KEPERAWATAN
PROPOSAL SEMINAR & WORKSHOP RESUSITASI NEONATUS, STABILISATION, SAFE TRANSPORTATION
RSIA BUNDA ALIYAH
JL PAHLAWAN REVOLUSI NO 100 PONDOK BAMBU JAKARTA
- TIMUR
KEPERAWATAN BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Resusitasi bayi baru lahir merupakan prosedur yang diterapkan untuk bayi baru lahir (neonatus) yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Diperkirakan 10 % bayi baru lahir membutuhkan bantuan untuk bernafas pada saat lahir dan 1% saja yang membutuhkan resusitasi yang ekstensif. (Konsensus, 2010) Kementrian kesehatan mempunyai Visi Indonesia Sehat tahun 2030 dimana angka kematian bayi merupakan salah satu parameter dalam Goals 3 dalam SDGs yang akan diatasi. Angka kematian bayi yang masih tinggi berdasarkan data kementrian kesehatan pada tahun 2015 sebanyak 33.278 menjadi 32007 pada tahun 2016. Target pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan menurunkan angka kematian neonatal sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasahan tersebut perlu adanya peningkatan kompetensi petugas yang memberikan asuhan langsung. Penanganan resusitasi, pasca resusitasi pada neonatus yang mengalami asfiksia perinatal, sangat kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan tindakan antisipasi yang cepat, karena bayi beresiko mengalami disfungsi multi organ dan perubahan dalam kemampuan mempertahankan homeostasis fisiologis. Salah satu acuan yang telah mempunyai bukti ilmiah yang kuat dalam melaksanakan stabilisasi pasca resusitasi neonatus dikenal sebagai STABLE. STABLE merupakan tindakan stabilisasi yang terfokus pada 6 dasar penanganan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan pasien, baik dalam manajemen, mencegah kemungkinan adanya kesalahan, serta mengurangi efek samping. Stabilisasi neonatus yang tepat terbukti menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai Visi- Misi RSIA Bunda Aliyah adalah menjadi rumah sakit pilihan dan rujukan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta mampu bersaing di era globalisasi. Oleh sebab itu
KEPERAWATAN rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan. Proses resusitasi, pasca resusitasi dan periode rujukan / pemindahan pada neonatus merupakan GOLDEN PERIOD yang memerlukan tenaga terampil untuk melakukannya. Berdasarkan hal tersebut, maka RSIA Bunda Aliyah berupaya untuk meningkatkan kompetensi perawat khususnya yang bertugas di ruang NICU dan IGD dengan mengadakanan Pelatihan
“RESUSITASI
NEONATUS, STABILITATION AND SAFE TRANSPORTATION“ agar mampu memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu.
B. TUJUAN a. Tujuan Umum : Memberikan pengetahuan untuk mengajarkan prinsip Resusitasi neonatus, STABLE, dan Safe Transportasion pada neonatus dan Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada neonatus. b. Tujuan Khusus : 1.
Peserta mampu mengkaji pasien neonatus
2.
Peserta mampu melakukan resusitasi neonatus
3.
Peserta mampu mengoprasionalkan alat resusitator
4.
Peserta mampu mengupayakan bayi à STABLE
5.
Peserta mampu melakukan proses pemindahan ke unit atau RS lain sesuai prosedur
6.
Peserta mampu melakukan penangana kegawatan pada neonatus
C. MANFAAT a. Bagi Rumah Sakit : 1.
Memiliki SDM yang handal dan berkualitas
2.
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
3.
Menurunkan angka kematian neonatus
b. Bagi Peserta : Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat dalam menghadapi kegawatan pada neonatus di rumah sakit.
BAB II RENCANA KEGIATAN
A.
JENIS KEGIATAN Seminar dan Workshop Resusitasi Neonatus, Stabilisation, Safe Transportation
B.
C.
D.
SASARAN Peserta
: Perawat NICU & IGD
Jumlah
: 60 orang
PELAKSANAAN Hari/ tanggal
: Rabu, 30 Januari 2019
Pukul
: 08.00 – 16.00 WIB
Tempat
: Auditorium RSIA Bunda Aliyah
MATERI a. Materi Seminar 1. Pemeriksaan Fisik Neonatus 2. Resusitasi Neonatus 3. Stabilisation and safe transportation 4. Asuhan Keperawatan Bayi menggunakan Ventilator 5. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Gangguan Pernafasan
b. Materi Workshop Nursing care of respiratory distress infants
E.
METODE PELAKSANAAN Ceramah dan Demonstrasi
F.
PENGAJAR 1. Dr. Raden Lia, SpA 2. Dr. Marlene Adriani Sutanto 3. Ns. Merita Basril,SKep
G.
JADWAL ACARA
WAKTU
DURASI
KEGIATAN
PEMBICARA
SEMINAR 08.00 – 08.15 08.15 – 09.15 09.15 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 11.15
15 menit 60 menit 60 menit 15 menit 45 menit
11.15 – 12.00
45 menit
12.00– 13.00
60 menit
13.00 – 13.45
45 menit
13.45 – 16.45
150 menit
16.45 – 17.00
15 menit
17.00 Selesai
Pre test Pemeriksaan Fisik Neonatus Updates of Neonatal resuscitation Coffee Break Stabilisation and safe transportation Asuhan Keperawatan Bayi menggunakan Ventilator ISHOMA Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Gangguan Pernafasan WORKSHOP
Panitia Dr. Marlene Dr. Raden Lia, SpA Dr. Marlene Adriani Sutanto Ns. Merita Basril, Skep
Ns. Merita Basril,SKep
Nursing care of respiratory distress infants
Fasilitator ( TEAM NICU )
Post test
Panitia
PENUTUPAN
Lampiran I
SUSUNAN PANITIA
Penasehat : Dr. Yanuar Jak, SpOG,MARS,PhD Penanggung jawab
: Ns. Siti Anisah, M.Kep
Ketua Pelaksana
: Ns. Merita Basril, SKep.
Sekretaris
: Ns.Siti Triastuti, SKep.
