Proposal Seminar Dpk Rsia Bunda Aliyah ,cv,materi.docx

  • Uploaded by: TriasLineTupperware
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Seminar Dpk Rsia Bunda Aliyah ,cv,materi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,271
  • Pages: 155
KEPERAWATAN

PROPOSAL SEMINAR & WORKSHOP RESUSITASI NEONATUS, STABILISATION, SAFE TRANSPORTATION

RSIA BUNDA ALIYAH

JL PAHLAWAN REVOLUSI NO 100 PONDOK BAMBU JAKARTA

- TIMUR

KEPERAWATAN BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Resusitasi bayi baru lahir merupakan prosedur yang diterapkan untuk bayi baru lahir (neonatus) yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Diperkirakan 10 % bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk bernafas pada saat lahir dan 1% saja yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif. (Konsensus, 2010) Kementrian kesehatan mempunyai Visi Indonesia Sehat tahun 2030 dimana angka kematian bayi merupakan salah satu parameter dalam Goals 3 dalam SDGs yang akan diatasi. Angka kematian bayi yang masih tinggi berdasarkan data kementrian kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 33.278 menjadi 32007 pada tahun 2016. Target pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan menurunkan angka kematian neonatal sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasahan tersebut perlu adanya peningkatan kompetensi petugas yang memberikan asuhan langsung. Penanganan resusitasi, pasca resusitasi pada neonatus yang mengalami asfiksia perinatal, sangat kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan tindakan antisipasi yang cepat, karena bayi beresiko mengalami disfungsi multi organ dan perubahan dalam kemampuan mempertahankan homeostasis fisiologis. Salah satu acuan yang telah mempunyai bukti ilmiah yang kuat dalam melaksanakan stabilisasi pasca resusitasi neonatus dikenal sebagai STABLE. STABLE merupakan tindakan stabilisasi yang terfokus pada 6 dasar penanganan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan pasien, baik dalam manajemen, mencegah kemungkinan adanya kesalahan, serta mengurangi efek samping. Stabilisasi neonatus yang tepat terbukti menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai Visi- Misi RSIA Bunda Aliyah adalah menjadi rumah sakit pilihan dan rujukan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mampu bersaing di era globalisasi. Oleh sebab itu

KEPERAWATAN rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan. Proses resusitasi, pasca resusitasi dan periode rujukan / pemindahan pada neonatus merupakan GOLDEN PERIOD yang memerlukan tenaga terampil untuk melakukannya. Berdasarkan hal tersebut, maka RSIA Bunda Aliyah berupaya untuk meningkatkan kompetensi perawat khususnya yang bertugas di ruang NICU dan IGD dengan mengadakanan Pelatihan

“RESUSITASI

NEONATUS, STABILITATION AND SAFE TRANSPORTATION“ agar mampu memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu.

B. TUJUAN a. Tujuan Umum : Memberikan pengetahuan untuk mengajarkan prinsip Resusitasi neonatus, STABLE, dan Safe Transportasion pada neonatus dan Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada neonatus. b. Tujuan Khusus : 1.

Peserta mampu mengkaji pasien neonatus

2.

Peserta mampu melakukan resusitasi neonatus

3.

Peserta mampu mengoprasionalkan alat resusitator

4.

Peserta mampu mengupayakan bayi à STABLE

5.

Peserta mampu melakukan proses pemindahan ke unit atau RS lain sesuai prosedur

6.

Peserta mampu melakukan penangana kegawatan pada neonatus

C. MANFAAT a. Bagi Rumah Sakit : 1.

Memiliki SDM yang handal dan berkualitas

2.

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

3.

Menurunkan angka kematian neonatus

b. Bagi Peserta : Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat dalam menghadapi kegawatan pada neonatus di rumah sakit.

BAB II RENCANA KEGIATAN

A.

JENIS KEGIATAN Seminar dan Workshop Resusitasi Neonatus, Stabilisation, Safe Transportation

B.

C.

D.

SASARAN Peserta

: Perawat NICU & IGD

Jumlah

: 60 orang

PELAKSANAAN Hari/ tanggal

: Rabu, 30 Januari 2019

Pukul

: 08.00 – 16.00 WIB

Tempat

: Auditorium RSIA Bunda Aliyah

MATERI a. Materi Seminar 1. Pemeriksaan Fisik Neonatus 2. Resusitasi Neonatus 3. Stabilisation and safe transportation 4. Asuhan Keperawatan Bayi menggunakan Ventilator 5. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Gangguan Pernafasan

b. Materi Workshop Nursing care of respiratory distress infants

E.

METODE PELAKSANAAN Ceramah dan Demonstrasi

F.

PENGAJAR 1. Dr. Raden Lia, SpA 2. Dr. Marlene Adriani Sutanto 3. Ns. Merita Basril,SKep

G.

JADWAL ACARA

WAKTU

DURASI

KEGIATAN

PEMBICARA

SEMINAR 08.00 – 08.15 08.15 – 09.15 09.15 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 11.15

15 menit 60 menit 60 menit 15 menit 45 menit

11.15 – 12.00

45 menit

12.00– 13.00

60 menit

13.00 – 13.45

45 menit

13.45 – 16.45

150 menit

16.45 – 17.00

15 menit

17.00 Selesai

Pre test Pemeriksaan Fisik Neonatus Updates of Neonatal resuscitation Coffee Break Stabilisation and safe transportation Asuhan Keperawatan Bayi menggunakan Ventilator ISHOMA Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Gangguan Pernafasan WORKSHOP

Panitia Dr. Marlene Dr. Raden Lia, SpA Dr. Marlene Adriani Sutanto Ns. Merita Basril, Skep

Ns. Merita Basril,SKep

Nursing care of respiratory distress infants

Fasilitator ( TEAM NICU )

Post test

Panitia

PENUTUPAN

Lampiran I

SUSUNAN PANITIA

Penasehat : Dr. Yanuar Jak, SpOG,MARS,PhD Penanggung jawab

: Ns. Siti Anisah, M.Kep

Ketua Pelaksana

: Ns. Merita Basril, SKep.

Sekretaris

: Ns.Siti Triastuti, SKep.

