MAKALAH Observasi Sejarah Indonesia Rumah Ir. Soekarno (Tugu Proklamasi/Monumen Proklamator)
Disusun oleh :
Aulia Dewi Prasintya Firzan Aria Prasetya Kevin Aidillah Akbar Maria Genoveva Dian Larasati Muhammad Dzikri Ramadhan Regina Jessinta Q.I
XI IPS 2
(06) (15) (19) (22) (24) (28)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terima kasih kepada guru Sejarah Indonesia kami Ibu Lenta Talenta Hutabarat, S.Pd. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Maret 2019
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tugu proklamasi adalah tugu peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan observasi atau kunjungan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang sejarah proklamasi Republik Indonesia. Serta kunjungan sejarah kali ini dapat membuat siswa menjadi lebih cinta terhadap tanah air. Makalah ini disusun berdasarkan observasi yang dilakukan oleh siswa mengenai Rumah Ir. Soekarno yang telah dirubah menjadi tugu proklamasi. 1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah Proklamasi Republik Indonesia? Apa peran rumah Ir.Soekarno atau tugu proklamasi dalam sejarah Proklamasi Republik Indonesia? Apa saja yang dapat diketahui jika mengunjungi tugu proklamasi? Mengapa rumah Ir.Soekarno dirubah menjadi tugu proklamasi?
1.3 Batasan Masalah
Apa peran rumah Ir.Soekarno atau tugu proklamasi dalam sejarah Proklamasi Republik Indonesia? Apa saja yang dapat diketahui jika mengunjungi tugu proklamasi? Mengapa rumah Ir.Soekarno dirubah menjadi tugu proklamasi?
1.4 Tujuan Observasi
Melaksanakan tugas Sejarah Indonesia Mengetahui sejarah Proklamasi Republik Indonesia Mengetahui peran rumah Ir.Soekarno atau tugu proklamasi dalam sejarah Proklamasi Republik Indonesia
1.5 Manfaat Observasi
Menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Siswa dapat mengetahui peran rumah Ir.Soekarno atau tugu proklamasi dalam sejarah Proklamasi Republik Indonesia Menambah rasa cinta tanah air Lebih menghormati jasa para pahlawan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peran Tugu Proklamasi Dalam Sejarah Proklamasi Republik Indonesia Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl.Pegangsaan Timur No.56.Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon alat pengeras suara.Adapun Sudiro memerintahkan S.Suhud menyiapkan satu tiang bendera.Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief Hendraningrat dan Abdurrahman. Menjelang pukul 10.00WIB,tokoh-tokoh pergerakan nasional telah berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No.56, seperti dr.Buntara Martoatmojo, Mr.A.A.Maramis, Mr.Latuharhary, AbikusnoTjorosujoso,Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara,Sam Ratu Langie, K.H.Mas Mansur, Mr.Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M.Tabrani, dr.Muwardi dan A.G.Pringgodigdo. Tepat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh.Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta,hari 17,boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S.Suhud mengibarkan bendera Merah Putih.Seluruh rakyat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta, Suwiryo. 2.2 Tugu Proklamasi Kini tempat bersejarah itu berubah nama menjadi Tugu Proklamasi. Monumen untuk mengenang peran Soekarno-Hatta sebagai tokoh yang memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB bertempat di Gedung Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Monumen SoekarnoHatta dibuat atas prakarsa Presiden Soeharto. Pembuatannya dilaksanakan pada bulan November 1979-1980 oleh beberapa pematung diantaranya: Jr. Budiono Soeratno, I Sardono Sugiyo, Y. Sumartono, Drs. Nyoman, dan G. Sidarta Sugiyo. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1980 diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto. Monumen Soekarno-Hatta terletak di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Monumen ini mengandung nilai-nilai sejarah yang mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Beberapa pertimbangan dibangunnya patung kedua tokoh tersebut antara lain: a) Sebagai ueapan terima kasih dan rasa hormat kepada tokoh proklamator bangsa Indonesia; b) Gagasan ini lahir saat Presiden Soeharto meresmikan Gedung Joang 45 tahun 1974 dan peresmian makam Soekarno di Blitar, tahun 1979;