Bendahara & Sie Konsumsi Sie Acara+Ilmiah
: 1. Yasmin Sungka, SKep. 2. Ns. Ainal Mardhiah, SKep : 1. Ns. Evi yulistina, SKep 2. Yuanita, AmKeb
Sie Perlengkapan & Dokumentasi
: 1. Ns. Ari Suryani, SKep
Fasilitator
: 1. Tuti wulandari, Skep 2. Ayu Sarens, AmKep 3. Umi Rachmaniah, AmKep
CURRICULUM VITAE PERSONAL DETAILS
Name
: Ns. Merita Basril, Skep
Gender
: Female
Place of Birth
: Jakarta, Indonesia
Date of Birth
: June 27th, 1983
Citizenship
: Indonesian
Religion
: Islam
Blood Type
:O
Permanent Address
: Jl. H. Muhyin No. 14 RT 03 RW 06 Jaticempaka, Pondok
Gede Postal Code
: 17411
Phone Number (Home)
: +62218464201
Phone Number (CP)
: +628121976173
Email
:
[email protected]
FORMAL EDUCATION
: SD Negeri 06 Jakarta Timur : SMP Yadika 4 Kota Bekasi : SMA Islam As-syafi’iyah 02 Kota Bekasi : AKPER As-syafi’iyah Kota Bekasi : S1 Keperawatan As-syafi’iyah. : Ners Abdi Nusantara
WORKING EXPERIENCES Tahun 2004 – 2008
: Bekerja di RS Usada Insani Tangerang di Ruang ICU
Tahun 2008 – sekarang
: Bekerja di RSIA Bunda Aliyah Jakarta di ruang NICU
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI MENGGUNAKAN VENTILATOR
MERITA BASRIL
PENGERTIAN Ventilator adalah suatu alat bantu nafas / ventilasi mekanik yang dapat memberikan tekanan posistif pada jalan nafas sampai ke alveoli paru melalui jalan nafas buatan seperti ETT dan mempertahankan oksigenisasi Mempertahankan pertukaran gas dengan meminimumkan : Kerusakan Paru
Pemakaian optimal Bronchopulmonary Dysplasia (BPD) & Intraventricular Hemorrhage ( IVH )
LANJUTAN Mempertahankan pertukaran gas dengan meminimumkan :
• Kerusakan Paru • Gangguan hemodinamik • Efek samping lain (kerusakan saraf) Meminimalkan usaha nafas yang berat Mengoptimalkan rasa nyaman
INDIKASIVENTILASI MEKANIK • Apnoe berat (memerlukan bagging), > 1 Periode apnoe dalam 1 jam • PaCO2 > 60 mmHg dengan Ph < 7,25 • Fio2 60 mmhg • Usia Gestasi < 25 minggu • Tekanan yang mensupport paru pada akhir ekspirasi mencegah kolaps alveolar • Level yang sering 5-7 cmH2O • Peep > 6-7 hati-hati overdistensi • Jangan pakai PEEP < 3 cm H2O atelectasis
•MAP
(Mean Airway Pressure)
•O2
…PARAMETER VENTILASI Peningkatan
PIP akan :
•MAP •PaO2 •PaCO2 •Tidal Volume (TV) PIP cukup dada mengembang PIP bila dada tidak mengembang
…PARAMETER VENTILASI
•
PIP bila overventilasi :
PaCO2 < 45 mmHg Tidal Volum ( TV) > 5 ml/kg CXR (Posterior ribs > 8) Kurva expiratory flow tidak mencapai 0 • PIP yang terlalu tinggi (>30) Barotrauma dan Perlu HFO ?
curah jantung
…PARAMETER VENTILASI • N : 3,5 – 6 ml/kg • Setting awal : 4,5 ml/kg • TV atau sebanyak 0,5 ml/kg tergantung PaCO2 • Peningkatan tidal volume O2 atau sebaliknya
…PARAMETER VENTILASI PeningkatanTI :
• •
Merekrut alveoli
MAP O2 • Normal 0,3-0,5 ( <0,2 dan > 0,7 berbahaya) rate : •PacO2
•Minute Volume (N: 250-350 ml/mnt)
…PARAMETER VENTILASI • Ditentukan level O2 arteri (PaO2) & saturasi oksimetri ( SpO 2) • Level PaO2 arteri 50-80 mmHg • SpO2 88-92 % • FiO2 >70% Toksik
…PARAMETER VENTILASI
Oksigenasi ditingkatkan dengan
FiO2 dan MAP
MAP dengan :
• ET
•
IT
•
PIP
• •
…
PEEP
Flow
PARAMETER VENTILASI
•Kadar CO2 diturunkan dengan : •TV •Rate •PIP •PEEP
PERUBAHAN SETTING VENTILATOR BERDASARKAN PERUBAHANAGD PaO2
PaCO2
Perubahan Setting Ventilator
Rendah
Tinggi
PIP,
Rendah
Normal
FiO2, MAP tetapi pertahankan PIP (misalnya: PEEP atau IT)
Rendah
Rendah
FiO2,
MAP
Normal
Tinggi
PEEP,
Rate, Pertahankan MAP
Normal
Rendah
Rate, Pertahankan MAP
Rate
PERUBAHAN SETTING VENTILATOR BERDASARKAN PERUBAHAN AG
PaO2
PaCO 2
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
MAP (biasanya
Tinggi
Rendah
PIP,
Normal
Normal
Perubahan settingan ventilator CekVentilator: Tube tersumbat, FiO2, IT
Rate,
PIP),
PEEP,
Rate,
FiO2
FiO2
Pertahankan setting kecuali jika ingin weaning
Parameter Ventilator
• FiO2 ≥ 50 % • PIP 16 cm H2O sebesar pergerakan dada yang cukup • PEEP 5 cm H2O • IT 0,3 dtk (0,3-0 ,5dtk ) • I:E 1:1 to 1:2 Pantau: • Sianosis • Pengembanagandada • Perfusi kapiler • Suara nafas
… ANJURAN SETTING AWALVENTILASI SECARA UMUM
•
Bila ventilasi tidak adekuat, PIP 1 cm H2O setiap beberapa tarikan nafas sampai suara nafas terdengar adekuat
•
Bila oksigenasi buruk, tingkatkan FiO2 5% setiap menit sampai sianosis menghilang (saturasi 88-92 % )
•
PeriksaAGD
•
Lakukan penyesuain ventilasi selanjutnya
UKURAN ETT
• < 1000 gram no.2,5 • 1000 – 2000 gram no.3 • 2000 – 3000 gram no.3,5 • >3000 gram no.4
MASALAH KEPERAWATANYANG TERJADI
1.
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
2.
Ketidak efektifan pola nafas
3.
Gangguan pertukaran gas
4.
Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
5.