Bendahara & Sie Konsumsi Sie Acara+Ilmiah

: 1. Yasmin Sungka, SKep. 2. Ns. Ainal Mardhiah, SKep : 1. Ns. Evi yulistina, SKep 2. Yuanita, AmKeb

Sie Perlengkapan & Dokumentasi

: 1. Ns. Ari Suryani, SKep

Fasilitator

: 1. Tuti wulandari, Skep 2. Ayu Sarens, AmKep 3. Umi Rachmaniah, AmKep

CURRICULUM VITAE PERSONAL DETAILS

Name

: Ns. Merita Basril, Skep

Gender

: Female

Place of Birth

: Jakarta, Indonesia

Date of Birth

: June 27th, 1983

Citizenship

: Indonesian

Religion

: Islam

Blood Type

:O

Permanent Address

: Jl. H. Muhyin No. 14 RT 03 RW 06 Jaticempaka, Pondok

Gede Postal Code

: 17411

Phone Number (Home)

: +62218464201

Phone Number (CP)

: +628121976173

Email

: [email protected]

FORMAL EDUCATION

: SD Negeri 06 Jakarta Timur : SMP Yadika 4 Kota Bekasi : SMA Islam As-syafi’iyah 02 Kota Bekasi : AKPER As-syafi’iyah Kota Bekasi : S1 Keperawatan As-syafi’iyah. : Ners Abdi Nusantara

WORKING EXPERIENCES Tahun 2004 – 2008

: Bekerja di RS Usada Insani Tangerang di Ruang ICU

Tahun 2008 – sekarang

: Bekerja di RSIA Bunda Aliyah Jakarta di ruang NICU

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI MENGGUNAKAN VENTILATOR

MERITA BASRIL

PENGERTIAN Ventilator adalah suatu alat bantu nafas / ventilasi mekanik yang dapat memberikan tekanan posistif pada jalan nafas sampai ke alveoli paru melalui jalan nafas buatan seperti ETT dan mempertahankan oksigenisasi Mempertahankan pertukaran gas dengan meminimumkan : Kerusakan Paru 

Pemakaian optimal  Bronchopulmonary Dysplasia (BPD) & Intraventricular Hemorrhage ( IVH )

LANJUTAN Mempertahankan pertukaran gas dengan meminimumkan :



• Kerusakan Paru • Gangguan hemodinamik • Efek samping lain (kerusakan saraf) Meminimalkan usaha nafas yang berat Mengoptimalkan rasa nyaman

INDIKASIVENTILASI MEKANIK • Apnoe berat (memerlukan bagging), > 1 Periode apnoe dalam 1 jam • PaCO2 > 60 mmHg dengan Ph < 7,25 • Fio2 60 mmhg • Usia Gestasi < 25 minggu • Tekanan yang mensupport paru pada akhir ekspirasi mencegah kolaps alveolar • Level yang sering 5-7 cmH2O • Peep > 6-7 hati-hati overdistensi • Jangan pakai PEEP < 3 cm H2O atelectasis

•MAP

(Mean Airway Pressure)

•O2

…PARAMETER VENTILASI Peningkatan

PIP akan :

•MAP •PaO2 •PaCO2 •Tidal Volume (TV) PIP cukup dada mengembang  PIP bila dada tidak mengembang

…PARAMETER VENTILASI



PIP bila overventilasi :

PaCO2 < 45 mmHg Tidal Volum ( TV) > 5 ml/kg CXR (Posterior ribs > 8) Kurva expiratory flow tidak mencapai 0 • PIP yang terlalu tinggi (>30) Barotrauma dan Perlu HFO ?

curah jantung

…PARAMETER VENTILASI • N : 3,5 – 6 ml/kg • Setting awal : 4,5 ml/kg • TV atau sebanyak 0,5 ml/kg tergantung PaCO2 • Peningkatan tidal volume O2 atau sebaliknya

…PARAMETER VENTILASI PeningkatanTI :

• •

Merekrut alveoli

MAP  O2 • Normal 0,3-0,5 ( <0,2 dan > 0,7 berbahaya) rate : •PacO2

•Minute Volume (N: 250-350 ml/mnt)

…PARAMETER VENTILASI • Ditentukan level O2 arteri (PaO2) & saturasi oksimetri ( SpO 2) • Level PaO2 arteri 50-80 mmHg • SpO2 88-92 % • FiO2 >70% Toksik

…PARAMETER VENTILASI

Oksigenasi ditingkatkan dengan

FiO2 dan MAP

MAP dengan :

• ET



IT



PIP

• •



PEEP

Flow

PARAMETER VENTILASI

•Kadar CO2 diturunkan dengan : •TV •Rate •PIP •PEEP

PERUBAHAN SETTING VENTILATOR BERDASARKAN PERUBAHANAGD PaO2

PaCO2

Perubahan Setting Ventilator

Rendah

Tinggi

PIP,

Rendah

Normal

FiO2, MAP tetapi pertahankan PIP (misalnya: PEEP atau IT)

Rendah

Rendah

FiO2,

MAP

Normal

Tinggi

PEEP,

Rate, Pertahankan MAP

Normal

Rendah

Rate, Pertahankan MAP

Rate

PERUBAHAN SETTING VENTILATOR BERDASARKAN PERUBAHAN AG

PaO2

PaCO 2

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Normal

MAP (biasanya

Tinggi

Rendah

PIP,

Normal

Normal



Perubahan settingan ventilator CekVentilator: Tube tersumbat, FiO2, IT

Rate,

PIP),

PEEP,

Rate,

FiO2

FiO2

Pertahankan setting kecuali jika ingin weaning

Parameter Ventilator

• FiO2 ≥ 50 % • PIP 16 cm H2O sebesar pergerakan dada yang cukup • PEEP 5 cm H2O • IT 0,3 dtk (0,3-0 ,5dtk ) • I:E 1:1 to 1:2 Pantau: • Sianosis • Pengembanagandada • Perfusi kapiler • Suara nafas

… ANJURAN SETTING AWALVENTILASI SECARA UMUM



Bila ventilasi tidak adekuat, PIP 1 cm H2O setiap beberapa tarikan nafas sampai suara nafas terdengar adekuat



Bila oksigenasi buruk, tingkatkan FiO2 5% setiap menit sampai sianosis menghilang (saturasi 88-92 % )



PeriksaAGD



Lakukan penyesuain ventilasi selanjutnya

UKURAN ETT

• < 1000 gram no.2,5 • 1000 – 2000 gram no.3 • 2000 – 3000 gram no.3,5 • >3000 gram no.4

MASALAH KEPERAWATANYANG TERJADI

1.

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

2.

Ketidak efektifan pola nafas

3.

Gangguan pertukaran gas

4.

Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer

5.

