusuma
c.
Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Suroso
d.
Provinsi Jawa Timur
e.
Provinsi Sunda Kecil : I Gusti Ketut Puja
f.
Provinsi Maluku
: Mr. J. Latuharhari
g.
Provinsi Sulawesi
: Ratulangi
h.
Provinsi Kalimantan
: Ir. Pangeran Moh. Rum
: RA Suryo Sumpeno
E. Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain : 1. Membentuk Komite Nasional Indonesa, Pembentukan Badan KNIP ( Komite Nasional Indonesia Pusat ), yang baru dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945, sebagai ketuanya adalah Mr. Kasman Singadimeja. 2.
Pembentukan Partai Nasional Indonesia ( PNI )
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat ( BKR ), bertugas sebagai badan penolong keluarga korban perang. Keanggotaanya terhimpun dari bekas anggota PETA, Heiho, Keibodan, Seinendan, dll.
F. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia BKR bukan angkatan bersenjata, melainkan badan penolong keluarga korban perang. Guna menghadapi tentara Jepang, kedatangan Sekutu dan Belanda , maka harus memiliki angkatan bersenjata yang tangguh. Pada bulan September 1945 tentara Sekutu dan Belanda telah tiba di Indonesia, sebagai bangsa yang tidak mau dijajah lagi maka segera membentuk angkatan bersenjata. Para pejuang dengan gigih dan berani merebut senjata-senjata Jepang guna menghadapi tentara Sekutu dan Belanda. Keadaan semakin kacau setelah orang-orang Belanda melakukan kekacauan di berbagai tempat. Oleh karena itu pada tanggal 5 Oktober 1945pemerintah membentuk angkatan bersenjata dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Keanggotaannya besifat sukarela, perlengkapan dan persenjataan harus mencari sendiri dan tugas yang dipikulnya sangat berat , yaitu mengamankan negara. Dalam waktu singkat banyak sekali yang menjadi anggota, terutama mereka yang telah terlatih di PETA dan Heiho ketika Jepang masih berkuasa. Letkol Sudirman diangkat sebagai panglima TKR dan Letkol Urip Sumoharjo menjadi Kepala Staf TKR. Perjalanan TKR tidaklah mudah, karena ketika masih dalam proses pembentukkan langsung terjun di medan pertempuran. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan senjata adalah dari tangan Jepang, Dengan gigih dan berani para pejuang, pemuda, memaksa tentara Jepang untuk menyerahkan persenjataannya. Tidak sedikit korban yang berjatuhan. Banyak peristiwa heroik di berbagai kota, dengan perlengkapan seadanya para pejuang akhirnya berhasil melucuti tentara Jepang. Untuk mengenang keberanian dan semangat juangnya maka setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Angkatan Besenjata ( TNI ). Dalam perjalanan selanjutnya TKR mengalami perubahan nama menjadi TRI ( Tentara Republik Indonesia ), dan terakhir menjadi TNI ( Tentara Nasional Indonesia ). Perjuangan mereka tidak cukup disini, karena masih harus menghadapi tentara Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangat berat, persenjataan dan kemampuan yang terbatas menuntut tentara kita harus bekerja keras, lebih-lebih yang dihadapi adalah tentara Sekutu, pemenang Perang Dunia II, tentu saja persenjataannya jauh lebih modern. Di bawah kepemimpinan Letkol Sudirman dengan melakukan perang gerilnya akhirnya pada tahun 1949 berhasil mengusir Belanda dari bumi Indonesia.
Sebagai bangsa yang besar kita harus memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjuang merebut dan mempertahankan negara dengan sukarela tanpa pamrih dan penuh pengorbanan. Tegak berdirinya negara ini sekarang karena berkat perjuangan para pejuang yang dimotori oleh tentara. I. Kedatangan Tentara Sekutu di Indonesia Sebagai pihak pemenang Perang Dunia II Tentara Inggris atas nama Sekutu berupaya mengambil alih Indonesia dengan membentuk Divisi dengan nama Allied Gorces Nederlads East Indies ( AFNEI ) yang dipimpin Letjen Sir Phllip Christison, Pasukan AFNEI mendarat di Tanjung Priok, Jakarta pada tanggal 29 September 1945 terdiri atas tiga Divisi, yitu : 1.