Resiko infeksi
PENGKAJIAN
• Riwayat antenatal • Riwayat persalinan dan kelahiran • Fungsi pernafasan • BAGAIMANA ? visual : warna. Misal merah, kehitaman,sianosis sentral • Observasi pergerakan didnding dada – asimetris/simetris
LANJUTAN
• Auskultasi : Air entry paru kanan & kiri
• Kondisi perilaku : tenang/tidak tenang Memerlukan sedasi • Setting Alarm Ventilator • Status keseimbanganAsam Basa ; AGD • FotoThoraks
1. KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
• Faktor berhubungan / Etiologi: A. Obstruksi jalan nafas: 1. Spasme Jalan Nafas
2. Mukus berlebihan 3. Eksudat dalam alveoli 4. Sekresi dalam bronkus
LANJUTAN
• Data Subjektif / Objektif 1. Suara nafas tambahan 2. Perubahan frekuensi nafas
3. Sianosis 4. Sputum dalam jumlah berlebihan 5. Gelisah
LANJUTAN
• Tujuan & Kriteria Hasil : • Menunjukkan Pembersihan jalan nafas yang efektif yang dibuktikan dengan :
• 1. Kepatenan jalan nafas, dengan indicator : mudah bernafas, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan, Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas, pergerakan sumbatan keluar dari jalan nafas • 2. Ventilasi tidak terganggu
INTERVENSI
1. Kaji dan dokumentasikan kebersihan jalan nafas & keefektifan pemberian
oksigen 2. Auskultasi paru kanan & kiri untuk mementukan penghisapan lender 3. Atur posisi bayi yang memungkinkan pengembanagan rongga dada dengan
meningggalkan bagian kepala tempat tidur 45˚, Kecuali jika terdapat kontraindikasi 4.Diskusikan untuk tindakan fisioterapi 5. Kolaborasi pemeriksaanAGD 6. Jelaskan pada keluarga tentang penggunaan peralatan pndukung 7. Ubah posisi tidur setiap 3 jam
2. KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
• Faktor berhubungan / Etiologi
• 1. Posisi tubuh • 2. Imaturitas paru dan neuromuscular • 3. Desifisiensi surfaktan • 4 . Nyeri • 5. Keletihan otot pernafasan • 6. Penurunan energi LANJUTAN
• Data Subjektif / Objektif 1. Perubahan kedalaman pernafasan 2. Bradipnea < 30 x/mnt
3. Apnoe 4. Peningkatan diameter anterior – posterior 5. Pernafasan cuping hidung 6. Fase ekspirasi memanjang 7. Takipnea > 60 8. Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas 9. Merintih
TUJUAN & KRITERIA HASIL
Bayi menunjukkan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan dengan :
• 1. Bayi memperlihatkan parameter oksigenasi yang adekuat • 2. Gas darah arteri dan kesimbangan asam basa berada dalam batas normal untuk usia gestasi • 3. Frekuensi dan pola respirasi sesuai setting ventilator • 4. Oksigenasi jaringan memadai, saturasi oksigen bayi premature 88 – 92 % • 5. jalan nafas paten : tidak ada obstruksi seperti mucus • 6. Ventilasi tidak terganggu : Tidak ada retraksi, nafas cuping hidung, merintih, ekspansi dada simetris, mudah bernafas
INTERVENSI
• 1. Pantau adanya pucat dan sianosis • 2. Pantau efek obat pada status pernafasan • 3. Kaji kebutuhan insersi jalan nafas • 4. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada pada pasien yang terpasang ventilator • 5. Pemantauan pernafasan : Kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernafasan, pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkosta, pantau adanya gelisah, catat perubahan saturasi oksigen dan AGD • 6. Dokumentasikan semua data pengkajian LANJUTAN
• 7. Lakukan pengisapan lendir dari dari nasofaring, trakea dan pipa endotrakhea (pengisapan dilakukan hanya jika terjadi penurunan oksigenasi, auskultasi dada menunjukkan adanya akumulasi secret) • 8. Posisikan telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atas • 9. Posisikan telungkup bila mungkin • 10. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keadekuatan funsi ventilator mekanik • 11. Informasikan perubahan sensori, bunyi nafas, pola nafas, nilaiAGD, Sputum, jika perlu • 12. Berikan obat anti nyeri untuk mengoptimalkan pola nafas (kolaborasi)
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
• Faktor berhubungan / Etiologi : 1. Perubahan membrane alveolar – kapiler 2.Ketidakseimbangan ventilasi – perfusi • Data Subjektif / objektif: 1. PH darah abnormal 2. Pernafasan abnormal (misalnya frekuensi, kedalaman)
3. Warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) LANJUTAN
• 4. Sianosis • 5. Penurunan karbondioksida • 6. Hiperkapnia • 7. Hipoksemia • 8. Hipoksia • 9. Nafas cuping hidung • 10. Gelisah • 11. Takikardia LANJUTAN
• Tujuan & kriteria Hasil : Gangguan Pertukaran gas berkurang, yang dibuktikan dengan : 1.Keseimbangan elektrolit dan asam basa, dengan indicator : PH (7,35-7,45), PCO2 (35-45 mmHg), HCO3 (22-26 mEq), saturasi oksigen 88-92 % 2. Ventilasi tidak terganggu 3. Tidak ada gelisah, sianosis 4. Tanda-Tanda vital dalam batas norma LANJUTAN • Intervensi:
1. Kaji suara nafas, frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha nafas dan produksi sputum
2. Pantau saturasi oksigen
3. Pantau hasil gas darah 4. Pantau kadar elektrolit 5. Pantau tingkat kesadaran 6. Observasi adanya sianosis LANJUTAN
• 7. Manajemen jalan nafas: atur posisi untuk memaksimalkan ventilasi, bersihkan secret • 8. Berikan obat sesuai program (seperti natrium bikarbonat) • 9. Pantau keadekuatan pemberian oksigen
• 10. Pantau ketepatan penempatan ETT • 11. Jelaskan penggunaan alat bantu yang digunakan (ke keluarga)
KESIMPULAN
• 1. Ketahui terlebih dahulu penyakit yang mendasari • 2. Selanjutnya tentukan modus yang akan diberikan • 3. Setting yang dipakai • 4. Penyesuaian setting sesuai denganAGD, rontgen thorak dan klinis bayi
• 5. Ventilator bukan hanya mesin penyelamat tapi juga killing machine bila kita salah menatalaksananya
TERIMA KASIH
CURRICULUM VITAE RIWAYAT PRIBADI Nama
