PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT
RSIA BUNDA ALIYAH JL. PAHLAWAN REVOLUSI NO 100 PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT IBU & ANAK BUNDA ALIYAH JAKARTA, INDONESIA 2018
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RS, perlu adanya prosedur yang disusun untuk meningkatkan mutu pelayanan. Instalasi Gawat Darurat berperan sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat. Dengan adanya program ini diharapkan Instalasi Gawat Darurat dapat menjaga mutu pelayanan . Dengan adanya program ini diharapkan petugas dapat ikut serta menjaga mutu pelayanan.
Jakarta ,
Agustus 2018
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSIA BUNDA ALIYAH JAKARTA TIMUR
A. PENDAHULUAN Mutu (kualitas) pelayanan kesehatan menurut Wijono (1999) adalah derajat dipenuhinya standar profesi atau standar operasional prosedur (SOP) dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil outcome seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang meliputi pelayanan, diagnosa terapi, prosedur atau tindakan penyelesaian masalah klinis. Peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien adalah upaya untuk meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi tercapai keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Cross & Blue dalam Giebing 1994 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan lima karakteristik
proses
pelayanan
kesehatan
yaitu
:
dapat
dicapai,
diterima
masyarakat,komprehensif, berkesinambungan dan terdokumentasi. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah bagian terdepan dan sangat berperan di Rumah Sakit, baik buruknya pelayanan bagian ini akan memberi kesan secara menyeluruh terhadap pelayanan rumah sakit. Pelayanan gawat darurat mempunyai aspek khusus karena mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang.
Untuk menuju pelayanan yang memuaskan dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang diagnostik serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak kalah pentingnya sumber daya manusia yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitas. Petugas yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan yang andal dan tingkah laku yang baik.. Standarisasi Instalasi Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang IGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke rumah sakit lain. Upaya pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem mengandung pengertian adanya komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, mempunyai sasaran (output) serta dampak yang diinginkan (outcome). Sistem yang bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi atau umpan balik yang berkelanjutan.
B. LATAR BELAKANG Instalasi gawat darurat merupakan unit integral dalam rumah sakit yang memiliki peranan utama dalam memberikan pelayanan pasien gawat darurat. Pengalaman pasien terhadap pelayanan yang diberikan di Instalasi gawat Darurat tentunya akan menjadi pengaruh yang besar terhadap persepsi umum terhadap pelayanan rumah sakit. Dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan area paling kritis sebagai pintu masuk pasien rumah sakit (RS), setiap keterlambatan pelayanan dapat mengakibatkan konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan dengan
manajemen operasi IGD akan membantu meningkatkan kualitas, menurunkan biaya, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan sehingga dapat memberi masukan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen Pelayanan IGD merupakan tantangan bagi setiap RS untuk terus memperbaiki kualiatas pelayanannya. IGD merupakan pelayanan satu atap yang beroperasi selama 24 jam dan menjadi pintu masuk pasien sehingga menjadi gambaran wajah pelayanan RS. Tatalaksana awal di IGD adalah proses triase yaitu proses pemilahan pasien berdasar prioritas kegawatan dan diagnosis yang sesuai dalam manajemen awal pasien. Hasil pelayanan tergantung sebagian besar pada bagaimana IGD menjalankan proses triase. IGD merupakan pintu masuk RS yang memberikan pelayanan pada pasien sakit dan cedera akut yang datang dengan variasi orang, usia, penyakit, status sosial ekonomi yang datang tanpa perjanjian dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau ambulans, hal ini mempengaruhi waktu tunggu pelayanan, adanya keterlambatan pelayanan, serta