Divisi India ke-23, ditempatkan di Jawa Barat dan dipimpin oleh Mayjen DC Hawtorn
2.
Divisi India ke-5 , ditempatkan di Jawa Timur dan dipimpin oleh Mayjen EC Mansergh
3.
Divisi India ke 26, ditempatkan di Sumatera dan dipimpin oleh Mayjen HM Chambers
Tugas tentara Inggris ke Indonesia antara lain: 1.
Menerima penyerahan daerah jajahan ( kekuasaan ) dari tangan Jepang
2.
Melucuti tentara Jepang
3.
Mengembalikan tentara Jepang ke Negerinya
4.
Menjaga ketetiban dan keamanan di Indonesia
5.
Membebaskan interniran Belanda yang ditawan oleh tentara Jepang
Semula kedatangan mereka disambut baik oleh bangsa Indonesia, namun setelah diketahui orang-orang Belanda yang tergabung dalam NICA (Nederlands Indies Civil Administration ) ikut di belakangnya, maka bangsa Indonesia tidak percaya lagi atau lebih waspada terhadap tentara Inggris, maupun Belanda. Kedatangan NICA dipimpin oleh Van der Plash danVan Mook mempunyai maksud dan tujuan ingin menjajah kembali Indonesia, namun bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Suasana semakin kacau dengan dibebaskannya interniran Belanda dan pasukan KNIL yang ditahan oleh tentara Jepang. Para pejuang dengan cepat segera melakukan gerakan yaitu :merebut senjata dari tentara Jepang sebelum jatuh ke tangan Sektu, guna menghadapi tentara Sekutu ( Inggris ) dan Belanda. Terjadilah peristiwa-peristiwa heroik dengan semangat kepahlawanan, bangsa Indonesia yang semula ketakutan apabila melihat tentara Jepang, namun setelah merdeka tidak ada lagi yang ditakuti, sekalipun Inggris bekas pemenang Perang Dunia II .
II. Perlawanan Terhadap Tentara Jepang A.
Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, 19 September 1945
Peristiwa ini diprakarsai oleh para pemuda Menteng dengan cara mengumpulkan warga Jakarta untuk mendengarkan pidato presiden Sukarno yang pertama kali sejak Indonesia merdeka, tanggal 17 Agutus 1945. Dengan dihadiri ribuan massa di lapangan Ikada massa tidak takut lagi terhadap ancaman tentara Jepang yang dihadapinya.Kedatangan presiden Sukarno disambut gembira oleh bangsa Indonesia. Presiden hanya menyampaikan pidato singkat yang intinya agar massa pulang ke rumah masing-masing sambil menunggu perintah selanjutnya, guna menghindari jatuhnya banyak korban.Tentara Jepang kagum akan kepemimpinan Ir. Sukarno . Apabila beliau tidak memulangkan massa Jakarta kemungkinan besar terjadi kerusuhan dan banyak korban yang berjatuhan. Arti Penting Peristiwa Rapat Raksasa di Lapangan Ikada antara lain : 1.
Rakyat Indonesia tidak takut lagi terhadap ancaman tentara Jepang.
2.
Ir. Sukarno benar-benar pemimpin besar, terbuki akan kepatuhan rakyat terhadao presidennya.
B. Perebutan Senjata dari Tangan Jepang di berbagai Kota di Indonesia Dalam upaya mempersenjatai diri guna menghadapi kedatangan tentara Sekutu dan tentara Belanda, maka para pejuang melakukan perebutan senjata tentara Jepang di Indonesia , karena telah kalah perang dalam PD II. Peristiwa ini terjadi di berbagai kota di Indonesia, antara lain : 1.
Perebutan gudang senjata di Cilandak, Jakarta Selatan
2.
Keberhasilan para pejuang menduduki lapangan udara Andir, Bandung
3.
Perebutan senjata Jepang di Medan dan Palembang
4.
Perebutan markas tentara Jepang di Makasar
5.
Perebutan markas dan panser Jepang di Yogyakarta
6.