Resiko infeksi

PENGKAJIAN

• Riwayat antenatal • Riwayat persalinan dan kelahiran • Fungsi pernafasan • BAGAIMANA ? visual : warna. Misal merah, kehitaman,sianosis sentral • Observasi pergerakan didnding dada – asimetris/simetris

LANJUTAN

• Auskultasi : Air entry paru kanan & kiri

• Kondisi perilaku : tenang/tidak tenang Memerlukan sedasi • Setting Alarm Ventilator • Status keseimbanganAsam Basa ; AGD • FotoThoraks

1. KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS

• Faktor berhubungan / Etiologi: A. Obstruksi jalan nafas: 1. Spasme Jalan Nafas

2. Mukus berlebihan 3. Eksudat dalam alveoli 4. Sekresi dalam bronkus

LANJUTAN

• Data Subjektif / Objektif 1. Suara nafas tambahan 2. Perubahan frekuensi nafas

3. Sianosis 4. Sputum dalam jumlah berlebihan 5. Gelisah

LANJUTAN

• Tujuan & Kriteria Hasil : • Menunjukkan Pembersihan jalan nafas yang efektif yang dibuktikan dengan :

• 1. Kepatenan jalan nafas, dengan indicator : mudah bernafas, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan, Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas, pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas • 2. Ventilasi tidak terganggu

INTERVENSI

1. Kaji dan dokumentasikan kebersihan jalan nafas & keefektifan pemberian

oksigen 2. Auskultasi paru kanan & kiri untuk mementukan penghisapan lender 3. Atur posisi bayi yang memungkinkan pengembanagan rongga dada dengan

meningggalkan bagian kepala tempat tidur 45˚, Kecuali jika terdapat kontraindikasi 4.Diskusikan untuk tindakan fisioterapi 5. Kolaborasi pemeriksaanAGD 6. Jelaskan pada keluarga tentang penggunaan peralatan pndukung 7. Ubah posisi tidur setiap 3 jam

2. KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS

• Faktor berhubungan / Etiologi

• 1. Posisi tubuh • 2. Imaturitas paru dan neuromuscular • 3. Desifisiensi surfaktan • 4 . Nyeri • 5. Keletihan otot pernafasan • 6. Penurunan energi LANJUTAN

• Data Subjektif / Objektif 1. Perubahan kedalaman pernafasan 2. Bradipnea < 30 x/mnt

3. Apnoe 4. Peningkatan diameter anterior – posterior 5. Pernafasan cuping hidung 6. Fase ekspirasi memanjang 7. Takipnea > 60 8. Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas 9. Merintih

TUJUAN & KRITERIA HASIL

Bayi menunjukkan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan dengan :

• 1. Bayi memperlihatkan parameter oksigenasi yang adekuat • 2. Gas darah arteri dan kesimbangan asam basa berada dalam batas normal untuk usia gestasi • 3. Frekuensi dan pola respirasi sesuai setting ventilator • 4. Oksigenasi jaringan memadai, saturasi oksigen bayi premature 88 – 92 % • 5. jalan nafas paten : tidak ada obstruksi seperti mucus • 6. Ventilasi tidak terganggu : Tidak ada retraksi, nafas cuping hidung, merintih, ekspansi dada simetris, mudah bernafas

INTERVENSI

• 1. Pantau adanya pucat dan sianosis • 2. Pantau efek obat pada status pernafasan • 3. Kaji kebutuhan insersi jalan nafas • 4. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada pada pasien yang terpasang ventilator • 5. Pemantauan pernafasan : Kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernafasan, pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta, pantau adanya gelisah, catat perubahan saturasi oksigen dan AGD • 6. Dokumentasikan semua data pengkajian LANJUTAN

• 7. Lakukan pengisapan lendir dari dari nasofaring, trakea dan pipa endotrakhea (pengisapan dilakukan hanya jika terjadi penurunan oksigenasi, auskultasi dada menunjukkan adanya akumulasi secret) • 8. Posisikan telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atas • 9. Posisikan telungkup bila mungkin • 10. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keadekuatan funsi ventilator mekanik • 11. Informasikan perubahan sensori, bunyi nafas, pola nafas, nilaiAGD, Sputum, jika perlu • 12. Berikan obat anti nyeri untuk mengoptimalkan pola nafas (kolaborasi)

3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS

• Faktor berhubungan / Etiologi : 1. Perubahan membrane alveolar – kapiler 2.Ketidakseimbangan ventilasi – perfusi • Data Subjektif / objektif: 1. PH darah abnormal 2. Pernafasan abnormal (misalnya frekuensi, kedalaman)

3. Warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) LANJUTAN

• 4. Sianosis • 5. Penurunan karbondioksida • 6. Hiperkapnia • 7. Hipoksemia • 8. Hipoksia • 9. Nafas cuping hidung • 10. Gelisah • 11. Takikardia LANJUTAN

• Tujuan & kriteria Hasil : Gangguan Pertukaran gas berkurang, yang dibuktikan dengan : 1.Keseimbangan elektrolit dan asam basa, dengan indicator : PH (7,35-7,45), PCO2 (35-45 mmHg), HCO3 (22-26 mEq), saturasi oksigen 88-92 % 2. Ventilasi tidak terganggu 3. Tidak ada gelisah, sianosis 4. Tanda-Tanda vital dalam batas norma LANJUTAN • Intervensi:

1. Kaji suara nafas, frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha nafas dan produksi sputum

2. Pantau saturasi oksigen

3. Pantau hasil gas darah 4. Pantau kadar elektrolit 5. Pantau tingkat kesadaran 6. Observasi adanya sianosis LANJUTAN

• 7. Manajemen jalan nafas: atur posisi untuk memaksimalkan ventilasi, bersihkan secret • 8. Berikan obat sesuai program (seperti natrium bikarbonat) • 9. Pantau keadekuatan pemberian oksigen

• 10. Pantau ketepatan penempatan ETT • 11. Jelaskan penggunaan alat bantu yang digunakan (ke keluarga)

KESIMPULAN

• 1. Ketahui terlebih dahulu penyakit yang mendasari • 2. Selanjutnya tentukan modus yang akan diberikan • 3. Setting yang dipakai • 4. Penyesuaian setting sesuai denganAGD, rontgen thorak dan klinis bayi

• 5. Ventilator bukan hanya mesin penyelamat tapi juga killing machine bila kita salah menatalaksananya

TERIMA KASIH

CURRICULUM VITAE RIWAYAT PRIBADI Nama

: dr. RadenLiaMulyani, SpA

Jeniskelamin

: Perempuan

Tempat, tanggallahir : Bandung, 18 Januari 1979 Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Status