: dr. RadenLiaMulyani, SpA
Jeniskelamin
: Perempuan
Tempat, tanggallahir : Bandung, 18 Januari 1979 Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Pondok Kopi blok A2 No. 15 Jakarta Timur
Telepon
: 08561018072, (021) 92960393
E-mail
:
[email protected]
Riwayat Keluarga
: Nama suami : Yan Indra Gunawan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: S2
Nama anak : 1. Muhammad Galia Nurkusuma (2006) 2. Maulana Raindra Wibawa (2009) 3. Karlina Azkadina Az-zahra (2012)
PENDIDIKAN SDNegeri KebonBaru IV Cirebon, lulustahun 1990 SMP Negeri I Cirebon, lulustahun 1993 SMA Negeri I Cirebon, lulustahun 1996 Program PendidikanDokterUmumFakultasKedokteranUniversitas lulustahun 2002
Indonesia
Jakarta,
Program PendidikanDokterSpesialisAnakFakultasKedokteranUniversitas Indonesia Jakarta, lulustahun 2009 Program fellowshipPerinatologiIlmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Juni - Desember 2015
PENGALAMAN KERJA DokterUmumKlinikCibuluh, Bogor (2002-2006) DokterJagaPICU/NICU RS MH Thamrin Jakarta (2006-2009) Dokterjaga UGD RSIA Evasari, Jakarta (2006-2009) DokterSpesialisAnak RSIA RestiMulya, Jakarta Timur (2009-2011) DokterSpesialisAnak RSIA RinovaIntan ,Bekasi (2011-2015) DokterSpesialisAnak dan konselor laktasi di RSIA SamMarie Basra, Jakarta Timur (2010Sekarang) DokterSpesialisAnak di RSIA BundaAliyah, Jakarta Timur (2016-Sekarang) Dokter Spesialis Anak di RS Hermina Jatinegara, Jakarta Timur (2017-sekarang)
PENGALAMAN ORGANISASI Tim BantuanMedis FKUI SenatMahasiswa FKUI LSM KemanusiaanMedical Emergency Rescue Committee (MER-C), Jakarta
IkatanDokter Indonesia IkatanDokterAnak Indonesia
PENELITIAN,PRESENTASI, & PUBLIKASI BadriulHegar, R. LiaMulyani. EsofagitisRefluksPadaAnak, Sari Pediatri 2006;8(1):43–53. Raden Lia Mulyani, Damayanti Rusli Syarif. Dislipidemia sebagai Penanda Hemofagositosis Limfohistiositosis: Sebuah Seri Kasus (Poster). PIT IKA III IDAI. Yogyakarta, Mei 2007. Raden Lia Mulyani, Djajadiman Gatot. Pendekatan Diagnosis pada Anak dengan Gangguan Fungsi Trombosit (Poster). PIT IKA III IDAI. Yogyakarta, Mei 2007. R. LiaMulyani, Bernie Endyarni, RiniSekartini. The Use of KuesionerPraSkriningPerkembangan (KPSP) and Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS) in Early Identification of Developmental Problem in Children.(Presentasi oral). KONIKA XIV. Surabaya, Juli 2008. SoepardiSoedibyo, RadenLiaMulyani. KesulitanMakanpadaPasien: Survei di Unit PediatriRawatJalan.Sari Pediatri 2009;11(2):79-84. R. LiaMulyani, BadriulHegar, Alan R Tumbelaka, EningKrisnuhoni. Reflux esophagitis in children with feeding problems: A preliminary study. PaediatricaIndonesiana 2010;50(5):284-90.
SEMINAR & PELATIHAN
Pelatihan ResusitasiNeonatus, PERINASIA-IDAI-POGI, Jakarta, Mei 2004
Seminar on Young Child Nutrition. Improving Nutrition and Health Status of Young Children in Indonesia, Jakarta 2009
Seminar dan workshop Ask Me: Bridging doctors’ advice and parents’ expectation for optimal growth and development, Jakarta, April 2010
Management of Cow Milk Protein Allerhy in Children: Indication, Procedure and Recommeded Formula. IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2010
New Advances Nutrition in Child Health. Siang klinik, Jakarta, April 2010
Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010
Workshop Diagnostic and management of food allergy, Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010
The Importance of early prevention in allergy disease, Pediatrics Skin Allergy and Its Problems, PKB LVIII, Jakarta, Juni 2010
Symposium Current Issues in Pediatric Nutrition and Metabolic Problems 2010, Juli 2010
Symposium Infant Feeding Practice 2010, Jakarts, Juli 2010
Pelatihan DM tipe 1 & Ketoasidosis Diabetikum untuk Dokter Spesialis Anak, Jakarta, Oktober 2010
Clinical Symposium. Recent Clinical Update on Infantile Anorexia. Jakarta, Maret 2011
Acid Related Disorder in Children, IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2011
Pelatihan Manajemen Laktasi VIII, IDAI cabang Jakarta, Jakarta, April 2011
Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 jam WHO/UNICEF, RSUD Koja, Jakarta, April 2011
State of the art: Commond problems in hospitalized children, PKB VIII, Jakarta, Mei 2011
Workshop Tata Laksana Rasional Diare Akut, State of the art: Commond problems in hospitalized children, PKB VIII, Jakarta, Mei 2011
Indonesian Lactation Consultants Breastfeeding Education Seminar, IBCLC Indonesia, Juni 2011
Peran Lemak Esendial bagi Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Desember 2011
Perkembangan Teknologi Pengolahan Susu Untuk Menunjang Tumbuh Kembang Anak. IDAI cabang Jakarta, April 2012
The 5th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesian Pediatric Society. The Holistic Approach on Children’s Critical Illnesses to Maintain Their Quality of Life, Bandung, Oktober 2012
Best Practices in Pediatrics. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan X, IDAI cabang Jakarta, Februari 2013
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak, PKB LXIV, IKA FKUI, Maret 2013
Pertemuan Ilmiah Unit Kerja XVII IDAI Jaya, Endokrinologi, Infeksi dan penyakit tropis, Pedistri Gawar Darurat, Respirologi, Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Jakarta, Maret 2013
Early Life Nutrition, Nutrition to Support Optimal Growth and Development. Round Table Discussion, Jakarta, September 2013
The 6th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesian Pediatric Society. Acceleration of MDGs 2815 Acievement with Comprehensive Management of Pediatric Problems, Solo, Oktober 2013