Perebutan markas dan semua senjata Jepang di Surabaya
C. Pertempuran 5 Hari di Semarang , 14 – 19 Oktober 1945 Tentara Jepang yang ditawan Sekutu melalukan pemberontakan setelah bergabung dengan pasukan Kidobutai di Jatingaleh, Semarang. Mereka menyerang para polisi Indonesia. Situasi berubah menjadi panas setelah terbunuhnya dr. Kariadi ketika sedang meneliti air minum yang diracuni tentara Jepang. Pertempuran sengit terjadi di daerah Bulu. Pertepuran berlangsung selama 5 hari yang berlangsung tanggal. 14 s.d. 19 Oktober 1945. Tidak kurang dari 2000 pejuang Indonesia gugur, dan lebih dari 500 tentara Jepang gugur. Pertempuran berhenti setelah pasukan Sekutu dibawah pimpinan Brigjen Betel tiba di Semarang dan mengadakan perundingan dengan walikota Semarang. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka di tempat tersebut dibangun Monumen Tugu Muda. Begitu juga nama dr. Kariadi diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum di Semarang.
III. Perlawanan Terhadap Tentara Sekutu (Inggris) A. Pertempuran 10 November 1945 , di Surabaya Diawali dengan kedatangan tentara Inggris (Sekutu) di Surabaya pada tanggal. 25 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigjen Mallaby untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan tentara Jepang ketika berlangsungnya PD II. Namun pasukan Inggris dihadang pada pemuda Surabaya, sehingga mengalami kesulitan. Pada tanggal 28 Oktober pasukan Inggris di seluruh Surabaya diserang rakyat Surabaya sehingga Brijen Mallaby nyaris tewas. Berkat bantuan presiden Sukarno kemarahan rakyat Surabaya dapat diredam. Karena Brigjen Mallaby tidak menghormati bangsa Indonesia, ia nekat masuk ke wilayah RI untuk membebaskan tawanan. Ia terbunuh di dekat Jembatan Merah. Hal ini menimbulkan kemarahan pimpinan tentara InggrisMayjen Manserg. Pada tanggal 9 November 1945 ia mengeluarkan ultimatum yang isinya, tentara Inggris akan menyerbu seluruh kota Surabaya apabila pihak RI tidak mau menyerahkan pembunuh Brigjen Mallaby , paling lambat tanggal 10 November 1945 jam 06.00. Ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya. Dibawah pimpinan Bung Tomo seluruh rakyat Surabaya bersatu mempertahankan diri dari serangan tentara Inggris. Ibu-ibu, manula , dan anak-anak sebelumnya diungsikan ke kota di sekitarnya Sidoarjo) selama pertempuran. Pada tanggal 10 November 1945 tentara Inggris menyerang Surabaya dari berbagai penjuru, baik darat, laut, maupun udara. Namun para pejuang dan rakyat yang dikenal sebagai arek-arek Surabya mempertahankan daerahnya agar jangan sampai sejengkal tanahpun jatuh ke tangan musuh. Pertempuran
berlangsung sengit dan tidak berimbang sehingga ribuan korban berjatuhan. Berkat dorongan semangat dari Bung Tomo pertempuran berlangsung selama satu bulan, dan tentara Inggris tidak mampu menaklukkan Surabaya, dan akhirnya tentara Inggris menarik pasukannya dari Surabaya setelah satu bulan lamanya rakya Surabaya tidak mau menyerah. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Begitu juga di Surabaya didirikan monumen/ Tugu Pahlawan. Arti penting pertempuran 10 Novemer di Surabaya, antara lain : 1. Bangsa Indonesia rela berkorban sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 2. Dengan semangat juang tinggi dan pantang menyerah untuk mempertahankan setiap jengkal tanah agar jangan jatuh ke tangan musuh. B. Pertempuran Ambarawa (Palagan Ambarawa), 15 Desember 1945 Pertempuran di Ambarawa diawali dengan mendaratnya pasukan Inggris dibawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 