: Menikah

Alamat

: Jl. Pondok Kopi blok A2 No. 15 Jakarta Timur

Telepon

: 08561018072, (021) 92960393

E-mail

: [email protected]

Riwayat Keluarga

: Nama suami : Yan Indra Gunawan

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Pendidikan

: S2

Nama anak : 1. Muhammad Galia Nurkusuma (2006) 2. Maulana Raindra Wibawa (2009) 3. Karlina Azkadina Az-zahra (2012)

PENDIDIKAN SDNegeri KebonBaru IV Cirebon, lulustahun 1990 SMP Negeri I Cirebon, lulustahun 1993 SMA Negeri I Cirebon, lulustahun 1996 Program PendidikanDokterUmumFakultasKedokteranUniversitas lulustahun 2002

Indonesia

Jakarta,

Program PendidikanDokterSpesialisAnakFakultasKedokteranUniversitas Indonesia Jakarta, lulustahun 2009 Program fellowshipPerinatologiIlmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Juni - Desember 2015

PENGALAMAN KERJA DokterUmumKlinikCibuluh, Bogor (2002-2006) DokterJagaPICU/NICU RS MH Thamrin Jakarta (2006-2009) Dokterjaga UGD RSIA Evasari, Jakarta (2006-2009) DokterSpesialisAnak RSIA RestiMulya, Jakarta Timur (2009-2011) DokterSpesialisAnak RSIA RinovaIntan ,Bekasi (2011-2015) DokterSpesialisAnak dan konselor laktasi di RSIA SamMarie Basra, Jakarta Timur (2010Sekarang) DokterSpesialisAnak di RSIA BundaAliyah, Jakarta Timur (2016-Sekarang) Dokter Spesialis Anak di RS Hermina Jatinegara, Jakarta Timur (2017-sekarang)

PENGALAMAN ORGANISASI Tim BantuanMedis FKUI SenatMahasiswa FKUI LSM KemanusiaanMedical Emergency Rescue Committee (MER-C), Jakarta

IkatanDokter Indonesia IkatanDokterAnak Indonesia

PENELITIAN,PRESENTASI, & PUBLIKASI BadriulHegar, R. LiaMulyani. EsofagitisRefluksPadaAnak, Sari Pediatri 2006;8(1):43–53. Raden Lia Mulyani, Damayanti Rusli Syarif. Dislipidemia sebagai Penanda Hemofagositosis Limfohistiositosis: Sebuah Seri Kasus (Poster). PIT IKA III IDAI. Yogyakarta, Mei 2007. Raden Lia Mulyani, Djajadiman Gatot. Pendekatan Diagnosis pada Anak dengan Gangguan Fungsi Trombosit (Poster). PIT IKA III IDAI. Yogyakarta, Mei 2007. R. LiaMulyani, Bernie Endyarni, RiniSekartini. The Use of KuesionerPraSkriningPerkembangan (KPSP) and Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS) in Early Identification of Developmental Problem in Children.(Presentasi oral). KONIKA XIV. Surabaya, Juli 2008. SoepardiSoedibyo, RadenLiaMulyani. KesulitanMakanpadaPasien: Survei di Unit PediatriRawatJalan.Sari Pediatri 2009;11(2):79-84. R. LiaMulyani, BadriulHegar, Alan R Tumbelaka, EningKrisnuhoni. Reflux esophagitis in children with feeding problems: A preliminary study. PaediatricaIndonesiana 2010;50(5):284-90.

SEMINAR & PELATIHAN 

Pelatihan ResusitasiNeonatus, PERINASIA-IDAI-POGI, Jakarta, Mei 2004



Seminar on Young Child Nutrition. Improving Nutrition and Health Status of Young Children in Indonesia, Jakarta 2009



Seminar dan workshop Ask Me: Bridging doctors’ advice and parents’ expectation for optimal growth and development, Jakarta, April 2010



Management of Cow Milk Protein Allerhy in Children: Indication, Procedure and Recommeded Formula. IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2010



New Advances Nutrition in Child Health. Siang klinik, Jakarta, April 2010



Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010



Workshop Diagnostic and management of food allergy, Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010



The Importance of early prevention in allergy disease, Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010



Symposium Current Issues in Pediatric Nutrition and Metabolic Problems 2010, Juli 2010



Symposium Infant Feeding Practice 2010, Jakarts, Juli 2010



Pelatihan DM tipe 1 & Ketoasidosis Diabetikum untuk Dokter Spesialis Anak, Jakarta, Oktober 2010



Clinical Symposium. Recent Clinical Update on Infantile Anorexia. Jakarta, Maret 2011



Acid Related Disorder in Children, IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2011



Pelatihan Manajemen Laktasi VIII, IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2011



Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 jam WHO/UNICEF, RSUD Koja, Jakarta, April 2011



State of the art: Commond problems in hospitalized children, PKB VIII, Jakarta, Mei 2011



Workshop Tata Laksana Rasional Diare Akut, State of the art: Commond problems in hospitalized children, PKB VIII, Jakarta, Mei 2011



Indonesian Lactation Consultants Breastfeeding Education Seminar, IBCLC Indonesia, Juni 2011



Peran Lemak Esendial bagi Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Desember 2011



Perkembangan Teknologi Pengolahan Susu Untuk Menunjang Tumbuh Kembang Anak. IDAI cabang Jakarta, April 2012



The 5th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesian Pediatric Society. The Holistic Approach on Children’s Critical Illnesses to Maintain Their Quality of Life, Bandung, Oktober 2012



Best Practices in Pediatrics. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan X, IDAI cabang Jakarta, Februari 2013



Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak, PKB LXIV, IKA FKUI, Maret 2013



Pertemuan Ilmiah Unit Kerja XVII IDAI Jaya, Endokrinologi, Infeksi dan penyakit tropis, Pedistri Gawar Darurat, Respirologi, Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Jakarta, Maret 2013



Early Life Nutrition, Nutrition to Support Optimal Growth and Development. Round Table Discussion, Jakarta, September 2013



The 6th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesian Pediatric Society. Acceleration of MDGs 2815 Acievement with Comprehensive Management of Pediatric Problems, Solo, Oktober 2013



SimposiumIlmiah PGNHAI. MeningkatkanPengetahuanDokterUmum, Paramedis, danmasyarakattentangpenyakitsalurancernadalamrangkamencapai MDG’S 2015. KONAS VI PerhimpunanGastrohepatologidanNutrisiAnak Indonesia, Bali, Februari 2014