SimposiumIlmiah PGNHAI. MeningkatkanPengetahuanDokterUmum, Paramedis, danmasyarakattentangpenyakitsalurancernadalamrangkamencapai MDG’S 2015. KONAS VI PerhimpunanGastrohepatologidanNutrisiAnak Indonesia, Bali, Februari 2014
Workshop KONAS VI PerhimpunanGastrohepatologidanNutrisiAnak Indonesia, Bali, Februari 2014
PertemuanIlmiah Unit Kerja XIX IDAI Jaya. Jakarta, Maret 2014
Practical Management in Pediatrics. PendidikanKedokteranBerkelanjutan XI, IDAI Jakarta, April 2014
Practical Management in Pediatrics. Workshop Neonatal Respiratory Support: from nasal CPAP to ventilator.PendidikanKedokteranBerkelanjutan XI, IDAI Jakarta, April 2014
Two days Symposium & Workshop. MeningkatkanProfesionalismeKlinisDokterSpesialisAnak&DokterUmumdalam penanganankasuspediatrik, Bekasi, Mei 2014
Two days Symposium & Workshop. StabilisasiAwalResusitasiNeonatus, Bekasi, Mei 2014
KONIKA XVI. Toward Global Equalities in Sustainable MDG’s Achievement Through Comprehensive Health Care for all Indonesian Children. Palembang, Agustus 2014
Jakarta Pediatric Respratory Forum. Current Update on Pediatrics Respirology Cases. Jakarta, Oktober 2014
Jakarta Pediatric Respratory Forum. Workshop Management of TB in Children. Jakarta, Oktober 2014
Bogor Pediatric Update. Bogor, Maret 2015
7th Indonesian PICU NICU Update. Nutritional Support in Pediatric & Neonatal Critical Care. Yogyakarta, April 2015
Unit Kerja Scientific Meeting XXII, Pediatric Best Interest: From Intrauterin until 2 year-Old Age, Jakarta, Juni 2015
PertemuanIlmiahTahunan VIIIlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia. Surabaya, November 2016
8th Indonesian PICU NICU Update. Fighting Infection in Early Life & Optimizing Long Term Developmental Outcomes, Bandung, April 2016
Workshop
Trilogy of Challenges in Improving Long Term Outcome of Preterm Infants, 8th Indonesian PICU NICU Update. Fighting Infection in Early Life & Optimizing Long Term Developmental Outcomes, Bandung, April 2016
Workshop UKK NutrisidanPenyakitMetabolik“Prevention of Malnutrition in the first 1000 Days of Life: A New Paradigm to Develop Smart and Healthy Generation”. PraPertemuanIlmiahTahunan VIII IlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia, Makasar, September 2016
PertemuanIlmiahTahunan VIII IlmuKesehatanAnakIkatanDokterAnak Indonesia. Improving Professional Competence for Pediatric Best Practice, Makasar, September 2016
Basic Mechanical Ventilation in Newborn Infants. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017
Basic Non Invasive Ventilation in Newborn Infants. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017
Basic Mechanical Ventilation in Newborn Infants: Clinical Practice. Picnic Academia, Tangerang, Februari 2017
Asia Pacific PICU NICU Preterm Nutrition Summit 2017&9th Indonesian PICU NICU Update. Comprehensive Management in Neonatal and Pediatrics Critical Care to Prevent Organ Failure, Jakarta, April 2017
Danone Asia Pacific Preterm Nutrition Summit 2017, Jakarta, April 2017
An Introduction Course on General Movement Method: Early Detection of Newborn Infants at High Risk for Developmental Disorder. 9th Indonesian PICU NICU Update. Comprehensive Management in Neonatal and Pediatrics Critical Care to Prevent Organ Failure, Jakarta, April 2017
The Role of Protein in the First 1000 Days of Life, Pediatric Summit, Bogor, Mei 2017
Up Date in Child Neurology: Everything you should know about motor and movement problem in children, Jakarta, Mei 2017
PENDAHULUAN
RESUSITASI NEONATUS dr. R. Lia Mulyani, SpA
30 % kematian bayi di
Kenapa belajar resusitasi ? Indonesia disebabkan asfiksia saat lahir (WHO,2007)
• 10% bayi perlu bantuan memulai napas saat lahir • 1% perlu resusitasi ekstensif untuk kelangsungan hidupnya • Gawat janin Bayi manakah • Prematur (UG < 37 mgg) atau yang mungkin BBLR memerlukan • Presentasi abnormal resusitasi? • Proses persalinan sulit • Anastesi umum
PERUBAHAN FISIOLOGIS RESPIRASI
Sebelum lahir Fluid filled Kebutuhan oksigen janin dipenuhi melalui plasenta
Sesaat setelah lahir Air filled Cairan dalam paru–paru diserap, diganti dengan udara
PERUBAHAN FISIOLOGISRESPIRASI
PERUBAHAN FISIOLOGISSIRKULASI
SIRKULASI JANIN
SIRKULASI NEONATUS
PERIODE AWAL NEONATUS Lahir Adaptasi
Berhasil
IMD
Gagal
Resusitasi STABLE Warm
Transport
Rawat Gabung Pink
Sweet
Rawat NICU/SCN
TUJUAN RESUSITASI Upayakan Bayi
Warm
Pink Sweet
T
Thermoregulation
Airway
Breathing
Circulation
Drugs
PERSIAPAN SEBELUMRESUSITASI IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO NEONATUS TIM RESUSITASI NEONATUS LINGKUNGAN
ALAT-ALAT DAN PERLENGKAPAN RESUSITASI MENCEGAH PENULARAN INFEKSI
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO NEONATUS Faktor Risiko Antepartum Intrapartum Risk Factors Gestasi < 36 minggu atau > 41 SC cito minggu Kelahiran dengan vakum atau Preeklamsi atau eklamsiPerkiraan usia gestasi forsepKelainan pesentasi Hipertensi pada ibu Kehamilan kembar Kondisi air ketubanPersalinan lama Anemia janin Anastesi umum Polihidramnion atau Kehamilan tunggal atau
kembarPemakaian narkotika 4 jam oligohidramnion melahirkan Faktor risiko lainnya
sebelum
Hidropfetalis Solusio plasenta Makrosomia Perdarahan intrapartum IUGR Ketuban hijau kental Kelainan kongenital Gangguan denyut jantung janin
TIM RESUSITASI 2. Sirkulasi
1. Pimpinan Tim • Di depan kepala bayi • Kompetensi resusitasi neonatus terbaik • Ventilasi (airway dan breathing)
2. Asisten sirkulasi • Di kanan bayi • Sirkulasi bayi, mendengar denyut jantung, mengatur kebutuhan PIP & FiO2, kompresi dada, memasang kateter umbilikal, resusitasi cairan