keterbatasan fasilitas medis dan non medis yang tersedia. Tata laksana kasus gawat darurat merupakan sebuah pekerjaan penuh tantangan dengan melalui beberapa aktifitas yang saling berkaitan dimulai saat pasien masuk sampai pulang atau disposisi ke rawat inap. Berbagai sumber daya ikut terlibat dimulai dari dokter, staf medis maupun non medis, perusahaan asuransi, staf outsourcing, dan keluarga pasien. Penelitian ini akan memberikan gambaran alur kritis, respon time, variasi alur dan perbedaan karakteristik staf yang berhubungan dengan kinerja klinis dalam pelayanan IGD sehingga dapat mengidentifikasi faktor yang berperan dalam penentuan kepuasan pasien IGD dalam rangka mengidentifikasi faktor yang perlu diperbaiki untuk menjaga kualitas pelayanan IGD
C. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Instalasi Gawat Darurat dapat memberikan pelayanan kegawat daruratan secara optimal sesuai dengan standar 2. Tujuan Khusus : a. Menjamin penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat b. Tercapainya tingkat kepuasan pelanggan Instalasi Gawat Darurat c. Terorganisirnya semua unsur di Instalasi Gawat Darurat secara terpadu dalam memberikan pelayanan gawat darurat yang optimal, bermutu sesuai dengan standar d. Terlaksananya program peningkatan mutu pelayanan Instalasi Gawat Darurat sebagai program yang terpadu dan berkesinambungan
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Memberikan pelayanan penanganan life saving yang optimal sesuai standar untuk dewasa dan anak Kegiatan ini terkait dengan fungsi utama Instalasi Gawat Darurat sebagai pemberi pelayanan gawat darurat. Sebagai standar acuan kegiatan ini adalah prosedur Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut serta prosedur tetap kasus gawat darurat di RSIA Bunda Aliyah. Untuk melakukan monitoring dan evaluasi dari kegiatan ini menggunakan data dari bagian rekam medik IGD yang tertuang dalam resume
pemeriksaan gawat darurat yang diisi oleh petugas medis dan paramedis IGD. Frekuensi pengumpulan data dilakukan sebulan sekali untuk dianalisa per 3 bulan. 2. Program pendidikan dan keterampilan berkelanjutan bagi petugas medis dan paramedis di Instalasi Gawat Darurat Untuk dapat memberikan pelayanan gawat darurat yang optimal sesuai standar tentunya semua petugas medis dan paramedis di IGD harus selalu terbekali dengan pengetahuan dan keterampilan terkini terutama yang bersifat wajib seperti ATLS dan ACLS untuk dokter atau PPGD, BCLS, APN untuk perawat dan bidan. Team peningkatan mutu pelayanan IGD mendata sertifikat-sertifikat pelatihan yang telah dimiliki oleh petugas medis dan paramedis IGD dan mengajukan usulan pelatihan ke bagian diklat RS untuk petugas medis dan paramedis IGD yang belum memiliki sertifikat standar pelayanan gawat darurat atau yang sertifikatnya sudah berakhir masa berlakunya. 3. Mencapai waktu tanggap pelayanan di IGD ≤5 menit Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal RS dari Kementrian Kesehatan RI maka waktu tanggap pelayanan di IGD adalah ≤5 menit. Team peningkatan mutu pelayanan IGD mengambil data response time dari bagian rekam medis IGD (form resume pemeriksaan gawat darurat) dan dibuat dalam laporan bulanan yang dianalisa per 3 bulan. Sample yang diambil setiap bulan minimal 50 pasien. 4. Mencapai tingkat kepuasan pelanggan sesuai Standar Pelayanan Minimal dari Kemenkes RI yaitu ≥70%
Team peningkatan mutu pelayanan IGD membuat kusesioner kepuasan pelanggan dan melakukan survey terhadap minimal 50 pasien setiap bulannya. Analisa terhadap pencapaian kepuasan pelanggan dilakukan setiap 3 bulan sebagai bahan evaluasi IGD bersama team mutu pelayanan rumah sakit untuk ditindaklanjuti. E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Dalam pelaksanaan PMKP di unit kerja dengan menggunaan metode siklus PDC/SA
Plan : Tim PMKP membuat rencana program dan rencana kerja serta form pengumpulan data/sensus harian, Do : Tim PMKP melaksanakan pengumpulan data dan pelaksanaan program PMKP unit kerja Check : kepala unit melakukan analisa data dan validasi data atas data yang dikumpulkan Action : Melakukan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan Pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan rutin tiap bulan, audit kepatuhan pelaksanaan indikator dan evaluasi dari penanggung jawab ruangan.