Workshop KONAS VI PerhimpunanGastrohepatologidanNutrisiAnak Indonesia, Bali, Februari 2014



PertemuanIlmiah Unit Kerja XIX IDAI Jaya. Jakarta, Maret 2014



Practical Management in Pediatrics. PendidikanKedokteranBerkelanjutan XI, IDAI Jakarta, April 2014



Practical Management in Pediatrics. Workshop Neonatal Respiratory Support: from nasal CPAP to ventilator.PendidikanKedokteranBerkelanjutan XI, IDAI Jakarta, April 2014



Two days Symposium & Workshop. MeningkatkanProfesionalismeKlinisDokterSpesialisAnak&DokterUmumdalam penanganankasuspediatrik, Bekasi, Mei 2014



Two days Symposium & Workshop. StabilisasiAwalResusitasiNeonatus, Bekasi, Mei 2014



KONIKA XVI. Toward Global Equalities in Sustainable MDG’s Achievement Through Comprehensive Health Care for all Indonesian Children. Palembang, Agustus 2014



Jakarta Pediatric Respratory Forum. Current Update on Pediatrics Respirology Cases. Jakarta, Oktober 2014



Jakarta Pediatric Respratory Forum. Workshop Management of TB in Children. Jakarta, Oktober 2014



Bogor Pediatric Update. Bogor, Maret 2015



7th Indonesian PICU NICU Update. Nutritional Support in Pediatric & Neonatal Critical Care. Yogyakarta, April 2015



Unit Kerja Scientific Meeting XXII, Pediatric Best Interest: From Intrauterin until 2 year-Old Age, Jakarta, Juni 2015



PertemuanIlmiahTahunan VIIIlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia. Surabaya, November 2016



8th Indonesian PICU NICU Update. Fighting Infection in Early Life & Optimizing Long Term Developmental Outcomes, Bandung, April 2016

Workshop



Trilogy of Challenges in Improving Long Term Outcome of Preterm Infants, 8th Indonesian PICU NICU Update. Fighting Infection in Early Life & Optimizing Long Term Developmental Outcomes, Bandung, April 2016



Workshop UKK NutrisidanPenyakitMetabolik“Prevention of Malnutrition in the first 1000 Days of Life: A New Paradigm to Develop Smart and Healthy Generation”. PraPertemuanIlmiahTahunan VIII IlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia, Makasar, September 2016



PertemuanIlmiahTahunan VIII IlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia. Improving Professional Competence for Pediatric Best Practice, Makasar, September 2016



Basic Mechanical Ventilation in Newborn Infants. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017



Basic Non Invasive Ventilation in Newborn Infants. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017



Basic Mechanical Ventilation in Newborn Infants: Clinical Practice. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017



Asia Pacific PICU NICU Preterm Nutrition Summit 2017&9th Indonesian PICU NICU Update. Comprehensive Management in Neonatal and Pediatrics Critical Care to Prevent Organ Failure, Jakarta, April 2017



Danone Asia Pacific Preterm Nutrition Summit 2017, Jakarta, April 2017



An Introduction Course on General Movement Method: Early Detection of Newborn Infants at High Risk for Developmental Disorder. 9th Indonesian PICU NICU Update. Comprehensive Management in Neonatal and Pediatrics Critical Care to Prevent Organ Failure, Jakarta, April 2017



The Role of Protein in the First 1000 Days of Life, Pediatric Summit, Bogor, Mei 2017



Up Date in Child Neurology: Everything you should know about motor and movement problem in children, Jakarta, Mei 2017

PENDAHULUAN

RESUSITASI NEONATUS dr. R. Lia Mulyani, SpA

30 % kematian bayi di

Kenapa belajar resusitasi ? Indonesia disebabkan asfiksia saat lahir (WHO,2007)

• 10% bayi perlu bantuan memulai napas saat lahir • 1% perlu resusitasi ekstensif untuk kelangsungan hidupnya • Gawat janin Bayi manakah • Prematur (UG < 37 mgg) atau yang mungkin BBLR memerlukan • Presentasi abnormal resusitasi? • Proses persalinan sulit • Anastesi umum

PERUBAHAN FISIOLOGIS RESPIRASI

Sebelum lahir Fluid filled Kebutuhan oksigen janin dipenuhi melalui plasenta

Sesaat setelah lahir Air filled Cairan dalam paru–paru diserap, diganti dengan udara

PERUBAHAN FISIOLOGISRESPIRASI

PERUBAHAN FISIOLOGISSIRKULASI

SIRKULASI JANIN

SIRKULASI NEONATUS

PERIODE AWAL NEONATUS Lahir Adaptasi

Berhasil

IMD

Gagal

Resusitasi STABLE Warm

Transport

Rawat Gabung Pink

Sweet

Rawat NICU/SCN

TUJUAN RESUSITASI Upayakan Bayi

Warm

Pink Sweet

T

Thermoregulation

Airway

Breathing

Circulation

Drugs

PERSIAPAN SEBELUMRESUSITASI IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO NEONATUS TIM RESUSITASI NEONATUS LINGKUNGAN

ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN RESUSITASI MENCEGAH PENULARAN INFEKSI

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO NEONATUS Faktor Risiko Antepartum Intrapartum Risk Factors Gestasi < 36 minggu atau > 41 SC cito minggu Kelahiran dengan vakum atau Preeklamsi atau eklamsiPerkiraan usia gestasi forsepKelainan pesentasi Hipertensi pada ibu Kehamilan kembar Kondisi air ketubanPersalinan lama Anemia janin Anastesi umum Polihidramnion atau Kehamilan tunggal atau

kembarPemakaian narkotika 4 jam oligohidramnion melahirkan Faktor risiko lainnya

sebelum

Hidropfetalis Solusio plasenta Makrosomia Perdarahan intrapartum IUGR Ketuban hijau kental Kelainan kongenital Gangguan denyut jantung janin

TIM RESUSITASI 2. Sirkulasi

1. Pimpinan Tim • Di depan kepala bayi • Kompetensi resusitasi neonatus terbaik • Ventilasi (airway dan breathing)

2. Asisten sirkulasi • Di kanan bayi • Sirkulasi bayi, mendengar denyut jantung, mengatur kebutuhan PIP & FiO2, kompresi dada, memasang kateter umbilikal, resusitasi cairan