November 1945 dan mengakhiri pertempuran Lima Hari di Semarang. Pada tanggal 21 Oktober 1945 mereka berusaha membebaskan tawanan yang ada di Ambarawa dan Magelang. Karena rakyat tahu bahwa kedatangan tentara Inggris diboncengi tentara NICA maka pada tanggal 23 November 1945 meletus pertempuran melawan tentara Inggris. Pertempuran berlangsung agak lama. Pasukan TKR dengan gigih mempertahankan Ambarawa dan berupaya agar tentara Inggris jangan sampai masuk Magelang. Salah seorang perwira yang didatangkan dari divisi Banyumas, yaitu Letkol Isdiman gugurdalam pertempuran tersebut. Berkat kesigapan Kol Sudirman maka pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Inggris dan NICA berhasil dipukul mundur dari Ambarawa hingga sampai ke Semarang. Peristiwa tersebut dikenang sebagai peristiwa Palagan Ambarawa, dan untuk mengenang peristiwa tersebut naka dibangunlah monumen Palagan Ambarawa dan setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. C. Bandung Lautan api , 23 Maret 1946 Pasukan Inggris berupaya agar senjata tentara Jepang yang jatuh ke tangan para pejuang harus diserahkan kepada tentara Inggris sebagai pasukan pemerlihara keamanan. Pada tanggal 23 November 1945 tentara Inggris mengerluarkan ultimatum pertama, agar kota Bandung selatan dikosongkan untuk diduduki tentara Inggris . Namun ultimatum tersebut tidak dihiraukan para pejuang Bandung. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1946 dikeluarkan ultimatum kedua yang isinya agar seluruh kota Bandung dikosongkan. Para pejuang Bandung dihadapkan pada dua pilihan komando, yaitu komando dari pusat ( presiden ) agar kota Bandung dikosongkan supaya tidak banyak korban berjatuhan. Sebaliknya komando dari Panglima TKR agar kota Bandung dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Di bawah pimpinan Letkol. AH. Nasution maka seluruh kota Bandung Selatan dkosongkan dan penduduk diusngsikan keluar kota. Namun malam harinya rumah-rumah yang telah ditinggal penghuninya dibakar, sehingga bagaikan lautan api. Dengan demikian tentara Inggris datang sia-sia ke kota Bandung, bahkan mendapat perlawanan gerilya dari para pejuang. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka diciptakan lagu Halo-halo Bandung dan Sapu tangan dari Bandung. Arti penting peristiwa Bandung Lautan Api antara lain : 1. Semangat rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, terbukti semua rakyat kota Bandung rela mengungsi keluar kota dan meninggalkan harta bendanya, yang kemudian dibakar para pejuang. 2. Dengan semangat juang tinggi dan pantang menyerah untuk mempertahankan setiap jengkal tanah agar jangan sampai jatuh ke tangan musuh. D. Pertempuran Medan Area Diawali dengan pengambil alihan gedung-gedungpemeriintah oleh para pemuda dari tangan tentara Jepang pada tanggal 4 Oktober 1945 dibawah pimpinanA. Tahir. Pasukan Inggris dibawah pimpinan Brigjen Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Begitu juga NICA mendaratkan pasukannya dibawah
pimpinan Westerling. Pertempuran meletus pertama pada tanggal 13 Oktober 1945. Karena pertempuran terus berlangsung maka pada tanggal 18 Oktober 1945 tentara Inggris mengeluarkan maklumat yang isinya melarang membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara Ingris. Kemudian pa tanggal 10 Desember 1945 Inggris mengerahkan pasukannya , para pemuda melawannya dengan gagah berani sehingga banyak korban yang berjatuhan, karena persenjataan yang tidak imbang. Peristiwa tersebut dikenal dengan Pertempuran Medan Area.