F. SASARAN KEGIATAN
SASARAN
Pelayanan life saving pasien dewasa dan 100% tertangani anak-anak Pendidikan dan keterampilan 100% petugas medis dan paramedis IGD berkelanjutan bagi petugas medis dan memiliki sertifikat kegawat daruratan paramedis IGD Waktu tanggap pelayanan IGD
≤5 menit
Kepuasan pelanggan IGD
≥70%
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO KEGIATAN
BULAN 1
1
Pengumpulan data
2
Laporan bulanan (setiap akhir bulan)
3
Evaluasi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan program peningkatan mutu pelayanan IGD RSUD Saras Husada Purworejo dilakukan oleh team peningkatan mutu pelayanan IGD RSUD Saras Husada Purworejo setiap 6 bulan. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil analisa dari kegiatan yang telah dilakukan dibuat oleh team peningkatan mutu pelayanan IGD dan diberikan kepada team peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan dokumentasi kegiatan peningkatan mutu pelayanan IGD dilakukan oleh tim peningkatan mutu pelayanan IGD dalam bentuk data tertulis, cetak, dan digital. Pelaporan program dibuat dalam bentuk laporan bulanan. Laporan bulanan ini akan dianalisa oleh tim peningkatan mutu pelayanan IGD setiap 3 bulan dan kemudian dilaporkan ke tim peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.Tim peningkatan mutu pelayanan IGD dan rumah sakit berkoordinasi dalam menindaklanjuti hasil kegiatan peningkatan mutu termasuk dalam menentukan langkah-langkah berikutnya untuk meningkatkan pencapaian sasaran dari waktu ke waktu
Jakarta, 17 Agustus 18 Mengetahui Ketua TIM PMKP RSIA Bunda Aliyah
Koordinator IGD
( dr. Moch. Ichsan )
( Siti Triastuti. S,Kep )
PROFIL INDIKATOR MUTU INSTALASI GAWAT DARURAT RSIA BUNDA ALIYAH PONDOK BAMBU
1. Waktu Tunggu Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Judul
Waktu tunggu pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Tujuan
Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Pasien Di Igd
Definisi Operasiona
Rentang waktu pelayanan pasien yang dinyatakan MRS dari sejak masuk di Instalasi Gawat Darurat sampai masuk ruang rawat inapdengan standar waktu tidak lebih dari 3 jam
Latar Belakang
Pelayanan Pasien Gawat Darurat Adalah Pelayanan Yang Memerlukan Pelayanan Segera, Yaitu Cepat, Tepat, Dan Cermat Untuk Mencegah Kematian Dan Kecacatan.Banyaknya Keluhan Pasien Mengenai Lama Waktu Tunggu Transfer Pasien Dari Igd Ke Ruang Rawat Inap Jumlah Pasien Dengan Waktu Tunggu <3 Jam Dalam Periode Tertentu Jumlah Total Pasien Igd Dalam Periode Yang Sama
Numerator Denominator
Target
Jumlah Pasien Dengan Waktu Tunggu <3 Jam : Jumlah Total Pasien Igd Dalam Periode Yang Sama X 100% = ___% 100 %
Kriteria Inklusi
Pasien Yang Dinyatakan Perlu Rawat Inap
Kriteria Eksklusi
Pasien Memenuhi Kriteria Kuning Pasien Untransportable (Shock, Koma, Kegawatan Belum Teratasi)
Formula
Penanggung jawab pengumpulan data
Koordinator IGD
2. Kepuasan Pelanggan Pada Gawat Darurat Judul
Kepuasan pelanggan pada gawat darurat
Dimensi mutu
Kenyamanan
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Definisi operasional
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan tentang pelayanan yang diberikan
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode analisa
Tiga bulan sekali
Numerator
Jumlah komulatif rerata penilaian kepuasan pasien gawat darurat yang di survay
Denomirator
Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang di survay (minimal n=50)
Sumber data
Survay
Standar
≥ 70%
Penanggung jawab pengumpulan data
Koordinator instalasi gawat darurat / tim mutu IGD
3. Kematian pasien ≤ 24 jam di gawat darurat Judul
Kematian pasien ≤ 24 jam di gawat darurat
Dimensi mutu
Efektifitas dan keselamatan
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi operasional
Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak pasien datang
Frekuensi pengumpulan data
Tiga bulan
Periode analisa
Tiga bulan
Numerator
Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien datang
Denomirator
Jumlah seluruh yang ditangani di gawat darurat
Sumber data
Rekam medik
Standar
≤ 2 perseribu
Penanggung jawab pengumpulan data
Koordinator IGD
4. Kemampuan Menangani Life saving Anak Dan Dewasa Judul
Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Dimensi mutu
Keselamatan
Tujuan
Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan gawat darurat
Definisi operasional
Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan airway, breathing, circulation
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode analisa
Tiga bulan sekali
Numerator
Jumlah komulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di gawat darurat
Denomirator
Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di unit gawat darurat
Sumber data
Rekam medik di gawat darurat
Standar
100 %
Penanggung jawab pengumpulan data
Koordinator IGD