3. Obat & Alat

1. AirwayBreathing

3. Asisten obat & alat • Di kiri bayi • Monitor waktu, saturasi, termometer, suction, obat resusitasi dll.

LINGKUNGAN RESUSITASI

Ruangan • Harus dekat dengan kamar bersalin/ruang operasi

Suhu • Hangat, terang dan luas • Suhu ruangan resusitasi 24-26 °C • Menjaga suhu tubuh bayi antara 36,5 - 37,5°C • Infant warmer • Kain, topi, dan selimut bayi yang kering dan hangat • Plastik bening untuk membungkus bayi < 1500 gr atau < 28 minggu • Inkubator transpor atau metode kangguru untuk memindahkan bayi ke ruang rawat

ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI 1. Penghangat • Kain, selimut, topi yang kering dan hangat • Plastik bening • Infant warmer • Sensor suhu 2. Suction • Alat suction dan kateter suction catheter atau balon penghisap • Meconium aspirator 3. Ventilasi • Oksigen dengan blender • T-piece resuscitator atau balon mengembang sendiri dengan katup PEEP dan sungkup • Peralatan intubasi (laringoskop, ETT, stilet)

• Laryngeal Mask Airway (LMA)

ALAT & PERLENGKAPAN

RESUSITASI

4. Sirkulasi

• Set infus vena perifer • Set kateter umbilikal • Obat dan cairan resusitasi (adrenaline, NS, dan Dex 10 %)

5. Transportasi

• Inkubator transport atau perlengkapan metode kangguru

6. Lainnya

• Stetoskop • Pulse oxymetri • Glucosemeter

ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI

ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI

Berat Badan (gr)

Usia Gestasi (mgg)

Ukuran ETT

< 1000

< 28

2.5

1000 – 2000

28 - 34

3.0

2000 - 3000

34 - 38

3.5

3000 - 4000

> 38

3.5 – 4.0

Ukuran laringoskop

Usia Gestasi

1

Cukup bulan

0

Kurang bulan

00

Bayi berat lahir rendah

Algoritma Resusitasi

Neonatus IDAI

2013

30 detik pertama..... Bernapas atau menangis ?

Perawatan rutin : YA • Pastikan bayi tetap hangat

Tonus baik ? • Keringkan bayi • Lanjutkan observasi TIDAK pernapasan, laju denyut jantung dan tonus Langkah awal : (nyalakan pencatat waktu) • Pastikan bayi tetap hangat Bayi ≤ 15oo gr langsung • Atur posisi dan bersihkan jalan napas dibungkus dengan platik • Keringkan dan stimulasi bening tanpa dikeringkan • Posisikan kembali dahulu kecuali wajahnya,

kemudian dipasang topi. Bayi tetap dapat distimulasi walaupun dibungkus plastik. Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot

Pastikan Bayi Tetap Hangat

 Suhu ruang resusitasi 24-26 ⁰C  Nyalakan infant warmer sebelum bayi lahir (untuk menghangatkan matras, kain, topi, dan selimut bayi)  Keringkan bayi dengan kain yang hangat dan kering, gunakan topi  Plastik bening untuk membungkus bayi < 1500 gr atau < 28 minggu  Monitor suhu bayi

Atur Posisi Bayi POSISIKAN • Buka jalan napas • Letakan bayi pada posisi sedikit tengadah

Bersihkan Jalan Napas • Tidak rutin dilakukan • Hanya jika ada sumbatan jalan nafas yang nyata

Mulut dahulu

Lalu Hidung

Keringkan & stimulasi

Saat mengeringkan, bayi juga mendapat rangsangan

30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot

Tidak bernapas/ megap-megap, dan atau LDJ < 100 x/menit

Ventilasi Tekanan Positive (VTP) Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen sudah tercapai : • Tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi

VENTILASI TEKANAN POSITIF Pemberian tekanan terukur • Tekanan akhir ekspirasi (PEEP :

Positive End-Expiratory Pressure) = 5 cmH20 • Tekanan puncak inspirasi

(PIP : Peak Inspiratory Pressure) = 25-30 cmH20

Cara memberikan ventilasi tekanan positif 1.Pilih sungkup dengan ukuran sesuai: sungkup menutupi mulut, hidung dan ujung dagu, tidak menutupi mata

2. Pastikan jalan napas terbuka dengan memposisikan kepala

Cara memberikan ventilasi tekanan positif bayi

Cara memberikan ventilasi tekanan positif 3. Letakan sukup dengan baik, tidak bocor

Cara memberikan ventilasi tekanan positif 4. Kecepatan memompa: 40-60 x/menit, dengan kekuatan sedang

5. Perhatikan kembang dada, yang menunjukkan masuknya udara ke paru-paru

Dengan Apa Kita Memberikan VTP ??

Sendiri (BMS)

Balon Mengembang

Mengembang Sendiri (BTMS)

Balon Tidak

T-piece resuscitator

MemberikanVTP denganT-piece resuscitator

Bila dada tidak mengembang saat VTP .... • Perlekatan sungkup tidak tepatbocor • Sumbatan jalan nafas lendir/darah

• Posisi leher terlalu menunduk / menengadah • Tekanan kurang

30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot

Tidak bernapas/ megap-megap, dan atau LDJ < 100 x/menit

Ventilasi Tekanan Positive (VTP) Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen sudah tercapai : • Tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi

Bernapas spontan

Distress napas (takipnu, retraksi, atau merintih)

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) PEEP 5-8 H2O Pemantauan Sp O2

CPAP  Continuous Positive

Airway Pressure : udara

bertekanan yang T-piece resuscitator

mengalir terus menerus  Setting awal : 7 cmH2O

(5-8 cmH2O)

Mix-safe Jacson Rees

CPAP dengan single nasal prong

Potong ETT setinggi 5 cm dari ujung

Masukkan ETT sampai batas garis hitam

CPAP dengansingle nasal prong

PEEP 7 CmH2O

30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot

Tidak bernapas/ megap-megap, x/menit

Ventilasi Tekanan

Bernapas spontan dan atau LDJ < 100

Distress napas Sianosis sentral (takipnu, retraksi, persisten Positive (VTP) atau merintih) Tanpa distress napas

Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen Continuous Positive Pertimbangkan sudah tercapai : Airway

Pressure (CPAP) suplementasi oksigen

• Tanpa alat

lanjutkan ke PEEP 5-8 H2O Pemantauan SpO2 perawatan observasi

Pemantauan Sp O2 • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi

Sianoasis Sentral • Timbul karena sel

darah merah tidak terikat cukup oksigen • Saturasi oksigen dalam darah kurang Waktu dari lahir

Target SpO2 preduktal

1 menit

60% - 70%

2 menit

65% - 85%

3 menit

70% - 90%

4 menit

75% - 90%

5 menit

80% - 90%

10 menit

85% - 90%

Menambahkan Oksigen yang Dihirup (FiO2) Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral  free flow oxygen

Resusitasi mengunakan Selang oksigen di antara telapak Neopuff tangan seperti bentuk sungkup (1 cm di atas wajah) (1 cm di atas wajah)

Waktu dari lahir

Target SpO2 preduktal

1 menit

60% - 70%

2 menit

65% - 85%

3 menit

70% - 90%

4 menit

75% - 90%

5 menit

80% - 90%

10 menit

85% - 90%

TARGET SATURASI  88 % sd 92 %

BUKAN 100 %!!!!!! Oksigen ? Perlukah? Berapa Banyak? Kapan?