IV. Perlawanan Terhadap Tentara Belanda A. Insiden Bendera di Hotel Yamato, 19 September 1945 Pada saat yang bersamaa dengan Rapat Raksasa di lapangan Ikada maka di Surabaya juga terjadi peristiwa yang tidak kalah penting. Tentara Belanda yang membonceng pada tentara Inggris ( Sekutu ) memanfaatkan kesempatan. Saat tentara Inggris melaksanakan tugasnya , maka tentara Belanda menyusun kekuatan dan mengadakan aksi teror. Di atas hotel Yamato tiba-tiba berkibar bendera merah putih biru milik Belanda, sehingga menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Para pemuda, pejuang berbaur menyerbu Hotel Yamato untuk mengganti bendera tersebut dengan bendara merah putih. Pertempuran tidak dapat terelakan lagi, banyak korban yang berjatuhan demi berkibarnya sang merah putih dan harga diri bangsa. Arti penting bagi pernjuangan bangsa Indonesia, yaitu : 1. Semangat rela berkorban demi berkibarnya sang merah putih 2. Rakyat Indonesia tidak mau lagi dijajah oleh bangsa asing B. Agresi Militer Belanda (1947 & 1948) Agresi Militer Belanda merupakan strategi Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Agresi tersebut dilaksanakan ketika sedang terjadi gencatan senjata, pada saat para pejuang sedang dalam kondisi tidak siap berperang. Agresi Militer I dilaksanakan paa tanggal 21 Juli 1945 setelah penandatanganan hasil perundingan Linggarjati. Agrasi Militer Belanda ke2 pada tanggal 19 Desember 1948, Agresi tersebut dilancarkan setelah ditandatangani hasil perundingan Reville, atau pada saast itu bangsa Indonesia. Pada agresi Militer Belanda ke-2 tentara Belanda berhasil menduduki kota Yogyakarta, (ibukota RI saat itu). Tentara Belanda hanya menduduki daerah perkotaan saja, adapun daerah lain masih tetap dikuasai para pejuang. Agresi Militer lambat laun mengalami desakan dari para pejuang. Dengan taktik perang gerilya yang dipimpin oleh Jendral Sudirman berhasil memukul mundur pasukan tantara Belanda. C. Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan yang dilaksanakan pada dini hari membuat tentara Belanda tidak siap, TNI berhasil meduduki kota Yogyakarta selama 6 jam dan berhasil mengumumkan kepada dunia luar bahwa TNI masih utuh dan tangguh, terbukti mampu menduduki kembali Yogyakarta yang telah diduduki musuh. Serangan Umum ini dipimpin oleh Letkol Suharto , komandan Brigade 10 Werkreise III. Ia mendapat bantuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, raja Kesultanan Yogyakarta. Walaupun hanya 6 jam menduduki kota Yogyakarta , namun memiliki arti penting bagi perjuangan bangsa Indonesia, yaitu : 1. Mendukung perjuangan diplomasi 2. Meningkatkan semangat juang TNI untuk terus melakukan perang gerilya 3. Menunjukkan kepada dunia luar bahwa TNI masih tangguh 4. Mematahkan morah tentara Belanda
V. Perjuangan Diplomasi
A. Perundingan yang diprakarsai Van Mook untuk memecah belah bangsa Indonesia 1. Konferensi Malino, 15-25 Juli 1946 Atas prakarsa dr. HJ. Van Mook, Gubernur Jendral Belanda di Malino ( Sulawesi Selatan ) bertujuan untuk memperlemah kedudukan kemerdekaan RI. Permasalahan yang dibahas adalah Rencana Pembentukan negara-negara bagian di wilayah Indonesia yang akan menjadi negara bagian dalam negara federal. Ada 15 darah yang diundang untuk mengikuti konferensi tersebut. 2. Konferensi Pangkal Pinang, 1 Oktober 1946 Membicarakan golongan minoritas yang ada di Indonesia 3. Konferensi Denpasar, 18 – 24 Desember 1946, Membicarakan pembentuk negara Indonesia Timur , sebagai presidennya adalah Sukawati. B. Perundingan Linggarajati , 25 Maret 1947 Pelaksanaan perundingan di sebuah tempat sebelah selatan Cirebon, Lereng gunung Cerme (Linggarjati) pada tanggal 10 – 15 Juli 1946, namun hasilnya baru ditanda tangani oleh kedua belah pihak di istana Rijwic (sekarang = istana merdeka). Delegasi masing-masing dalam perundingan tersebut adalah : 1. Indonesia