3. Obat & Alat
1. AirwayBreathing
3. Asisten obat & alat • Di kiri bayi • Monitor waktu, saturasi, termometer, suction, obat resusitasi dll.
LINGKUNGAN RESUSITASI
Ruangan • Harus dekat dengan kamar bersalin/ruang operasi
Suhu • Hangat, terang dan luas • Suhu ruangan resusitasi 24-26 °C • Menjaga suhu tubuh bayi antara 36,5 - 37,5°C • Infant warmer • Kain, topi, dan selimut bayi yang kering dan hangat • Plastik bening untuk membungkus bayi < 1500 gr atau < 28 minggu • Inkubator transpor atau metode kangguru untuk memindahkan bayi ke ruang rawat
ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI 1. Penghangat • Kain, selimut, topi yang kering dan hangat • Plastik bening • Infant warmer • Sensor suhu 2. Suction • Alat suction dan kateter suction catheter atau balon penghisap • Meconium aspirator 3. Ventilasi • Oksigen dengan blender • T-piece resuscitator atau balon mengembang sendiri dengan katup PEEP dan sungkup • Peralatan intubasi (laringoskop, ETT, stilet)
• Laryngeal Mask Airway (LMA)
ALAT & PERLENGKAPAN
RESUSITASI
4. Sirkulasi
• Set infus vena perifer • Set kateter umbilikal • Obat dan cairan resusitasi (adrenaline, NS, dan Dex 10 %)
5. Transportasi
• Inkubator transport atau perlengkapan metode kangguru
6. Lainnya
• Stetoskop • Pulse oxymetri • Glucosemeter
ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI
ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI
Berat Badan (gr)
Usia Gestasi (mgg)
Ukuran ETT
< 1000
< 28
2.5
1000 – 2000
28 - 34
3.0
2000 - 3000
34 - 38
3.5
3000 - 4000
> 38
3.5 – 4.0
Ukuran laringoskop
Usia Gestasi
1
Cukup bulan
0
Kurang bulan
00
Bayi berat lahir rendah
Algoritma Resusitasi
Neonatus IDAI
2013
30 detik pertama..... Bernapas atau menangis ?
Perawatan rutin : YA • Pastikan bayi tetap hangat
Tonus baik ? • Keringkan bayi • Lanjutkan observasi TIDAK pernapasan, laju denyut jantung dan tonus Langkah awal : (nyalakan pencatat waktu) • Pastikan bayi tetap hangat Bayi ≤ 15oo gr langsung • Atur posisi dan bersihkan jalan napas dibungkus dengan platik • Keringkan dan stimulasi bening tanpa dikeringkan • Posisikan kembali dahulu kecuali wajahnya,
kemudian dipasang topi. Bayi tetap dapat distimulasi walaupun dibungkus plastik. Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot
Pastikan Bayi Tetap Hangat
Suhu ruang resusitasi 24-26 ⁰C Nyalakan infant warmer sebelum bayi lahir (untuk menghangatkan matras, kain, topi, dan selimut bayi) Keringkan bayi dengan kain yang hangat dan kering, gunakan topi Plastik bening untuk membungkus bayi < 1500 gr atau < 28 minggu Monitor suhu bayi
Atur Posisi Bayi POSISIKAN • Buka jalan napas • Letakan bayi pada posisi sedikit tengadah
Bersihkan Jalan Napas • Tidak rutin dilakukan • Hanya jika ada sumbatan jalan nafas yang nyata
Mulut dahulu
Lalu Hidung
Keringkan & stimulasi
Saat mengeringkan, bayi juga mendapat rangsangan
30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot
Tidak bernapas/ megap-megap, dan atau LDJ < 100 x/menit
Ventilasi Tekanan Positive (VTP) Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen sudah tercapai : • Tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi
VENTILASI TEKANAN POSITIF Pemberian tekanan terukur • Tekanan akhir ekspirasi (PEEP :
Positive End-Expiratory Pressure) = 5 cmH20 • Tekanan puncak inspirasi
(PIP : Peak Inspiratory Pressure) = 25-30 cmH20
Cara memberikan ventilasi tekanan positif 1.Pilih sungkup dengan ukuran sesuai: sungkup menutupi mulut, hidung dan ujung dagu, tidak menutupi mata
2. Pastikan jalan napas terbuka dengan memposisikan kepala
Cara memberikan ventilasi tekanan positif bayi
Cara memberikan ventilasi tekanan positif 3. Letakan sukup dengan baik, tidak bocor
Cara memberikan ventilasi tekanan positif 4. Kecepatan memompa: 40-60 x/menit, dengan kekuatan sedang
5. Perhatikan kembang dada, yang menunjukkan masuknya udara ke paru-paru
Dengan Apa Kita Memberikan VTP ??
Sendiri (BMS)
Balon Mengembang
Mengembang Sendiri (BTMS)
Balon Tidak
T-piece resuscitator
MemberikanVTP denganT-piece resuscitator
Bila dada tidak mengembang saat VTP .... • Perlekatan sungkup tidak tepatbocor • Sumbatan jalan nafas lendir/darah
• Posisi leher terlalu menunduk / menengadah • Tekanan kurang
30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot
Tidak bernapas/ megap-megap, dan atau LDJ < 100 x/menit
Ventilasi Tekanan Positive (VTP) Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen sudah tercapai : • Tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi
Bernapas spontan
Distress napas (takipnu, retraksi, atau merintih)
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) PEEP 5-8 H2O Pemantauan Sp O2
CPAP Continuous Positive
Airway Pressure : udara
bertekanan yang T-piece resuscitator
mengalir terus menerus Setting awal : 7 cmH2O
(5-8 cmH2O)
Mix-safe Jacson Rees
CPAP dengan single nasal prong
Potong ETT setinggi 5 cm dari ujung
Masukkan ETT sampai batas garis hitam
CPAP dengansingle nasal prong
PEEP 7 CmH2O
30 detik kedua..... Observasi pernapasan, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot
Tidak bernapas/ megap-megap, x/menit
Ventilasi Tekanan
Bernapas spontan dan atau LDJ < 100
Distress napas Sianosis sentral (takipnu, retraksi, persisten Positive (VTP) atau merintih) Tanpa distress napas
Pemantauan Sp O2 Apabila LDJ > 100 x/menit dan target saturasi oksigen Continuous Positive Pertimbangkan sudah tercapai : Airway
Pressure (CPAP) suplementasi oksigen
• Tanpa alat
lanjutkan ke PEEP 5-8 H2O Pemantauan SpO2 perawatan observasi
Pemantauan Sp O2 • Dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi
Sianoasis Sentral • Timbul karena sel
darah merah tidak terikat cukup oksigen • Saturasi oksigen dalam darah kurang Waktu dari lahir
Target SpO2 preduktal
1 menit
60% - 70%
2 menit
65% - 85%
3 menit
70% - 90%
4 menit
75% - 90%
5 menit
80% - 90%
10 menit
85% - 90%
Menambahkan Oksigen yang Dihirup (FiO2) Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral free flow oxygen
Resusitasi mengunakan Selang oksigen di antara telapak Neopuff tangan seperti bentuk sungkup (1 cm di atas wajah) (1 cm di atas wajah)
Waktu dari lahir
Target SpO2 preduktal
1 menit
60% - 70%
2 menit
65% - 85%
3 menit
70% - 90%
4 menit
75% - 90%
5 menit
80% - 90%
10 menit
85% - 90%
TARGET SATURASI 88 % sd 92 %
BUKAN 100 %!!!!!! Oksigen ? Perlukah? Berapa Banyak? Kapan?