Toksisitas Oksigen Terjadi Bila Saturasi Oksigen dalam darah 100% !!!!!

NEC

BPD

Retinopati

SELALU MULAI RESUSITASI NEONATUS DENGAN UDARA HIRUP

FiO2 21%

Alat untuk terapi oksigen Blender oksigen/Pencampuran Oksigen

Oksigen 21% (udara tekan)

Oksigen 100 % (oksigen Murni)

Tabel Konsentrasi Oksigen

Untuk Campuran Udara dan Oksigen %

Udara Bertekanan / Oksigen 21% (liter/menit) Kons. O2 1 2 3 4 5 6 7 8

9

10

1 41% 37% 34% 32% 31% 30% 29% 28% 2 61% 53% 47% 44% 41% 38% 37% 35% 34% 3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39% 4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44% 5 86% 57% 54% 51% 49% 47% 6 88%

77% 70% 65% 61%

80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%

7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%

8

INGAT RUMUS 8

9

91% 84% 78% 74% 70% 61% 58% 56% 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%

10

93%

87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%

66% 63%

60 detik ketiga..... Gagal CPAP Bila LDJ tetap < 100 x/menit PEEP 8 H2O FiO2 > 40% Pengembangan dada adekuat ? Dengan distres napas YA TIDAK Pertimbangkan intubasi • Obstruksi jalan napas Dada mengembang adekuat, namun LDJ < 60 x/menit • Kebocoran sungkup • VTP (O2 100%) + kompresi • Tekanan puncak inspirasi cukup atau dada (3 kompresi tiap 1 napas) tidak • Pertimbangkan intubasi • Observasi LDJ dan usaha napas Intubasi trakea dapat dipertimbangkan pada tiap 30 detik langkah ini apabila VTP Bila dada tidak tidak efektif atau telah mengembang adekuat, dilakukan selama 2 menit evaluasi : • Posisi kepala

KOMPRESI DADA • Diperlukan dua orang 1.

Pelaksana Kompresi

2.

Pelaksana VTP

• Menekan jantung ke arah tulang belakang • Menaikan tekanan intratoraks • Mengalirkan darah ke organ vital termasuk otak • Ada 2 teknik: teknik ibu jari dan dua jari

Lokasi kompresi dada

Teknik IBU JARI 

Kedua tangan melingkari dada

 

Kedua ibu jari untuk menekan tulang dada Jari-jari tangan lain menopang punggung bayi

Teknik DUA&JARI Kedalaman Tekanan 



Ujung jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan untuk menekan tulang dada Tangan yang lain menopang punggung bayi

Koordinasi VTP & kompresi dada “Satu – Dua – Tiga – Pompa”

Perhatikan .....

Menghentikan kompresi dada

60 detik ketiga..... Gagal CPAP Bila LDJ tetap < 100 x/menit

PEEP 8 H2O

FiO2 > 40% Pengembangan dada adekuat ? Dengan distres napas YA TIDAK Pertimbangkan intubasi LDJ < 60 x/menit Dada mengembang adekuat, Bila dada tidak mengembang namun LDJ < 60 x/menit adekuat, evaluasi : • Posisi • VTP (O2 100%) + kompresi kepala dada (3 kompresi tiap 1 napas) • Obstruksi jalan napas • Pertimbangkan intubasi • Kebocoran sungkup • Observasi LDJ dan usaha napas tiap 30 detik • Tekanan puncak inspirasi cukup atau tidak

Intubasi trakea dapat dipertimbangkan pada langkah ini apabila VTP tidak efektif atau telah

Pertimbangkan pemberian obat dan cairan intravena dilakukan selama 2 menit

PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN INTRAVENA • Jarang

diberikan pada resusitasi neonatus • Pemberian ventilasi yang adekuat paling penting dalam meningkatkan denyut jantung • Diberikan melalui : • Kateter vena umbilikal • Vena perifer • Jalur intraoseus • Endotrakeal tube •

Jenis obat : • Adrenalin • Volume ekspander

Pemberian adrenalin

• Bicarbonat • Naloxon

Pemberian volume ekspander • Kehilangan darah, syok

(pucat, perfusi buruk, nadi lemah) dan tidak ada respon yang adekuat terhadap tindakan resusitasi • NaCl 0,9% : 10 cc/kg dalam 5-10 menit (lebih lama untuk bayi prematur)

PEMASANGAN KATETER VEN UMBILIKAL

Potong tali pusat menggunakan pisau Masukkan kateter kedalam vena bedah Lakukan penjahitan melingkar dengan silk Saat tali pusat dipotong, berikan no. 3-0 tekanan ringan pada puntung umbilikal Lepaskan ikatan umbilikal segera setelah untuk mengontrol perdarahan prosedur selesai  observasi perdarahan

INTUBASI ENDOTRAKEA  Posisi kepala setengah tengadah  Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak

pipa endotrakea yang benar : antara pita suara dan karina  masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada sebatas pita suara  Setiap tindakan pemasangan ETT detik Glotis

Epiglotis

Pita suara

Esofagus

Garis batas pita suara

dibatasi hanya dalam 20

KESIMPULA N • Komponen

resusitasi neonatus : • • • • •

Termoregulasi Airway Breathing Circulation Drug

• Diperlukan persiapan dan tim

resusitasi agar resusitasi berhasil

TERIMA KASIH

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAILS

Name

: dr. Marlene AdrianiSutanto

Gender

: Female

Place of Birth

: Cirebon, Indonesia

Date of Birth

: December21th, 1989

Citizenship

: Indonesian

Religion

: Christian

Marital Status

: Single

Blood Type

:B

Permanent Address

: Taman Duren Sawit E4/14. Jakarta - Indonesia

Postal Code

: 13440

Phone Number (Home)

: +62218604670

Phone Number (CP)

: +6281210900312

Email

: [email protected]

FORMAL EDUCATION 1992 – 1995

: TK Mini Kindergarten, Jakarta

1995 – 2001

: SDK IV BPK Penabur,Elementary School, Jakarta.