: PM Sutan Syahrir
2. Belanda
: Van Mook
3. Inggris
: Lord Kilern
Keputusan yang dihasilkan dalam Perundingan Linggarjati antara lain : 1. Kedua belah pihak melaksanakan gencatan senjata. 2. Belanda mengakui secara de fakto atas pulau Jawa , Sumatera, dan Madura 3. RIS dengan akan bekerja sama membentuk dengan nama Republik Indonesia Serikat ( RIS ) 4. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketuanya. Pada saat gencatan senjata Belanda justru memperkuat pasukannya kemudian melancarkan serangan yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda I, pada tanggal 21 Juli 1947. Dengan melancarkan Agresinya maka Belanda dapat menguasai kota-kota dan tempat strategis lainnya. Untuk menghadapi serangan Belanda maka TNI menerapkan sistem pertahanan Linier, yaitu sistem pertahaan dengan cara menyertakan seluruh rakyat dan mengadakan serangan tiba-tiba saat tentara Belanda sedang lengah. Sistem ini juga dikenal dengan taktik perang gerilnya. Perang gerliya membuat pasukan Belanda kewalahan, karena lambat laun daerah yang diduduki tentara Belanda berhasil direbut kembali oleh TNI. Agresi Militer mendapat kecaman dari bangsa –bangsa di Asia dan Australia. Bahkan India mengirin bantuan dan obat-obatan kepada Indonesia. C. Perundingan Renville , 17 Januari 1948 Sebenarnya Belanda mau ke meja perundingan bukan karena cinta damai , melainkan ada alasan tertentu, yaitu : 1. Belanda banyak mendapat kecaman dari dunia internasional 2. Agar wilayah yang telah diduduki tidak jatuh TNI 3. Keingingan berkuasa kembali di Indonesia seperti sebelum merdeka , secara bertahap.
Untuk menyelesaikan sengketa Indonesia – Belanda secara damai maka Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Tokoh yang mewakilinya adalah Richard Kirby (Australia), Van Graham (Amerika Serikat), dan Paul Van Zealand (Belgia). Amerika Serikat mendatangkan kapalnya (Renville) di teluk Jakarta sebagai tempat berunding pada tanggal 8 Desember 1947, kemudian hasilnya ditanda tangani pada tanggal 17 Januari 1948. Delegasi yang hadir dalam perundingan tersebut adalah : Indonesia
: PM Amir Syarifudin
Belanda
: Abdul Kadir Wijayaatmaja
Penengah
: KTN (Van Graham, Paul Van Zealand, dan Richard Kirby).
Keputusan yang disepakati dalam perundingan tersebut, antara lain : 1. Penghentian tembak menembak di sepanjang garis Van Mook 2. Belanda mengakui wilayah RI di luar garis Van Mook (tinggal Jawa Tengah, sebagian Jawa Barat dan sebagian Jawa Timur) 3. TNI yang berada di belakang garis Van Mook harus ditarik mundur ke wilayah RI 4. Akan segera dibentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Hasil perundingan Renville sangat merugikan bangsa Indonesia, karena wilayah RI yang semula meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura sekarang tinggal Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur. Seluruh bangsa Indonesia tidak puas dengan PM Amir Syarifudin yang mau menanda tangani hasil perjanjian tersebut. Kabinet Amir jatuh dan digantikan Sutan Syahrir. Namun kemudian Amir Syarifudin menyusun kekuatan dan mengadakanpemberontakan PKI di Madiun pada tanggal 18 September 1948. Tindakan yang sangat tidak terpuji, saat bangsa Indonesia sedang menghadapi Agresi Militer Belanda II, dan Yogyakarta diduduki oleh tentara Belanda justru Amir syarifudin bersama Muso mengadakan pemberontakan dengan melakukan aksi pembunuhan di Madiun. Berkat kesigapan TNI yang berasal dari Divisi Siliwangi dibawah pimpinan Kol Gatot Subroto pemberontakan PKI berhasil ditumpas. Pada saat gencatan senjata Belanda kembali menyusun kekuatan sepenuhnya untuk menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Kemudian melancarkan serangan kembali serentak pada tanggal 19 Desember 1948 yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II. Pada tahap ini tentara benar-benar mampu menguasai Yogyakarta dan menangka presiden Sukarno dan Wakil presiden Moh. Hatta. Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta dibuang ke Prapat kemudian dipindahkan ke Bangka. Belanda beranggapan bahwa dengan ditangkapnya kedua orang tokoh tersebut RI telah tamat. Namun anggapan itu keliru, karena sebelum ditangkap presiden Sukarno telah menyerahkan mandatnya kepada Safrudin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan darutat RI ( PDRI ) di Bukittinggi, Sumatera Barat, dan apabila Belanda hendak menangkapnya maka segera menyerahkan mandatnya kepada Mr. Asaat untuk membentuk pemerintahan darurat di pengasingan di New Delhi ( India ). Demi keselamatan bangsa dan negara Jendral Sudirman bersama prajuritnya melanjutkkan perang gerilnya walaupun ibu kota telah jatuh ke tangan musuh. Dalam keadaan sakit parah beliau harus keluar masuk hutan memimpin perang gerilya. Sebuah perjuangan yang sanagat berat, Jend. Sudirman dan Ir. Sukarno yang menjadi simbol kekuatan bangsa terpisah sehingga tidak bisa kontak. India dan Birma (Myanmar) sangat simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia, kemudian mengadakan konferensi Inter Asia pada tanggal 20 Januari 1949, guna membantu perjuangan bangsa Indonesia. Keputusan yang dihasilkan antara lain : 1. Pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta 2. Penarikan seluruh tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia 3. Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950.
D. Perundingan Rum Rojen , 7 Mei 1949 PBB kembali membentuk Badan untuk membantu menyelesaikan sengketa Indonesia – Belanda melalui meja perundingan. Badan tersebut adalah UNCI ( United Nation Commition for Indonesia ). Badan ini berhasil membawa Indonesia – Belanda ke perundingan yang dikenal dengan Perundingan Rum –Rojen. Delegasi Indonesia dalam perundingan tersebut adalah Moh Rum dan delegasi Belanda Van Rojen. Isi pokok perundingan tersebut adalah : 1. Penghentian tembak menembak kedua belah pihak 2. Kembalinya pemerintahan RI ke Yogyakarta 3. Semua tentara Belanda harus ditarik mundur dari wilayah RI 4. Segera diselenggarakan Konferensi Meja Bundar ( KMB ) E. Konferensi Meja Bundar (KMB), 23 Agustus 1949 KMB merupakan tindak lanju dari perundingan Rum Rojen, diselenggarakan di kota Deh Haag, Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh PM Drs. Moh. Hatta sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Marseven. Keputusan yang dihasilkan antara lain : 1. Serah terima kedaulatan dilaksanakan paling lambat akhir Desember 1949 2. Indonesia berbentuk RIS ( Republik Indonesia Serikat ) dan RI berada di dalamnya 3. Undang Undang yang berlaku adalah UUD RIS yang bekerja sama dengan Belanda dalam bentuk Uni Indonesia Belanda dan Ratu Yuliana sebagai Ketuanya. 4. Wilayah RIS adalah semua bekas jajahan Belanda 5. Masalah Irian Barat ditentukan satu tahun kemudian 6. Hutang-hutang Belanda yang berkaitan dengan Indonesia dipikul oleh RIS F. Pengakuan Kedaulatan RI, 27 Desember 1949 Pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda merupakan wujud kemenangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Pengakuan kedaulatan dilaksanakan di dua tempat, yaitu : 1. Di Amsterdam (Belanda)
: oleh Ratu Yuliana kepada Drs. Moh. Hatta
2. Di Jakarta (Indonesia)
: oleh HJ Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Ditetapkan sebagai presiden RIS adalah Ir. Sukarno dan wakil presiden RIS adalah Drs. Moh. Hatta, sedangkan presiden RI adalah Mr. Asaat. Dengan ditandatangani Pengakuan Kedaulatan oleh kedua belah pihak maka semua pasukan Belanda dikembalikan ke negerinya, kecuali di Irian Barat. Dengan demikian bangsa Indonesia benar-benar merdeka dan kedaulatannya diakui oleh dunia internasional. Kerberhasilan ini berkat perjuangan konfrontasi dan perjuangan diplomasi yang saling memberikan dukungan.