Toksisitas Oksigen Terjadi Bila Saturasi Oksigen dalam darah 100% !!!!!
NEC
BPD
Retinopati
SELALU MULAI RESUSITASI NEONATUS DENGAN UDARA HIRUP
FiO2 21%
Alat untuk terapi oksigen Blender oksigen/Pencampuran Oksigen
Oksigen 21% (udara tekan)
Oksigen 100 % (oksigen Murni)
Tabel Konsentrasi Oksigen
Untuk Campuran Udara dan Oksigen %
Udara Bertekanan / Oksigen 21% (liter/menit) Kons. O2 1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
1 41% 37% 34% 32% 31% 30% 29% 28% 2 61% 53% 47% 44% 41% 38% 37% 35% 34% 3 80% 68% 61% 55% 51% 47% 45% 43% 41% 39% 4 84% 74% 66% 61% 56% 52% 50% 47% 45% 44% 5 86% 57% 54% 51% 49% 47% 6 88%
77% 70% 65% 61%
80% 74% 68% 64% 61% 57% 54% 53% 51%
7 90% 82% 76% 71% 67% 64% 61% 58% 56% 54%
8
INGAT RUMUS 8
9
91% 84% 78% 74% 70% 61% 58% 56% 92% 86% 80% 76% 72% 68% 65% 63% 61% 58%
10
93%
87% 82% 77% 74% 70% 67% 65% 63% 61%
66% 63%
60 detik ketiga..... Gagal CPAP Bila LDJ tetap < 100 x/menit PEEP 8 H2O FiO2 > 40% Pengembangan dada adekuat ? Dengan distres napas YA TIDAK Pertimbangkan intubasi • Obstruksi jalan napas Dada mengembang adekuat, namun LDJ < 60 x/menit • Kebocoran sungkup • VTP (O2 100%) + kompresi • Tekanan puncak inspirasi cukup atau dada (3 kompresi tiap 1 napas) tidak • Pertimbangkan intubasi • Observasi LDJ dan usaha napas Intubasi trakea dapat dipertimbangkan pada tiap 30 detik langkah ini apabila VTP Bila dada tidak tidak efektif atau telah mengembang adekuat, dilakukan selama 2 menit evaluasi : • Posisi kepala
KOMPRESI DADA • Diperlukan dua orang 1.
Pelaksana Kompresi
2.
Pelaksana VTP
• Menekan jantung ke arah tulang belakang • Menaikan tekanan intratoraks • Mengalirkan darah ke organ vital termasuk otak • Ada 2 teknik: teknik ibu jari dan dua jari
Lokasi kompresi dada
Teknik IBU JARI
Kedua tangan melingkari dada
Kedua ibu jari untuk menekan tulang dada Jari-jari tangan lain menopang punggung bayi
Teknik DUA&JARI Kedalaman Tekanan
Ujung jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan untuk menekan tulang dada Tangan yang lain menopang punggung bayi
Koordinasi VTP & kompresi dada “Satu – Dua – Tiga – Pompa”
Perhatikan .....
Menghentikan kompresi dada
60 detik ketiga..... Gagal CPAP Bila LDJ tetap < 100 x/menit
PEEP 8 H2O
FiO2 > 40% Pengembangan dada adekuat ? Dengan distres napas YA TIDAK Pertimbangkan intubasi LDJ < 60 x/menit Dada mengembang adekuat, Bila dada tidak mengembang namun LDJ < 60 x/menit adekuat, evaluasi : • Posisi • VTP (O2 100%) + kompresi kepala dada (3 kompresi tiap 1 napas) • Obstruksi jalan napas • Pertimbangkan intubasi • Kebocoran sungkup • Observasi LDJ dan usaha napas tiap 30 detik • Tekanan puncak inspirasi cukup atau tidak
Intubasi trakea dapat dipertimbangkan pada langkah ini apabila VTP tidak efektif atau telah
Pertimbangkan pemberian obat dan cairan intravena dilakukan selama 2 menit
PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN INTRAVENA • Jarang
diberikan pada resusitasi neonatus • Pemberian ventilasi yang adekuat paling penting dalam meningkatkan denyut jantung • Diberikan melalui : • Kateter vena umbilikal • Vena perifer • Jalur intraoseus • Endotrakeal tube •
Jenis obat : • Adrenalin • Volume ekspander
Pemberian adrenalin
• Bicarbonat • Naloxon
Pemberian volume ekspander • Kehilangan darah, syok
(pucat, perfusi buruk, nadi lemah) dan tidak ada respon yang adekuat terhadap tindakan resusitasi • NaCl 0,9% : 10 cc/kg dalam 5-10 menit (lebih lama untuk bayi prematur)
PEMASANGAN KATETER VEN UMBILIKAL
Potong tali pusat menggunakan pisau Masukkan kateter kedalam vena bedah Lakukan penjahitan melingkar dengan silk Saat tali pusat dipotong, berikan no. 3-0 tekanan ringan pada puntung umbilikal Lepaskan ikatan umbilikal segera setelah untuk mengontrol perdarahan prosedur selesai observasi perdarahan
INTUBASI ENDOTRAKEA Posisi kepala setengah tengadah Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak
pipa endotrakea yang benar : antara pita suara dan karina masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada sebatas pita suara Setiap tindakan pemasangan ETT detik Glotis
Epiglotis
Pita suara
Esofagus
Garis batas pita suara
dibatasi hanya dalam 20
KESIMPULA N • Komponen
resusitasi neonatus : • • • • •
Termoregulasi Airway Breathing Circulation Drug
• Diperlukan persiapan dan tim
resusitasi agar resusitasi berhasil
TERIMA KASIH
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
Name
: dr. Marlene AdrianiSutanto
Gender
: Female
Place of Birth
: Cirebon, Indonesia
Date of Birth
: December21th, 1989
Citizenship
: Indonesian
Religion
: Christian
Marital Status
: Single
Blood Type
:B
Permanent Address
: Taman Duren Sawit E4/14. Jakarta - Indonesia
Postal Code
: 13440
Phone Number (Home)
: +62218604670
Phone Number (CP)
: +6281210900312
Email
:
[email protected]
FORMAL EDUCATION 1992 – 1995
: TK Mini Kindergarten, Jakarta
1995 – 2001
: SDK IV BPK Penabur,Elementary School, Jakarta.