2001 – 2004

: SMPK V BPK PenaburJunior High School, Jakarta.

2004 – 2007

: BinaBakti II Senior High School, Bandung.

2007 – 2011

: Faculty of Medicine, Tarumanagara University Jakarta.

2011 – 2013

: Faculty of Medicine, Medical Profession,

Tarumanagara University / Semarang General

Hospital, Semarang. 2014 – 2017

: Residency training in Pediatrics, Metropolitan Medical Center, Manila, Philippines

WORKING EXPERIENCES May 2013 – May 2014

: Internship at DR.R. SoedjonoSelong General Hospital, East Lombok, NTB.

ORGANIZATION AND SOCIAL ACTIVITIES Nov 2005 – Jun 2009

: Volunteer Children Ministry in “Fajar Pengharapan” Church, Bandung

Nov 2008 – Jan 2011

: A member of UMRC (Fast Response Medical Unit Organization),

Faculty

of

Medicine,

TarumanagaraUniversity, Jakarta. Aug 2009 – Jan 2011

: Volunteer Children Ministry in “Duta Injil” Church, Jakarta

Jan 2016 – Dec 2017

:

Chief

resident

Pediatrics

residency

training,

Metropolitan Medical Center

SEMINARS AND COURSES ATTENDED

Dec 2007

: “Lactation Management Training”,PERINASIA (The Indonesian Perinatology Association).

May 2008

:

“How to Minimize DHF Outbreak 2008”, Faculty of Medicine Tarumanagara University.

May 2009

: “Emergency in Daily Clinical Practice 2009”, Indonesian Society of Emergency Physician.

Nov 2009

:

Seminar on “Intensive Cardiac Update (I.C.U), Tetralogy of FALLOT”, Faculty of Medicine Atma Jaya Catholic University of Indonesia.

Nov 2009

: “Cancer Comprehensive Overview”, 8thSimposium Dies Natalis

in

Faculty

of

Medicine,

PelitaHarapan

University. Apr 2013

:

Emergency

Electrocardiography

Course,

PERKI

(Indonesian Heart Association) Oct 2013

:

Advanced Cardiac Life Support Course, PERKI (Indonesian Heart Association)

Feb 2014

: Neonatal Resuscitation Training, According to the standard of American Academy of Pediatrics / American Heart Association, in cooperation with: Indonesian Perinatology Association (PERINASIA), and Indonesian Pediatrician Association (IDAI), and Indonesian Obstetrics and Gynecology Association (POGI).

Apr 2014

: “Golden Periods of Life in Child Growth and Development”, Continuing Professional Development (CPD) VII,

Department of Pediatrics Faculty of

Medicine Diponegoro University / Dr. Kariadi Hospital of Semarang. Apr 2015

: 52nd Philippine Pediatric Society annual Convention: Harmonizing Health Priorities and Programs for the Filipino Child.

Feb 2016

: Basic Life support Course. AHA (American Heart Association)

Feb 2016

: Pediatric Advanced Life Support Course. AHA (American Heart Association)

Apr 2016

: 53rd Philippine Pediatric Society annual Convention: Transforming the Practice of Pediatrics in Response to 21st Century Health Issues

Aug 2016

: Good Clinical Practice and Ethics Workshop

Aug 2016

: Neonatal Resuscitation Program. The Philippine Society of Newborn Medicine, Inc.

Sept 2016

: Orientation on Clinical Practice Guidelines

Nov 2016

: 11th Scientific Forum, The Pediatrician is “In”. Linking the Basic with New Technology, Chinese General Hospital and Medical Center.

Feb 2017

: 24th Annual convention of Pediatric Infectious Disease Society of the Philippines, Inc. “Showcasing Trends, Achievements and Research”

Mar 2017

: The S.T.A.B.L.E Program. Philippine Children’s Medical Center.

Apr 2017

: 54rd Philippine Pediatric Society annual Convention: “A Continuing Commitment to the Filipino Child”

Feb 2018

: 25th Annual convention of Pediatric Infectious Disease Society of the Philippines, Inc. Forging Ahead in Pediatric Infectious Diseases

Mar 2018

: Basic Life support Course. AHA (American Heart Association)

Mar 2018

: Pediatric Advanced Life Support Course. AHA (American Heart Association)

ADDITIONAL INFORMATION

Language skill

: Active verbal and written in Bahasa Active verbal and written in English Active verbal and written in Tagalog - English

Health Vision + Mision

: In good condition, no health matters : Be a good doctor and help others

I declare the details stated to be true and complete May 15th, 2018

Dr. Marlene AdrianiSutanto

STABILISATION AND SAFE TRANSPORTATION Dr. Marlene A. Sutanto

KOMPONEN PENTING DALAM TRANSPORTASI PASIEN Sumber daya manusia

• tim transport umumnya terdiri dari 2-3 tenaga medis yang terlatih dalam perawatan neonatus

Kendaraan dan peralatan

• Inkubator • Oxygen transport • Monitor/alat saturasi portable

Komunikasi efektif dan informed consent

• Persetujuan keluarga terkait pemindahan bayi dalam bentuk tertulis dan terdokumentasi

S.T.A.B.L.E

S

• SUGAR DAN SAFE CARE

T

• TEMPERATURE

A

• AIRWAY

B

• BLOOD PRESSURE

L

• LAB WORK

E

• EMOTIONAL SUPPORT

SUGAR AND SAFE CARE (KADAR GULA DARAH DAN PERAWATAN YANG AMAN) 

Bayi sakit tidak dapat mentoleransi oral feeding  PUASA



Pasang infus (perifer/umbilical), berikan dextrose containing



Pertahankan GDS > 50mg/dl



Beberapa bayi yang memiliki resiko tinggi hipoglikemia: 

Prematur



KMK (Kecil Masa Kehamilan) / BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)



BMK (Besar Masa Kehamilan)



Ibu dengan Diabetes Melitus



Bayi sakit



Obat-obatan yang diminum ibu selama kehamilan (Anti depresi, beta bloker, dll)

Related Documents


More Documents from ""