c) Sebagai peringatan bahwa di tempat tersebut proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945. Secara fisik monumen Soekarno-Hatta terdiri dan Patung Soekarno yang dibuat dan bahan perunggu dengan tinggi 4,60 m; Patung Bung Hatta dibuat dari bahan perunggu dengan ketinggian 4,30 m; Naskah Proklamasi terbuat dan bahan perunggu; Elemen Latar Belakang berupa relung-relung segitiga yang berjumlah 17 buah dan terbuat dan bahan marmer Tulungagung. Di lokasi ini Presiden Soekarno pada tanggal 1 Januari 1961 melakukan pencangkulan pertama tanah untuk pembangunan tugu, "Tugu Petir", yang kemudian disebut tugu proklamasi. Tugu ini berbentuk bulatan tinggi berkepala lambang petir, seperti lambang Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tulisan yang kemudian dicantumkan, "Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta". Sekitar 50 meter di belakang tugu ini dibangun gedung yang menandai dimulainya pelaksanaan "Pembangunan Nasional Semesta Berencana". Hanya bangunan ini yang berdiri di lokasi tersebut. Satu dan satu-satuya gedung yang ada sampai sekarang. Di antara bangunan yang terdapat di lokasi ini, hanya "Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia" yang langsung terkait dengan nuansa revolusi karena diresmikan tanggal 17 Agustus 1946 pada masa Sekutu masih berkuasa. Di atas tulisan yang dipahat di bahan marmer itu ada tulisan lain, "Atas Oesaha Wanita Djakarta". Di dinding sebaliknya ada kutipan naskah proklamasi dan peta Indonesia juga dari marmer. Bentuk tugu ini mirip lambang Polda Metropolitan Jakarta asalkan dibuang kepalanya yang bergambar api berkobar. 2.3 Rumah Ir.Soekarno Dirubah Menjadi Tugu Proklamasi Rumah bersejarah ini, yang dulu disebut "Gedung Proklamasi", sudah tidak ada lagi sejak tahun 1960, Bung Karno menyetujui usul Wakil Gubernur Daerah Chusus Jakarta (DCI) Henk Ngantung agar rumah tersebut direnovasi. Waktu itu Presiden Soekarno sudah bermukim di Istana Negara. Ternyata, renovasi tidak terealisasi. Jalan Pegangsaan Timur telah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi. Kediaman Bung Karno yang dijadikan tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan pun sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan kehadiran tugu Proklamasi yang dahulu pernah dibongkar atas perintah Bung Karno, dan di situ kemudian didirikan Gedung Pola Pembangunan Semesta. Di lokasi itu juga kini berdiri patung Sukarno-Hatta yang menggambarkan suasana pembacaan teks Proklamasi pada tahun 1945 itu.
BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan Tugu Proklamasi ini merupakan saksi bisu Ir. Soekarno dan M. Hatta selaku bapak proklamator kita dalam memproklamasikan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Tempat ini juga merupakan rumah Ir. Soekarno yang kemudian digusur dan diubah menjadi sebuah taman bersejarah monument Tugu Proklamasi. Tersimpan banyak sekali cerita, dan sejarah penting yang terdapat disini.
3.2 Saran Tempat bersejarah seperti ini seharusnya lebih dijaga dan difasilitasi dengan sesuai dan memadai, sebagai salah satu bentuk penghormatan kita. Seperti diperbanyak tenaga informator, sehigga pengunjung lokal maupun mancanegara dapat mengetahui sejarahnya dengan jelas. Dengan ditambahi museum kecil tentang tempat ini di dalam taman, akan lebih menarik minat pengunjung, agar pengetahuan pengunjung bertambah dan lebih luas.