2001 – 2004
: SMPK V BPK PenaburJunior High School, Jakarta.
2004 – 2007
: BinaBakti II Senior High School, Bandung.
2007 – 2011
: Faculty of Medicine, Tarumanagara University Jakarta.
2011 – 2013
: Faculty of Medicine, Medical Profession,
Tarumanagara University / Semarang General
Hospital, Semarang. 2014 – 2017
: Residency training in Pediatrics, Metropolitan Medical Center, Manila, Philippines
WORKING EXPERIENCES May 2013 – May 2014
: Internship at DR.R. SoedjonoSelong General Hospital, East Lombok, NTB.
ORGANIZATION AND SOCIAL ACTIVITIES Nov 2005 – Jun 2009
: Volunteer Children Ministry in “Fajar Pengharapan” Church, Bandung
Nov 2008 – Jan 2011
: A member of UMRC (Fast Response Medical Unit Organization),
Faculty
of
Medicine,
TarumanagaraUniversity, Jakarta. Aug 2009 – Jan 2011
: Volunteer Children Ministry in “Duta Injil” Church, Jakarta
Jan 2016 – Dec 2017
:
Chief
resident
Pediatrics
residency
training,
Metropolitan Medical Center
SEMINARS AND COURSES ATTENDED
Dec 2007
: “Lactation Management Training”,PERINASIA (The Indonesian Perinatology Association).
May 2008
:
“How to Minimize DHF Outbreak 2008”, Faculty of Medicine Tarumanagara University.
May 2009
: “Emergency in Daily Clinical Practice 2009”, Indonesian Society of Emergency Physician.
Nov 2009
:
Seminar on “Intensive Cardiac Update (I.C.U), Tetralogy of FALLOT”, Faculty of Medicine Atma Jaya Catholic University of Indonesia.
Nov 2009
: “Cancer Comprehensive Overview”, 8thSimposium Dies Natalis
in
Faculty
of
Medicine,
PelitaHarapan
University. Apr 2013
:
Emergency
Electrocardiography
Course,
PERKI
(Indonesian Heart Association) Oct 2013
:
Advanced Cardiac Life Support Course, PERKI (Indonesian Heart Association)
Feb 2014
: Neonatal Resuscitation Training, According to the standard of American Academy of Pediatrics / American Heart Association, in cooperation with: Indonesian Perinatology Association (PERINASIA), and Indonesian Pediatrician Association (IDAI), and Indonesian Obstetrics and Gynecology Association (POGI).
Apr 2014
: “Golden Periods of Life in Child Growth and Development”, Continuing Professional Development (CPD) VII,
Department of Pediatrics Faculty of
Medicine Diponegoro University / Dr. Kariadi Hospital of Semarang. Apr 2015
: 52nd Philippine Pediatric Society annual Convention: Harmonizing Health Priorities and Programs for the Filipino Child.
Feb 2016
: Basic Life support Course. AHA (American Heart Association)
Feb 2016
: Pediatric Advanced Life Support Course. AHA (American Heart Association)
Apr 2016
: 53rd Philippine Pediatric Society annual Convention: Transforming the Practice of Pediatrics in Response to 21st Century Health Issues
Aug 2016
: Good Clinical Practice and Ethics Workshop
Aug 2016
: Neonatal Resuscitation Program. The Philippine Society of Newborn Medicine, Inc.
Sept 2016
: Orientation on Clinical Practice Guidelines
Nov 2016
: 11th Scientific Forum, The Pediatrician is “In”. Linking the Basic with New Technology, Chinese General Hospital and Medical Center.
Feb 2017
: 24th Annual convention of Pediatric Infectious Disease Society of the Philippines, Inc. “Showcasing Trends, Achievements and Research”
Mar 2017
: The S.T.A.B.L.E Program. Philippine Children’s Medical Center.
Apr 2017
: 54rd Philippine Pediatric Society annual Convention: “A Continuing Commitment to the Filipino Child”
Feb 2018
: 25th Annual convention of Pediatric Infectious Disease Society of the Philippines, Inc. Forging Ahead in Pediatric Infectious Diseases
Mar 2018
: Basic Life support Course. AHA (American Heart Association)
Mar 2018
: Pediatric Advanced Life Support Course. AHA (American Heart Association)
ADDITIONAL INFORMATION
Language skill
: Active verbal and written in Bahasa Active verbal and written in English Active verbal and written in Tagalog - English
Health Vision + Mision
: In good condition, no health matters : Be a good doctor and help others
I declare the details stated to be true and complete May 15th, 2018
Dr. Marlene AdrianiSutanto
STABILISATION AND SAFE TRANSPORTATION Dr. Marlene A. Sutanto
KOMPONEN PENTING DALAM TRANSPORTASI PASIEN Sumber daya manusia
• tim transport umumnya terdiri dari 2-3 tenaga medis yang terlatih dalam perawatan neonatus
Kendaraan dan peralatan
• Inkubator • Oxygen transport • Monitor/alat saturasi portable
Komunikasi efektif dan informed consent
• Persetujuan keluarga terkait pemindahan bayi dalam bentuk tertulis dan terdokumentasi
S.T.A.B.L.E
S
• SUGAR DAN SAFE CARE
T
• TEMPERATURE
A
• AIRWAY
B
• BLOOD PRESSURE
L
• LAB WORK
E
• EMOTIONAL SUPPORT
SUGAR AND SAFE CARE (KADAR GULA DARAH DAN PERAWATAN YANG AMAN)
Bayi sakit tidak dapat mentoleransi oral feeding PUASA
Pasang infus (perifer/umbilical), berikan dextrose containing
Pertahankan GDS > 50mg/dl
Beberapa bayi yang memiliki resiko tinggi hipoglikemia:
Prematur
KMK (Kecil Masa Kehamilan) / BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
BMK (Besar Masa Kehamilan)
Ibu dengan Diabetes Melitus
Bayi sakit
Obat-obatan yang diminum ibu selama kehamilan (Anti depresi, beta bloker, dll)